• Tidak ada hasil yang ditemukan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEHINGAN DAN BERDUKA KEPERAWATAN JIWA

N/A
N/A
Pradistya Arda

Academic year: 2023

Membagikan "SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEHINGAN DAN BERDUKA KEPERAWATAN JIWA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEHINGAN DAN BERDUKA

KEPERAWATAN JIWA

DI SUSUN: KELOMPOK II 1. MUHAMMAD AKBAR 2. SAUPIL YAUMIL MAHFUZ 3. ERWAN HADI

4. ALVIN ANUGRAH

S1 AKADEMI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM T.A 2019

(2)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEHILANGAN DAN BERDUKA

Topik : Kehilangan dan Berduka

Sub Topik : Cara Mengatasi Kehilangan dan Berduka

Sasaran : Masyarakat Umum

Waktu : 08.00-08.30 WIB

Tanggal : Jum,at 4 Desember 2019 Tempat : Stikes Mataram

Penyuluh : Kelompok 2 A. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 20 menit diharapkan klien dengan kehilangan dan berduka dan keluarga dapat memahami cara mengatasi kehilangan dan berduka.

B. Tujuan khusus

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 20 menit diharapkan klien dengan berduka dan kehilangan dan keluarga mampu:

1. Menjelaskan tentang pengertian kehilangan dan berduka 2. Menyebutkan penyebab kehilangan dan berduka

3. Menyebutkan tahapan kehilangan dan berduka

4. Menyebutkan tanda dan gejala kehilangan dan berduka 5. Menyebutkan Cara mengatasi kehilangan dan berduka 6. Menyebutkan Peran keluarga dalam merawat pasien C. Materi Penyuluhan

1. Pengertian 2. Penyebab

3. Tahapan berduka 4. Tanda dan gejala

5. Cara mengatasi kehilangan dan berduka 6. Peran keluarga dalam merawat pasien

(3)

D. Metode Penyuluhan 1. Ceramah

2. Tanya jawab 3. Diskusi

E. Media Penyuluhan 1. Leaflet

2. Lembar Balik

F. Strategi Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Sasaran/Audiens 1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan maksud

dan tujuan

4. Memeberikan pre test pada pasien dan keluarga

5. Membagikan leaflet

1. Menjawab salam 2. Antusias

mendengarkan

perkenalan perawat, penyampaian maksud dan tujuan penyuluhan 3. Aktif menyampaikan

apa yang diketahui pasien dan keluarga sebelum penyuluhan yang akan disampaikan 4. Menerima leaflet yang

dibagikan 2 Isi 10 menit 1. Menjelaskan materi

tentang kehilangan berduka

2. Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya 3. Menjawab

pertanyaan pasien dan

1. Menyimak penjelasan tentang kehilangan dan

berduka yang

disampaikan oleh Perawat

2. Aktif bertanya mengenai kehilangan dan berduka

(4)

keluarga yang telah ditanyakan berkaitan dengan materi yang belum jelas.

3. Menyimak jawaban yang disampaikan oleh Perawat

3 Penutup 5 menit 1. Perawat memberikan evaluasi

2. Perawat menyimpulkan materi yang telah disampaikan

3. Perawat memberikan post test pada pasien dan keluarga

4. Perawat memberikan salam penutup

1. Menyimak evaluasi dan kesimpulan yang disampaikan oleh Perawat

2. Menjawab apa saja yang telah diketahui setelah penyuluhan disampaikan oleh Perawat

3. Menjawab salam

G. Evaluasi

1. Diharapkan pasien dan keluarga mengerti dengan jelas mengenai informasi yang telah diberikan oleh perawat.

2. Diharapkan pasien dan keluarga mampu mengaplikasikan pengetahuan yang diberikan oleh perawat.

3. Prosedur : Pre test dan post test 4. Jenis Test : Lisan

5. Butir Soal :

a. Menyakan apa itu kehilangan dan berduka

b. Manyakan tanda dan gejala kehilangan dan berduka c. Menyakan cara mengatasi kehilangan dan berduka d. Manyakan peran keluarga dalam kehilangan dan berduka

H. Sumber

(5)

Patricia A. Potter. 2005. Fudamental of Nursing: Concept, Proses, and Practice. Jakarta:

EGC

Rando TA. (1986). Loss and Anticipatory Grief. Lexington Mass

(6)

I. Lampiran

1. Materi Kehilangan dan Berduka

Materi Pendidikan Kesehatan

A. Pengertian

Kehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari kehidupan. Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat kembali.

Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Lambert, 1985; hal. 35).

Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu dalam rentang kehidupannya. Sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.

Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki.

Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.

Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain- lain.

B. Penyebab

Perasaan kehilangan dan berduka pada seseorang dapat muncul dikarenakan berbagai alasan diantaranya:

1. Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai

Kehilangan seseorang yang dicintai dan sangat bermakna atau orang yang berarti adalah salah satu yang paling membuat stress dan mengganggu dari tipe-tioe kehilangan, yang mana harus ditanggung oleh seseorang.

Kematian juga membawa dampak kehilangan bagi orang yang dicintai. Karena keintiman, intensitas dan ketergantungan dari ikatan atau jalinan yang ada, kematian

(7)

pasangan suami/istri atau anak biasanya membawa dampak emosional yang luar biasa dan tidak dapat ditutupi.

2. Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self)

Bentuk lain dari kehilangan adalah kehilangan diri atau anggapan tentang mental seseorang. Anggapan ini meliputi perasaan terhadap keatraktifan, diri sendiri, kemampuan fisik dan mental, peran dalam kehidupan, dan dampaknya. Kehilangan dari aspek diri mungkin sementara atau menetap, sebagian atau komplit. Beberapa aspek lain yang dapat hilang dari seseorang misalnya kehilangan pendengaran, ingatan, usia muda, fungsi tubuh.

3. Kehilangan objek eksternal

Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan milik sendiri atau bersama- sama, perhiasan, uang atau pekerjaan. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang tergantung pada arti dan kegunaan benda tersebut.

4. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal

Kehilangan diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan yang sangat dikenal termasuk dari kehidupan latar belakang keluarga dalam waktu satu periode atau bergantian secara permanen. Misalnya pindah kekota lain, maka akan memiliki tetangga yang baru dan proses penyesuaian baru.

C. Tahapan berduka 1. Fase Denial

a. Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan

b. Verbalisasi;” itu tidak mungkin”, “ saya tidak percaya itu terjadi ”.

c. Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah.

2. Fase anger/marah

a. Mulai sadar akan kenyataan

b. Marah diproyeksikan pada orang lalin

c. Reaksi fisik: muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.

d. Perilaku agresif

3. Fase bargaining/tawar-menawar

(8)

Verbalisasi: “kenapa herus terjadi pada saya?, “kalau saja yang sakit bukan saya”,

“seandainya saya hati-hati”.

4. Fase depresi

a. Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa b. Gejala: menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun 5. Fase acceptance

a. Pikiran pada objek yang hilang berkurang

b. Verbalisasi: “apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh”, “yah, akhirnya saya harus operasi”

D. Tanda dan gejala

1. Ungkapan kehilangan 2. Menangis

3. Gangguan tidur

4. Kehilangan nafsu makan 5. Sulit berkonsentrasi

6. Karakteristik berduka yang berkepanjangan,yaitu:

a. Mengingkari kenyataan kehilngan terjadi dalam waktu yang lama b. Sedih berkepanjangan

c. Adanya gejala fisik yang berat d. Keinginan untuk bunuh diri

E. Cara mengatasi kehilangan dan berduka

Berikut merupakan cara mengatasi kehilangan dan berduka ketika hal ini terjadi pada diri kita ;

1. Menerima kenyataan akan kehilangan sesuatu dan sadar apa yg ada tidak akan kekal

2. Melakukan aktifitas fisik guna mengalihkan perhatiaan pada suatu yg kita anggap kehilangan tersebut

3. Cara sosial : sharing dengan rekan senasib atau bergabungan dengan komunitas pendukung

4. Cara spiritual : berdoa, berserah diri

(9)

5. Membangun kesadaran diri untuk tetap melanjutkan roda kehidupan 6. Berkonsultasi dengan terapis atau konselor

Untuk mengatasi kehilangan dan berduka tidak ada caranya. Namun setiap manusia yang berduka dan kehilangan memiliki tugas yang herus lewati agar tetap dalam berduka dan kehilangan secara normal. Tugas tersebut yaitu :

Tugas 1: Menerima kenyataan akan merasa kehilangan ,tugas 1 mluibatkan proses penerimaan bahwa individu atau objek tersebut telah pergi dan tidak akan kembali.

Tugas 2:Melewati rasa nyeri akan berduka , individu memberikan reaksi berupa kesedihan ,kesendiriaan ,keputusasaan, atau penyesalan dan akan bekerja melalui perasaan nyeri dengan mengguna kan mekanisme adaptasi paling di kenal dan nyaman bagi mereka.

Tugas 3: Beradaptasi dengan lingkungan , dimana orang tersebut meninggal . seorang individu tidak menyadari sepenuhnya dampak dari rasa kehilangan selama minimal 3 bulan . anggota keluarga atau teman memberikan sedikit perhatian kepada individu yang merasa kehilangngan dalam jangka waktu yang sama., sebagaimana akhir dari rasa kehilangan menjadi kenyataan.

Tahap 4: Melanjutkan jalannya roda kehidupan. Bilamana terjadi hambatan dalam masa dukacita ini maka dapat terjadi griefing yang abnormal atau complicated mourning dalam bentuk sebagai berikut :

a. Chronic grief reactions (reaksi kehilangan b. Delayed grief reactions

c. Exaggerated grief reactions d. Masked grief reactions

F. Peran keluarga dalam merawat pasien

a. Beri ventilasi perasaan pada pasien yg mengalmi kehilang dan berduka.

b. Selalu ada di samping pasien dan dengarkan sepenuh hati apa yg diceritakan.

(10)

c. Ikut sertakan pasien dalam setiap kegiatan yg dapat mengurangi kesedihannya.

d. Beri support kepada klien. Baik secara sosial, aktivitas dan spritual.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi pada klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau keadaan delirium, demensia dan kondisi yang

Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak-anak melebihi 3 kali sehari, disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa

Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika terpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau

Tingkat keparahan stres dapat mempengaruhi pada pola makan yang tidak normal sehingga dapat terjadi gangguan makan, gangguan makan yang dialami seseorang akan berakibat pada timbulnya

Penderita Diabetes juga harus memperhatikan porsi dari setiap jenis makanan yang dikonsumsi karena kadar gula darah akan meningkat dratis setelah mengkonsumsi makanan tertentu karena

Adalah lebih baik jika anda sudah mempersiapkan apa saja yang harus dibawa ke rumah sakit pada saat hari yang ditunggu tersebut tiba.. Setelah kehamilan anda mencapai sekitar 7 bulan

Kebiasaan merokok Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal

Dilakukan teknik nafas dalam pada klien Asma yang bertujuan untuk mengurangi sesak nafas pada klien dan mengurangi rasa nyeri untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau memelihara