SATUAN ACARA PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
( SAP )
Pokok BahasanPokok Bahasan : Gangguan Sensori-persepsi: Gangguan Sensori-persepsi
S
Suub b PPookkook k BBaahhaassaann : : HHaalluussiinnaassii Sasaran
Sasaran : : Keluarga Keluarga Klien Klien dengan dengan halusinasihalusinasi T
Teemmppaatt : : RRuuaanng g NNaakkuulla a RRSSJJD D DDrr..AAmmiinno o GGoonnddoohhuuttoommoo.. W
Waakkttuu : S: Saabbttuu, , 111 1 FFeebbrruuaarri i 22001122
I.
I. TujuanTujuan
A.
A. TujTujuan uan UmuUmumm Set
Setelaelah h dildilakuakukan kan penpenyuyuluhluhan an selaselama ma 30 30 memenit nit kelkeluaruarga ga mammampupu mengenal halusinasi pada salah satu anggota keluarganya.
mengenal halusinasi pada salah satu anggota keluarganya. B.
B. TujTujuan uan KhuKhusussus 1.
1. SeSetetelalah h didilalakukukakan n pepenynyuluuluhahan n selselamama a 30 30 memeninit t kekeluluararga ga mamaamampupu menjelaskan pengertian halusinasi.
menjelaskan pengertian halusinasi. 2.
2. SeSetetelalah h didilalakukukakan n pepenynyululuhuhan an seselalama ma 30 30 memeninit t kekeluluararga ga mamammpupu menyebutkan tanda dan gejala halusinasi.
menyebutkan tanda dan gejala halusinasi. 3.
3. SeSetetelalah h didilalakukukakan n pepenynyululuhuhan an seselalama ma 30 30 memeninit t kekeluluararga ga mamammpupu menjelaskan tahap-tahap halusinasi
menjelaskan tahap-tahap halusinasi 4.
4. SeSetetelalah h didilalakukukakan n pepenynyululuhuhan an seselalama ma 30 30 memeninit t kekeluluararga ga mamammpupu menjelaskan cara menghentikan halusinasi.
menjelaskan cara menghentikan halusinasi. 5.
5. SeSetetelalah h didilalakukukakan n pepenynyululuhuhan an seselalama ma 30 30 memeninit t kekeluluararga ga mamammpupu menyebutkan penanggulangan halusinasi di rumah.
menyebutkan penanggulangan halusinasi di rumah.
II.
II. Latar BelakangLatar Belakang
Ke
Kesesehhatatan an JiJiwa wa mmasasyyararakakat at (c(coommmmununitity y mmenentatal l hheaealtlthh) ) tetelalahh menja
menjadi di bagiabagian n masalah masalah kesehakesehatan tan masymasyarakat arakat (publ(public ic healthhealth) ) yang yang dihaddihadapiapi semua negara.Salah satu pemicu terjadinya berbagai masalah dalam kesehatan semua negara.Salah satu pemicu terjadinya berbagai masalah dalam kesehatan
jiwa adalah dampak modernisasi dimana tidak semua orang siap untuk menghadapi cepatnya perubahandan kemajuan teknologi baru. Gangguan jiwa tidak menyebabkan kematian secaralangsung namun akan menyebabkan penderitanya menjadi tidak produktif danmenimbulkan beban bagi keluarga penderita dan lingkungan masyarakat sekitarnya,Dalam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal (4) disebutkan setiap orangmempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaansejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakitatau kecacatan.
Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebasdari gangguan tetapi lebih kepada perasan sehat, sejahtera dan bahagia ( well being ),ada keserasian antara pikiran, perasaan, perilaku, dapat merasakan kebahagiaandalam sebagian besar kehidupannya serta mampu mengatasi tantangan hidup sehari-hari.Penyakit mental, disebut juga gangguan mental, penyakit jiwa, ataugangguan jiwa, adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi mental.Penyakit mental adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosiproses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Penyakit mentalini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya).
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) pasca indera tanpa adanyarangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan di mana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik.
Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi. Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapi yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak
sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien sedih atau yang dialamatkan pada pasien itu. Akibatnya pasien bisa bertengkar atau bicara dengan suara halusinasi itu. Bisa pula pasien terlihat seperti bersikap
dalam mendengar atau bicara keras-keras seperti bila ia menjawab pertanyaan seseorang atau bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinasi ini kadang-kadang menyenangkan misalnya bersifat tiduran, ancaman dan lain-lain.
Menurut May Durant Thomas (1991) halusinasi secara umum dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa seperti: Skizoprenia, Depresi, Delirium dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lingkungan. Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien dirumah sakit jiwa ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi. Sehingga penulis merasa tertarik untuk menulis kasus tersebut dengan pemberian Asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
III. Seleksi Pasien dan Keluarga
Proses seleksi keluarga yang akan mendapatkan pendidikan kesehatan melalui pengkajian secara sistematis dan mendalam sehingga memperoleh gambaran pengetahuan tentang kemampuan keluarga merawat pasien dengan gangguan sensori persepsi halusinasi.
IV. Jadwal Kegiatan
a. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Pendidikan Kesehatan ini akan dilakukan di Ruang Nakula RS Amino Gondo Hutomo Semarang
b. Lama Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Kegiatan Pendidikan Kesehatan akan dilaksanakan selama 30 menit c. Waktu Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Kegiatan Pendidikan Kesehatan akan dilaksanakan pada tanggal 11 Februati 2012 pada pukul 09.00 WIB
1. LCD 2. Leaflet VI. Metode 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Tanya jawab VII. PENGORGANISASIAN
1. Penyaji : Nurul Fatikhah S.kep
2. Fasilitator : Proborini S.kep
3. Observer : Ranu Gary Sanjaya S.kep
VIII. SETTING TEMPAT
keterangan :
: Penyaji
: Fasilitator
: Observer
X. EVALUASI PROSES 1. Standart Persiapan
a. Menyiapkan materi penyuluhan
NO TAHAP KEGIATAN WAKTU
1 Persiapan 1. Menyiapkan Audience
2. Menyiapkan Alat dan Media
10 menit
2 Orientasi 1. Perkenalan
2. Menjelaskan tujuan
3. Kontrak waktu
4. Apersepsi dengan cara menggali pengetahuan tentang batuk efektif
5 menit
3. Kerja Menjelaskan materi sesuai topik 10 menit
4. Terminasi 1. Melakukan evaluasi secara subjektif
( perasaan keluarga setelah mengikuti pendidikan kesehatan)
2. Penyaji melakukan evaluasi secara objektif( perasaan keluarga setelah mengikuti pendidikan kesehatan)
3. Penyaji bersama keluarga membuat rencana tindak lanjut terkait topic pendidian kesehatan untuk
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
b. Menyiapkan satuan acara penyuluhan
c. Menyiapkan tempat
d. Menyiapkan lebar balik
e. Menyiapkan leaflet
2. Standart Proses
Keluarga pasien dapat bekerja sama saat dilakukan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga pasien dapat menyebutkan tentang pengertian halusinasi
b. Keluarga pasien dapat menyebutkan tentang tanda dan gejala
halusinasi
c. Keluarga pasien dapat menyebutkan tentang tahapan halusinasi
d. Keluarga pasien dapat menyebutkan tentang cara menhentikan
halusinasi
e. Keluarga pasien dapat menyebutkan tentang pengertian halusinasi
f. Keluarga pasien dapat menyebutkan tentang penanggulangan
halusinasi
XI. Daftar Pustaka
a. Budiana keliat (1999). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta, EGC b. Cook & Fountaine (1987). Essentials mental health nursing. Addison-wesley
c. publishing Company.
d. Rasmun (2001). Keperawatan kesehatan mental psikiatri terintegrasi dengan e. keluarga. Jakarta : Fajar Interpratama
f. Stuart & Sudden (1988). Buku saku keperawatan jiwa
g. Towsend, Mary C (1998). Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri h. Kaplan & Sadock (1998). Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta : Widya Medika
VI. Lampiran 1. Materi 2. Leaflet
HALUSINASI
A. Pengertian
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987).
B. Etiologi
Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi pada klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau keadaan delirium, demensia dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lainnya. Halusinasi adapat juga terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan gangguan metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek samping dari berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti inflamasi dan antibiotik, sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat membuat terjadinya halusinasi sama seperti pemberian obat diatas. Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan individu normal yaitu pada individu yang mengalami isolasi, perubahan sensorik seperti kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada pembicaraan. Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik tidak
diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor biologis , psikologis , sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah stress
lingkungan , biologis , pemicu masalah sumber-sumber koping dan mekanisme koping.
C. Tanda dan gejala
Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering di dapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau bicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri tentang halusinasi yang di alaminya (apa yang di lihat, di
dengar atau di rasakan).
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara : 1. Menciptakan lingkungan yang terapeutik
Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik atau emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. Begitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di lakukan.Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan permainan.
2. Melaksanakan program terapi dokter
Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara
persuatif tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan.
3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien.
4. Memberi aktivitas pada pasien
Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat
membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.
5. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan
Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny dari percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain agar tidak membiarkan pasien sendirian dan saran yang di berikan tidak bertentangan.
E. Klasifikasi
Klasifikasi Halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan
1. Halusinasi pendengaran : karakteristik ditandai dengan mendengar suara,
teruatama suara – suara orang, biasanya klien mendengar
suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang
dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
2. Halusinasi penglihatan : karakteristik dengan adanya stimulus
penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik,
gambar kartun dan / atau panorama yang luas dan kompleks.
Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
3. Halusinasi penghidu : karakteristik ditandai dengan adanya bau
busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti : darah, urine atau
feses. Kadang – kadang terhidu bau harum. Biasanya berhubungan
dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
4. Halusinasi peraba : karakteristik ditandai dengan adanya
rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh :
merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang
lain.
5. Halusinasi pengecap : karakteristik ditandai dengan merasakan
sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.
6. Halusinasi sinestetik : karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi
tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan