MATERI SKB ARSIPARIS AHLI PERTAMA
No Kemampuan Umum :
1 Sejarah, Konsep, dan Teori Dasar Kearsipan
1. SEJARAH Sejarah Dunia :
Zaman Mesopotamia, sekitar 3000 SM orang-orang melakukan transaksi perdagangan dengan mencatatkan pada lempeng tanah liat (Clay tablet). Catatan/Records yang dibuat dalam rangka transaksi dan berfungsi sebagai memori kelompok.
Ruang-ruang perpustakaan kota dipenuhi dengan lempeng-lempeng tanah liat bertulis yang mengesankan sebuah ‘gedung penyimpanan arsip yang tertata dengan baik atau perpustakaan’
(well stocked archives or library)
Zaman Mesir Kuno, pada masa ini sistem kearsipan semakin kompleks dengan berkembangnya media tulis prototipe kertas yang disebut paporus dengan huruf hiroglif.
Ditemukannya reruntuhan perpustakaan Tell-Amarna pada masa ini menunjukkan bahwa orang- orang masa ini sudah menulis, sehingga tradisi menulis ini memiliki kaitan yang erat dalam sistem kearsipan pada sekitar 2000 SM
Zaman Romawi, Julius Caesar (kaisar romawi) pada awal abad pertama Masehi memerintahkan Marcus Terentius Varro untuk merancang sebuah perpustakaan umum yang koleksinya berupa naskah yang dikumpulkan dari wilayah kekuasaannya dan tulisan-tulisan para cendekiawan pada zamanya.
Zaman Cina, pada tahun 1496 kaisar dinasti Ming berniat membangun sutau Gedung untuk menyimpan arsip kekaisaran, agar dapat dikelola secara khusus untuk memudahkan temu baliknya apabila diperlikan untuk kepentingan pemerintah dan pengembangan pengetahuan umum. Untuk memenuhi keinginan kaisar tersebut seorang misionaris Jesuit asal Italia Bernama Matteo Ricci menyodorkan satu model kompleks bangunan yang disebut sebagai memory palace yang dapat diartikan sebagai istana ingatan
Zaman Eropa, pada tahun 1780 terjadi Revolusi Perancis yang menuntut kebebasan, persamaan dan persaudaraan dan terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Peristiwa yang terjadi di Perancis ini ikut mendorong proses kea rah pembentukan lembaga arsip secara nasional bernama Archives Nationale di negara tersebut, berdasarkan dekrit yang dikeluarkan pada tanggal 12 September 1790. Gaston Camus diangkat menjadi Arsiparis sampai 1804.
Setelah itu, Inggirs mengikuti jejak Perancis mendirikan Public Records Office pada 14 Agustus 1838. Dan Belanda mendirikan Algemeen Rijksarchief pada tahun 1902
Sejarah Indonesia :
Zaman Kerajaan, tradisi tulis di Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan kaligrafi India yang masuk ke Indonesia melalui saluran agama. Lembaga kearsipan khas Indonesia pada masa itu sebenarnya adalah kearsipan lembaga keagamaan. Arsip yang berkaitan dengan kekuasaan pemerintahan pada umumnya berbentuk prasasti.
Zaman Belanda, Landsarchive (lembaga kearsipan) didirikan 28 januari 1892 secara de facto.
Landsarchivaris adalah orang yang memilihara arsip VOC dan pemerintahan Hindia-Belanda.
Daftar Landsarchivaris masa Pemerintahan Hindia-Belanda :
✓ Mr. Jacob Anne Van Der Chijs (1892-1905)
✓ Dr. F. de Haan (1905 – 1922) yang hasil karya karya – karya nya banyak dipakai sebagai referensi bagi ahli – ahli Sejarah Indonesia
✓ E.C Godee Moisbergen (1922 – 1937)
✓ Dr. Frans Rijndert Johan Verhoeven (1937 – 1942)
Pada masa pergerakan nasionalisme kebangsaan di Indonesia, terutama pada tahun 1926 – 1929.
Pemerintah Hindia-Belanda berusaha menangkis dan menolak tuntutan Indonesia Merdeka.
Dalam rangka penolakan tersebut, Landsarchive mendapat tugas khusus yaitu: ikut serta secara aktif dalam pekerjaan ilmiah untuk penulisan Sejarah Hindia-Belanda serta mengawasi dan mengamankan peninggalan – peninggalan orang Belanda.
Pada tahun 1940 – 1942 pemerintah Hindia-Belanda menerbitkan Airschief Ordonantie yang bertujuan menjadim keselamatan arsip – arsip pemerintah Hindia-Belanda, yang isinya antara lain :
✓ Semua arsip-arsip pemerintah adalah hak milik Tunggal pemerintah
✓ Batas arsip baru adalah 40 tahun
✓ Arsip-arsip yang melampaui masa usia 40 tahun diperlakukan secara khusus menurut peraturan-peraturan tertentu yang diserahkan kepada Algemeen Landsarchief di Batavia (Jakarta)
Zaman Jepang, pada masa pendudukan Jepang Landsarchief berganti istilah menjadi Kobunsjokan yang ditempatkan di bawah Bunkyokyoku.
Sebagaimana pegawai-pegawai Belanda lainnya, Sebagian pegawai Landsarchif dimasukkan kamp tawanan Jepang. Meskipun demikian, pada masa tersebut posisi Landsarchief sangat penting bagi orang – orang Belanda yang ingin mendapatkan keterangan asal – usul keturunanya.
Keterangan dari arsip tersebut diperlukan untuk membebaskan diri dari tawanan Jepang, jika mereka dapat menunjukkan bukti turunan orang Indonesia meski bukan dari hasil penikahan Zaman Kemerdekaan, setelah kemerdekaan RI Kobunsjokan diambil alih pemerintah RI dan ditempatkan di Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan dan diberi nama Arsip Negeri (1945 – 1947).
Pada masa agresi militer pertama (NICA) terjadi, Arsip Negeri diambil alih Belanda dan kembali bernama Landsarchif dengan dipimpin oleh Prof. W. Ph. Coolhaas (1947 – 1949).
Pada saat kedaulatan Indonesia diakui Belanda, lembaga kearsipan kembali diambil Pemerintah RI yang dipimpin oleh Prof. R Soekanto (1950 – 1959) dan berganti nama menjadi Arsip Negara RIS melalui SK Menteri PP dan K nomor 9052/B pada 26 April 1950.
Pada tahun 1959 Arsip Negara menjadi Arsip Nasional, berikut adalah kedudukan arsip nasional pada masa setelah kemerdekaan :
✓ Arsip Nasional dibawa Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (1959 - 1967)
✓ Arsip Nasional dibawah Kementerian Pertama RI (1961 – 1962)
✓ Arsip Nasional dibawah Menteri Pertama Bidang Khusus (1963 – 1964)
✓ Arsip Nasional dibawah Menko Hubra (1963 – 1966)
✓ Arsip Nasional dibawah wakil perdana Menteri bidang lembaga – lembaga Politik (1966 – 1967)
✓ Arsip Nasional sebagai LPND (1967 – sekarang) yang diperkuat melalui surat Pimpinan MPRS No. A.9/1/24/MPRS/1967
Daftar Kepala Arsip :
2. KONSEP KEARSIPAN :
Pandang Kearsipan itu sebagai Record Management System :
Paradigma pengelolaan arsip menurut ISO (The International Organization for Standardization) :
• Manajemen Sistem, kerangka kebijakan, prosedur/guidelines, dan sumberdaya untuk mencapai tujuan
• Mengelola Arsip sebagai Asset bagi organisasi (Asset = Value)
• Arsip sebagai bukti tata kelola=> Governance, pengembangan yang berkelanjutan, capacity building, value added bagi proses bisnis
• Arsip dikelola karena “Kebutuhan”, arsip bukan “efek adm/efek samping”
Konsep Arsip Autentik :
• Contain, isi dari arsip itu apa
• Konteks, latar belakang atau asal – usul arsip
• Text, tata naskah arsip Contoh :
Arsip yang autentik itu adalah :
✓ Arsip yang memiliki struktur, isi, konteks sesuai dengan kondisi pertama tercipta
✓ Dicipta sesuai dengan tujuan penciptaan
✓ Diciptakan oleh lembaga yang memilki kewenangan/otoritas mencipta Konsep Arsip original/asli :
✓ Primitive dari Bahasa latin originalis yaitu pertama dalam urutan
✓ Kelengkapan. Untuk menjadi original dokumen harus sempurna. Dan dalam istilah legal ataupun diplomatic adalah lengkap, finish, tidak ada cacat, dapat dilaksanakan (enforceable)
✓ Arsip yg sempurna. Arsip yg dapat menghasilkan akibat sesuai dengan maksud penciptanya dan kesempurnaan terdapat pada bentuknya
✓ Pertama kali diciptakan dalam bentuk tertentu oleh penciptanya
Pengertian Arsip menurut UU no 43 Tahun 2009 yaitu
• Rekaman kegiatan/peristiwa
• Diterima oleh lembaga negara (organisasi) dan perseorangan
• Pelakasanaan kehidupan
Konsep Arsip Dinamis dan Statis sebagai Ilmu :
Penyelenggaraan Kearsipan :
• Kebijakan Kearsipan
• Pembinaan Kearsipan
• Pengelolaan Arsip dalam suatu sistem kearsipan
• Sumber Daya Manusia
• Sarpras dan Sumber Daya lainnya Penyelenggaraan Arsip Berbasis Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berhubungan untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan
Asas Penyelenggaraan Kearsipan (UU no 43 tahun 2009)
✓ Kepastian Hukum
✓ Keautentikan
✓ Keterpercayaan (reliabel)
✓ Keutuhan
✓ Asal usul (provenance)
✓ Aturan asli (original order)
✓ Aksesibilitas
✓ Akuntabilitas
Daur Hidup Arsip
l
Konsep Risiko dan Program Arsip Vital
Organisasi Kearsipan
Pengelolaan Arsip
3. TEORI DASAR KEARSIPAN
Beberapa teori kearsipan yang umum dikenal antara lain :
• Teori Fungsi
➢ Keselarasan dengan fungsi organisasi. Arsip harus dikelola berdasarkan fungsinya dalam organisasi. Setiap arsip memiliki fungsi yang berbeda, baik dalam proses administrasi, hukum, atau informasi
➢ Relevansi Arsip. Pengelolaan arsip harus mempertimbangkan bagaimana arsip digunakan dalam operasi sehari – hari organisasi
• Teori Nilai Arsip
➢ Nilai Sejarah. Beberapa arsip memiliki nilai yang penting untuk Sejarah dan budaya, sehingga harus dijaga dan dilestarika
➢ Nilai Hukum. Arsip juga dapat memiliki nilai hukum dan harus disimpan untuk keperluan hukum dan pembuktian di masa depan
➢ Nilai administratif. Arsip yang diperlukan untuk pengambilan Keputusan dan kelangsungan operasi organisasi
Prinsip Kearsipan
• Prinsip Akuntabilitas, arsip harus dikelola dengan tranparansi untuk menunjukkan akuntabilitas organisasi. Dan setiap pengambilan Keputusan terkait arsip harus dapat dipertanggung jawabkan
• Prinsip Integritas. Data dan informasi dalam arsip harus akurat dan tidak diubah, selain itu keberadaan arsip harus terjaga agar tetap utuh sebagai bukti dan referensi
• Prinsip Keberlanjutan. Pengelolaan arsip harus mempertimbangkan keberlanjutan untuk memastikan bahwa arsip tetap dapat diakses di masa depan, ini juga termasuk penggunaan teknologi yang sesuai untuk penyimpanan data jangka panjang
2 Undang – Undang dan Peraturan Pemerintah di Bidang Kearsipan
Undang Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kerasipan : 1. Pengertian Kearsipan
• Kearsipan, adalah semua hal yang berkaitan dengan arsip
• Arsip, adalah catatan kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk yang dibuat oleh lembaga atau individu
2. Tujuan Kearsipan
• Menjamin ketersediaan arsip yang asli dan dapat dipercaya
• Melindungi kepentingan negara dan hak-hak Masyarakat
• Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui pengelolaan arsip yang baik 3. Prinsip Kearsipan
• Kepastian Hukum, semua kegiatan kearsipan harus berdasarkan hukum
• Keautentikan, arsip harus asli dan dapat dipercaya
• Keamanan, arsip harus dijaga agar tidak hilang atau rusak 4. Ruang Lingkup Kearsipan
Meliputi kebijakan, pengelolaan arsip, dan pembinaan kearsipan di berbagai lembaga seperti pemerintah, Pendidikan, dan perusahaan
5. Penyelenggaraan Kearsipan
• ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia) bertanggung jawab untuk mengelola arsip secara nasional
• Setiap daerah juga memiliki lembaga kearsipan untuk mengelola arsip di Tingkat provinsi dan kabupaten/kota
6. Pengelolaan Arsip
• Terdapat dua jenis Arsip : (a) arsip dinamis, adalah arsip yang masih sering digunakan; (b) arsip statis, adalah arsip yang tidak digunakan lagi tetapi memiliki nilai Sejarah
• Pengelolaan arsip harus dilakukan dengan baik agar arsip tetap aman dan mudah diakses 7. Perlindungan dan Penyelamatan Arsip
• Negara bertanggung jawab untuk melindungi arsip dari bencana alam dan Tindakan kriminal
• Arsip yang penting bagi negara harus diselamatkan dan dijaga keamanannya 8. Peran serta Masyarakat
• Masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengelolaan dan penyelamatan arsip
• Mereka juga dapat membantu dalam Pendidikan dan pelatihan kearsipan 9. Sanksi
Terdapat sanksi yang berlaku bagi mereka yang melanggar ketentuan kearsipan, seperti pemusnahan arsip tanpa prosedur yang benar
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU No. 43 Tahun 2009 1. Penyusutan Arsip
Penyusutan arsip adalah proses mengurangi jumlah arsip dengan cara : (a) memindahkan arsip yang tidak aktif ke tempat penyimpana khusus; (b) menghancurkan arsip yang sudah tidak berguna; (c) menyerahkan arsip yang penting ke lembaga kearsipan
2. Penyelenggaraan Kearsipan
• Kegiatan ini mencakup kebijakan, pembinaan, dan pengelolaan arsip dalam sistem kearsipan nasional
• Diperlukan sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai 3. Pengelolaan Arsip
• Arsip Dinamis, adalah arsip yeng cenderung digunakan dan pengelolaanya meliputi penciptaan, penggunaan, pemeliharaan, dan penyusutan
• Arsip Statis, adalah arsip yang sudah tidak digunakan tetapi memiliki nilai Sejarah dan pengelolaan nya meliputi akuisisi, pengolahan, dan preservasi
4. Akuisisi Arsip Statis
Proses menambah arsip statis ke lembaga kearsipan melalui penyerahan arsip dari pencipta arsip
5. Sistem Kearsipan Nasional (SKN)
Adalah sistem yang mengatur hubungan antara berbagai komponen dalam penyelenggaraan kearsipan secara nasional
6. Sistem Informasi Kearsipan Nasional (SIKN)
Adalah sistem informasi yang dikelola oleh ANRI untuk memudahkan akses arsip secara nasional
7. Jaringan Informasi Kearsipan Nasional (JIKN)
Adalah jaringan informasi dan layanan arsip yang dikelola oleh ANRI 8. Daftar Pencarian Arsip (DPA)
Adalah daftar yang memiliki nilai Sejarah dan dapat diakses oleh publik 9. Pemeliharaan Arsip
Kegiatan menjada keamanan dan keselamatan arsip baik fisik maupun informasi lainnya 10. Penggunaan Arsip
Kegiatan memanfaatkan arsip untuk kepentingan pengguna yang berhak 11. Pemberkasan
Proses pengelompokkan dokumen ke dalam satu berkas yang sistematis berdasarkan jenis atau masalah yang sama
12. Program Arsip Vital
Tindakan untuk melindungi arsip penting saat terjadi bencana atau keadaan darurat 13. Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan
Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai yang bekerja di bidang kearsipan untuk meningkatkan keterampilan mereka
14. Pemusnahan Arsip
Proses menghancurkan arsip yang sudah tidak diperlukan lagi, setelah melalui penilaian dan persetujuan
15. Penyelamatan Arsip
Tindakan untuk melindungi arsip dari kerusakan atau kehilangan, terutama arsip yang penting 3 Undang – Undang
Aparatur Sipil Negara
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara :
ASN, adalah sebutan untuk semua pegawai yang bekerja di pemerintahan. Termasuk : PNS (Pegawai Negeri SIpil) => pengawai tetap yang diangkat oleh pemerintah. PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) => pegawai yang diangkat untuk waktu tertentu berdasarkan kontrak
Tujuan UU ini :
• Membuat ASN yang baik. ASN harus jujur, professional, dan tidak terpengaruh oleh politik.
Mereka harus bisa memberikan pelayanan yang baik kepada Masyarakat
• Menghindari Korupsi. ASN harus bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (memilih teman atau keluarga untuk pekerjaan)
• Meningkatkan kualitas pelayanan. ASN harus bisa melayani Masyarakat dengan baik dan cepat Prinsip-Prinsip yang Harus Diikuti oleh ASN :
• Kepastian Hukum. Semua Tindakan harus sesuai dengan hukum berlaku
• Profesionalitas. ASN harus memiliki keahlian dan bertindak sesuai dengan kode etik
• Netralitas. ASN tidak boleh berpihak pada partai politik atau kepentingan tertentu
• Akuntabilitas. ASN harus bertanggung jawab atas pekerjaan mereka dan bisa menjelaskan kepada public
Tugas dan Fungsi ASN :
• Melaksanakan kebijakan pemerintah. ASN harus menjalankan Keputusan yang diambil oleh pemimpin mereka
• Memberikan pelayanan public. ASN harus siap membantu Masyarakat dengan baik
• Menjaga Persatuan. ASN berperan dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Hak dan Kewajiban ASN :
Hak ASN :
• Mendapatkan penghargaan dan pengakuan atas kerja keras mereka
• Mendapatkan jaminan sosial seperti Kesehatan dan pesiun Kewajiban ASN :
• Setia kepada Pancasila dan UUD Negara
• Menjaga netralitas dan tidak terlibat dalam politik
• Bekerja dengan baik dan jujur Pengelolaan ASN
• Pengelolaan ASn dilakukan dengan cara yang terencana dan teratur. Ini termasuk :
• Rekrutmen. Memastikan bahwa semua orang memilki kesempatan yang sama untuk menjadi ASN
• Pelatihan. ASN harus terus belajar dan meningkatkan keterampilan mereka
• Penilaian Kinerja. ASN akan dinilai berdasarkan hasil kerja mereka Digitalisasi Manajemen ASN
UU ini juga menekankan pentingnya teknologi. ASN harus menggunakan teknologi digital untuk mempermudah pekerjaan dan pelayanan kepada masyarakat
4 Undang – Undang Keterbukaan Informasi Publik
Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
Undang – undang ini dibuat untuk memastikan bahwa setiap orang memilki hak untuk mendapatkan informasi dari pemerintah dan badan publik. Ini penting agar Masyarakat bisa ikut serta dalam proses pengambilan Keputusan dan mengawasi pemerintah.
Pasal 1 : Definisi
• Informasi, keterangan atau data yang bisa dilihat, didengar, dan dibaca
• Informasi Publik, informasi yang dihasilkan oleh badan public yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara
• Badan Publik, lembaga pemerintah, organisasi nonpemerintah, dan lainnya yang menggunakan dana dari negara
• Komisi Informasi, lembaga yang mengatur dan menyelesaikan sengketa informasi public
• Sengketa Informasi Publik, perselisihan antara badan public dan Masyarakat tentang hak mendapatkan informasi
Pasal 2 : Asas
• Semua informasi public harus terbukan dan bisa diakses oleh Masyarakat
• Informasi yang dikecualikan hanya boleh sedikit dan harus ada alasan yang jelas
• Masyarkat berhak mendapatkan informasi dengan cepat, mudah, dan murah Pasal 3 : Tujuan
Menjamin hak Masyarakat untuk mengetahui kebijakan public
• Mendorong partisipasi Masyarakat dalam pengambilan Keputusan
• Mewujudkan pemerintah yang transaparan dan akuntabel Pasal 4 : Hak Pemohon Informasi
• Setiap orang berhak mendapatkan informasi public
• Mereka bisa melihat, menhadiri pertemua public, dan meminta Salinan informasi
• Jika permintaan ditolak, mereka bisa mengajukan gugatan ke pengadilan Pasal 5 : Kewajiban Pengguna Informasi
Pengguna informasi harus menggunakan informasi sesuai dengan hukum dan mencantumkan suber informasi yang digunakan
Pasal 6 : Hak Badan Publik
Badan public bisa menolak memberikan informasi yang dikecualikan oleh hukum, seperti informasi yang membahayakan negara atau rahasia pribadi
Pasal 7 : Kewajiban Badan Publik
• Badan public wajib menyediakan informasi public yang akurat dan tidak menyesatkan
• Mereka harus membangun sistem informasi yang baik agar informasi mudah diakses Pasal 9 : Informasi yang Wajib Diumumkan
Badan public harus mengumumkan informasi tertentu secara berkala, seperti laporan keuangan dan kegiatan mereka
Pasal 10 : Informasi yang Wajib Diumumkan Segera
Badan public harus segera mengumumkan informasi yang membahayakan Masyarakat Pasal 11 : Informasi yang tersedia setiap saat
Badan public harus menyediakan daftar informasi yang mereka milkik Pasal 12 : Laporan Tahunan
Badan public harus melaporkan jumlah permintaan informasi yang diterima setiap tahun Pasal 17 : Informasi yang Dikecualikan
Badan public tidak boleh memberikan informasi yang bisa menganggu penegakan hukum atau membahayakan keamanan negara
Pasal 19 : Pengujian Konsekuensi
Sebelum menolak permintaan informasi, pejabat harus memeriksa dengan teliti apakah informasi tersebut benar – benar dikecualikan
Pasal 21 : Mekanisme Memperoleh Informasi
Proses untuk mendapatkan informasi harus cepat dan murah Pasal 23 : Fungsi Komisi Informasi
Komisi informasi bertugas untuk menyelesaikan sengketa informasi dan menetapkan pediman layanan informasi public
Pasal 35 : Keberatan
Jika permintaan informasi ditolak, pemohon bisa mengajukan keberatan kepada atasa pejabat yang menolak
Pasal 47 : Gugatan ke Pengadilan
Jika keberatan tidak memuaskan, pemohon bisa menggugat badan public ke pengedalina Pasal 51-56 : Ketentuan Pidana
Ada sanki pidana bagi mereka yang melanggar ketentuan dalam undang – undang ini, seperti tidak memberikan informasi yang seharunya diberikan
Kemampuan Khusus : 1 Konsep dan Teori
tentang Arsip Dinamis
2 Peraturan
Perundang – undangan tentang Pengelolaan Arsip Dinamis
PP No. 28 Tahun 2012 : Pelaksanaan UU no 43 thn 2009
• Pengelolaan Arsip DInamis adalah proses yang dilakukan untu mengelola arsip yang aktif dan inaktif. Ini mencakup beberap kegiatan penting yang harus dilakukan oleh pencipta arsip
• Pencipta arsip bisa berupa lembaga negara, pemda, perguruan tinggi, dan Perusahaan yang memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengelolaan arsip dinamis. Ini termasuk :
➢ Penciptaan, membuat dan menerima arsip sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
➢ Penggunaan, menggunakan arsip untuk kepentingan pemerintahan dan Masyarakat
➢ Pemeliharaan, menjada keautentikan, keamanan, dan keselamatan arsip
➢ Penyusutan, mengurangi jumlah arsip yang tidak lagi diperlukan
• Penciptaan Arsip, meliputi :
➢ Pembuatan Arsip. Proses menciptakan arsip baru
➢ Penerimaan Arsip. Menerima arsip dari pihak lain
Kegiatan ini harus mengikuti tata naskah dinas dan sistem klasifikasi yang berlaku
• Penggunaan Arsip, penggunaan arsip dinamis dilakukan untuk kepentingan pemerintahan dan Masyarakat. Ketersediaan dan autentisitas arsip menjadi tanggung jawab pencipta arsip.
Penggunaan arsip harus sesuai dengan ketentua peraturan yang berlaku
• Pemeliharaan Arsip, tujuan pemeliharaan arsip dinamis yaitu :
➢ Menjaga keautentikan dan keselamatan arsip
➢ Meliputi pemeliharaan arsip vital, aktif, dan inaktif
➢ Pemeliharaan harus dilakukan dengan cara yang efesien dan efektif
• Penyusutan Arsip, adalah proses mengurangi jumlah arsip dengan cara :
➢ Memindahkan arsip inaktif ke unit kearsipan
➢ Memusnahkan arasip yang tidak memiliki nilai guna
➢ Menyerahkan arsip statis kepada lembaga kearsipan
• Pentingnya Pengelolaan Arsip Dinamis, pengelolaan arsip dinamis sangat penting untuk memastikan bahwa arsip yang dihasilkan tetap terjaga, dapat diakses, dan digunakan dengan baik. Ini juga berfungsi untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan.
3 Konsep Dasar Penyusutan Arsip
UU NO. 43 TAHUN 2009
Penyusutan Arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada Lembaga kearsipan.
Penyusutan Arsip dilaksanakan oleh Pencipta Arsip (Lembaga negara, pemda, Perguruan Tinggi, serta BUMN dan /atau BUMD) berdasarkan Jadwal Retensi Arsip (JRA) dengan memperhatikan kepentingan arsip serta kepentingan Masyarakat, bangsa dan negara
PP NO 28 TAHUN 2012 :
• Cara untuk menguranagi jumlah arsip :
➢ Memindahkan arsip yang tidak aktif ke unit kearsipan
➢ Memusnahkan arsip yang sudah tidak memiliki nilai guna
➢ Menyerahkan arsip yang bersifat statis kepada lembaga
• Kewajiban Pencipta Arsip, pencipta arsip wajib melakukan penyusutan arsip berdasarkan jadwal retensi arsip (JRA) yang ditetapkan
• Jadwal Retensi Arsip (JRA)
➢ JRA adalah dokumen yang berisi informasi tentang jangka waktu penyimpanan arsip
➢ Setiap lembaga harus memiliki JRA yang disetujui oleh kepala ANRI
➢ JRA membantu menentukan kapan arsip dapat dipindahkan, dimusnahkan, atau diserahkan
• Proses Penyusutan Arsip :
➢ Pemindahan arsip inaktif. Arsip yang tidak lagi aktif dipindahkan dari unit pengolah ke unit kearsipan
➢ Pemusnahan arsip. Arsip yang telah habis masa retensinya dan tidak memilki nilai guna dapat dimusnahkan. Pemusnahan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
➢ Penyerahan arsip statis. Arsip yang memiliki nilai Sejarah atau telah habis masa retensinya diserahkan kepada lembaga kearsipan
• Ketentuan Pemusnahan Arsip, pemusnahan arsip hanya dapat dilakukan jika arsip :
➢ Tidak memiliki nilai guna
➢ Tidak memiliki masa retensinya
➢ Tidak ada peraturan yang melarang pemusnahan
➢ Tidak berkaitan dengan proses hukum yang sedang berlangsung
• Prosedur Pemusnahan Arsip, prosedur nya meliputi :
➢ Penyeleksian arsip yang akan dimusnahkan
➢ Pembuatan daftar arsip yang diusulkan untuk dimusnahkan
➢ Persetujuan dari pimpinan pencipta arsip dan, jika perlu dari kepala ANRI
➢ Pelaksanaan pemusnahan yang harus disaksikan oleh penjabat terkait dan di dokumentasikan
• Dokumentasi Penyusutan, semua kegiatan penyusutan arsip di dokumentasikan dengan baik termasuk :
➢ Keputusan pembentukan panitia penilai arsip
➢ Notulen rapat panitia penilai
➢ Surat persetujuan pemusnahan dari pimpinan pencipta arsip
➢ Berita acara pemusnahan yang mencatat arsip yang dimusnahkan
• Tanggung Jawab Pimpinan Lembaga :
➢ Memastikan bahwa arsip yang termasuk dalam kategori arsip terjaga dilindungi dan diselamatkan
➢ Melaporkan dan memberkaskan arsip terjaga kepada kepala ANRI dalam waktu satu tahun setelah kegiatan
4 Pemusnahan Arsip Dinamis dan Penyerahan Statis ke Lembaga Kearsipan
5 Konsep dan Teori tentang Arsip Statis
6 Peraturan
Perundang – Undangan tentang Arsip Statis
7 Preservasi Arsip Statis
PENGERTIAN PRESERVASI :
Preservasi adalah proses perlindungan terhadap kerusakan atau unsur perusak arsip dan restorasi atau perbaikan pada bagian arsip yang rusak.
TINDAKAN PRESERVASI :
Preservasi Preventif, adalah usaha pencegahan kerusakan. Beberapa Tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah terjadi nya kerusakan yakni :
✓ Menyediakan Sarpras yang sesuai
✓ Melakukan penanganan melalui pengawasan/inspeksi
✓ Pengendalian hama terpadu
✓ Fasilitas keamanan dan kebersihan arsip terlindungi dari hal-hal yang dapat merusak arsip
✓ Memastikan tiap fungsi kearsipan melibatkan aspek preservasi Menyediakan Penyimpanan Arsip/Depot Arsip (Sarpras yang sesuai)
• Lokasi Depot :
✓ Terhindar dari struktur tanah labih, rawan bencana, dekat laut, Kawasan industry, permukiman penduduk, bekas hutan, Perkebunan.
✓ Terhindar dari daerah instalasi militerm lapangan terbang, rel kereta api
✓ Terhindar dari lingkungan resiko tinggi kebakaran
• Struktur Depot :
✓ Konsturksi dari bahan standar yang dapat mempertahankan kestabilan kondisi ruang penyimpanan
✓ Dilengkapi alat pelindung bahaya kebakaran (heat/smoke detection, fire alarm, extinguisher, dan sprinler system)
✓ Ada saluran air/drainase yang lancar
✓ Ruangan yang tidak menggunakan banyak jendela. Jika ada jendela harus dilapisi filter penyaring UV (UV filtering polyster film), disediakan ekhaust fan untuk sirkulasi udara pada saat fumigasi
✓ Dilengkapi tangga darurat, bergungsi memindahkan arsip bila terjadi bencana
• Ruangan Depot :
✓ Pisahkan ruang penyimpanan arsip kertas dengan arsip audio visual (foto, film, video, rekaman suara/audio)
✓ Jaga suhu dan kelembaban yang stabil. Jika menggunakan AC, fluktuasi penurunan dalam kenaikan suhu dan kelembaban diperbolehkan sebanyak 1 rentang selama 24 jam. Dan jika tidak menggunakan AC, Lokasi dan konstruksi bangunannya harus terisolasi baik
✓ Melakukan pemantauan suhu, kelembaban, kualitas udara dilakukan berkalan tiap 1x/seminggu. Peralatan yang digunakan thermohgrometer/thermohygrograph, dan alat kalibarsinya adalah sling psychrometer
✓ Disediakan alat mengatur kelembaban udara dengan menggunakan alat dehumidifier, atau gunakan silica gel untuk menyerap uap air dan udara
• Rak Arsip :
✓ Rak yang digunakan harus kuat menahan beban
✓ Jarak lantai dan rak terbawah 85-150 mm untuk sirkulasi udara supaya memudahkan membersihkan lantai dan mencegah bahaya banjir
✓ Arsip tidak disimpan di bagian atas rak yang berdekatan dengan lampu untuk menghindari kemungkinan adanya tetesan air dari alat penyembur api yang rusak atau atap yang bocor
✓ Rak terbuat dari logam dilapi anti karat dan anti gores untuk arsip kertas dan arsip film.
Khusus untuk arsip berbagan magnetic (Video dan rekaman suara), rak tidak mengandung medan magnet
✓ Rak diberi label sesaui isi untuk udah mengatur khazanah arsip. Rak yang berupa laci memiliki kenop dan mulut/tepi di bagian depan dan belakang untuk menghindari jatuhnya arsip
Penanganan Arsip (Pengawasan/Inspeksi)
• Tidak diperbolehkan makan, minum, merokok. Tangan tidak ada cairan, makanan, dan minyak serta kotoran lainnya
• Arsip jangan ditangani secara ceroboh
• Arsip dibawa ke ruang layanan menggunakan troli atau peralatan khusus
• Pengguna arsip di ruang layanan harus mengikuti tata cara menangani arsip dengan baik melalui publikasi atau poster yang terpasang di ruang layanan
• Arsip yang digunakan untuk pameran sebaiknya arsip Salinan. Apabila dalam kondisi tertentu arsip asli harus dipamerkan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni :
✓ Cahaya yang digunakan tidak melebihi 50 lux dan bebas dari UV. Tingkat pencahayaan berkala dimonitor
✓ Suhu dan kelembaban harus sama dengan kondisi ruang penyimpanan dan secara berkala dimonitor
✓ Arsip asli tidak dipamerkan lebih dari satu bulan
✓ Arsip disimpan di tempat terkunci yang mudah terlihat oleh staf. Galeri juga harus dijaga oleh petugas keamanan
Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
• Inspeksi/Survei terhadap Bangunan dan Koleksi
✓ Bangunan
Untuk mengetahui keberadaan jamur, serangga, tikus, bagian yang bocor, retakan dinding/atap, cat yang terkelupas, dll
Mengetahui keamanan fisik bangunan, kondisi ruangan penyimpanan, kondisi peralatan, infestasi hama perusak arsip
✓ Koleksi Arsip, untuk mengetahui kondisi fisik arsip seperti kondisi arsip (sobek, lubang, noda, jamur, kerusakan serangga)
• Sanitasi ruang penyimpanan dan peralatan arsip. Pembersihan secara berkala dilakukan minimal 2x/tahun pada tepat penyimpanan arsip dari debu secara menyeluruh pada arsip dan boks
• Seleksi arsip yang masuk. Menerapkan prosedur ketat untuk arsip yang masuk ke lembaga kearsipan. Untuk menghindari arsip yang baru masuk membawa hama perusak arsip
• Pemantauan. Pemantauan secara rutin terhadap aktivitas hama perusak dengan memantau jalan masuk serangga, sarang dan daur hidup serangga
• Tindakan pengendalian. Jika terjadi infestasi serius atau infestasi tidak tertangani dengan metode pencegahan makan menggunakan atau tidak menggunakan bahan kimia
Akses
• Akses ruang penyimpanan hanya untuk petugas penyimpanan/pejabat yang berwenang
• Peralatan keamanan dipantau secara berkala seperti kamera, alarm, kunci dan control akses lainnya
• Akses ruang penyimpanan dikontrol dengan kunci/kartu yang dimilki petugas/pejabat peyimpanan yang berwenang
• Arsip disimpan di tempat yang mudah diidentifikasi dan Lokasi arsip ditinjau secara berkala Reproduksi, adalah Penggandaan Arsip ke media yang sama atau dengan cara alih media ke media yang berbeda. Tujuan reproduksi yaitu :
• Mengamankan arsip aslinya untuk tidak digunakan jika tidak benar – benar dibutuhkan
• Sebagai viewing copy atau reference copy di ruang layanan informasi
• Duplicating Copy bagi kebutuhan peminat arsip di layanan informasi Disaster Planning
• Pencegahan
✓ Inspeksi bangunan dan factor lain yang berpotensi
✓ Secara rutin dilakukan pembersihan dan perawatan di seluruh bagian bangunan terutama atap, pintu, jendela dan Listrik
✓ Memasang alat pendeteksi api, extinguishing system/sistem pemadaman, dan alarm pendeteksi air
✓ Membuat pengaturan khusus untuk memastikan keamanan arsip dan bangunan (renovasi bangunan)
✓ Membuat Salinan bagi arsip penting
• Persiapan
✓ Menyediakan perlengkapan yang diperlukan Ketika bencana
✓ Melakukan pelatihan bagi tim penanganan bencana
✓ Menyiapkan dan memperbaharui dokumentasi mengenai :
Layout bangunan yang memuat Lokasi rak (termasuk arsip yang dijadikan prioritas), Lokasi sumber Listrik/air, dan pintu keluar
Daftar nama, Alamat, dan nomor telepon tim tanggap bencana, konservator yang terlatih atau pihak – pihak lain yang dapat mendukung Ketika bencana
Salinan dokumen asuransi
Prosedur penyelamatan
Prosedur untuk mendapatkan dana darurat
✓ Melakukan sosialisasi disaster plan
• Respon
✓ Ikuti prosedur darurat untuk menyalakan alarm dan evakuasi personel
✓ Hubungi kepala tim tanggap darurat
✓ Tidak memasuki area penyimpanan jika belum diizinkan
✓ Stabilkan lingkungan untuk mencegah pertumbuhan jamur. Setelah 48 jam, jika kondisi di atas 20*C dan 70% RH arsip yang basah akan mudah ditumbuhi jamur
✓ Foto bahan yang rusak untuk klaim asuransi
✓ Siapkan tempat untuk membungkus arsip yang membutuhkan freezing/pembekuan dan tempat untuk mengeringkan arsip yang basah dan perbaikan lainnya yang diperlukan
✓ Pindahkan arsip yang basah ke tempat yang paling dekat dengan fasilitas freezing/pembekuan
• Pemulihan
✓ Membuat sebuah program untuk memperbaiki bangunan arsip yang rusak hingga menjadi stabil dan dapat berguna kembali
✓ Tentukan prioritas untuk Tindakan perbaikan dan meminta saran kepada konservator untuk mencari metode yang terbaik dan mendapatkan perkiraan biaya
✓ Hubungi agen asuransi
✓ Bersihkan dan rehabilitas tempat
Preservasi Kuratif, adalah perlakuan atau Tindakan untuk memperbaiki arsip yang telah mengalami kerusakan. Beberapa Tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaiki kerusakan yakni :
✓ Metode yang digunakan disesuaikan dengan media arsip dan jenis kerusakan
✓ Disediakan ruangan dan peralatan pendukung sesuai dengan jenis arsip Prinsip Perbaikan Arsip :
• Tidak akan menghilangkan, mengurangi, menambah, dan merubah nilai arsip sebagai alat bukti sehingga keaslian arsip terjaga
• Arsip – arsip statis harus dijadwalkan untuk dilakukan perbaikan dan perawatan dengan segera setelah terjadi kerusakan
• Seluruh proses tidak akan merusak arsip sehingga aman bagi arsip (reversible)
• Diupayakan mengganti bahan yang hilang dari arsip menggunakan bahan yang sama atau mirip dengan yang asli
• Pendokumentasian proses perbaikan arsip sebelum dan sesudah perbaikan
• Perbaikan arsip harus dilakukan oleh ahli yang terlatih, memiliki kemampuan tentang Teknik perbaikan arsip dan tidak melupakan segi keindahan
Ruang Perbaikan Arsip :
• Terkoneksi langsung dengan depot
• Memiliki suhu dan kelembaban sesuai persyaratan penyimpanan berdasarkan jenis arsip
• Memiliki Cahaya alami yang bersumber dari jendela, serta memiliki fasilitas air yang baik
• Ruangan berbentuk persergi dan tidak kurang dari 25m2 dengan satu sisi berupa jendela
• Keamanan ruangan terjaga karena terdapat perlatan dan arsip yang sedang diperbaiki.
Ruangan harus dikunci Ketika meninggalkan ruangan
• Akses terhadap ruangan hanya untuk staf dan orang-orang yang memiliki izin
• Ruangan harus dibersihkan secara rutin
Pengendalian Hama :
• Penggunaan Bahan Kimia
✓ Fumigasi merupakan suatu Tindakan terhadap hama atau organisme yang dapat merusak arip dengan pengasapan yang bertujuan mencegah, mengobati, dan mensterilkan bahan kearsipan. Dengan menggunakan senyawa kimia yang disebut fumigan di dalam ruang yang kedap gas udara pada suhu dan tekanan tertentu
✓ Fumigan dengan menggunakan bahan kimia yang dalam tekanan dan suhu normal berbentuk gas dan bersifat racun terhadap makhluk hidup yang dapat mengakibatkan kematian
✓ Bahan kimia yang digunakan ethylene oksida, methyl bromide, phosphine, sulphuryl fluoride, thymol crsital. Di antara bahan – bahan fumigasi tersbut disarankan menggunakan phospine (dosis 1 – 2 tablet per m3, waktu fumigasi selama 3 – 5 hari)
✓ Selain fumigasi, dapat digunakan kapur barus/naphthalene ball yang diletakkan dalam ruangan penyimpanan untuk mengusir serangga
✓ Fumigasi hanya dapat dilakukan oleh teknisi fumigasi yang terlatih dengan baik dan bersertifikat sesuai dengan standar yang benar serta menggunakan perlatan keselamatn kerja standar (fumigation safety equipment)
• Pengunaan Non Bahan Kimia
✓ Freezing tidak dianjurkan untuk arsip yang sudah rapuh. Arsip seharusnya disimpan dalam pembungkus yang tertutup rapat untuk menghindari serangga keluar. Arsip dibekukan pada suhu -29*C selama 72 jam atau pada suhu -20*C selama 48 jam. Seperti pada perlakuan fumigasi, jika arsip dikembalikan ke tempat penyimpanan yang tidak sesuai, maka re-infestasi akan terjadi lagi
✓ Modifikasi uadar dilakukan dengan mengatur kandungan udara yaitu menurunkan kadar oksigen, menaikan kadar karbon dioksida, dan penggunaan gas inert, terutama nitrogen.
Modifikasi udara ini dapat dilakukan dalam ruangan khusus atau wadah plastic dengan low permeability
Perawatan Arsip Kertas :
• Persyaratan Bahan :
✓ Kertas
Kertas harus bebas lignin
Mempunyai pH antara 6 – 8
Mempunyai ketahanan sobek yang baik
Mempunyai ketahanan lipat yang baik
Mempunyai ketebalan dan berat sesuai dengan maksud dan tujuannya
Mempunyai ketahanan regang sesuai dengan maksud dan tujuannya
Kandungan zat pengisi dalam kertas di bawah 10%, kandungan yang lebih besar dari 10% dapat diterima, asalkan kekuatan lipat dan kekuatan sobek memenuhi syarat
✓ Perekat
Perekat harus memenuhi pH 6 – 8
Kandungan zat tambahan harus serendah mungkin, bebas dari tembaga, zink klorida dan asam
Sebaiknya tidak bewarna
Setelah kering, zat perekat harus cukup kelenturannya, tidak rapuh dan kaku
Tahan terhadap serangan jamur
Tidak mengandung alum
Perekat alami harus dapat dibuka dengan merendam dalam air, perekat sintetik harus dapat larut dalam pelarut tertentu
• Tahap Perbaikan :
✓ Penerimaan arsip yang akan diperbaiki
✓ Pemotretan/dokumentasian sebelum perbaikan untuk melihat kondisi sebelum diperbaiki
✓ Penomoran lembaran arsip agar tidak hilang atau berantakan
✓ Pemeriksaan kondisi arsip
✓ Pembersihan arsip dapat menggunakan dust vacuum, air gun atau sikat
✓ Penentuan metode restorasi yang akan digunakan
✓ Membuat laporan dokumentasi fisik arsip (kondisi arsip, metode perbaikan, tanggal, staf yang memperbaiki)
✓ Deasidifikasi, cara untuk menetralkan asam pada kertas yang dapat merusak kertas dan memberik bahan penahan (buffer) untuk melindungi kertas dari pengaruh asam yang berasal dari luar
✓ Tindakan perbaikan arsip
✓ Melakukan pemotretan setelah perbaikan, untuk melihat kondisi setelah direstorasi
✓ Membuat daftar arsip yang telah direstorasi Teknik Perbaikan Arsip Kertas:
o Menambal dan Menyambung secara Manual
o Leafcasting
o Paper Spliting dan Sizing
o Enkapulasi
o Penjilidan dan Pembuatan Kotak Pembungkus Arsip/Portepel
o Perbaikan Arsip Peta dengan cara Lamatex Cloth
Perawatan Arsip Audio Visual :
• Arsip Foto, memilihara arsip foto khususnya negative foto yang kotor dan berjamur dilakukan dengan pembersihan menggunakan negative cleaner/film cleaner misalnya isopropanol, hidrofluoroeter dengan cara menggosok searah secara perlahan dengan kain halus
• Arsip Film,
• Arsip Video dan Rekaman Suara
8 Layanan dan Pemanfaatan Arsip Statis
9 Standar Operasional Prosedur Kearsipan
10 Penilaian Kinerja Arsiparis
SISTEM PENILAIAN KINERJA ARSIPARIS TERTUANG PADA PERATURAN KEPALA ANRI NO. 5 TAHUN 2017 :
Pedoman Penilaian Kinerja Arsiparis pasal 6 :
• Setiap Arsiparis wajib Menyusun SKP Tahunan sebaga rencana atau target kinerja yang harus dicapai dalam kurun waktu 1 tahun
• Penyusunan SKP Tahunan dilakukan dan ditetapkan pada awal tahun (januari)
• SKP tahunan Arsiparis harus berdasarkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) unit kerja
SKP adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang Arsiparis Ahli Pertama di unit kerja.
Prosedur Penyusunan SKP :
• Pada awal tahun (januari), setiap pejabat fungsional Arsiparis wajib Menyusun Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang akan dilaksanakan dalam 1 tahun berjalan
• SKP Jabatan Fungsional Arsiparis disusun berdasarkan penetapan kinerja unit kerja masing – masing
• SKP untuk masing – masing jenjang jabatan diambil dari kegiatan sebagai turuan dari pentapan kinerja unit dengan mendasarkan kepada tingkat kesulitan dan syarat kompetensi untuk masing – masing jenjang jabatan
• SKP yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus disetujui dan ditetapkan oleh atasan langsung
Target Kinerja adalah janji kerja yang harus dipenuhi Arsiparis dalam 1 tahun kinerja berjalan.
Target Kinerja ini terdari dari unsur :
• Kuantitas, adalah volume/satuan hasil pekerjaan
• Kualitas, adalah hasil kerja Standar Kualitas Kerja (SKHK)
• Waktu, adalah ukuran waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu pekerjaan dalam ukuran menit, jam, harian, mingguan, bulanan, triwulan, kwartal, semester, tahunan, dan tahun jamak.
Laporan Kinerja Arsiparasis adalah laporan kinerja hasil dari pelaksanaan tugas pokok, tugas tambahan, dan kreativitas Arsiparis yang harus dilaporkan secara berkala.
Prosedur Penilain Kinerja Arsiparis Ahli Pertama adalah sebagai berikut :
• Arsiparis Ahli Pertama menyerahkan DUPNK dengan melampirkan bukti kerja ke Pejabat Penilai (Pimpinan Unit Kerja) yang merupakan atasan langsung Arsiparis
• Pejabat Penilai melakukan penilaian kinerja yang hasilnya merupakan Nilai Kinerja (Nilai SKP + Nilai Perilaku)
• Hasil penilaian kinerja pejabat penilai kemudia diserahkan kepada Tim Penilai Kinerja Instansi dengan menyertakan bukti kerja Arsiparis
• Hasil penilaian Tim Penilai Kinerja Instansi adalah berupa Penetapan Angka Kredit Kumulatif Tahunan oleh Ketua Tim Penilai Kinerja Instansi
• Penetapan Angka Kredit Kumulatif (target angka kredit yang harus dicapai untuk dapat naik jabatan/pangkat/golongan setingkat lebih tinggi) terdiri dari :
✓ Angka Kredit Kumulatif Tahunan (AKKT) diterbitkan setiap tahun setelah dilakukan penilaian oleh Tim Penilai Kinerja
✓ Angka Kredit Kumulatif (AKK) adalah penjumlahan atau akumulasi dari Angka Kredit Kumulatif Tahunan (AKKT).
Kenaikan Jabatan
Arsiparis Ahli Pertama, yang akan naik jabatan menjadi Arsiparis Ahli Muda. Harus mencapai angka kredit kumulatif sebesar 100. Arsiparis ahli pertama, pangkat penata muda tk 1, golongan III/b yang akan naik jabatan dan pangkat menjadi Arsiparis Ahli Muda, pangkat penata, golongan ruang III/c harus mencapai angka kredit kumulatif sebesar 50
Kenaikan Pangkat
Arsiparis Ahli Pertama, pangkat Penata Muda, gol ruang III/a yang harus akan naik pangkat menjadi Penata Muda tk 1, gol ruang III/b, harus mencapai angka kredit kumulatif sebesar 50. Arsiparis ahli pertama, pangkat penata muda tk 1, gol ruang III/b yang akan naik jabatan dan pangkat menjadi Arsiparis Ahli Muda, pangkat penata, gol ruang IIII/c, harus mencapai angka kredit kumulatis sebesar 50
11 Identifikasi dan Pengelolaan Data Arsip untuk SIKN