TUGAS FILSAFAT HUKUM
SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT HUKUM
Disusun Oleh:
Fitri Rochmawati – 24060064
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Teguh Prasetyo, S.H., M.Si.
SEKOLAH TINGGI HUKUM MILITER PROGRAM PASCA SARJANA
JAKARTA 2024
Pada zaman kuno, fokus pembicaraan pada filsafat Barat adalah tentang alam (kosmosentris). Hal ini tampak jelas pada awal kebangkitannya, tepatnya pada masa Thales (625-545 SM), Anaximander (610-547 SM), dan Anaximanes (585-528 SM). Ketiganya dikenal sebagai filsuf-filsuf alam yang pertama. Misalnya, Thales berpendapat bahwa asal muasal (inti) alam ini adalah air, sementara bagi Anaximander adalah apeiron , yakni suatu zat yang tidak terbatas sifatnya. Di lain pihak, Anaximenes berpendapat alam berasal dari udara. Dari kesimpulan tiga filsuf alam ini sudah tampak betapa mereka tidak sependapat.
Kebebasan berpikir telah mulai tumbuh pada masa itu, dan kebebasan demikian merupakan condition sine qua non bagi perkembangan filsafat. Istilah filsafat sendiri, menurut Mayer berasal dari seorang ahli pikir bernama Phytagoras (lahir tahun 580 SM), dimana menurut pendapat nya bilangan sebagai dasar segala sesuatu. Tokoh-tokoh ternama lain pada masa ini dalah Heraklitos (554-484 SM) beliau berpendapat dunia terbentuk dari api, dan Parmenides (515-440 SM). Berbeda dengan masa Thales, para era Sokrates,kehidupan masyarakat sudah jauh berkembang. Interaksi antar individu telah jauh lebih intensif, terutama dalam polis- polis. Menurut Moh. Hatta, Sokrates sesungguhnya bukanlah seorang filsuf, tetapi pemikir. Ia tidak pernah mengajarkan filsafat, melainkan bagaimana hidup berfilsafat. Bagi Sokrates, filsafat bukanlah isi, bukan hasil, bukan ajaran yang berdasarkan dogma, melainkan fungsi yang hidup. Filsafat Sokrates senantiasa berusaha mencari hakikat kebenaran. Salah satu murid Sokrates yang banyak menuliskan pemikiran-pemikiran gurunya adalah Plato.
Menurutnya, filsafat tidak lain adalah ilmu yang berminat mencapai kebenaran yang asli. Di bawah cahaya idea kebaikan, orang harus mencapai terlaksananya keadilan dalam pergaulan hidup. Apa yang baik bagi perorangan, akan baik pula bagi masyarakat, tidak boleh ada pertentangan. Pemikiran Plato diteruskan oleh salah seorang muridnya, Aristoteles, walaupun kadang beberapa hal mereka memiliki perbedaan pendapat. Menurut Aristoteles filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran, yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.
Stoisisme dirintis oleh Zeno (336-264 SM). Pertama kali, ajaran stoa ini berkembang pada zaman Yunani kuno dengan tokoh Bernama Antisthenes. Perkembangan kedua muncul pada masa Hellenisme ini (150 SM- 100 M). Kelak, dalan perkembangan berikutnya yakni pada masa Romawi dengan tokoh-tokohnya seperti Sineca (2-65) dan Markus Aurelius (121-180).
Inti terpenting ajaran Stoa adalah etika. Menurut ajaran ini, manusia adalah bagian dari alam, sehingga ia wajib untuk hidup selaras dengan alam. Sehingga semua kejadian yang sudah ditentukan oleh alam itu tidak mungkin dapat dielakkan oleh manusia. Sebelum mencapai
keselarasan dengan alam, manusia lah yang terlebih dahulu menyelaraskan dirinya sendiri, yakni dengan selalu menyesuaikan perilakunya dengan akalnya. Dengan demikian, akal atau ratio yang dimaksud di sini tidak lagi sekedar akal pribadi manusia itu, tetapi juga akal alam yang dapat diartikan juga sebagai hukum alam yang bersifat Ilahi. Pada masa abad pertengahan, suasana mulai berubah dari kosmosentris ke teosentris. Hal ini berkaitan erat dengan pesatnya perkembangan agama Kristen di Eropa, yang mulai terjadi pada masa Patristik dan mencapai puncaknya pada masa Skolastik. Pengaruh agama yang sangat kuat pada abad pertengahan ini membawa dampak negatif pada kebebasan berpikir, sehingga pada masa ini dikenal sebagai Masa Kegelapan. Tokoh-tokoh Skolastik antara lain Albertus Magnus alias Albert Agung (1206-1280), Joannes Fidanza alias Bonaventura (1221-1257), Thomas Aquinas (1225-1274), dan Yohanus Duns Scotus (1266-1308). Tema pokok dari ajaran mereka adalah hubungan antara iman dan akal budi, adanya dan hakikat Tuhan, antropologi, etika, dan politik. Selain nama yang disebut di atas, dapat disebutkan pula nama Boethius (480-524) yang merupakan filsuf pertama Skolastik. Zaman Modern ditandai oleh pemberontakan terhadap dominasi kebenaran yang dipegang kaum rohaniwan. Salah satu tonggak penting pemberontakan itu adalah Revolusi Copernicus dalam dunia astronomi dimana sekaligus membuktikan kekeliruan kaum gereja pada masa itu, sehingga timbul Renesanse, yakni kelahiran kembali manusia dari masa kegelapan panjang. Renesanse (sering dieja dengan Renaissance atau Renesance) yang berarti lahir kembali, yaitu dilahirkan kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir dan berkesenian. Masa ini dipandang sebagai jembatan antara Abad Pertengahan dan Zaman Modern. Karena sesungguhnya Masa Renesanse Renesanse ini mengawali suatu periode yang disebut zaman modern, dimana masa ini dipandang sebagai jembatan antara Abad Pertengahan dan Zaman Modern. Karena sesungguhnya Masa Renesanse telah dimulai lebih kurang satu abad sebelum zaman modern di abad ke 16 M (khususnya di Italia). Pada zaman ini manusialah yang menjadi subjek (antroposentris).