• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semantik Bahasa Indonesia

N/A
N/A
ifa

Academic year: 2023

Membagikan "Semantik Bahasa Indonesia"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Metonimia

adalah PENGGANTI MAKNA Contoh:

'sarden': makna sebenarnya adalah ikan kecil yang hidup di kep. Sardinia

Tetapi dalam kehidupan sehari-hari kata 'sarden' memiliki makna: ikan dalam kaleng siap santap.

Metafora

'menghidupkan benda mati' Contoh:

Kaki meja

Kaki manusia: sumber/signifiant/tenor

Kaki meja (bagian bawah meja): target/signifier/vehicle

Medan Makna

ada dua bahasannya: kolokasi dan set.

Kolokasi

Kolokasi hewan (singa, anjing, babi, kupu2, marmut) Kolokasi pakaian (baju, celana, topi, rok)

Set ada parameternya (dari tinggi ke rendah dsb

Terik Panas Hangat

Sejuk Dingin Beku

Sangat tinggi Tinggi sekali Tinggi Cukup tinggi Agak tinggi Kurang tinggi

Pendekatan Makna

Metode Analitik digunakan untuk mencari esensi makna.

Teknik analisis komponensial digunakan untuk mencari distinctive features analisis pake tabel, ada pembeda. Misal leksemnya ada 5 pembedanya juga harus ada lima minimal.

Teknik intensional digunakan untuk mencari ciri primer makna kata. Misal:

jenis kelamin (1)laki-laki (+insani, +maskulin, +/-berkumis), (2)perempuan (+insani, -maskulin, -berkumis)

Teknik ekstensional untuk mencari ciri sekunder makna kata. Misal: (1)istri (pendamping suami, kemungkinan telah beranak, pengatur keuangan keluarga, berambut panjang). Kataku sih kayak peran ya.. Tp nggak tau deh kenapa ada 'berambut panjang'.

Metode Operasional digunakan untuk mengetahui pemakaian leksem dalam pertuturan.

Referensi PPT (Contoh kasus, pekerjaan)

6_Tugas Pendekat...

Rangkuman Belajar Semantik Semalam Sebelum UAS

07 December 2021 23:49

Semantik Page 1

(2)

6_Tugas Pendekat...

Teknik konstruksi diagnostik dipakai untuk mencari kemungkinan pemakaian leksem dalam kemungkinan tertentu.

Misal:

(1) Para perawat sibuk menangani pasien.

(2) Istri perawat itu kini harus dirawat di puskesmas.

(3) Perawat itu diceraikan suaminya.

Teknik substitusi dipakai untuk mengetahui kemiripan makna antarleksem dalam konteks2 tertentu. dipakai untuk mengetahui tepat/tidaknya makna suatu kata. Caranya dengan mengumpulkan leksem yg memiliki kemiripan lalu melakukan subtitusi ke dalam kalimat dalam konteks yang berbeda.

Misal:

(1) Anjingnya baru saja {mati, *gugur, *meninggal, *mangkat} kemarin.

(2) Ia {*mati, gugur, *meninggal, *mangkat} sebagai pahlawan bangsa.

(3) Neneknya {*mati, *gugur, meninggal, *mangkat} karena sakit jantung.

Pemakainnya memperhatikan:

Konteks

Kesesuaian

Kepatutan

Ya intinya KONTEKS

Teknik interupsi dipakai untuk mencari jangkauan makna dan ketegaran letak leksem.

Misal:

(1) kemarin dia menulis surat di sini (2) dia kemarin menulis surat di sini (3) dia menulis surat di sini kemarin

Dibolak-balik gitu intinya, cari kemungkinan-kemungkinan suatu leksem bisa ditaruh di mana saja yang masih bisa berterima.

Teknik ekspansi dipakai untuk mengetahui kadar kesinoniman antarleksem.

(1) Pak Ari pergi ke kampus mengendarai Innova

(2) Pak Ari pergi ke kampus mengendarai Kijang Innova (3) Pak Ari pergi ke kampus mengendarai mobil Kijang Innova

Inget-inget aja ekspansi=spread=berkembang. Jadi pas bikin contoh dari yang paling singkat sampai yang paling lengkap.

Metode Padan digunakan untuk menemukan kaidah dalam tahap analisis dengan alat penentu DI LUAR BAHASA.

Teknik PUP (Pilah Unsur Penentu) dipakai untuk memilah data dengan daya pilah referensial.

Misal:

Susahhhhh baca ppt pak bowo sja.

Teknik HBS (Hubung Bandung men-Samakan)

Teknik HBB (Hubung Banding memBedakan)

Teknik HBSP (Hubung Banding men-Samakan hal Pokok)

Ketaksaan

ambiguitas. Bisa terjadi karena tidak adanya lambang yang sesuai dengan referen yang dimaksud.

Contoh: leksem [kuda] objek acuannya bisa jadi 'kuda' (hewan) atau 'kuda' merek kendaraan beroda 4. satu leksem tapi referennya lebih dari satu.

...

Semantik Page 2

(3)

...

[kuda]

Ketaksaan Fonologis terjadi karena adanya kesamaan bunyi

Contoh:

'aspal': aspal sebenarnya dan aspal (asli tapi palsu)

'mantul': memantul dan 'mantap betul'

'mager': memasang pagar dan malas gerak

Biasanya k.fonologis itu contohnya berupa singkatan/akronim.

Ketaksaan Ortografis (aksidental) terjadi karena kesamaan tulisan.

Contoh:

'bisa': dapat dan racun ular.

'kopi': minuman/jenis bahan makanan dan 'kopi' yang berarti copy atau salinan.

'tahu': makanan yg terbuat dari kedelai dan mengetahui

Ketaksaan Leksikal terjadi karena suatu leksem memiliki makna ganda/banyak.

Contoh:

'ramai' memiliki beberapa makna:

'Penuh dengan kendaraan' dalam kalimat Pasar Senen ramai dilintasi kendaraan.

'Penuh dengan pengunjung' dalam kalimat Warung itu selalu ramai setiap jam makan siang.

'Penuh dengan hiasan/warna' dalam kalimat Bajumu ramai sekali!

'Ribut/gaduh' dalam kalimat Kelas itu mulai ramai.

Makna diartikan sesuai dengan konteks kalimatnya.

Ketaksaan Gramatikal terjadi karena proses morfologis, pelekatan kata dasar dan afiks.

Misal:

Kebesaran: 'terlalu besar' dan 'memiliki status sosial tinggi'

Bepandangan: 'memiliki pendapat' dan 'saling memandang'

Menawarkan: 'memberi tawaran' dan 'membuat sesuatu menjadi tawar'

Ketaksaan Idiomatik terjadi pada frasa yang sudah lazim digunakan sebagai suatu bentuk ungkapan.

Misal: keras kepala, panjang tangan, orang tua, menyingsingkan lengan baju, membanting tulang, dsb.

Ketaksaan Peribahasa

• Misal: sedia payung sebelum hujan, air susu dibalas air tuba, seperti anjing dan kucing, dsb.

Ketaksaan Eufemistis terjadi karena makna yang dimaksud dapat diartikan dalam beberapa alternatif lain krn pertimbangan norma sosial.

Misal:

Diamankan: menggantikan kata diculik, ditahan, ditangkap, dibunuh, dimusnahkan.

Diciderai: menggantikan kata dipukuli, dianiaya, dilukai, dibacoki, dll.

Bebas tugas: dipecat, dikeluarkan.

Semantik Page 3

(4)

Bebas tugas: dipecat, dikeluarkan.

Beberapa dampak pemakaian ketaksaan dalam tuturan:

Mengaburkan makna primer,

Mengaburkan referensinya,

Melatih kecermatan kita dalam memaknai suatu tuturan.

Deiksis perpindahan referen berdasarkan penuturnya

Persona: perpindahan referen pada subjek dalam tuturan yg dituliskan

Semantik Page 4

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan data penelitian ini adalah tuturan yang mengandung bahasa kiasan serta pendapat pemirsa terhadap tuturan komentator sepakbola Liga Primer Indonesia 2011/2012.

Tujuan penelitian mengetahui dan mendapatkan data empiris mengenai penggunaan makna konotatif yang berupa makna konotatif positif dan makna konotatif negatif pada wacana grafiti

Tuturan performatif tersebut disampaikan guru dengan menggunakan strategi tuturan langsung literal, agar modus dan makna tuturan dapat diterima dengan baik oleh para siswa,

Sebagai contoh, leksem ibu dalam konstruksi ibu pertiwi memiliki makna yang berkembang dari ranah literal menuju ranah perluasan, yakni dari makna ‘wanita yang

Tuturan [97] di atas menjelaskan tentang Dana yang sedang dibujuk oleh kedua orang tuanya agar mau sekolah di Martapura. Berkenaan dengan wujud deiksis dalam tuturan tersebut

Metabahasa Semantik Alami (MSA) diakui sebagai pendekatan kajian semantik yang dianggap mampu memberi hasil analisis makna yang memadai karena dengan teknik eksplikasi

Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku

Dari bentuk-bentuk imperatif dapat berupa (1) tuturan yang mengandung makna pragmatik perintah, (2) tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif suruhan,