• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simulasi Implementasi Program Kendali Mutu

N/A
N/A
Meidi Indah Sari

Academic year: 2025

Membagikan "Simulasi Implementasi Program Kendali Mutu"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

3.4 Simulasi Implementasi Program Kendali Mutu

Dalam implementasi program kendali mutu untuk produk seperti Bronga (brownies buah naga), langkah-langkah yang dapat diambil mencakup beberapa komponen penting untuk memastikan kualitas dan konsistensi produk tetap terjaga. Berdasarkan informasi yang ada dalam file yang diunggah, berikut adalah simulasi implementasi program kendali mutu:

1. Penetapan Standar Kualitas:

a. Bahan Baku: Kualitas bahan baku adalah faktor utama dalam menentukan kualitas produk akhir. Untuk produk Bronga, penggunaan buah naga segar dengan kandungan vitamin dan antioksidan yang tinggi menjadi elemen penting dalam standar kualitas.

b. Proses Produksi: Proses pembuatan brownies yang melibatkan pencampuran bahan dengan teknik yang tepat akan memastikan tekstur lembut dan rasa yang konsisten.

2. Pengujian Mutu:

a. Pemeriksaan Bahan Baku: Buah naga yang digunakan harus diperiksa untuk memastikan kesegaran dan kualitasnya. Bahan baku yang tidak memenuhi standar kualitas harus disingkirkan.

b. Pengujian Tekstur dan Rasa: Selama produksi, uji tekstur dan rasa dilakukan untuk memastikan bahwa produk tidak hanya memenuhi harapan konsumen dalam hal kelezatan tetapi juga mempertahankan kualitas yang diinginkan dalam setiap batch.

3. Kontrol Selama Proses:

a. Monitoring Proses Produksi: Setiap tahap pembuatan brownies harus dipantau untuk menghindari kesalahan dalam pencampuran atau pemanggangan.

Kelembapan dan suhu harus terkontrol agar hasilnya selalu konsisten.

b. Pengendalian Kualitas Rasa dan Tekstur: Setelah produk selesai dibuat, rasa dan tekstur brownies diuji untuk memastikan produk memenuhi standar yang telah ditetapkan.

4. Pengemasan dan Penyimpanan:

a. Pengemasan: Gunakan teknik pengemasan yang dapat menjaga kesegaran produk, seperti vacuum sealing. Hal ini juga dapat mengatasi kelemahan produk yang memiliki masa simpan lebih pendek.

(2)

b. Labeling: Pastikan label produk mencantumkan informasi yang jelas tentang komposisi, tanggal kadaluarsa, dan manfaat kesehatan dari brownies, untuk meningkatkan kesadaran konsumen terhadap kualitas produk.

5. Pemeriksaan Kualitas Pasca-Produksi:

a. Umpan Balik Konsumen: Setelah produk dipasarkan, perusahaan perlu terus mengumpulkan umpan balik dari konsumen untuk memastikan produk terus memenuhi harapan mereka dalam hal rasa, tekstur, dan nilai gizi.

6. Perbaikan Berkelanjutan:

b. Evaluasi Rutin: Secara periodik, program kendali mutu harus dievaluasi untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Misalnya, jika ada keluhan mengenai tekstur atau rasa yang tidak konsisten, langkah-langkah perbaikan perlu diambil, seperti perbaikan dalam pengendalian suhu atau waktu pemanggangan.

3.5 laporan evaluasi yg mencakup hasil sebelum dan sesudah implementasi a. hasil sebelum evaluasi kendali mutu.

Sebelum implementasi program kendali mutu, produk Bronga (Brownies Buah Naga) menghadapi berbagai tantangan yang mempengaruhi kualitas, efisiensi produksi, serta pemasaran dan distribusi. Dari segi kualitas produk, terdapat ketidakkonsistenan dalam tekstur dan rasa karena belum adanya standar operasional prosedur (SOP) yang jelas dalam proses produksi. Masa simpan produk juga tergolong pendek, hanya bertahan 3 hari , sehingga meningkatkan risiko pemborosan dan mengurangi daya saing di pasar. Selain itu, variasi produk masih terbatas karena Bronga hanya tersedia dalam satu jenis, sehingga konsumen cenderung cepat merasa bosan.

Dalam hal efisiensi produksi, ketersediaan bahan baku menjadi tantangan utama karena buah naga bersifat musiman, menyebabkan fluktuasi harga dan ketersediaan bahan. Selain itu, kurangnya standar dalam pemilihan bahan baku dan proses produksi menyebabkan 30% dari produk mengalami kegagalan, baik dari segi tekstur maupun kualitas akhir. Dari segi pemasaran dan distribusi, produk Bronga hanya dijual di beberapa toko fisik dengan akses yang terbatas, sehingga sulit menjangkau pasar yang lebih luas. Strategi pemasaran juga belum maksimal, dengan minimnya penggunaan media sosial dan e-commerce untuk meningkatkan penjualan. Kompetitor yang sudah mapan di industri brownies, seperti Brownies Amanda dan Lapis Kukus Tugu Pahlawan, juga menjadi ancaman bagi Bronga,

(3)

karena mereka telah memiliki pasar yang lebih luas dan loyalitas pelanggan yang tinggi.

Selain itu, perubahan preferensi konsumen terhadap tren makanan baru serta munculnya berbagai inovasi camilan sehat lainnya turut menjadi tantangan bagi Bronga dalam mempertahankan daya tariknya. Dengan kondisi ini, implementasi program kendali mutu menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas produk, efisiensi produksi, serta memperluas pasar dan strategi pemasaran agar Bronga dapat lebih bersaing dan berkembang di industri makanan sehat.

b. hasil sesudah evaluasi kendali mutu.

Setelah program kendali mutu dijalankan, terjadi peningkatan yang signifikan dalam berbagai aspek bisnis Bronga. Dari segi kualitas produk, standar operasional prosedur (SOP) yang lebih baik memastikan konsistensi tekstur dan rasa brownies, sehingga setiap produksi memiliki kualitas yang seragam. Selain itu, penerapan vacuum sealing berhasil memperpanjang masa simpan produk dari yang sebelumnya hanya 3 hari menjadi 7 hari pada suhu ruangan. Bronga juga memperkaya variasi produknya dengan menghadirkan pilihan brownies bebas gluten dan berbagai topping, yang berhasil menarik minat lebih banyak konsumen. Dalam aspek efisiensi produksi, penerapan standar bahan baku yang lebih baik mengurangi jumlah produk gagal hingga 30%, sementara kerja sama dengan lebih banyak pemasok membantu menjaga stabilitas pasokan bahan baku dan mengurangi risiko keterbatasan bahan. Dari sisi pemasaran dan penjualan, ekspansi ke platform e-commerce serta layanan pesan antar berkontribusi pada peningkatan penjualan hingga 50%. Strategi promosi yang lebih agresif melalui media sosial juga meningkatkan kesadaran merek dan engagement pelanggan. Selain itu, program diskon serta pelayanan pelanggan yang lebih baik mendorong peningkatan loyalitas pelanggan, yang berujung pada pertumbuhan bisnis yang lebih stabil dan berkelanjutan.

(4)

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Mutu Program Unggualn Terhadap Kepuasan Orangtua Dan Prestasi Siswa, implementasi kurikulum,

Artinya berjalan dengan baik, implementasi Manajemen Mutu Terpadu terhadap pengelolaan program studi keahlian di SMK Negeri 1 Surabaya juga tergolong baik.. Tidak ada

Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah Sosialisasi yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang mengenai gugus kendali mutu

Langkah-langkah menyusun perencanaan peningkatan mutu lulusan di SMA Negeri 2 Muara Beliti dilakukan dengan penyusunan program kerja SMA Negeri 2 Muara Beliti dan

Manual Mutu Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (PKH- UB) adalah dokumen yang disusun sebagai panduan implementasi manajemen mutu PKH-UB dan merupakan

Kajian Terhadap Faktor-Faktor Pembentukan Gugus Kendali Mutu Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Kasus di KFC Cabang Galeria Matahari Pasar Baru, Jakarta).. Program Studi

Penjaminan mutu di program studi dilakukan oleh Unit Penjaminan Mutu Program Studi (UPM-PS) berkoordinasi dengan Gugus Penjaminan Mutu Fakultas Kedokteran (GPM-FK)

Buah pepaya setelah dilakukan simulasi transportasi disimpan pada suhu 18-20oC sesuai dengan penyimpanan yang dilakukan disupermarket, setelah dilakukan analisis perubahan mutu buah