PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM KARDIOVASKULAR )
Disusun oleh :
1.Ni Made Asri Pramitari A.M (212001)
2.Ida Ayu Putu Murnita Tiari (212003)
3.Komang Rani Astiti (212004)
4.Ni Luh Sukratini (212005)
5.Putu Gede Pramana Putra (212009)
6.Margje Jasmyn Zweers (2120010)
PROGRAM STUDI D3 REGULER
SEKOLAH TINGGI FARMASI MAHAGANESHA Tahun Ajara 2021/2022
I.TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui bagaimana cara-cara melakukan pemeriksaan tekanan darah 2. Mengetahui tekanan darah normal pada manusia
3. Mengetahui faktor-faktor yg mempengaruhi tekanan darah
II.DASAR TEORI
Tekanan darah adalah kckuatan yang memungkinkan darah mengalir dalam buluh darah untuk beredar dalam seluruh tubuh. Darah berfungsi membawa oksigen serta zat-zat lain yang dibutuhkan oleh seluruh jaring supaya dapat hidup dan dapat melaksanakan masing- masing tugasnya. Tekanan Darah Sistolik (TDS) menunjukkan tekanan pada arteri bila berkontraksi (denyut jantung) atau tekanan maksimum dalam arteri pada suatu DS dinyatakan oleh angka yang lebih besar jika dibaca pada alat penguku TDS normal 90-120 mmHg.
Tekanan Darah Diastolik (TDD) menunjukan darah dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di anatara dua denyutan. Tekanan Darah Diastolik (TDD) dinyatakan dengan angka yang lebih kecil jika dibaca pada alat pengukur tekanan darah. TDD normal 60-80 mmHg. Tingginya TDS berhubungan dengan curah jantung, sedangkan TDD berhubungan dengan besarnya resistensi perifer. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan darah biasanya diukur dengan tensimeter air raksa. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Terdapat beberapa metode untuk mengetahui tekanan darah sescorang. Menurut Setiadi (2007), tekanan darah dapat di ukur dengan 2 metode, yaitu:
1. Metode langsung (direct method)
Metode ini menggunakan jarum atau kanula yang di masukkan ke dalam pembuluh darah dan di hubungkan dengan manometer. Metode ini merupakan cara yang sangat tepat untuk pengukuran tekanan darah tapi butuh peralatan yang lengkap dan keterampilan yang khusus.
2. Metode tidak langsung (indirect method)
Metode ini menggunakan alat shpygmomanometer (tensi meter). Terkait keberadaan alat pemantau tekanan darah, sekarang ini, sudah dijumpai beragam metode pengukuran tekanan
darah, baik secara non invasif (alat di luar organ) maupun invasif (alat di dalam organ).
Metode pemantauan tekanan darah secara noninvasif yang paling populer saat ini adalah Sphygmomanometer, dan dikembangkan secara elektronik pada ibujari pasien. Metode ini praktis, namun memberikan ralat besar (orde 10%) schingga hanya baik untuk pemantau tckanan darah bagi orang sehat. Metode invasif dilakukan dengan memasukkan sensor tekanan pada pasien. Metode ini tidak praktis, tetapi lebih presisi dan cocok untuk di pada pasien yang sakit keras. Selanjutnya, perlu diperkenalkan metode pemantau tekanan darah yang lain, bersifat non invasif, dalam keadaan darah mengalir, walau demikian yang dikerjakan pcnulis masih dalam bentuk modeinya (Jati, 2013). Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi krontraksi jantung seseorang .Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan sccara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari; scdangkan pomeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh (Saladin, 2003) dalam (Waluyo dan Wahono. 2015). Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri polpolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior.
III.ALAT DAN BAHAN 1) ALAT
Tensi meter Stetoskop Stopwatch
Pembalut kain atau manset
2) BAHAN Probandus IV.CARA KERJA
1. Mengukur Tekanan Darah
a) Memasang dengan rapat menset/ sabuk tensimeter pada lengan kiri atas probandus b) Mendengarkan dan menandai bunyi yang terdengar pertama dan terakkhir kali
muncul saat jarum pada manometer turun.
c) Membuka kantong tekanan sampai jarum pada manometer menunjukkan angka 0 (nol).
d) Memompa perlahan-lahan katup kantung tekanan. Dan jarum pada manometer akan turun perlahan.
e) Bunyi yang pertama menunjukkan batas atas/sistole waktu ketika jantung berkontraksi (misal: 120). Bunyi yang terakhir menunjukkan batas bawah/diastole waktu ketika jantung berelaksasi (misal: 90). Maka takanan darah probandus adalah 120/90.
f) Memompa kantung tekanan sampai maksimal 160 mmHg pada petunjuk jarum manometer.
g) Memastikan katup jantung tekanan dalam keadaan tertutup (dengan memutar skrup searah jarum jam sampai rapat)
h) Meletakkan kepala stetoskop pada denyut nadi/arteri tadi
i) Mencari denyut nadi/ arteri brakhialis dilengan siki dalam lengan kiri probandus.
Membiarkan tangan rileks.
j) Memastikan kepala stetoskop dalam posisi terbuka (on).
k) Menempatkan stetoskop pada telinga
l) Lakukan pengukuran pada posisi berdiri dan duduk dengan pengulangan sebanyak 3x m) Probandus kemudian melakukan aktivitas fisik selama 5 menit, lalu lakukan
pengukuran ulang posisi berdiri dan duduk Sikap Berdiri
1. Suruhlah sukarelawan bediri dengan tenang selama 2-3 menit.
2. Pasanglah manset pada lengan kanan atas relawan.
3. Temukan arteri branchialis.
4. Setelah ketemu arteri branchialis selanjutnya pasangkan steteskop.
5. Lakukan pemeriksaan tekanan darah relawan mulai dari sistol sampai diastole.
Sikap Duduk
1. Suruhlah sukarelawan duduk dengan tenang selama 2-3 menit.
2. Pasanglah manset pada lengan kanan atas relawan.
3. Temukan arteri branchialis. 4) Setelah ketemu arteri branchialis selanjutnya pasangkan steteskop.
4. Lakukan pemeriksaan tekanan darah relawan mulai dari sistol sampai diastole.
2. Mengukur Denyut Nadi
a. Menempatkan jari telunjuk dan jari tengah pada pergelangan tangan atau tiga jari pada sis leher
b. Melakukan perhitungan denyut jantung sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik (berlari selama 5 menit) pada posisi berdiri dan duduk
c. Perhitungan dilakukan sebanyak satu kali.
d. Melihat stopwatch untuk menghitung jumlah denyut nadi selama 60 detik.
V.DATA HASIL PENGAMATAN
VI.PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, tekanan darah diukur dengan metode tidak langsung dan pengukuran dilakukan pada lengan bagian atas. Tekanan darah dari masing-masing praktikan diukur dalam beberapa keadaan, yaitu pada saat duduk, berdiri, setelah exercise . Sebelum praktikan melakukan kegiatan (istirahat) praktikan diukur tekanan darahnya dengan menggunakan spigmomanometer. Kemudian praktikan melakukan sejumlah aktivitas otot yaitu berlari kecil di tempat dan Pengukuran tekanan darah dengan spigmomanometer ini memperoleh hasil yang sangatlah beragam antara 100/60 mmHg sampai 160/90 mmHg. Berdasarkan pada referensi dan literatur, seluruh data yang dihasilkan tersebut masih menunjukkan range tekanan darah yang normal. Tekanan darah sistolik yang dianggap normal untuk orang dewasa adalah adalah 90-130 mmHg, sedangkan tekanan diastolik yang normal untuk orang dewasa adalah sebesar 60-90 mmHg. Angka yang ditunjukkan dalam tekanan sistolik selalu lebih besar dari angka diastolik karenaselama sistol, ventrikel kiri jantung memaksa darah untuk masuk ke aorta dengan fase ejcksi (penyemprotan). Hal tersebut terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara ventrikel dengan aorta. Sehingga ketika katup yang membatasi atrium dengan aorta terbuka maka terjadi perpindahan darah dari atrium ke aorta dengan ejeksi dan tekanan yang besarTerdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, jenis kelamin, usia, aktivitas, obesitas, kondisi kesehatan, stress,obat - obatan dil.
Namun, pada praktikum ini hanya dibahas faktor aktivitas dan jenis kelamin dan umur.
Apabila dibandingkan dengan hasil pengukuran sebelum beraktivitas otot, ternyata data menunjukkan bahwa tekanan darah setelah melakukan aktivitas otot cenderung akan lebih tinggi.Dari hasil pengukuran rata-rata didapatkan setelah melakukan exercise tekanan darah lebih tinggi daripada berdiri, tekanan saat berdiri lebih tinggi dari pada duduk dan tekanan saat duduk lebih tinggi duduk lebih tinggi daripada berbaring. Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi aktivitas yang dilakukan maka akan semakin tinggi pula aktivitas dari kerja jantung yang harusmengeluarkan tenaga yang tinggi sehingga tekanan darah juga meningkat.
VII.KESIMPULAN
1. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada lengan atas.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, aktivitas fisik, jenis kelamin, usia, dll.
3. Pengukuran tekanan darah dapat menggunakan metode tidak langsung dengan auskultasi dan palpasi yang bisa menggunakan spigmomanometer (manual atau digital) dan stetoskop.
4. Semakin berat aktivitas tubuh , semakin cepat curah jantung karena adanya vasodilatasi di otot rangka dan jantung serta vasokontriksi di arteriol pada organ- organ tersebut dan menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal berkurang.berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah setelah exercise lebih tinggi dibandingkan saat berdiri, tekanan darah saat berdiri lebih tinggi daripada saat duduk.