• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Kliring Akuntansi

N/A
N/A
19. Gregorius Marcellino Abel Pradana

Academic year: 2023

Membagikan "Sistem Kliring Akuntansi"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam menjalankan fungsinya, bank komersial menggunakan sarana Kliring untuk memudahkan penyelesaian transaksi antarbank. Bank dapat saling memperhitungkan hutang-piutang yang terjadi akibat transaksi bisnis yang dilakukan masing-masing nasabahnya. Transaksi antara nasabah bank tersebut menggunakan alat bayar berupa cek, bilyet giro, dan surat dagang lainnya yang lazim diterima oleh bank. Penyelesaian hutang-piutang bisa saja dilakukan di luar cara ini, namun dengan Kliring akan dilakukan secara cepat, aman, efektif, dan efisien.

Menurut penjelasan Pasal 16 UU No. 23 Tahun 1999, Kliring adalah suatu kegiatan pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antarbank baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Dalam penjelasan lanjutannya, dikatakan bahwa sistem kliring antar bank meliputi sistem kliring domestik dan lintas negara. Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang-piutang dalam bentuk surat-surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk. Dalam perkembangannya, kliring tidak hanya dilakukan secara manual tapi juga secara otomasi maupun elektronik. Oleh karena itu kliring didefinisikan juga sebagai pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antarbank baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

A. Sistem Kliring

Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, Kliring dapat menggunakan:

1. Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, serta pemilahan warkat, dilakukan secara manual oleh setiap peserta.

2. Sistem semi otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukam secara manual oleh setiap peserta.

3. Sistem otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, dan pemilahan warkat dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi.

4. Sistem elektronik, yaitu penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik yang selanjutnya disebut kliring elektronik adalah penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan pembuatan bilyet saldo kliring didasarkan pada Data Keuangan Elektronik yang selanjutnya disebut DKE disertai dengan penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta penerima.

Referensi

Dokumen terkait

sistem pelaksanaan kliring warkat debet pada PT Bank Tabungan Negara. (Persero) Tbk

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Prosedur penyelenggaraan sistem kliring di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo terdiri dari beberapa

• Sistem kliring elektronik adalah sistem penyelenggaraan kliring yang dalam pelaksanaan penghitungan dan pembuatan rekapitulasi penghitungan (Bilyet Saldo Kliring) dilakukan

Sistem manual adalah sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring serta pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh

Setiap bank peserta kliring akan menyelenggarakan akuntansi atas transaksi kliring sesuai dengan sistem akuntansi yang diterapkan pada bank masing-masing. Arus warkat,

Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan sistem kliring, keuntungan dalam bertransaksi menggunakan kliring pada Bank BTPN Kantor Cabang Ahmad Yani.. Metode studi yang

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui prosedur kliring, pelaksanaan kliring pada saat penyerahan,pengembalian dan juga tolakan, mendeskripsikan sistem pengendalian internal

Dalam Pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, pemilihan warkat dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi penggunaan teknologi yang lebih canggih SISTEM SEMI