Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Mutasi Karyawan dengan Menggunakan Metode Oreste
(Studi Kasus: PDAM Tirta Deli Kab. Deli Serdang)
Ayu Octavia
Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budi Darma, Medan, Indonesia Jalan Sisingamangaraja No. 338 Medan, Indonesia
Abstrak
Mutasi meliputi dari sikap, komitmen, prestasi, usia yang berdasarkan tingkat prestasi tertinggi. Dari pengalaman serta tidak salah dalam pengambilan keputusan tersebut dan tidak adanya rasa jenuh atau bosan dalam penempatan kerja akibat kualitas pekerja yang tidak sesuai standart yang ada. Mutasi dilaksanakan yaitu untuk kepentingan perusahaan dan atau untuk memperluas pengalaman, wawasan, meningkatkan produktivitas kerja serta kemampuan karyawan perusahaan pada PDAM Tirta Deli yang memasuki masa pensiunnya dan saling mengisi bertukar posisi. Dengan menggunakan metode oreste metode dalam sistem pendukung keputusan yang mampu mengolah data ordinal atau data yang berbentuk peringkat dimana sekumpulan alternatif akan diurutkan berdasarkan kriteria sesuai dengan tingkat kepentingannya. Mutasi karyawan ini dilakukan sehingga dapat tercapainya tujuan perusahaan yang optimal untuk menciptakan karyawan yang memiliki profesionalisme yang tinggi, sehingga memiliki daya adaptasi dan antisipasi yang fleksibel terhadap segala macam bentuk dan sifat perubahan yang sedang maupun akan terjadi.
Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Mutasi Karyawan, Oreste.
Abstract
Movements include attitudes, commitment, achievement, age based on the highest level of achievement. From experience and not wrong in making these decisions and the absence of feeling bored or bored in job placement due to the quality of workers who do not match the existing standards. Movements are implemented, namely for the benefit of the company and / or to expand experience, insight, improve work productivity and the ability of company employees at PDAM Tirta Deli who retires and fill positions. By using the Oreste method in a decision support system that is able to process ordinal data or data in the form of ranks where a set of alternatives wi ll be sorted according to criteria according to their level of importance. This employee mutation is carried out so that optimal company goals can be achieved to create employees who have high professionalism, so that they have the ability to adapt and anticipate flexible to all kinds of forms and nature of changes that are or will occur.
Keywords: Decision Support System, Employee Movements, Oreste.
1. PENDAHULUAN
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) juga merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur yang merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan untuk melengkapi informasi dari data yang telah diolah secara relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat meningkatkan kemampuan pengambil keputusan dengan memberikan alternatif-alternatif keputusan yang lebih banyak atau lebih baik, sehingga dapat membantu untuk merumuskan masalah dan keadaan yang dihadapi.
Mutasi dilaksanakan untuk kepentingan perusahaan dan atau untuk memperluas pengalaman, wawasan, meningkatkan produktivitas kerja serta kemampuan karyawan perusahaan pada PDAM Tirta Deli yang memasuki masa pensiunnya yang saling mengisi bertukar posisi. Mutasi adalah kegiatan ketenagakerjaan yang berhubungan dengan proses pemindahan fungsi, tanggung jawab, dan status ketenaga kerjaan ke situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga kerja yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan dapat memberikan prestasi kerja yang semaksimal mungkin kepada perusahaan PDAM Tirta Deli. Mutasi meliputi dari kriteria yaitu berdasarkan sikap, komitmen, prestasi, usia dari tingkat prestasi tertinggi.
Karyawan yang dimutasi harus dinilai terlebih dahulu untuk mengetahui kompetensi pengembangan dan penempatan karyawan tersebut ke bidang yang tepat sesuai kebutuhan perusahaan berdasarkan kemampuan karyawan dan persyaratan jabatan pada perusahaan. Sehingga akan meningkatkan prestasi kerja sesuai dengan kompetensi dan pengalamannya serta tidak salah dalam pengambilan keputusan tersebut dan tidak adanya rasa jenuh atau bosan dalam penempatan kerja akibat kualitas pekerja yang tidak sesuai standart yang ada.
Dengan metode oreste mutasi karyawan dalam sistem pendukung keputusan yang mampu mengolah data ordinal atau data yang berbentuk peringkat dimana sekumpulan alternatif akan diurutkan berdasarkan kriteria sesuai dengan tingkat kepentingannya. Proyeksi dari matriks posisi dimana matriks posisi ini merepresentasikan Besson-rank dari setiap alternatif berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Dengan ditentukannya city block distance, dimana setiap distance d(0,aj) didapatkan menggunakan {rj(a), rj}. Dimana rj(a) -> besson-rank dari setiap alternatif kriteria dan rj -> besson rank atau bobot tingkat kepentingan dari setiap kriteria. City block distance dapat diperoleh dengan: d(0, aj) = √(a.rj(a)2+(1-a).rj2) (7) [1]. Ranking proyeksi untuk meranking proyeksi, ranking R(aj) diberikan pada pasangan (a, gj) dimana R(aj) <= R(bk) jika d(0, aj) <=
d(0, bk) [2]. Agregasi dari ranking global setiap satu alternatif akan mendapatkan jumlah ranking komprehensive untuk
Kualitas tenaga kerja semakin dituntut dengan kemajuan jaman, sehingga hanya karyawan yang berkualitas dan menempati posisi yang tepatlah yang bisa mengangkat citra suatu perusahaan. Dalam proses penilaian kinerja karyawan adalah subjektifitas pengambilan keputusan, terutama jika beberapa karyawan yang memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda serta melihat kondisi saat ini maupun yang akan datang. Tujuannya untuk menciptakan karyawan yang memiliki profesionalisme yang tinggi, sehingga memiliki daya adaptasi dan antisipasi yang fleksibel terhadap segala macam bentuk dan sifat perubahan yang sedang maupun akan terjadi.
Dengan adanya mutasi jabatan, maka diharapkan dapat memotivasi dirinya atau penilaian dari pimpinan kepada karyawan guna meningkatkan kinerja agar mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan perusahaan. Hasil dari persepsi para karyawan tentang seberapa baik pekerjaan seseorang memberikan segala sesuatu yang dipandang sebagai suatu yang penting melalui hasil kerjanya sebagai hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya..
2. LANDASAN TEORI
2.1 Metode Oreste
Metode Oreste adalah salah satu metode pengambilan keputusan multi kriteria atau yang lebih dikenal dengan istilah Multi Criteria Decision Making (MCDM) digunakan untuk menyelesaikan pemasalahan dengan kriteria yang bertentangan dan tidak sepadan (Serafim Opricopic 2006). Metode ini berfokus pada peringkat dan pemilihan dari sekumpulan alternatif kriteria yang saling bertentangan untuk mengambil keputusan untuk mencapai keputusan akhir.
Metode Oreste, pertama kali diperkenalkan oleh Roubens (1982). Oreste memungkinkan untuk peringkat percobaan dalam perintah lengkap atau dalam urutan parsial dengan mempertimbangkan incomparability. Metode Oreste merupakan metode dalam sistem pendukung keputusan yang mampu mengolah data ordinal atau data yang berbentuk peringkat yang sulit diolah dengan metode lain. Metode Oreste sudah di implementasikan ke dalam aplikasi Sanna yang dapat menghasilkan peringkat dari beberapa alternatif dari yang terbaik sampai yang terjelek.Tujuan dari metode ini adalah untuk menemukan struktur preferensi global seperangkat alternative A, yang mencerminkan evaluasi alternatif pada setiap kriteria dan preferensi antara kriteria.Oreste hanya memperhitungkan peringkat alternatif dan kriteria, yang sangat cocok untuk dipergunakan memecahkan masalah yang berhubungan dengan data ordinal.Metode ini tidak memerlukan kuantifikasi bobot kriteria ataupun alternatif nilai kinerja, hanya peringkat urut mereka saja. Oreste menurut Pastijn dan Leysen merupakan metode yang dibangun sesuai untuk kondisi dimana sekumpulan alternatif akan diurutkan berdasarkan kriteria sesuai dengan tingkat kepentingannya. Salah satu proses dalam metode Oreste adalah Besson-rank yaitu proses pemberian ranking untuk sejumlah kriteria atau alternatif berdasarkan tingkat kepentingannya.
Langkah-langkah perhitungan dengan metode Oresteadalah sebagai berikut:
1. Jadikan Dalam Bentuk Ordinal (Besson – Rank) Jika ada nilai yang sama, maka rangkingnya dicari rata-ratanya. Dari hasil tersebut, urutkan dari besar ke kecil.Rangking nilai alternatif dari kriteria terbesar diberi nilai 1, dan untuk nilai selanjutnya di urutkan berdasarkan nilai yang menjadi urutan selanjutnya.
2. Mencari Distance Score Mencari Distance Score dengan cara menghitung setiap pasangan alternatif-kriteria sebagai nilai
"jarak" untuk posisi yang ideal dan ditempati oleh alternatif terbaik untuk kriteria yang paling penting menggunakan rumus:
D(a,cj) = [½ rcjR + ½ rcj(a)R]1/R (1)
Keterangan:
D ( cj , a ) = Distance Score.
rcj = Besson – rank kriteria j.
rcj ( a ) = Besson – rank alternatif dalam kriteria j.
R = Koefisien (default = 3 ).
3. Buatlah Hasil Distance Rank menjadi Global Rank Yaitu dengan mengurutkan hasil dari Distance Rank dalam bentuk Ascending (kecil ke besar).
4. Penjumlahan Global Rank Jumlahkan semua alternatif dalam kriteria dalam satu baris pada setiap kolom (yang sering dipanggil Summary).
5. Didapatkanlah hasil akhir (Ascending) Hasil Summary pada Global Rank hasilnya di urutkan. Data dengan nilai Summary terkecil merupakan data prioritas utama(peringkat pertama).
3. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Permasalahan-pemasalahan dari peneletian ini dapat digolongkan ke dalam masalah yang bersifat multiobjectives (ada banyak tujuan yang ingin dicapai) dan multicriterias (ada banyak kriteria yang menentukan di dalam mencapai tujuan tersebut) sehingga untuk menyelesaikan masalah yang mempunyai sifat seperti itu, metode oreste sangat cocok untuk diterapkan.Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat ditentukan bahwa diperlukannya suatu aplikasi yang dapat membantu dan mempermudah para pengambil keputusan di dalam melakukan penentuan mutasi karyawan di PDAM Tirta Deli Kab. Deli Serdangdengan kriteria-kriteria tertentu.
Bagi karyawan yang termutasi di PDAM Tirta Deli Kab. Deli Serdangdilkukan terlebih dahulu pendataan secara umum untuk dapat mengetahui krikteria karyawan agar, mempermudah untuk menentukan mutasi karyawan Adapun syarat mutasi karyawan di PDAM Tirta Deli Kab. Deli Serdang adalah sebagai berikut:
1. Sikap 2. Komitmen 3. Prestasi 4. Usia
Untuk setiap kriteria memiliki bobot yang dapat digunakan sebagai parameter mutasi karyawan berikut bobot pada kasus SPK
Oreste merupakan metode yang dibangun sesuai untuk kondisi dimana sekumpulan alternatif akan diurutkan berdasarkan kriteria sesuai dengan tingkat kepentingannya. Besson-rank tersebut adalah proses pemberian ranking untuk sejumlah kriteria atau alternatif berdasarkan tingkat kepentingannya.Contoh untuk 4 kriteria yaitu:
C1 = C2 > C3 > C4 (C1 mempunyai tingkatkepentingan sama dengan C2, C2 lebih penting dari C3 dan C3 lebih penting dari C4), maka Besson-rankdari kriteria tersebut adalah :r4 = 1,5r3 = 3r1 = r2 = 4. Proyeksi dari matriks posisi dimana matriks posisi ini merepresentasikan Besson-rank dari setiap alternatif berdasarkan kriteria-kriteria yang ada.Dengan ditentukannya city block distance, dimana setiap distance d(0,aj) didapatkan menggunakan {rj(a), rj}. Dimana rj(a) ->
besson-rank dari setiap alternatif kriteria dan rj -> besson rank atau bobot tingkat kepentingan dari setiap kriteria. City block distance dapat diperoleh dengan: d(0, aj) =√𝑎. 𝑟𝑗(𝑎)2 + (1 − 𝑎). 𝑟𝑗2 (7) [1]. Ranking proyeksi untuk meranking proyeksi, ranking R(aj) diberikan pada pasangan (a, gj) dimana R(aj) <= R(bk) jika d(0, aj) <= d(0, bk) [2]. Agregasi dari ranking global setiap satu alternatif akan mendapatkan jumlah ranking komprehensive untuk sekumpulan kriteria. Sehingga untuk alernatif a akan diperoleh hasil agregasi akhir: R(𝑎 ) = ∑𝑖R(aj) (8) [3].
Berdasarkan kriteria-kriteria karyawan yang dimutasi : 1. Sikap
Setiap karyawan harus memiliki kriteria sikap.Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Sikap
Kriteria Bobot Penilaian
Buruk 1
Cukup 2
Baik 3
Baik Sekali 4
2. Komitmen
Setiap karyawan harus memiliki kriteria komitmen.Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Komitmen
Kriteria Bobot Penilaian
Bagus Sekali 3
Biasa 2
Tidak Ada 1
3. Prestasi.
Setiap pemain harus memiliki kriteria prestasi.Hal ini dapat dilihat tabel 3.
Tabel 3. Prestasi
Kriteria Bobot Penilaian
Sangat Baik 4
Baik 3
Cukup 2
Kurang 1
4. Usia
Setiap pemain harus memiliki kriteria Usia. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Usia
Kriteria Bobot Penilaian
25-28 4
29-32 3
33-36 2
Kriteria-kriteria diatas memiliki standar penilaian masing-masing sebagaimana yang telah di tetapkan oleh pimpinan, didalam Sistem Pendukung Keputusan ini, nilai yang diterima berupa angka untuk setiap karyawan berdasarkan kriteria yang ada. Berdasarkan dari nama data karyawan yang dimutasi dibidangnya yaitu sebagai berikut :
Tabel 5. Data Karyawan Yang Dimutasi
No. Nama Bidang Pekerjaan Lama Bidang Pekerjaan Baru
1. Budi Syaputra Penagihan Rekening Air Teknik Instalasi Pengolahan Air
2. Irwandi Pengecek Meter Air Penagih Rekening Air
3. Ariyadi Teknik Instalasi Pengolahan Air Pengecek Meter Air
No.
Urut Kriteria
Nilai
A B C
1 F(1) 2 3 2
2 F(2) 2 3 2
3 F(3) 4 3 3
4 F(4) 3 4 3
Jumlah Nilai 11 13 10
Keterangan :
A. Budi Syaputra B. Irwandi
a. F(1) = 2 (Sikap) a. F(1) = 3(Sikap) b. F(2) = 2 (Komitmen) b. F(2) = 3(Komitmen) c. F(3) = 4 (Prestasi) c. F(3) = 3(Prestasi) d. F(4) = 3 (Usia) d. F(4) = 4(Usia) C. Ariyadi
a. F(1) = 2(Sikap) b. F(2) = 2(Komitmen) c. F(3) = 3(Prestasi) d. F(4) = 3(Usia)
Berdasarkan data penilaian terhadap mutasi karyawan di PDAM Tirta Deli Kab. Deli Serdang dapat dihitung dengan menggunakan Metode Oreste
Tabel 6. Tabel Rangking Metode Oreste Alternatif Rangking
A 2
B 1
C 3
Hal ini berarti perbandingan dari beberapa kriteria alternatif tersebut tidak lebih baik dari alternatif lainnya.Pada alternatif A yaitu budi syaputra dan C yaitu ariyadi net flownya mempunyai nilai yang rendah berarti bahwa pada sistem ini tidak disarankan untuk dimutasikan. Selanjutnya setelah diidentifikasi masalah dan faktor-faktor yang digunakan sebagai dasar pemecahannya, maka disusun rancang bagun sistem yang akan digunakan sebagai alternatif pengambilan keputusan.
Rancang banguan ini kemudian dibuat implemantasinya dalam sebuah perangkat lunak yang diharapkan memudahkan pemakainya untuk mangaplikasikan sistem pendukung keputusan.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan antara lain:
1. Menentukan mutasi karyawan berupa penentuan kriteria, pembobotan kriteria karyawan dan perangkingan untuk menentukan karyawan mana yang layak di mutasikan di PDAM Tirta Deli Kabupaten Deli Serdang
2. Dengan penerapan metode oreste dapat dibangun sebuah sistem pendukung keputusan untuk menentukan mutasi karyawan dengan menggunakan satu kriteria dari empat kriteria yang ada, dan menentukan perangkingan yang dilakukan dengan tiga cara yaitu Leaving Flow, Entring Flow, dan Net Flow. Setelah tiga cara tersebut ditentukan, maka hasil Net Flow yang akan menentukan karyawan mana yang layak di mutasikan di PDAM Tirta Deli Kabupaten Deli Serdang.
REFERENCES
[1] Sutarman, sistem, pengantar teknologi informasi, Jakarta, Bumi Aksara, 2009.5 [2] Azhar Susanto, Sistem Informasi Akuntansi, Bandung: Lingga Jaya, 2013.22 [3] Mulyadi, Sistem Akuntansi, Jakarta, Salemba Empat, 2010.5
[4] Jogiyanto, Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta, Andi, 2010.2 [5] Kusrini, Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Yogyakarta, 2007. 15-16
[6] Kusrini dan Aprison Wolla Gole, sistem pendukung keputusan penentuan prestasi pegawai Nakertrans Sumba Barat, Waikabubak, 2007 [7] Kusrini, Langkah-Langkah Pemodelan Dalam DSS, Yogyakarta, 2007. 30-31
[8] Samsudin, Managemen Sumber Daya Manusia, Bandung, 2006. 256-260
[9] Henry Wibowo, Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Mutasi Karyawan Mengunakan FMADM, 2007 [10] Roubens, Metode Oreste, Langkah Perhitungan Menggunakan Metode Oreste, 1982