Gejala yang memerlukan Pengawasan
Dasar2 Manajemen (Universitas Jenderal Soedirman)
Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university Downloaded by Zia Urrahmah ([email protected])
Nama : Elfara Putri Maeyda NIM : A1D022206
Sistem Pengendalian Manajemen A. Pengertian
Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang berisikan berbagai tuntutan dalam menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan atau organisasi yang baik berdasarkan berbagai asumsi yang ada. Sistem pengendalian manajemen ini merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai sub sistem, seperti pemrograman, penganggaran, pelaporan, akuntansi, hingga pertanggungjawaban. Sistem ini mempunyai sifat yang menyeluruh serta terpadu. Edy Sukarno berpendapat, sistem pengendalian manajemen merupakan proses yang terintegrasi, terdiri dari proses, strategi, akuntansi, pertanggungjawaban, penganggaran, serta pemrograman. Dalam sebuah perusahaan juga harus terdapat komponen sistem pengendalian manajemen, yaitu :
a. W atau work yang memiliki arti pekerjaan.
b. E atau employee yang memiliki arti tenaga kerja.
c. R atau relationship yang memiliki arti hubungan.
d. E atau enviroment yang memiliki arti lingkungan.
B. Fungsi
Fungsi sistem pengendalian manajemen, yaitu :
a. Mengadakan perencanaan yang tepat untuk perusahaan, koordinasi yang tepat antar bagian, serta komunikasi yang baik.
b. Mengambil keputusan terkait suatu hal, memotivasi pekerja atau sumber daya manusia, agar perilaku dan nilai dengan norma yang diterapkan sesuai dengan tujuan.
c. Mengontrol segala hal yang terjadi di perusahaan, menilai kinerja pekerja dan meningkatkan akuntabilitas perusahaan.
d. Memberi rangsangan serta membangkitkan rasa patuh terhadap aturan operasional yang berlaku.
e. Mengelola segala kegiatan yang berkaitan dengan sebuah perusahaan, sehingga pelaksanaan menjadi lebih efisien dan efektif.
C. Manfaat
Manfaat sistem pengendalian manajemen, sebagai berikut :
a. Mengetahui sampai mana program yang sedang dilakukan dalam perusahaan.
b. Mengetahui adanya berbagai penyimpanan dalam proses pengerjaan aktivitas di perusahaan maupun organisasi.
c. Memahami waktu hingga sumber daya yang disediakan mampu mencukupi kebutuhan perusahaan.
d. Memastikan setiap anggota perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas di perusahaan.
D. Unsur
Dalam sistem pengendalian manajemen ini terdapat beberapa unsur yang harus ada, yaitu :
a. Detektor, yaitu alat perusahaan yang digunakan perusahaan dalam melakukan identifikasi terkait apa yang sebenarnya terjadi pada proses pengendalian manajemen.
b. Selektor, yaitu alat perusahaan yang digunakan perusahaan dalam menilai signifikansi mengenai peristiwa apa yang terjadi atau sedang terjadi dalam perusahaan.
c. Efektor, yaitu alat perusahaan dalam mendorong perilaku dan tindakan tertentu ketika melakukan aktivitas yang tidak sesuai dengan pedoman atau patokan yang ada.
d. Komunikator, yaitu alat yang digunakan perusahaan untuk melakukan transmisi informasi antara bagian detektor menuju assesor maupun sebaliknya.
E. Tahapan
Tahapan dari sistem pengendalian manajemen, yaitu :
a. Pemrograman, suatu proses penyusunan berbagai program yang akan digunakan sebuah perusahaan dalam menghitung estimasi banyaknya sumber daya yang dibutuhkan.
b. Penganggaran, yaitu proses perencanaan serta pengendalian manajemen yang dinyatakan dalam suatu keuangan tertentu.
c. Operasi dan Akuntansi, yaitu proses pencatatan lewat berbagi sumber daya yang dipakai oleh perusahaan serta pendapatan yang selama periode waktu tertentu.
d. Laporan dan Analisis, yaitu laporan serta analisis yang merupakan pemilihan strategi tepat untuk ditinjau ulang, memunculkan berbagai kebijakan yang
dilakukan perusahaan seperti menghapus, mengubah, menambah program dan menjadi bahan pertimbangan perusahaan.
F. Faktor
Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengendalian manajemen, yaitu : a. Ukuran penyebab enterprise
Adanya perbedaan pada proses penyebaran dari perusahaan besar ke perusahaan kecil dapat menjadi pengaruh dari sistem pengendalian manajemen di perusahaan tersebut. Hal ini dapat menjadi penentu isi serta sifat yang ada dalam sistem kontrol tiap perusahaan maupun organisasi.
b. Struktur organisasi, delegasi dan desentralisasi
Struktur organisasi, serta sejauh mana proses desentralisasi maupun delegasi terjadi di seluruh perusahaan maupun organisasi menjadi faktor kedua yang mempengaruhi sistem pengendalian manajemen. Seperti contohnya, filosofi manajemen yang dimiliki dua perusahaan berbeda maka filosofinya juga pasti sangat berbeda.
Selain itu, adanya tingkat desentralisasi serta delegasi di dalam sebuah perusahaan dapat membawa perubahan dari sebuah titik waktu yang lain gua memenuhi tantangan dari perubahan lingkungan yang ada serta peluang yang akan hadir bagi perusahaan.
c. Sifat dan pembagian operasi
Pada perusahaan tertentu sub-unitnya tidak dapat dibentuk berdasarkan dasar produk, sedangkan pada perusahaan berskala besar hal itu dapat dilakukan.
d. Jenis pusat tanggungjawab
Jenis pusat tanggungjawab yang ada dalam sebuah perusahaan berguna untuk menentukan pengukuran yang tepat baik dari segi biaya maupun keuntungan atas investasi yang dilakukan yang semua bergantung kepada jenis pusat tanggung jawab.
e. Persepsi seseorang
Persepsi seseorang dalam sebuah perusahaan atau organisasi akan memberikan dampak bagi mereka, baik dalam hal pekerjaan, kepuasan dengan perusahaan, maupun promosi serta kesejahteraan umum yang didapat dengan berada di dalam sebuah perusahaan.
Pengawasan Manajemen
Dalam sebuah perusahaan maupun organisasi tidak pernah luput dari adanya kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, kebocoran, cacat, kecurangan dan sebagainya sehingga pelaksanaan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tidak sesuai dengan perencanaan. Maka perlu adanya fungsi pengawasan yang dilakukan dalam manajemen perusahaan maupun organisasi guna menghindari hal-hal yang terjadi di luar kontrol dan tidak sesuai dengan peraturan yang ada.
Menurut Stoner dan Wankel (dalam Subardi,1992:6). “Pengawasan berarti para manajer berusaha untuk meyakinkan bahwa organisasi bergerak dalam arah atau jalur tujuan.
Apabila salah satu bagian dalam organisasi menuju arah yang salah, para manajer berusaha untuk mencari sebabnya dan kemudian mengarahkan kembali ke jalur tujuan yang benar “.
Pengawasan merupakan kegiatan-kegiatan dimana suatu sistem terselenggarakan dalam kerangka norma-norma yang ditetapkan atau dalam keadaan keseimbangan bahwa pengawasan memberikan gambaran mengenai hal-hal yang dapat diterima, dipercaya atau mungkin dipaksakan, dan batas pengawasan (control limit) merupakan tingkat nilai atas atau bawah suatu sistem dapat menerima sebagai batas toleransi dan tetap memberikan hasil yang cukup memuaskan. Dalam manajemen, pengawasan (controlling) merupakan suatu kegiatan untuk mencocokkan apakah kegiatan operasional (actuating) di lapangan sesuai dengan rencana (planning) yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan (goal) dari organisasi.
Dengan demikian yang menjadi obyek dari kegiatan pengawasan adalah mengenai kesalahan, penyimpangan, cacat dan hal-hal yang bersifat negatif seperti adanya kecurangan, pelanggaran dan korupsi. Secara sederhana, pengawasan dapat dikatakan sebagai bentuk kontrol dari atasan atau pemimpin terhadap bawahannya.
Dalam manajemen memiliki berbagai jenis pengawasan yang ada, yaitu : a. Pengawasan intern dan ekstern
Pengawasan intern dilakukan oleh pihak yang berada di dalam perusahaan.
Sedangkan, pengawasan ekstern dilakukan oleh pihak yang berada di luar perusahaan.
b. Pengawasan preventif dan represif
Pengawasan preventif dilakukan sebelum para karyawan atau bawahan melaksanakan tugasnya guna mencegah pelanggaran atau penyelewengan yang terjadi. Sedangkan, pengawasan represif dilakukan sesudah pada karyawan melakukan tugasnya, pengawasan ini biasa dilakukan pada saat laporan akhir tahun.
c. Pengawasan aktif dan pasif
Pengawasan aktif dilakukan secara langsung saat karyawan sedang bekerja, sementara pengawasan pasif tidak dilakukan secara langsung, melainkan melalui bukti penerimaan-pengeluaran, surat izin, dan lainnya.
Selain 3 jenis pembagian pengawasan dia atas, terdapat juga beberapa metode yang dapat dilakukan dalam proses pengawasan, yaitu :
a. Komparatif, yaitu sistem pengawasan yang dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil kerja dengan rencana awal.
b. Inspektif, yaitu sistem pemeriksaan setempat berguna untuk mengetahui secara langsung keadaan sebenarnya mengenai pelaksanaan suatu pekerjaan.
c. Verifikatif, yaitu sistem pengawasan secara pemeriksaan, biasanya menyangkut bidang keuangan dan material.
d. Investigatif, yaitu sistem pengawasan yang dilakukan dengan mengadakan penyelidikan.