• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEMATIKA MENGENAI AMANDEMEN KELIMA UUD 1945 TERHADAP REALITAS MASYARAKAT INDONESIA

N/A
N/A
Apsari Ayu Munggaran

Academic year: 2023

Membagikan "SISTEMATIKA MENGENAI AMANDEMEN KELIMA UUD 1945 TERHADAP REALITAS MASYARAKAT INDONESIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEMATIKA MENGENAI AMANDEMEN KELIMA UUD 1945 TERHADAP REALITAS MASYARAKAT INDONESIA

Apsari Ayu Munggaran 02011282227177

ABSTRAK

Undang-Undang Dasarn Tahun 1945 bersifat terbuka sesuai dengan paradigma dan realitas negara Republik Indonesia sehingga untuk menyesuaikan kedinamisan masyarakat Indonesia UUD 1945 beberapa kali mengalami perubahan.Lantas bagaimana pendapat kalian jika Amandemen kelima dilakukan sebagai perubahan UUD 1945 yang menyesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang bersifat dinamis? Apakah kalian setuju atau tidak dengan usulan perubahan tersebut?Amandemen kelima UUD 1945 perlu dilakukan mendukung dengan kondisi masyarakat Indonesia yang bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan era globalisasi saat ini.

Kata Kunci: Amandemen UUD, Masyarakat Indonesia, HTNI

(2)

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Menurut Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Ketentuan tersebut merupakan bentuk penormaan yang berasal dari Penjelasan UUD 1945 yang menyatakan bahwa “Negara Indonesia berdasar atas Hukum (Rechtsstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machtsstaat)”. Secara terminologis, istilah “negara hukum” pada ketentuan Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945 tidak merujuk secara khusus pada salah satu konsep utama dalam tradisi hukum Barat, baik Rechtsstaat maupun Rule of Law. Artinya, istilah “negara hukum”

dalam UUD 1945 merupakan konsep yang relatif ‘netral’ yang membuka ruang tafsir bagi pemahaman baru sesuai dengan paradigma dan realitas negara Republik Indonesia.

Namun, secara historis istilah “negara hukum” dalam UUD 1945 tersebut bersumber dari Penjelasan UUD 1945 mengacu pada konsep Rechtsstaat yang berkembang dalam tradisi hukum Eropa Kontinental. Istilah “negara hukum”

secara terminologis mengartikan bahwa UUD 1945 bersifat terbuka sesuai dengan paradigma dan realitas negara Republik Indonesia sehingga untuk menyesuaikan kedinamisan masyarakat Indonesia UUD 1945 beberapa kali mengalami perubahan. UUD 1945 telah mengalami perubahan maupun penggantian yang dilakukan oleh pemerintahan masa lalu sampai masa kini dengan berbagai pertimbangan kondisi sosial, politik maupun Ekonomi. UUD 1945

Amandemen pertama UUD 1945 dilakukan pada tahun 1999. Amandemen ini mengubah beberapa pasal penting, termasuk menghapuskan kewenangan MPR dalam memilih presiden dan wakil presiden. Sehingga, presiden dan wakil presiden dipilih melalui pemilihan langsung oleh rakyat. Amandemen kedua dilakukan pada tahun 2000. Amandemen ini memberikan beberapa perubahan, termasuk pengaturan lebih rinci mengenai pemilihan kepala

(3)

daerah, hak asasi manusia, dan pemberian kewenangan kepada daerah otonom. Amandemen ketiga UUD 1945 dilakukan pada tahun 2001.

Amandemen ini mengatur tentang pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif secara lebih rinci. Selain itu, amandemen ini memberikan kewenangan kepada Mahkamah Konstitusi untuk menguji undang-undang terhadap UUD. Amandemen keempat, yang dilakukan pada tahun 2002, mengatur tentang pembentukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai lembaga legislatif tingkat nasional yang mewakili daerah-daerah.

Selain itu, kewenangan presiden dalam menunjuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang berasal dari militer. Lantas bagaimana pendapat kalian jika Amandemen kelima dilakukan sebagai perubahan UUD 1945 yang menyesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang bersifat dinamis?

Apakah kalian setuju atau tidak dengan usulan perubahan tersebut?

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana sistem amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945?

b. Bagaimana pendapat kalian mengenai amandemen kelima Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesian Tahun 1945?

3. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen Ke-5

(4)

PEMBAHASAN

1. Analisis Hukum

1.1. Sistem Amandemen Pada Undang-Undang Dasar

Amandemen merupakan proses atau tindakan untuk mengubah, memodifikasi, atau menambahkan suatu dokumen resmi, seperti konstitusi, undang-undang, atau peraturan lainnya. Secara umum, sebagaimana disampaikan oleh Sri Soemantri bahwa perubahan konstitusi dimaksudkan

untuk merespon perubahan-perubahan tertentu yang mengharuskan perubahan itu dilakukan.1Amandemen konstitusi merupakan sesuatu yang wajar dalam sistem masyarakat yang serba berkembang dan berubah.

Menurut K.C. Wheare, terdapat tiga upaya untuk mengamandemen konstitusi, yakni: kesatu, dengan amandemen formal. Kedua, dengan membumikan kebiasaan ketatanegaraan, dan ketiga, melalui penafsiran hakim.2

Alasan mendasar perubahan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Amandemen ke-5 berkaitan dengan kerangka teoritik atas sistem perubahan konstitusi, sebagaimana yang disampaikan oleh Moh. Mahfud MD, menyatakan bahwa perubahan konstitusi merupakan konsekuensi dari teori konstitusi dimana konstitusi merupakan ‘resultante’ dari keadaan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Kondisi kehidupan masyarakat yang dinamis merupakan salah satu alasan konstitusi mengalami perubahan.

Franscois Venter berpendapat konsep “konstitusi” itu dinamis.

Menurutnya, konstitusi yang “final” itu tidak ada karena konstitusi suatu negara itu bergerak bersama-sama dengan negara itu sendiri.

1 Sri Soemantri, Hukum Tata Negara (Pemikiran Dan Pandangan) (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014).

2 llan Fatchan Gani Wardhana, “Perubahan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia 945 Melalui Putusan Mahkamah Konstitusi: Studi Terhadap Putusan Nomor 92/PUU-X/2012,” Jurnal Hukum Ius Quia Iustum 21, no. 2 (2014): 255.

(5)

Menurut Jimly Asshiddiqqie, alasan amandemen ulang terhadap UUD NRI 1945 yaitu karena banyak kelemahan yang dimiliki oleh UUD NRI 1945. Berbagai kelemahan tersebut terjadi sejak proses penyusunan hingga pengesahan. Jimly, menegaskan bahwa sepanjang proses tersebut, unsur kepentingan turut menjadi bagian dalam memperoleh pengesahan.

Sehingga dampak yang ditimbulkan dari kelemahan tersebut menyebabkan pilihan akademis dikalahkan oleh pilihan politik. Sedangkan, menurut Ni’matul Huda, alasan perubahan suatu UUD dalam suatu negara karena substansi pengaturan dalam UUD tersebut mengalami banyak kelemahan yang membuat eksistensi suatu negara menjadi lemah. Kelemahan tersebut dapat terjadi dalam skala keseluruhan isi maupun dalam beberapa bidang aturan tertentu. Kelemahan ini perlu dilakukan dengan perbaikan melalui perubahan terhadap UUD tersebut, baik amandemen keseluruhan maupun terhadap suatu bidang pengaturan tertentu.3

1.2. Alasan Amandemen Kelima Undang-Undang Dasar 1945

Amandemen UUD 1945 Indonesia selalu menjadi topik yang memicu perdebatan dan kontroversi di kalangan masyarakat dan politisi.

Pro dan kontra terhadap amandemen UUD 1945 memiliki argumen- argumen yang beragam, dan pandangan tersebut sering kali tergantung pada latar belakang politik, ideologi, dan pandangan pribadi. Agumen masyarakat terhadap Amandemen kelima UUD 1945 menuai berbagai argumen mendukung dengan alasan bahwa Amandemen kelima UUD 1945 memungkinkan untuk mengikuti perkembangan sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia. Amandemen kelima UUD 1945 juga digunakan alasan untuk memperbaiki ketidaksempurnaan dalam sistem politik, seperti memperbaiki proses pemilihan umum, mengurangi korupsi, dan meningkatkan akuntabilitas pemerintah. Selain itu, Amandemen kelima UUD 1945 memperkuat prinsip-prinsip demokrasi, termasuk hak asasi manusia, kebebasan sipil, dan prinsip-prinsip negara hukum.

3 Ni’matul Huda, “Gagasan Amandemen (Ulang) Uud 1945 (Usulan Untuk Penguatan Dpd Dan Kekuasaan Kehakiman),” Jurnal Hukum Ius Quia Iustum 15, no. 3 (2008): 373–392.

(6)

Namun, ada beberapa yang kontra terhadap Amandemen kelima UUD 1945 tersebut. Amandemen kelima UUD 1945 khawatir disalahgunakan oleh pemerintah atau pihak-pihak yang memiliki kekuasaan untuk mengamandemenkan UUD sesuai dengan kepentingan mereka. Seperti contoh, Majelis Permusyawaratan Rakyat yang berupaya untuk memasukkan istilah negara hukum dalam Penjelasan Undang- Undang Dasar 1945 ke dalam Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945.

Perubahan UUD 1945 yang telah dilakukan MPR membuktikan, bahwa ada benturan kepentingan sehingga menjadikan perubahan konstitusi yang

‘tidak berorientasi kepentingan jangka panjang, serta jauh dari kata memuaskan karena ‘elitis’ dan kurang partisipatif. Perubahan tersebut menciptakan ketidakstabilan hukum yang merugikan dalam perencanaan dan pelaksanaan program jangka panjang. Selain itu, perubahan tersebut juga memerlukan kesepakatan politik yang sulit dihasilkan di tengah perbedaan pandangan dan kepentingan politik.

(7)

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dengan demikian, terkait Amandemen kelima UUD 1945 saya memiliki argumen pro terhadap Amandemen kelima UUD 1945 dengan alasan bahwa konstitusi harus menyesuiakan dengan perkembangan kondisi masyarakat yang bersifat dinamis. Seperti yang dinyatakan olehMoh. Mahfud MD, bahwa konstitusi merupakan ‘resultante’ dari keadaan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Selain itu, Amandemen kelima UUD 1945 sebagai salah satu dorongan dalam memperbaiki ketidaksempurnaan dalam sistem politik, seperti memperbaiki proses pemilihan umum, mengurangi korupsi, dan meningkatkan akuntabilitas pemerintah. Sehingga Amandemen kelima UUD 1945 perlu dilakukan mendukung dengan kondisi masyarakat Indonesia yang bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan era globalisasi saat ini. Perubahan tersebut juga didukung oleh beberapa kasus hukum yang belum memiliki ketentuan-ketentuan hukum dalam menyelesaikan masalah tersebut.

2. Saran

Dengan demikian, terkait perubahan Amandemen kelima UUD 1945, kita sebagi subjek hukum terutama badan hukum yang berwenang dalam melakukan Amandemen kelima UUD 1945 sebaiknya bersifat kompatibel dalam Amandemen kelima UUD 1945 agar menghindari penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh para pihak yang bersangkutan.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Assiddiwie, J. (2016). Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pacsa Reformasi. . Jakarta: Sinar Grafika.

Darusman, Y. M. (n.d.). Kajian Yuridis Urgensi Amandemen Kelima Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia. Jurnal Hukum, Vol. 4 No. 2.

Faiz., P. M. (2019). Amandemen Konstitusi (Komparasi Negara Kesatuan Dan Negara Federal). Jakarta : Rajawali Pers.

Huda, N. (2008). UUD 1945 dan gagasan amandemen ulang. Jakarta: Rajawali Pers.

Jufri, M. (2021). Urgensi Amandemen Kelima Pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Terkait Hak dan Kebebasan Beragama. Jurnal HAM, Volume 12.

M, S. S. (2006). Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi. Bandung.

Purnamasari, G. C. (2023). Urgensi Amandemen Kelima Undang-Undang Dasar 1945 di . Jurnal Ilmiah Hukum dan Hak Asasi Manusia, Vol. 2 No. 2.

Saifulloh, P. P. (2021). Gagasan Konstitusi Pangan: Urgensi Peraturan Hak atas Pangan Warga Negara. Jurnal HAM, Vol. 12 No. 2.

Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. (n.d.).

Referensi

Dokumen terkait

konsep kekuasaan absolut penguasa dan UUD 1945 sebelum amandemen lewat 12 pasal yang mengatur tentang kekuasaan lembaga eksekutif juga memberikan legitimasi yang besar kepada

konsep kekuasaan absolut penguasa dan UUD 1945 sebelum amandemen lewat 12 pasal yang mengatur tentang kekuasaan lembaga eksekutif juga memberikan legitimasi yang besar kepada

Karya tulis ini pada dasarnya mencoba memaparkan mekanisme pencabutan Perpu menurut UUD 1945 pasca amandemen dan akibat yang akan muncul dari diterapkannya Pasal tersebut dan

Usulan DPD-RI tentang perubahan UUD-RI 1945 dalam naskah UUD-RI 1945, yaitu DPD-RI dapat mengajukan kepada DPR-RI rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi

Penelitian ini menyimpulkan bahwa 1) kekuasaan Presiden dalam membentuk Un- dang-Undang sebelum amandemen UUD 1945 sangatlah besar, hal ini dapat dilihat dari masa pemerintahan

Sebagaimana sebuah kajian berusaha mengupas tentang implikasi struktur ketatanegaraan setelah amandemen Undang-Undang Dasar 1945, kiranya perlu sebuah data pendukung bagi

Bahwa Undang Undang Dasar 1945 mengikat penyelenggara negara, masyarakat, warga negara dan penduduk maka UUD 1945 dijadikan dasar untuk berulah negara dan

Pasal 25A UUD 1945 hasil amandemen 2002, memuat ketentuan bahwa Negara kesatuan republic Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan yang berciri nusantara drngan wlayah yang