• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anak Remaja vs Orang Tua

N/A
N/A
Gideon Sipahutar

Academic year: 2024

Membagikan " Anak Remaja vs Orang Tua"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SKENARIO KONSELING KELUARGA

Kasus :

Keluarga bapak A, adalah keluarga dengan anak remaja berusia 17 tahun. Bapak A dan Ibu A adalah seorang karyawan kantor. Bapak dan Ibu A menghabiskan banyak waktu di luar rumah, yang membuat A merasa diabaikan. A berusaha mencari perhatian kedua orangtuanya dengan cara menyebabkan masalah di sekolah. Bapak permasalahan keluarga nya.dan Ibu A dipanggil ke sekolah untuk membahas hal ini. Bapak dan Ibu A meminta konselor untuk menangani

A : Ayah

I : Ibu a : Anak G : Guru

Dialog dimulai sewaktu sang ayah dan ibu pulang dari perkerjaannya.

Waktu menunjukkan pukul 23.00 malam. Anak ingin menunjukkan hasil raport nya yang harus juga di tandatangani oleh orangtuanya.

a : (Meghampiri orangtuanya yang baru pulang) Eh, udah pulang (terkejut dan ceria)

Anak menyapa orangtua, tapi anak diabaikan. Orangtua melewati anak, dan si anak mengikuti dari belakang.

a : Hari ini aku bagi raport, hasilnya bagus. Mama, Papa mau nengok gak? Sekalian perlu ditanda tangani juga.

Anak mengulurkan tangan yang ditangan nya ada raport, Ibu menurunkan tangan anak dan berkata

I : Nanti ya, kami baru pulang, masih capek juga.

Terlihat raut wajah sedih anak.

a : Bentar aja kok.

(2)

Ayah dan Ibu akhirnya melihat anak, saat ingin melihat raport anak, terdengar bunyi hp dari ayah dan ibu. Ayah dan ibu menerima telepon dan meninggalkan anak sendirian.

a : (Anak kesal) Sebentar saja pun susah kali. Selalu kayak gitu!

Gak ada waktu untuk ku.

Anak meletakkan raport nya diatas meja dan berkata dengan pelan dengan perasaan sedih.

a : Masih lebih penting pekerjaan daripada aku (anak tersenyum pahit)

Setelah itu anak bangkit dan meninggalkan ruangan dengan perasaan sedih.

Besok paginya, anak memasuki dapur, melihat meja makan yang kosong.

a : Hari ini pun sarapan sendiri lagi.

Anak menyiapkan sarapan, anak juga membuat untuk kedua orangtuanya. Saat sedang menyantap makanannya sendiri, anak melihat kira kanan meja makan yang kosong, ada perasaan hampa di anak. Dengan perasaan sedih anak memakan sarapannya. Kedua orangtua melewati anak, dengan terlihat buru-buru. Anak memanggil orangtuanya untuk sarapan bersama.

a : Ma,Pa ayok sarapan. Aku udah bikinin juga untuk kalian.

I : Kamu makan sendiri aja, kami udah telat.

Anak mengangukkan kepala, dan mengulurkan tangannya untuk menyalim tangan. Ayah dan Ibu tidak menyadarinya dan pergi meninggalkan anak sendiran. Anak terlihat sedih,

(3)

mengepalkan tangganya dan memukul meja.

Anak pergi kesekolah. Di malam harinya ketika ayah dan ibu pulang. Ibu menghampiri anaknya dengan kesal.

I : Kamu buat masalah apa hari ini? Sampai tadi mama dikantor, ditelepon sama guru kamu. Mama lagi sibuk hari ini tahu.

Karena masalah kamu, mama harus layani telepon guru kamu yang panjang lebar kali ngomongnya!

a : (diam) Bukan aku yang bikin masalah, teman ku yang diluan cari masalah. Sorry kalau aku nambah masalah buat kalian!

Anak pergi.

I : Tengok itu anakmu. Makan hari makan gak bisa diatur.

A : Udah ah, nama nya juga anak. Biari aja dia gitu. Nanti juga sadar sendiri.

I : Terserah lah!

Ibu pergi. Ayah menerima telepon dari kerja.

Keesokan paginya, anak melewati sarapannya, pergi kesekolah.

Dan hari ini pun anak membuat masalah lagi, sampai ayah dan ibunya harus datang kesekolah. Ayah dan Ibunya menemui anak disekolah.

I : Kamu bikin apa lagi kali ini?

a : Datang juga kalian ke sekolah aku. Baru pertama kali kan datang kesini.

A : Dimana guru kamu? Ayok cepat. Gak ada waktu.

a : Waktu-waktu aja yang dibahas! Sama anak sendiri aja perhitungan waktu.

(4)

Ayah dan ibu terlihat binggung.

a : Ayok temui guru ku, biar aku enggak buang waktu kalian lagi!

Ayah dan Ibu menemui guru BK.

G : Pagi pak bu, terima kasih atas waktu nya. Jadi bagini pak/bu, anak bapak dan ibu dari semalam telah membuat masalah dengan temannya padahal wali kelas nya telah menasehati dia tetapi dia tidak mau mendengarkan nasihat walikelas nya sama sekali. Jadi mau tidak mau saya harus memanggil bapak ibu untuk datang hari ini.

A : Iya bu, tidak apa-apa. Kalau boleh tau apa yang anak saya perbuat?

G : Anak bapak dan ibu telah membuat keributan di kelas pada saat jam pelajaran. Anak bapak dan ibu juga hari ini bertengkar dengan teman sekelasnya.

A : Saya minta maaf atas perbuatan anak saya pak, Saya tidak tau kalau anak saya bisa berbuat seperti itu.

G : Tidak apa-apa pak. Saya hanya ingin bapak dan ibu tau perbuatan anak bapak dan ibu speerti ini. Kalau boleh tau, apakah adam sedang memiliki masalah di rumah? Atau bapak dan ibu tidak menanyakan keadaan adam?

A : Yang saya tau si tidak ada masalah ya pak. Adam baik-baik aja, dirumah juga baik-baik aja.

I : Iya pak, setau saya juga dia baik-baik aja gaada masalah.

G : Oh begitu ya pak/bu. tapi dari yang saya lihat adam akhir-akhir ini tidak seperti biasanya. Dia seperti lagi ada masalah.

I : Tapi di rumah, kami semua baik-baik aja bu. Mungkin masalah nya ada di sekolah.

A : Iya mungkin di sekolah, orang kami di rumah ga kenapa- kenapa.

a : Aku gini juga karna kalian.(adam langsung bangkit berdiri dan keluar ruangan)

G : Pak/bu saya sudah sering menangani hal seperti ini. Seperti nya bapak, ibu dan adam sedang tidak baik-baik aja. Kalau boleh

(5)

saya sarankan, coba bapak ibu mengajak adam pergi ke konseling keluarga. Mungkin akan terselesaikan masalah nya.

A : Makasih banyak atas saran nya pak, nanti akan saya coba saran yang bapak berikan. Sekali lagi saya minta maaf atas perbuatan anak saya ya pak.

G : Iya pak sama-sama.

Ayah dan ibu keluar dari ruangan bk dan langsung mengajak pergi ke konseling keluarga.

I : Ayo kita masuk, habis ini mama masih ada kerjaan.

Mereka masuk ke dalam.

K : Selamat siang dan selamat datang Bapak Ibu.Dan ini Anaknya?

Dengan Nama siapa Nak?

a : (Tidak menjawab)

A : Mohon maaf Pak kalau Anak saya tidak menjawab.Namanya adam.

K : Tidak masalah Pak.Terima kasih sudah mau datang untuk sesi konseling hari ini.Saya sangat senang bisa bertemu dengan kalian untuk membantu permasalahan yang Anda hadapi.Nama saya adalah Nicolas dan saya adalah seorang konselor keluarga kalian pada hari ini

A : Terima kasih.Pak.Kami sangat menghargai kesediaan Anda untuk membantu kami mengatasi permasalahan kami ini.

K : Tentu saja, itu adalah alasan mengapa saya di sini. Saya berkomitmen untuk bekerja sama dengan kalian untuk mencari solusi yang dapat memenuhi kebutuhan dan memperkuat hubungan kalian.Sebelumnya saya ingin memberitahu bahwa sesi konseling ini akan berlangsung selama 45 menit dan informasi dan data-data mengenai permasalahan kalian akan dirahasiakan sesuai dengan kode etik psikologi Indonesia.Jadi kalian tidak perlu khawtir akan hal ini.Dalam proses konseling ini, kita akan menciptakan ruang aman di mana kalian dapat

(6)

berbagi perasaan, kekhawatiran, dan harapan kalian dengan jujur. Saya akan membantu kalian memperdalam pemahaman satu sama lain dan menemukan cara untuk mencapai titik tengah yang dapat memenuhi kebutuhan kalian secara seimbang.

I : Kami bersedia Pak.Nak tolonglah jawab sama Bapak ini.

a : Iya iya.Setelah ini kalian mau pergi ke kantor lagi kan. Aku bakalan selesaikan ini dengan cepat!

Ayah dan Ibu memandang kearah anak.

K : Baiklah kalau begitu sebelum kita memulai boleh diperkenalkan diri dulu Bapak Ibu dan Anak.Yang saya perlukan adalah nama dan umur saja.

A : Jadi nama saya Anto Saya berumur 40 tahun

I : Kalau saya bernama Anti dan saya itu sudah 39 Tahun.

K : Kalau kamu Nak.Nama dan umurmu?

a : Tadi kan udah dibilang masa mau diulangin lagi

A : Kamu jangan begitu sama Bapak ini.Sopan sedikit kenapa…

K : (Berusaha mencegat omongan Ayah sambil mengangkat tangan ke arah Ayah) Tidak apa-apa Pak.Sekarang boleh kasih tahu nama dan umurnya Nak? Sekali saja

a : Namaku adam umur 17 (dgn lemas)

K : Baik Nak, sudah cukup.Jadi sesi konseling ini akan dimulai dari sekarang.Sekarang apa permasalahan yang sedang kalian hadapi dan apa yang kalian harapakan dari adanya konseling ini?

I : Jadi begini Pak. Tujuan kami datang ke konseling ini adalah untuk memperbaiki hubungan keluarga kami khususnya untuk Anak.Kami ingin menciptakan lingkungan yang penuh cinta, dukungan, dan saling pengertian di antara kita. Kami sadar bahwa kami telah mengabaikan Anak dan tidak memberikan perhatian yang cukup selama ini. Kami ingin belajar bagaimana menjadi orang tua yang lebih baik, mendengarkan dengan lebih baik, dan memberikan perhatian yang ia butuhkan.

A : Iya Pak, kami ingin belajar bagaimana mengatasi konflik dengan lebih baik dan supaya Anak dapat Kembali bersama kami

K : Anak, apa pendapatmu tentang tujuan yang telah diungkapkan oleh orang tuamu?

A : Palingan mereka lagi acting tuh.Biar kelihatannya kayak orang

(7)

tua yang baik.Lagian aku ke sini juga saran guru bk, kalua tidak mana mungkin orangtua ku bisa duduk berlama-lama dengan ku. Cepat saja Pak. Ayah dan ibu saya orang sibuk, mereka harus kerja lagi.

K

a:

i:

k:

: Anak, kehadiranmu di sini menunjukkan bahwa kamu juga, secara tidak langsung, ingin melakukan perubahan dan memperbaiki hubungan dengan orang tuamu.Melalui konseling ini, kita akan mencari cara untuk mengatasi masalah dan menumbuhkan ikatan yang lebih kuat di antara kita semua.Kami berkomitmen untuk membantu kalian dalam proses ini.Ini adalah Langkah pertama bagi dirimu dan juga orang tuamu. Apa kamu mau cerita kepada kami, tentang apa yang kamu rasakan?

(mengangguk) tapi saya rasa saya tidak akan bisa bercerita didepan kedua orangtua saya. Saya merasa mereka tidak akan mengerti dengan saya.

Udah kamu cerita aja. Kami akan dengari Anak menggelengkan kepalanya

Bapak ibu silahkan keluar saja. Saya akan mendengar cerita anak kita ini. Tidak mudah bagi anak kita untuk mengatakannya. Jadi tidak masalah.

Ayah dan ibu keluar, dan disibukkan lagi dengan telepon dari kantor.

Konseling antara konselor dan Adam

a: saya ingin diperhatikan. Saya ingin seperti anak lain yang orangtuanya mendukung dan memberikan cinta mereka kepada anak mereka. Setidaknya hari ini saya merasakan hal itu. Orangtua saya melihat saya hari ini.

K : perhatian.

a: ya. Saya dirumah sendirian hingga larut malam, saya selalu mencoba menunggu mereka pulang , saya menunggu dengan perasaan senang karena akhirnya saya dapat bertemu dengan mereka dan banyak hal yang ingin saya ceritakan kepada

(8)

mereka tentang hari yang saya lalui. Tapi ketika mereka pulang, mereka merasa lelah dan mengabaikan saya. (bercerita sambil menundukkan kepala)Saya ingin mereka mendengarkan cerita saya dan setidaknya melihat kearah saya. Saya tidak ingat kapan terakhir kali mereka melihat saya, saya juga tidak ingat kapan mereka memeluk saya. Saya merasa diabaikan.

K: menurut anda , perhatian apa yang seharusnya diberikan orangtua kepada anda?

a: pertama mereka akan mendengarkan cerita saya. Kami juga akan sarapan dan dinner bersama sambil bertukar cerita. Ah, kami juga akan menghabiskan malam minggu bersama sambil menonton. Dan mereka akan menduluankan saya melebihi apapun, teruma pekerjaan mereka. Perhatian seperti itu (bercerita sambil membayangkan, anak terlihat tersenyum saat cerita itu)

K: apakah pemandangan seperti itu yang kamu lihat dirumah (melihat kearah ayah dan ibunya)

a: ya, itulah mereka. Bahkan disinipun mereka tidak akan lepas dari pekerjaan mereka.

K: saya melihat ibu dan ayahmu adalah seorang pekerja keras.

Mereka pasti bekerja sambil memikirkan tentang anak mereka.

a: saya tidak merasakan itu.

K:apakah kamu tidak bangga memiliki orangtua yang bekerja keras seperti mereka?

a: Saya bangga dan berterimakasih. Tp saya akan lebih senang jika mereka dapat meluangkan waktunya dgn saya.

Konselor tersenyum dan mengangguk.

setalah ini selesai konseling dengan anak. Baru anak , ayah ibu dipanggi lagi.

I : Bagaimana pak? Apakah anak saya mau bercerita?

K : Saya sangat berterima kasih atas kejujuran Anak kita ini. Ayah Ibu, adam bercerita bagaimana dia merasa tidak di perhatikan.

bagaimana pendapat kalian tentang perasaan Adam?

a: (anak menyeletuk) Ya. Aku merasa tidak dicintai dan tidak mendapatkan perhatian dari orang tuaku.Aku merasa kesepian dan terabaikan.

A : Ini pertama kalinya saya mendengar bagaimana perasaan adam. Saya dan juga ibunya memang lagi masa dimana kami sibuk dengan pekerjaan dan saya kira dengan umurnya yang sekarang hal ini tidak akan terlalu berpengaruh kepada adam.

(9)

Saya ingin memperbaikinya.

I : Saya juga merasa bersalah. Saya terlalu sibuk dengan pekerjaan sesampai rumah pun saya masih bekerja lagi. Saya ingin memberikan perhatian kepada adam, tapi tuntutan pekerjaan saya dan rasa lelah membuat saya tidak dapat memberikan dan menunjukkannya kepada adam. Saya ingin melakukan yang lebih baik.

K : Bagus, pengakuan diri dan introspeksi diri itu adalah langkah pertama yang penting.Sekarang, mari kita bicara tentang bagaimana kita bisa memperbaiki situasi ini. Apakah ada ide atau harapan yang ingin kalian sampaikan satu sama lain?

A : Aku hanya ingin merasa lebih dihargai dan didengar.

A : Saya berjanji akan memberikan waktu yang lebih banyak untuk kita berdua, melakukan aktivitas yang kamu sukai, dan mendengarkan keinginanmu.Papa ingin kamu tahu bahwa kamu sangat penting bagiku.

I : Mama akan mencari cara untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama kamu dan akan lebih fokus mendengarkan dan mendukungmu. Kamu adalah anugerah dalam hidup kami.

K : Itu adalah komitmen yang bagus dari kalian berdua.Namun ini adalah permulaan dari perjalanan yang sangat Panjang.Kerusakan dan kesakitan yang dialami Anak pastil ah tidak singkat dan mudah.Butuh waktu yang lama untuk luka ini agar sembuh dan Anak dapat membuka hatinya kembali.Sekarang, mari kita bicara tentang cara kita bisa memperbaiki komunikasi antara kalian. Saya akan membantu kalian dalam teknik komunikasi yang efektif untuk saling mendengarkan dan memahami satu sama lain.(Tidak ada suara setelah scene ini dan berakhir).

Referensi

Dokumen terkait

Kurangnya keterlibatan orang tua dalam pengaturan keuangan anak, membuat remaja mampu melakukan apa saja yang mendorong mereka pada sikap konsumtif.. Berbeda dengan remaja

Dari hasil penelitian ini diharapkan orangtua mendapatkan informasi tentang strategi coping yang dilakukan oleh remaja yang orangtuanya bercerai serta dampak dari

Setelah penulis mengkaji dan menganalisis data dalam skripsi ini yaitu mengenai pola asuh orang tua dalam pengembangan karakter disiplin anak remaja (studi kasus

Adapun strategi yang efektif perlu dilakukan orang tua adalah menyiapkan ruang belajar di rumah atau di luar rumah sehingga anak terkondisikan siap untuk

Salah satu masalah yang dihadapi orang tua masa kini dalam berkomunikasi dengan anak, khususnya anak remaja adalah bagaimana menumbuhkan sikap anak patuh mengikuti nasihat

Collins (dalam Santrock, 2002: 42) menyimpulkan bahwa banyak orang tua melihat remaja mereka berubah dari seorang anak yang selalu menjadi seseorang yang tidak

Tidak bisa dipungkiri banyak orang tua dinegara kita yang semakin hari semakin gagal dalam mendidik anak, karena banyaknya masalah yang dihadapi dari anak-anak di usia remajadalah

xi ABSTRAK MUSDALIPA, Pola Asuh Orang Tua Tunggal Terhadap Penanaman Nilai Moral Pada Anak Remaja di Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang.dibimbing oleh Iskandar, dan