PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Lapas Kelas IIB Lumajang sebagai organisasi yang berada di bawah naungan pemerintah mempunyai tugas yang sangat besar bagi negara. IEVP Lumajang Kelas IIB, melakukan berbagai cara demi kemajuan narapidana, membekali narapidana dengan ilmu dan agama. Lapas Kelas IIB Lumajang dalam mencapai tujuan pembinaan narapidana bekerjasama dengan berbagai pihak untuk memberikan pembinaan yang tepat kepada narapidana.
Melihat situasi seperti itu, penjara memang memberikan dampak yang sangat besar terhadap kemajuan narapidana.
Fokus Penelitian
Oleh karena itu Lapas Kelas IIB Lumajang harus menghadapi dan mengatasi segala ancaman/hambatan yang ada dan agar kejahatan terorganisir mampu mengatasi kebaikan yang tidak terorganisir. Melihat fenomena yang terjadi dan mengingat kasus ini sangat menarik untuk dijadikan penelitian, maka dari itu peneliti membuat judul Implementasi Komunikasi Organisasi Dalam Kegiatan Dakwah Untuk Peningkatan Diri Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lumajang. .
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti, untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh peneliti selama kuliah khususnya ilmu komunikasi organisasi dan dakwah. Selain itu penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk menyelesaikan studi sarjana (S1) di program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN Jember. Penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan tambahan dan literatur serta referensi bagi mahasiswa IAIN Jember khususnya mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah yang sedang meneliti penelitian sejenis.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan literatur dan referensi bagi lembaga pemasyarakatan dalam perwujudan komunikasi organisasi untuk meningkatkan pengembangan diri narapidana.
Definisi Istilah
Sekaligus diharapkan dapat memberikan masukan dan menjadi bahan evaluasi bagi Lapas Kelas IIB Lumajang terkait komunikasi organisasi, kegiatan dakwah dalam proses peningkatan pengembangan diri narapidana. Komunikasi organisasi merupakan proses pertukaran pesan dalam jaringan hubungan yang saling bergantung untuk mengatasi permasalahan di lingkungan. Oleh karena itu pelaksanaan komunikasi organisasi merupakan pelaksanaan komunikasi dalam organisasi untuk mengatur, menjadwalkan seluruh kegiatan organisasi dan mengatasi segala permasalahan yang terjadi guna mencapai tujuan organisasi.
Jadi kegiatan dakwah adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memberikan ilmu baru, kegiatan yang berbeda dengan kehidupan sebelumnya, kegiatan yang mementingkan kebaikan dan pelaksanaan hidup sesuai Al-Quran dan Sunnah.
Sistematika Pembahasan
Lembaga pemasyarakatan merupakan tempat yang didirikan oleh negara di setiap kota untuk menyelenggarakan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan, sebagai salah satu lembaga penegak hukum diharapkan dapat menyadarkan dan memperbaiki diri narapidana, serta memberikan titik jera. . Narapidana adalah terpidana yang sedang menjalani pidana perampasan kemerdekaan di dalam penjara (UU Nomor 12 Tahun 1995) karena telah melakukan tindak pidana seperti pencurian, perampokan, pemerkosaan, korupsi dan sebagainya, yang sedang menjalani pidana penjara. dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keputusan yang diambil oleh pengadilan.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian Terdahulu
Pengelolaan Pembinaan Keagamaan Islam Bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta.” Kesamaan penelitian ini adalah kegiatan keagamaan Islam yang dilakukan untuk meningkatkan pengembangan diri narapidana.
Kajian Teori
Dakwah memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu seorang dakwah harus mampu meyakinkan orang lain (mad'u) mengenai hal tersebut. Efek kognitifnya, yaitu setelah menerima pesan ajakan, Med'u akan menyerap isi ajakan tersebut melalui proses berpikir. Maka dengan menerima risalah dakwah diharapkan Mad'u dapat mengubah cara berpikirnya tentang ajaran agama sesuai makna sebenarnya.
Dampak perilaku, yaitu bentuk pola perilaku mad’u dalam mewujudkan pesan dakwah yang diterima dalam kehidupan sehari-hari.
METODE PENELITIAN
- Subyek Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Analisis Data
- Keabsahan Data
- Tahap-tahap Penelitian
Khusus untuk pelayanan kunjungan warga binaan Lapas Lumajang yang dilakukan setiap hari Senin hingga Jumat. Bersama dengan aparat penegak hukum Kabupaten Lumajang, Lapas Kelas IIB Lumajang telah beberapa kali mengadakan latihan menembak bersama, dalam hal ini Lapas Lumajang telah menjalin kerjasama terpadu dengan Polres Lumajang dan Kodim Kabupaten Lumajang. Lapas Lumajang juga mempunyai struktur organisasi pungutan liar, hal ini bertujuan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau dimanfaatkan dalam organisasi tersebut.
Penerapan komunikasi organisasi di Lapas Lumajang telah menciptakan proses yang berkesinambungan tanpa henti untuk mencapai tujuan, saling ketergantungan satu sama lain dalam bekerja sama mengatasi permasalahan yang ada. Sedangkan dari sisi perpustakaan, para narapidana dan tahanan di Lapas Lumajang juga sangat antusias untuk meminjam dan membaca buku, terbukti dengan adanya narapidana yang setiap harinya meminjam buku. Membenahi diri narapidana merupakan tugas terbesar di lembaga pemasyarakatan manapun, begitu pula Lapas Kelas IIB Lumajang selalu berusaha mencapai tujuannya. Lapas Lumajang juga telah berhasil menyadarkan dan memperbaiki diri para narapidana, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya warga binaan yang bertaubat dan tidak lagi mengulangi kesalahannya.
Keberhasilan tujuan ini terlihat dari semakin banyak narapidana yang menyadari kesalahannya dan masih lebih banyak penghuni Lapas Lumajang yang sadar dibandingkan yang tidak. Kendala yang saya temui sejak saya memimpin Lapas Lumajang adalah terbatasnya ruangan yaitu masjid yang kurang besar dan keberadaan masjid yang tidak berada di kawasan yang steril. Para petugas Lapas Lumajang selalu memperhatikan kebutuhan para narapidana, baik jasmani maupun rohani.
Komunikasi tersebut juga dilakukan pada saat pembinaan keagamaan dan pembinaan kemandirian, terbukti dengan adanya kelompok-kelompok pada saat pembinaan yang berlangsung di Lapas Lumajang. Kegiatan dakwah yang dilakukan Lapas Lumajang diwujudkan melalui kegiatan pembinaan pemberantasan buta aksara, Islam, Kristen dan aktivitas kerja.
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Gambaran Obyek Penelitian
Penyajian Data dan Analisis
Sedangkan gedung perkantoran berdiri di depan, sedangkan ruang terbuka antara gedung perkantoran dan blok perumahan digunakan sebagai ruang kunjungan bagi warga binaan Lumajang yang menggunakan model lesehan (tanpa kursi). Pertunjukan paduan suara pagi setiap hari Senin, staf Lapas Lumajang menyanyikan March of Ministry of Law and Human Rights. Selain itu, warga binaan Lumajang juga giat menghasilkan karya di bidang keterampilan seperti pertukangan, perikanan, perkebunan, kerajinan tangan, seni, dan warga binaan perempuan diberi ruang untuk berjualan makanan, mulai dari beras, jus, dan lain-lain. F.
Saya disini bertugas mengendalikan aktivitas dan hasil kerja pegawai dan staff, serta melakukan penilaian terhadap bawahan melalui SKP (Tujuan Tim Kerja Pegawai), dan sampai saat ini saya tidak menemui kendala apapun karena pegawai dan staff telah menjalankan tugasnya sesuai dengan tugasnya. tanggung jawab masing-masing.”48 Dengan rencana kerja dan pelaksanaan kerja yang baik oleh setiap pegawai di Lapas Kelas IIB Lumajang, maka Lapas Lumajang pada tahun 2012 terpilih sebagai Lapas terbaik pertama. Untuk itu Lapas Lumajang memfasilitasi berbagai kegiatan pelatihan, untuk mencapai hal tersebut berinisiatif memberikan pengajaran yang sesuai, oleh karena itu pihak Lapas bekerjasama dengan pihak luar. Family Visit Lapas Lumajang juga telah merenovasi ruang tunggu menjadi tempat yang bersih, rapi, segar dan nyaman.
“Sejauh ini Lapas Lumajang bebas dari pungli, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya laporan dari pihak manapun baik dari warga binaan, pengunjung maupun petugas lapas itu sendiri.”54. Kalaupun masih ada sejumlah orang yang kembali melakukan tindak pidana, hal ini tidak bisa menutupi keberhasilan Lapas Lumajang yang berhasil meningkatkan jumlah narapidana dibandingkan dengan narapidana berulang. Seperti halnya Lapas Lumajang yang mempunyai berbagai kegiatan pembinaan untuk meningkatkan pengembangan diri warga binaan, serta untuk terciptanya proses yang lancar dan tertib maka pihak Lapas selalu mengedepankan upaya mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Salah satu hal yang akan menjadi ancaman dan kendala bagi Lapas Lumajang adalah banyaknya perpindahan narapidana dari Lapas lain. Kapasitas Lapas yang sudah berlebih justru mendapat perpindahan dari Lapas lain karena Lapas Lumajang masih memiliki jumlah tahanan yang lebih sedikit dibandingkan Lapas lain. Sementara itu, ada narapidana yang mengatakan bahwa “di penjara, ponsel adalah tempat ponsel berada dan tempat masuknya narkoba.” Mereka khawatir metode berbeda yang mereka gunakan di Lapas lain juga bisa diterapkan di Lapas Lumajang.
Pembahasan Temuan
Proses kerjasama yang dilakukan Lapas Lumajang dengan berbagai pihak seperti Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan merupakan bentuk hubungan yang saling ketergantungan satu sama lain. Komunikasi Interpersonal Seperti yang telah dijelaskan di atas, untuk lebih mendekatkan diri dengan para narapidana maka Kepala Lapas mendatangi setiap blok narapidana untuk berbicara langsung sehingga narapidana dapat menyampaikan pendapatnya tentang kekurangan dan kelebihan Lapas Lumajang dalam pelayanan. Proses komunikasi langsung yang dilakukan Kepala Lapas Lumajang dengan warga binaan dengan mendatangi blok pemukiman untuk mendengarkan pengaduan.
Sedangkan pengunjung warga binaan dan kerjasama Lapas Lumajang dengan berbagai pihak serta hadirnya teknologi menjadi lingkungan eksternal. Lapas Lumajang selalu menciptakan dan bertukar pesan antar pegawai untuk menghadapi setiap permasalahan yang ada dalam organisasi. Selalu ada narapidana baru di Lapas Lumajang. terlebih dahulu dilakukan pendataan kemudian melalui proses orientasi agar mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan baru dan dapat melakukan kegiatan sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh pihak lapas.
Dengan komunikasi organisasi yang baik maka Lapas Lumajang dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai tugasnya, dapat melakukan pembinaan secara berkala kepada warga binaan serta terciptanya proses pelayanan yang memuaskan dan bebas dari pungli. Melakukan kegiatan dakwah di Lapas Lumajang menggunakan metode dakwah diantaranya metode dakwah hikmah, mau'izatul khasanah, dakwah tangan, dakwah lisan dan hati. Akhirnya terbentuklah proses pergerakan atau pelaksanaan kegiatan yang telah diajarkan di Lapas Lumajang dalam keseharian mereka dan diharapkan hal ini terus berlanjut ketika para narapidana keluar dari Lapas, mereka benar-benar bertaubat, bukan hanya karena keterbatasannya. dengan peraturan yang telah ada di penjara.
Faktor Pemfasilitasi dan Penghambat Terlaksananya Komunikasi Organisasi Dalam Kegiatan Dakwah Untuk Peningkatan Diri Narapidana di Lapas Kelas IIB Lumajang. Oleh karena itu, aparat kepolisian tinggal melakukan pengawasan, mengingat kendala yang dihadapi Lapas Lumajang adalah kurangnya sumber daya manusia, ukuran masjid yang kurang besar, dan lokasi yang tidak steril.
PENUTUP
Kesimpulan
Penerapan komunikasi organisasi di Lapas Kelas IIB Lumajang menggunakan teori organisasi hubungan manusia (Elton Mayo) dan teori sistem sosial (Katz dan Kahn), serta menggunakan 3 format interaksi komunikasi organisasi antara lain: komunikasi antarpribadi, kelompok kecil, dan publik. Penerapan komunikasi organisasi yang disusun dengan baik juga dapat memberikan hasil yang baik bagi perkembangan organisasi, antara lain tugas-tugas dapat terlaksana dengan baik dan tepat, kegiatan pelatihan yang dapat dilakukan secara rutin/terus menerus dalam proses peningkatan diri narapidana dan terciptanya pelayanan yang memuaskan. dan bersih pemerasan. Terdapat beberapa kegiatan pelatihan di Lapas Kelas IIB Lumajang diantaranya : Kegiatan Pelatihan Keagamaan, Kegiatan Pelatihan Kemandirian dan Kegiatan Pelatihan PBH.
Saran-saran
- Denah Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Lumajang
- Struktur Organisasi Lapas Klas IIB Lumajang
- Struktur Organisasi Pemberantasan Pungli Lapas Klas IIB Lumajang
- Proses Pemasyarakatan
Metode penyuluhan agama yang efektif bagi narapidana dan rutan wanita di Lapas Kelas IIB Lumajang. Komunikasi Organisasi dalam Kegiatan Daveh.. a) Efek Kognitif b) Efek Afektif c) Efek Perilaku.. a) Kepala Lapas Kelas IIB Lumajang b) Kepala BinaDik c) Petugas d) Guru dan Ustadz.