PENDAHULUAN
Latar Belakang
Untuk mengetahui penerapan Fatwa DSN-MUI tentang murabahah pada BMT UGT Sidogiri KCP Sempu Banyuwangi. Judul yang dimaksud adalah Penerapan Fatwa DSN MUI tentang Murabahah pada realisasi akad Murabahah di BMT UGT Sidogiri KCP Sempu Banyuwangi. Penerapan akad murabahah pada BMT UGT Sidogiri KCP Sempu Banyuwangi tidak sesuai dengan Fatwa DSN-MUI No.
Al-Murabahah adalah transaksi jual beli barang dengan harga awal dengan tambahan keuntungan (margin) yang disepakati antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk melakukan transaksi jual beli SERTIFIKAT TANAH DAN BANGUNAN (selanjutnya disebut barang).
RumusanMasalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bagi institusi yang menjadi objek penelitian, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan pertimbangan pengambilan keputusan dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan untuk memahami Fatwa DSN MUI tentang Akad Murabahah.
Definisi Istilah
Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa untuk mengetahui penerapan Fatwa DSN MUI tentang murabahah adalah dengan membandingkan fakta sebenarnya di lapangan.
Sistematika Pembahasan
Akad ini merupakan salah satu bentuk akad jaminan alam karena dalam murabeh ditentukan berapa tingkat pengembalian yang disyaratkan (keuntungan yang ingin diterima). 17.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian Terdahulu
19 Nasaruddin, “Penerapan Syariah Dalam Pembiayaan Murabahah Logam Mulia Untuk Investasi Abadi Pada Pegadaian Syariah Cabang Dompu,” (Skripsi, Universitas Negeri Surakarta, 2014). 20Abdul Azziz Herawanto, “Implementasi Akad Murabahah Pada Pembiayaan Perumahan Syariah Subsidi Pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Surakarta,” (skripsi, Universitas Sebelas Maret, 2009). 21Yani Indah Permatasari, “Implementasi Akad Murabahah Pada Produk Pembiayaan Jual Beli Barang Produktif Di Ksu Bmt Harapan Ummat Kudus,” (disertasi, IAIN Walisongo, 2014).
25Asep Syaiful Bahri, “Evaluasi Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Muamalat”, tesis PhD (UIN Syarif Hidayatullah, 2008). Tesis ini membahas tentang proses manajemen risiko pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Muamalat dalam mengelola risiko terkait pembiayaan Murabahah, serta langkah dan solusi yang dilakukan.
Kajian Teori
Perbedaan antara kredit yang diberikan bank konvensional dengan pembiayaan yang diberikan bank berdasarkan prinsip syariah terletak pada keuntungannya. Ada beberapa prinsip penilaian kredit yang umum dilakukan yaitu analisis 5C, analisis 7P dan studi kelayakan. Hal ini penting karena jika pinjaman dibiayai tanpa prospek, tidak hanya bank yang menderita kerugian, tetapi juga nasabah.
Ini adalah ukuran bagaimana nasabah membayar kembali pinjaman yang dipinjam, atau dari mana sumber dana untuk pembayaran kembali pinjaman yang diperoleh berasal. Profitabilitas diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau meningkat, terutama dengan tambahan kredit yang akan kita peroleh dari bank.
Subyek Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Persepsi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa observasi adalah pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sebagai dasar analisis serta untuk menjamin objektivitas dan keakuratan hal-hal yang diperoleh baik dalam studi kepustakaan maupun untuk mengkonfirmasi penelitian itu sendiri. .54 . Tujuan observasi harus jelas, artinya dapat memusatkan perhatian pada apa yang harus diamati, siapa yang harus diamati, dan informasi apa yang harus dikumpulkan.
Dokumentasi mencari data tentang suatu hal atau variabel dalam bentuk catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya.59.
Analisis Data
Dengan penyajian data tersebut maka data diorganisasikan, disusun dalam pola relasional sehingga lebih mudah untuk dipahami. Dengan menampilkan data maka akan lebih mudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan pekerjaan selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami. Kesimpulan awal yang diambil masih bersifat tentatif, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti pendukung yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Namun apabila kesimpulan yang diambil pada tahap awal didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang diambil tersebut merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan yang diharapkan dalam penelitian kualitatif ini adalah temuan-temuan baru yang belum ada sebelumnya.
Keabsahan Data
Tahap-tahap Penelitian
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Gambaran Obyek Penelitian
Penyajian Data dan Analisis
Murabahah adalah transaksi jual beli barang dengan harga semula dengan tambahan keuntungan yang disepakati, dimana BMT sendiri membeli dari pemasok barang yang bersangkutan. Langkah selanjutnya adalah menyerahkan berkas ke AOSP jika di lapangan/langsung ke kantor BMT dan BMT menyerahkan ke AOA untuk dianalisis sesuai prosedur. Namun apabila masa jatuh tempo telah habis dan debitur tidak mampu melunasinya, maka sisa pokok ditarik kembali atas persetujuan BMT dan debitur, dan margin dikurangi sesuai dengan sisa pokok.
Jadi, jika debitur wanprestasi, maka BMT akan menagih angsuran yang ditangguhkan debitur, namun jika debitur tidak dapat membayar hingga batas waktu yang ditentukan, maka akad akan dijadwalkan ulang. Apabila debitur tidak mampu lagi melunasi angsurannya, maka barang yang dijadikan jaminan akan diambil alih oleh BMT. Dalam hal ini digunakan akad murabahah, sehingga BMT harus membeli barang tersebut.
Kalau saya beli, saya pesan langsung ke pembuat mebel lalu bayar lewat BMT.”95 Bagi debitur yang ingin membeli barang, BMT memfasilitasinya dengan pembiayaan murabahah dengan membiayai sebagian harga barang tersebut. Misalnya di masa paceklik, debitur kemungkinan besar tidak mampu membayar angsurannya, sehingga BMT tidak bingung karena ada jaminan yang bisa membayar angsurannya. Agunan tersebut dapat berupa barang murabahah, yaitu barang yang diperjualbelikan antara BMT dengan debitur, atau agunan lainnya.” 100.
Dalam hal ini BMT memberikan kelonggaran kepada debitur yang bermasalah dengan angsurannya, yakni dengan melakukan penjadwalan ulang akad seperti semula dan tidak mengenakan denda kepada debitur. Dalam menangani pembiayaan yang dinyatakan pailit/gagal, BMT akan turun langsung ke lapangan untuk mencari penyebab hambatan tersebut. Apabila dalam waktu 4 minggu anggota tidak dapat membayar, BMT akan menjual agunan tersebut atas persetujuan debitur.
Pembahasan Temuan
Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat untuk mengadakan dan melaksanakan Akad Al-Murabahah dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut. Barang tersebut dijual oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan harga jual SEMBILAN BELAS JUTA Rp DELAPAN RATUS TIGA PULUH TUJUH RATUS RUPIAH. Oleh karena itu, PIHAK KEDUA menyatakan sah berhutang kepada PIHAK PERTAMA sejumlah Rp. SEPULUH JUTA EMPAT SATU RIBU RUPIAH) yang selanjutnya disebut Hutang.
Apabila PIHAK KEDUA dinyatakan pailit oleh pengadilan negeri, maka PIHAK PERTAMA berhak menyatakan secara sepihak jangka waktu tersebut telah berakhir, dan PIHAK KEDUA wajib membayar utang-utangnya. PIHAK KEDUA mengakui mempunyai utang kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 6, oleh karena itu ia wajib membayarnya kepada PIHAK PERTAMA. PIHAK KEDUA akan membayar utang pokok dan margin kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan rencana angsuran terlampir.
Apabila PIHAK KEDUA telah melunasi hutangnya, maka PIHAK PERTAMA wajib menyerahkan hak milik dan seluruh dokumen yang diterima dari PIHAK KEDUA. Apabila terjadi pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, PIHAK PERTAMA berhak mengakhiri perjanjian, dan PIHAK KEDUA wajib membayar seluruh utangnya kepada PIHAK PERTAMA. Untuk pembelian barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1, PIHAK PERTAMA akan memberikan dana kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp.
PIHAK KEDUA wajib membeli barang atas kuasa PIHAK PERTAMA KEPADA PIHAK KEDUA, sebagaimana terlampir, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari kontrak ini. Bahwa barang sesuai prinsip syariah apabila dibeli oleh PIHAK KEDUA, sepenuhnya menjadi hak milik PIHAK PERTAMA. Oleh karena itu, PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan sah berhutang kepada PIHAK PERTAMA sejumlah Rp SEPULUH JUTA EMPAT RATUS RUPA) Selanjutnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam pelaksanaannya, akad murabahah adalah BMT yang membeli barang tersebut, sedangkan pada umumnya murabahah adalah wakalah BMT yang menyerahkan uangnya kepada debitur sebagai agen yang membeli barang tersebut. 4/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah, yaitu apabila terjadi keterlambatan penyelesaian, apabila tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah, maka sengketa tersebut segera dilimpahkan ke Pengadilan Negeri.
Saran-saran
Membeli barang dari penjual yang dipilih dan ditunjuk oleh PIHAK KEDUA dan/atau PIHAK PERTAMA, dengan harga pembelian Rp dua puluh juta rupee). Dalam hal agunan hilang atau musnah atau rusak berat, jangka waktu berakhir pada saat terjadinya risiko dan sisa utang harus dilunasi oleh PIHAK KEDUA. Nilai penilaian/perkiraan harga pasar Jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebesar Rp 45 JUTA RUPIAH) dan PIHAK KEDUA menyatakan persetujuannya.
PIHAK KEDUA menyatakan bahwa jaminan tersebut tidak berstatus jaminan utang dan/atau akan dijadikan jaminan atas utang yang terutang kepada pihak lain dan tidak dapat disengketakan. Apabila terjadi kepailitan, ORANG KEDUA wajib memberitahukan kepada ORANG PERTAMA dan wajib memberitahukan kepada wali amanat atau pihak lain mengenai statusnya sebagai subjek jaminan utang kepada ORANG PERTAMA. PIHAK LAIN dinyatakan wanprestasi atau terbukti lalai, yaitu apabila PIHAK LAIN melakukan salah satu tindakan berikut ini.
PIHAK KEDUA memberikan kuasa kepada PIHAK PERTAMA untuk mengambil alih atau menarik agunan dan kemudian menjual agunan tersebut apabila ditentukan bahwa PIHAK KEDUA tidak mampu lagi memenuhi ketentuan atau kewajiban Perjanjian ini. Hasil penjualan jaminan ini akan digunakan untuk membayar seluruh kewajiban ORANG KEDUA kepada ORANG PERTAMA, termasuk biaya-biaya yang timbul akibat pelaksanaan akad ini, dan apabila terdapat kelebihan maka kewajiban ORANG PERTAMA adalah menyerahkannya. kelebihannya kepada ORANG KEDUA. PIHAK KEDUA dilarang dengan sengaja memalsukan, mengubah, menghilangkan atau dengan cara apapun memberikan informasi yang salah atau menyesatkan sehingga menimbulkan kerugian bagi PIHAK PERTAMA.
Selama perjanjian utang piutang belum berakhir, PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan (menjual/memberikan), mengalihkan haknya, mengagunkan/mengagunkan utang, menyewakan atau meminjamkan agunan kepada pihak lain. Jendral Wakalah adalah penyerahan kuasa dari PIHAK PERTAMA KEPADA PIHAK KEDUA dalam hal dilimpahkan untuk melakukan sesuatu sebatas kuasa atau wewenang yang diberikan PIHAK PERTAMA sesuai kebutuhan dan keinginan PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA memberikan kuasa dan wewenang kepada PIHAK KEDUA untuk membeli barang sesuai kebutuhan dan keinginan PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima pemberian kuasa dan wewenang oleh PIHAK PERTAMA untuk membeli barang atas nama PIHAK PERTAMA, untuk total Rp. DUA PULUH DUA JUTA RUPIAH).
Oleh karena itu, PIHAK PERTAMA juga mewakili dan mengizinkan PIHAK KEDUA untuk menjual barang yang dibelinya kepada PIHAK KEDUA sendiri/istri/suami PIHAK KEDUA dengan harga RP TUJUH BELAS JUTA TIGA RATUS TUJUH ENAM RIBU RUPIA. Pembayaran angsuran harus dilakukan oleh PIHAK KEDUA sesuai jadwal angsuran terlampir sampai dengan tanggal jatuh tempo atau sampai utang PIHAK KEDUA dinyatakan lunas.