• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi - Repository IAIN Bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Skripsi - Repository IAIN Bengkulu"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

Pemicu utama terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (DVD) adalah faktor finansial dan pernikahan dini, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Seluma melalui Pemberdayaan Perempuan memberikan fasilitas, pendampingan dan pendampingan pertumbuhan usaha untuk meningkatkan perekonomian keluarga korban kekerasan dalam rumah tangga (DVD) melalui kegiatan pemberdayaan. Pembiayaan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) 14. Penelitian ini mengkaji relevansi layanan bagi perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu

Sistematika Penelitian

LANDASAN TEORI

Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Definisi yang lebih umum adalah kekerasan dalam rumah tangga adalah serangan yang menyebabkan cedera fisik atau kematian pada anggota keluarga. Kekerasan dalam rumah tangga terdiri dari tiga unsur kompleks yaitu kekerasan, kekerasan keluarga, dan kesenjangan struktural. Korban kekerasan dalam rumah tangga terbanyak adalah perempuan, hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa laki-laki lebih berkuasa.

Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang, khususnya perempuan, yang mengakibatkan kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikis dan/atau penelantaran keluarga, termasuk ancaman tindakan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan dalam rumah tangga secara melawan hukum. Saat ini, di Indonesia, kekerasan dalam rumah tangga mendapat perhatian dari masyarakat dan lembaga penegak hukum. 34 Lela Wahyudiarti, Implementasi Program Bantuan Korban KDRT (KDRT) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKBPP) Kabupaten Semarang, (PT Yogyakarta: PRESS Pustaka, 2012), hal: 9.

Dan lain-lain, kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang terhadap orang lain, yang mengakibatkan atau mungkin mengakibatkan kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikis atau ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kebebasan yang sewenang-wenang atau ekonomi. penindasan yang terjadi dalam lingkup domestik.37.

Bentuk-Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang, khususnya perempuan, yang mengakibatkan kesengsaraan atau penderitaan dan/atau penelantaran secara fisik, seksual, psikis, dan/atau penelantaran dalam keluarga, termasuk ancaman tindakan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan dalam rumah tangga secara melawan hukum.35. Menurut definisi di atas, kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh suatu keluarga terhadap anggota keluarga lainnya yang dapat menimbulkan penderitaan atau kesengsaraan baik secara fisik maupun psikis. Kekerasan fisik adalah suatu bentuk kekerasan yang korbannya mengalami penderitaan fisik ringan dan berat.

Perilaku kekerasan yang termasuk dalam kelompok ini antara lain menampar, memukul, mencabut rambut (menjambak), menendang, menyalakan rokok, dan lain-lain. Senada dengan sebelumnya, menurut Johan Galtum bentuk kekerasan fisik yang paling mudah dikenali dan/atau kategori kekerasan jenis ini adalah melempar, menendang, memukul/menampar, mencekik, mendorong, menggigit, membenturkan, mengancam, dengan benda tajam. dan seterusnya. Kekerasan psikologis/emosional adalah suatu tindakan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya rasa memiliki hak pilihan, perasaan tidak berdaya dan/atau penderitaan psikologis yang berat pada seseorang.

Perilaku kekerasan yang termasuk pelecehan emosional adalah: (1) Penyerangan, (2) komentar yang melukai atau merendahkan harga diri, (3) mengucilkan perempuan dari dunia luar, (4) mengancam atau mengintimidasi sebagai cara untuk memaksakan kehendak. . 41.

Faktor Terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Data Istri Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Desa Pering Baru Kecamatan Talo Kecil Kabupaten Seluma69. Bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga terhadap istri di Desa Pering Baru Kecamatan Talo Kecil Kabupaten Seluma. Hasil wawancara menunjukkan bahwa istri sudah cukup lama menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.

Dari hasil wawancara, terlihat sang istri sempat mengalami kekerasan dalam rumah tangga selama beberapa waktu. Implikasi Layanan Bimbingan dan Konseling Bagi Perempuan Korban KDRT di Desa Pering Baru Kecamatan Talo Kecil Kabupaten Seluma. Implikasi Layanan Bimbingan dan Konseling Bagi Perempuan Korban KDRT di Desa Pering Baru Kecamatan Talo Kecil Kabupaten Seluma.

Fadilah, 2015, Deskripsi Perilaku KDRT (Desa Simpang Nibung Kabupaten Musi Rawas Utara), skripsi IAIN Bengkulu.

Impliasi LayananTepat Bagi Korban Kekerasan Dalam

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Lokasi Penelitian

Oleh karena itu, penulis menentukan bahwa lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya penelitian. Dalam hal ini lokasi penelitian terletak di Desa Pering Baru Kecamatan Talo Kecil Kabupaten Seluma.

Informan Penelitian

Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan teknik wawancara, pewawancara harus mampu menjalin hubungan yang baik agar informan mau bekerja sama, merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang sebenarnya. Teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah terstruktur (scripted), yaitu dengan terlebih dahulu menyiapkan beberapa pertanyaan untuk ditanyakan kepada informan. Selain itu juga digunakan sebagai acuan umum dan dapat dikembangkan peneliti melalui pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada saat wawancara.

Peneliti mewawancarai korban kekerasan dalam rumah tangga berdasarkan apa yang diamati dan apa yang ditulis peneliti. Selain itu, hasil observasi yang ditulis untuk pertanyaan wawancara dapat dikembangkan dengan pertanyaan lain untuk memberikan jawaban kepada peneliti atas permasalahan yang dialami. oleh korban kekerasan dalam rumah tangga. Dalam hal ini akan diwawancarai bentuk-bentuk kekerasan fisik dan verbal, penyebab kekerasan fisik dan verbal, frekuensi kekerasan fisik dan verbal serta relevansi layanan bimbingan dan konseling Islam. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti meneliti benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan, notulensi rapat, catatan harian, dan lain sebagainya.

Melalui metode dokumentasi, peneliti memanfaatkannya untuk mengambil data langsung dari lokasi penelitian berupa daftar nama perempuan korban KDRT, foto dokumenter saat wawancara dengan korban KDRT, dan lain sebagainya.

Uji Keabsahan Data

Dengan meningkatkan ketekunan, peneliti dapat kembali memeriksa apakah data yang ditemukan salah atau tidak. Begitu pula dengan meningkatkan ketekunan, peneliti dapat memberikan gambaran data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.58.

Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum memasuki lapangan, di lapangan, dan setelah selesai lapangan. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih terfokus pada proses lapangan beserta pengumpulan datanya. Faktanya, analisis data kualitatif dilakukan pada saat proses pengumpulan data dan bukan setelah pengumpulan data selesai.60.

Penjelasan Miles dan Huberman mengenai analisis data menunjukkan bahwa terdapat tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Reduksi data diartikan sebagai proses seleksi, fokus pada penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data "mentah". Penyajian data merupakan gambaran kumpulan informasi terstruktur yang memberikan kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.

Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan verifikasi, baik terhadap makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh tempat penelitian itu dilakukan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Profil Informan Penelitian

AA kerap mengalami kekerasan dalam rumah tangga, mulai dari mengalami kekerasan di rumahnya sendiri hingga mengalami kekerasan di rumah mertuanya yang hanya diam saja di lihat oleh mertuanya. AA yang terpapar KDRT berusia 28 tahun dan memiliki 2 orang anak serta mengalami KDRT sejak menikah pada usia 8 tahun. Kekerasan yang dialaminya berupa kekerasan fisik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh 3 orang informan dan 6 orang informan pendukung, diketahui bahwa istri mengalami kekerasan verbal dalam rumah tangga.

Saya pernah mengalami pelecehan verbal ketika memarahi suami saya karena memancing setiap hari dan melupakan kewajiban mencari nafkah'78. Hasil wawancara menunjukkan bahwa perempuan tersebut telah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga selama beberapa waktu. Saya sering mengalami kekerasan fisik, seringkali disertai kekerasan pada bahu, kepala dan leher.

Implikasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling Bagi Perempuan Korban KDRT di Desa Pering Baru Kecamatan Talo.

Implikasi Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan konseling one-on-one adalah layanan yang memungkinkan klien melakukan layanan one-on-one langsung dengan seorang konselor untuk berdiskusi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi serta perkembangan pribadinya. Berdasarkan temuan peneliti, korban KDRT sangat memerlukan konseling individual agar mereka bisa lebih leluasa mengutarakan permasalahan yang dialami oleh korban KDRT. Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinkan klien (setiap anggota kelompok) berdiskusi dan memecahkan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

Masalah yang terikat adalah masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Berdasarkan hasil temuan peneliti, dapat dijadikan sebagai mediasi untuk menghindari kesalahpahaman antara kedua belah pihak, antara pihak perempuan dan pihak laki-laki, guna menyelesaikan segala permasalahan yang mereka hadapi. Layanan mediasi adalah layanan yang membantu klien menyelesaikan permasalahan atau perselisihan serta meningkatkan hubungan antara klien dan penasihat sebagai mediator.

Layanan mediasi diperlukan di sini karena mereka berperan sebagai mediator bagi kedua belah pihak agar dapat lebih memahami dan mencegah kesalahpahaman antara satu sama lain.Berdasarkan temuan peneliti, layanan ini dapat digunakan karena para informan membutuhkan mediasi satu sama lain.

Pembahasan

Penyebab terjadinya kekerasan verbal dan fisik adalah adanya tekanan dari orang tua sebelum anak menikah, banyak tuntutan yang diluar kemampuan anak, bahkan hal sepele pun dapat memicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi peneliti selanjutnya sebagai referensi dalam mengkaji permasalahan KDRT. Adiwibowo Prazudhi Kurnia, 2011, Studi deskriptif emosi istri korban KDRT yang bertugas di PPT Seruni kota Semarang.

Bhenika Sukmawati, 2014, Hubungan Tingkat Kepuasan Pernikahan Perempuan dengan Strategi Penanggulangan KDRT, Jurnal Ilmu dan Praktek Psikologi Vol.2 No. Hasanah, D, 2006, Tahapan Kualitatif KDRT Sehubungan KDRT di Kalangan LBH APIK, Semarang, Jurnal Psikologi. Asasul, dkk, 2016, Pedoman Konseling Perempuan Korban KDRT di LRC-KJHM Semarang, Jurnal.

Wahyudiarti Lela, 2012, Implementasi Program Pendampingan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKBPP) Kabupaten Semarang, (Universitas Negeri Skripi Yogyakarta.

PENUTUP

Saran

Bagi program studi Bimbingan dan Konseling Islam, hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program KKN. Khusus bagi mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam sebagai rujukan atau penguat pada mata kuliah bimbingan dan konseling individu, konseling kelompok, layanan konseling dan konsultasi keluarga, serta layanan mediasi. Maisah dan Yenti, SS, 2016, Dampak Psikologis Korban KDRT di Kota Jambi, Jurnal IAIN Sultan Thaha Syarifudin Jambi, VOL.

Referensi

Dokumen terkait

Informan dalam penelitian ini adalah pendamping di Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP), dan korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang memperoleh

Untuk mengetahui dan meneliti bagaimanakah Peran Advokat dalam memberikan perlindungan hukum bagi istri yang menjadi korban kekerasan fisik dalam rumah tangga (KDRT)

13 Begitu pula ditemukan pada penelitian ini para informan utama yaitu PA, RR dan SH merupakan korban KDRT yang awalnya menerima kekerasan fisik seperti

Sementara itu hasil wawancara yang dari informan KA seorang remaja yang kecanduan game online menyatakan bahwa: “Amau aku ndik jugau karnau aku cuman bekawan dengan jemau yang galak

Upaya Pada Pendidik/Guru Beberapa data terhimpun melalui hasil wawancara peneliti dengan informan bahwa ada beberapa upaya yang dilakukan pihak sekolah SDN 24 Kota Bengkulu untuk

Kendala yang dihadapi dalam memakmurkan madrasah diniyah ta’miliyah selama masa pandemi covid-19 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru madrasah diniyah ta’miliyah agama yang

cx Sedangkan wawancara dengan informan Fika Rindi menyatakan bahwa Saya merasa diri saya tidak pernah konsisten dengan apa yang ingin saya usahakan tetapi setelah menonton video

Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) tidak hanya bentuk kekerasan