• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN RESTORATIVE JUSTICE TERHADAP TINDAK PIDANA PENGGELAPAN OBJEK LEASING DI KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SKRIPSI TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN RESTORATIVE JUSTICE TERHADAP TINDAK PIDANA PENGGELAPAN OBJEK LEASING DI KOTA MAKASSAR"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

15 Tahun 2020 tentang Pemberdayaan Jaksa untuk Menghentikan Penuntutan Restorative Justice merupakan sebuah terobosan dalam penyelesaian tindak pidana. Keadilan restoratif merupakan suatu pendekatan penyelesaian tindak pidana yang saat ini banyak disuarakan di beberapa negara.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan tentang Tindak Pidana

Larangan ini ditujukan pada perbuatan (suatu kondisi atau peristiwa) yang disebabkan oleh tingkah laku seseorang, sedangkan ancaman tindak pidana ditujukan kepada orang yang menyebabkan terjadinya peristiwa tersebut. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tindak pidana adalah perbuatan yang melanggar hukum dan peraturan perundang-undangan dan pelaku yang melakukan tindak pidana tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan tindak pidana atau perbuatan yang dilakukannya. . .

Tinjauan tentang Tindak Pidana Penggelapan

  • Pengertian Penggelapan
  • Unsur-unsur Tindak Pidana Penggelapan
  • Dasar Hukum Tindak Pidana Penggelapan
  • Macam-macam Tindak Pidana Penggelapan

Tindak pidana ini diatur dalam Pasal 373 KUHP dengan ancaman pidana paling lama 3 bulan atau denda paling banyak Rp900 (sembilan ratus rupiah). Pasal 373 KUHP menyatakan bahwa “Perbuatan yang dimaksud dalam Pasal 372 KUHP, apabila yang digelapkan bukan binatang dan harganya tidak lebih dari Rp.

Tinjauan tentang Lembaga Pembiayaan

  • Pengertian Lembaga Pembiayaan
  • Jenis-jenis Lembaga Pembiayaan
  • Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

Memberikan pinjaman subordinasi sehubungan dengan pembiayaan infrastruktur (Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan). a) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan. 61 Tahun 1998 tentang Lembaga Pembiayaan, Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau perlengkapan modal tanpa menghimpun uang secara langsung dari masyarakat. Lembaga pembiayaan melakukan kegiatan yang meliputi sewa guna usaha, modal ventura, perdagangan efek, anjak piutang, kegiatan kartu kredit dan sejenisnya.

Lembaga Pembiayaan yang terdiri atas perusahaan pembiayaan, perusahaan modal ventura, dan perusahaan pembiayaan infrastruktur yang berbentuk perseroan terbatas atau koperasi. Lembaga keuangan dilarang menarik dana langsung dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, tabungan, surat promes, namun hanya dapat menerbitkan surat promes sebagai jaminan utang kepada bank yang menjadi krediturnya (Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga ). Pembiayaan).27. Menurut Pasal 1 bagian b Keputusan Presiden No. 1251/Kmk.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penyelenggaraan Lembaga Pembiayaan, Lembaga Pembiayaan adalah suatu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal tanpa menarik dana langsung dari masyarakat.

Tinjauan tentang Leasing

  • Pengertian dan dasar hukum Leasing
  • Unsur-unsur Leasing
  • Pihak-pihak dalam Perjanjian Leasing
  • Klasifikasi Leasing
  • Wanprestasi pada Perjanjian Leasing
  • Perbedaan Leasing dengan Perjanjian Lain
  • Kelebihan Leasing

Suatu aktivitas keuangan berupa penyediaan barang modal baik melalui sewa dengan hak opsi (sewa pembiayaan) maupun sewa tanpa hak opsi (sewa operasi) untuk digunakan oleh penyewa selama suatu periode. Sewa adalah perjanjian antara lessor dan lessee untuk menyewakan barang modal tertentu yang telah dipilih atau ditentukan oleh lessee. Hak milik atas barang modal dimiliki oleh lessor, sedangkan lessee menggunakannya hanya atas dasar pembayaran sewa yang telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu.34.

Ciri utama dari sewa jenis ini adalah penyewa hanya mempunyai hak untuk menggunakan barang modal selama masa kontrak tanpa adanya hak opsi setelah masa kontrak berakhir. Sedangkan dalam sewa guna usaha, Lessor sebagai pemberi dana, barang modal disediakan oleh pihak ketiga (Supplier) atau oleh Lessee sendiri. 6) Dokumen pendukung. Dalam hal sewa guna usaha, Penyewa hanya menjadi pemilik barang modal apabila hak opsi dilaksanakan pada akhir masa kontrak.

Tinjauan tentang Jaminan Fidusia

  • Pengertian Jaminan Fidusia
  • Objek dan Subjek Jaminan Fidusia
  • Pengalihan Fidusia

42 Tahun 1999 tentang Jaminan Perwalian adalah peralihan hak milik atas suatu benda atas dasar kepercayaan, dengan ketentuan bahwa benda yang dialihkan haknya itu masih dalam penguasaan pemiliknya. Jaminan perwalian dalam pasal 1 angka 2 adalah “Hak penjaminan atas barang-barang bergerak, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, serta benda-benda tidak bergerak, khususnya bangunan, yang tidak dapat dibebani dengan hak gadai sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Perwalian, objek jaminan perwalian adalah benda bergerak yang terdiri atas barang persediaan (persediaan), barang, piutang, peralatan mesin, dan kendaraan bermotor.

Namun dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, maka tujuan dari jaminan fidusia diberikan pengertian yang luas. Pemberi fidusia adalah orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia, sedangkan penerima fidusia adalah orang perseorangan atau badan yang mempunyai debitur yang pembayarannya dijamin dengan jaminan fidusia. Peralihan hak atas utang dengan jaminan fidusia dapat dialihkan oleh penerima fidusia kepada penerima fidusia baru (kreditur baru).

Tinjauan tentang Restorative Justice

  • Pengertian Restorative Justice
  • Jenis-jenis Penyelesaian secara Restorative Justice
  • Prinsip-prinsip Restorative Justice
  • Program Restorative Justice
  • Teori-teori yang Berkaitan dengan Restorative Justice

Pendekatan keadilan restoratif diyakini merupakan pergeseran terkini dari berbagai model dan mekanisme yang berjalan dalam sistem peradilan pidana dalam menangani perkara pidana. PBB meyakini, melalui prinsip-prinsip dasar yang digariskan, bahwa pendekatan keadilan restoratif merupakan pendekatan yang dapat digunakan dalam sistem peradilan pidana yang rasional. Pendekatan keadilan restoratif merupakan paradigma yang dapat dijadikan kerangka strategi pengelolaan peradilan pidana yang bertujuan untuk mengatasi ketidakpuasan terhadap cara kerja sistem peradilan pidana yang ada saat ini.

Keadilan restoratif merupakan sebuah konsep yang merespon evolusi sistem peradilan pidana dengan menitikberatkan pada perlunya masyarakat dan korban marginal untuk terlibat dalam mekanisme yang berjalan dalam sistem peradilan pidana saat ini. Di sisi lain, keadilan restoratif juga merupakan kerangka baru yang dapat digunakan dalam menyikapi tindak pidana yang dilakukan aparat dan pegawai penegak hukum.49. Secara teoritis ada tiga model yang menempatkan hubungan antara keadilan restoratif dan sistem peradilan pidana, yaitu.68.

METODE PENELITIAN

  • Lokasi Penelitian
  • Tipe Penelitian
  • Jenis dan Sumber Bahan Hukum
  • Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
  • Teknik Analisis Bahan Hukum

Berdasarkan hasil wawancara pada Sabtu, 14 Mei 2022, Ramdan Kusuma yang menjabat Panitia Unit 5 Subdit 2 Polda Sulsel mengatakan, kasus penggelapan barang sewa di Kota Makassar secara umum sudah selesai. menggunakan keadilan restoratif. Artinya, kasus penyelewengan fidusia biasanya diselesaikan melalui pengadilan negeri dan bukan melalui keadilan restoratif. Menurut penulis, hasil penelitian berbasis wawancara terhadap penggelapan harta sewa di Kota Makassar belum dapat diselesaikan sepenuhnya melalui restorative justice, karena apabila pihak yang menyewakan sudah menyerahkan surat pernyataan pertama dan kedua kepada debitur maka debitur masih belum menyerahkan surat pernyataan tersebut. dibayar . dinonaktifkan dalam jangka waktu yang ditentukan.

Penggelapan properti sewaan di Kota Makassar tidak bisa diselesaikan sepenuhnya melalui restorative justice. Apabila pihak yang menyewakan telah menyerahkan surat keterangan pertama dan kedua kepada debitur, namun debitur masih belum melunasi dalam jangka waktu yang ditentukan oleh pihak yang menyewakan, maka pihak yang menyewakan akan menyita obyek kendaraan dari debitur dengan pengawasan pihak kepolisian. Kendala penyelesaian penggelapan barang sewaan dengan menggunakan restorative justice terutama adalah pihak yang menyewakan tidak mau menerima hasil mediasi kepolisian dan tidak ditemukan keberadaan kendaraan yang menjadi barang sewaan. Penerapan prinsip restorative justice dalam menyelesaikan kasus pidana pencurian yang dilakukan oleh anak di bawah umur (studi kasus di Polres Dompu).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penggelapan Objek Leasing di Kota Makassar Dapat Diselesaikan Secara

Prinsip keadilan restoratif adalah menjalin kerjasama bersama antara pelaku, korban dan kelompok masyarakat dalam menyelesaikan suatu kejadian atau kejahatan. Pemanfaatan restorative justice oleh penyidik ​​dalam proses penyidikan merupakan suatu terobosan sebagai bentuk reformasi regulasi penanganan perkara pidana untuk menyelesaikan perkara internal. Proses restorative justice dimulai dengan tunggakan angsuran debitur dalam jangka waktu tertentu.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada Senin 25 Juli 2022 dengan Anang selaku pelapor dari pihak leasing yang mengatakan bahwa penyelesaian kasus penggelapan barang sewa yang dilakukan dengan menggunakan restorative justice di Kota Makassar tidak dapat sepenuhnya dilakukan. dilaksanakan, karena sebagai penyewa kita dapat menyelesaikan penggelapan tersebut secara restoratif, debitur yang menjual kendaraan yang menjadi subjek sewa tanpa sepengetahuan kita sebagai nasabah leasing, dapat menjadi kendala untuk menyelesaikan penggelapan tersebut melalui cara restoratif. keadilan dan kami sebagai pihak yang menyewakan akan mengambil tindakan hukum dengan melaporkan ke pihak kepolisian agar dapat diproses hingga ke pengadilan negeri. Kasus penggelapan fidusia yang diselesaikan melalui pengadilan negeri dan melalui restorative justice yang terjadi di Kota Makassar dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir disajikan pada gambar data di bawah ini. Sedangkan data kasus penggelapan fidusia yang diselesaikan dengan restorative justice menunjukkan 37 kasus yang dilaporkan, namun hanya 12 kasus yang diselesaikan dengan restorative justice, sedangkan 15 kasus dilanjutkan ke persidangan.

Hambatan yang Dihadapi dalam Penyelesaian Penggelapan Objek Leasing

Apabila dalam proses pencabutan ternyata kendaraan yang disewakan telah berpindah pemilik atau dijual tanpa sepengetahuan penyewa, maka debitur akan dilaporkan kepada polisi dan akan ditindak sampai dengan selesai. pengadilan menurut Pasal 36 UU No. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada Sabtu, 14 Mei 2022, AKP Ramdan Kusuma selaku panitia Unit 5 Subdit 2 Polda Sulsel mengatakan kendala yang dihadapi dalam penyelesaian kasus penggelapan dana tersebut. hak menyewakan barang dengan pembaharuan Haknya adalah pihak yang menyewakan tidak mau menerima hasil mediasi yang dilakukan pihak kepolisian, karena ingin membuat jera pelaku tindak pidana penggelapan barang sewaan dan menjadi contoh bagi debitur lain agar agar kasus ini tidak terulang kembali. Ramdan Kusuma juga menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penggelapan barang sewa oleh debitur.

Menurut penulis, penggelapan barang sewaan tidak mudah dilakukan dengan pendekatan restorative justice, karena jika polisi melakukan mediasi antara pihak penyewa dengan debitur terkadang pihak yang menyewakan tidak menerima hasil mediasi tersebut, sehingga menjadi kendala. Proses restorative justice juga sulit dilaksanakan jika obyek sewa dalam hal ini kendaraan tidak dapat ditemukan, sehingga pendekatan restorative justice tidak dapat dilaksanakan, namun perkaranya harus dilanjutkan ke pengadilan negeri. Namun apabila dalam acara penghentian diketahui bahwa kendaraan yang disewakan itu telah berganti pemilik atau dijual tanpa sepengetahuan penyewa, maka debitur akan dilaporkan kepada polisi dan akan ditindak sampai habis-habisan. kira-kira. pengadilan.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Restorative Justice di Indonesia (Kajian Kemungkinan Penerapan Pendekatan Restorative Justice dalam Praktek Penegakan Hukum Pidana), Disertasi, Jakarta, Universitas Indonesia. Penegakan Hukum Pidana melalui Pelatihan Restorative Justice, Hukum Pidana dan Kriminologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Tinjauan Hukum Kasus Pengalihan Jaminan Fidusia dari Perspektif Hukum Pidana (Studi Kasus Pengadilan Negeri Jepara No.320/Pid.Sus/2011/Pn.Jpr Jo No.101/Pid/2012/Pt.Smg Jo No. .1160 K/Pid.Sus/ 2012), Tinjauan Hukum Diponegoro.

Surat Edaran Kepolisian Republik Indonesia Nomor: Se/8/VII/2018 tentang Penerapan Restorative Justice dalam Penyelesaian Perkara Pidana. Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No. 34/KP/II/80 tentang Perizinan Pembelian, Penjualan dan Angsuran, Pembelian dan Penyewaan.

Referensi

Dokumen terkait

penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penulisan hukum ini:.. selaku Dekan Fakultas

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang menggabungkan antara Penelitian Hukum Normatif dan Penelitian Hukum Empiris. Adapun sumber data penelitian ini

Unsur ini memberikan kita pemahaman bahwa barang yang dikuasai oleh pelaku penggelapan bukanlah miliknya sendiri melainkan milik orang lain atau badan hukum. Lebih

Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan klasifikasi dan diolah dengan menggunakan cara penafsiran dan konstruksi hukum yang lazim dipergunakan dalam ilmu

Solusi yang dilakukan yaitu dengan cara memanggil ulang para pihak supaya dapat dipertemukan atau bahkan sampai adanya penjemputan yang dilakukan oleh para penegak hukum

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa tindak pidana penggelapan merupakan suatu perbuatan pidana yang dilakukan dengan sengaja dan melawan

Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang selama ini telah memberikan bekal Ilmu dan pengetahuan kepada penulis.. Seluruh

Merujuk pada teori Soerjono Soekanto yang menjelaskan bahwa masalah pokok dalam penegakan hukum terletak pada hukumnya sendiri yaitu 1 peraturan perundang- undangan yang berlaku, 2