• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - Universitas Bosowa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - Universitas Bosowa"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

Pendahuluan

Latar Belakang masalah

Oleh karena itu, pada tahun anggaran 2007, SKPD di setiap daerah mulai berupaya menerapkan sistem akuntansi keuangan berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (RAFS) yang digunakan saat ini adalah sistem akuntansi yang mengacu pada kebijakan peraturan perundang-undangan, yaitu Permendagri No. 13/2006 yang kemudian direvisi pada Permendagri No.59/2007 dan direvisi kembali pada Permendagri No.21/2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Nurlaela (2010) mengenai faktor perilaku organisasi terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.

Namun hasil berbeda ditunjukkan dari hubungan negatif antara pelatihan dengan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Hal serupa juga terlihat dari hasil pengujian kejelasan tujuan dengan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah, karena nilai rasio kritis (CR) menunjukkan nilai negatif. Penelitian Yuliana (2012) tentang faktor perilaku organisasi terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Provinsi Sumatera Barat menunjukkan bahwa hanya kejelasan tujuan yang berpengaruh positif signifikan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.

Penelitian Kayati (2016) tentang faktor perilaku organisasi terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa dukungan unggul, kejelasan tujuan dan pelatihan berpengaruh terhadap sistem akuntansi keuangan daerah. Peneliti tertarik untuk mengkaji kembali faktor-faktor organisasi yang mempengaruhi kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.

Rumusan Masalah

Secara umum penelitian ini lebih sederhana dibandingkan penelitian sebelumnya yaitu model yang digunakan hanya melihat pengaruh langsung antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Tinjauan Pustaka

Faktor Keperilakuan

  • Pelatihan
  • Kejelasan Tujuan
  • Dukungan Atasan

Motivasi untuk bergabung adalah dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang berdasarkan sosial, bekerja dengan orang-orang yang kompatibel dan berpengalaman dengan rasa kebersamaan. Dukungan Unggul diartikan sebagai keterlibatan manajer dalam kemajuan proyek dan penyediaan sumber daya yang diperlukan, Kejelasan tujuan diartikan sebagai kejelasan maksud dan tujuan penggunaan sistem akuntansi keuangan daerah pada seluruh tingkatan organisasi, dan pelatihan merupakan arahan dan upaya pelatihan untuk meningkatkan pemahaman terhadap sistem. Menurut Boudreau 1992 dalam (Kayati, 2016), pelatihan adalah suatu proses sistematis untuk mengubah perilaku, pengetahuan dan motivasi pegawai yang ada, guna meningkatkan kesesuaian antara karakteristik pegawai dengan tuntutan pekerjaan.

Pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi energi, waktu dan bahan baku serta mengurangi keausan mesin. Menurut Gibson (1993) dalam Latifah (2007), kejelasan tujuan adalah apa yang ingin dicapai oleh seseorang atau organisasi. Selain itu, kejelasan tujuan juga merupakan teknik yang ampuh untuk memotivasi karyawan. Jika kejelasan tujuan dapat digunakan dengan tepat, dipantau secara cermat, dan didukung secara aktif oleh manajer, kejelasan tujuan dapat meningkatkan hasil dan sasaran yang diinginkan.

Menurut Robbins (2003), kejelasan tujuan dalam organisasi pemerintahan dapat dilihat dari visi dan misi organisasi tersebut. Menurut Ikhsan (2005), dukungan manajemen puncak merupakan faktor penting yang menentukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi.

Kerangka Pikir

Hipotesis

Metode Penelitian

  • Daerah Penelitian
  • Metode Pengumpulan Data
    • Kuesioner
    • Studi Pustaka
  • Jenis dan Sumber Data
  • Metode Analisis Data
    • Analisis Statistik Deskriptif
    • Analisis Regresi Berganda
    • Pengujian Hipotesis
  • Definisi Operasional

Kejelasan tujuan adalah kejelasan maksud dan tujuan yang digunakan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah pada seluruh tingkatan organisasi. Dalam Perpres tersebut dijelaskan bahwa BBKP merupakan satuan kerja pada tingkat I dalam struktur Departemen Pertanian yang mempunyai tugas yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 01/Kpts/OT.210/2001 yang berkaitan dengan organisasi dan tata kerja. tata cara Departemen Pertanian yaitu “Melaksanakan penelitian, pengembangan dan koordinasi penguatan ketahanan pangan”. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai variabel pelatihan, kejelasan tujuan, dukungan atasan dan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan.

Secara umum SKPD rata-rata memiliki persyaratan penggunaan sistem akuntansi keuangan daerah pada kategori sesuai. Penelitian ini menggunakan persamaan regresi berganda dengan tiga prediktor bergantung pada penggunaan sistem akuntansi keuangan daerah (Y1). Karena signifikansinya kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan terdapat hubungan linier antara pelatihan dengan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.

Karena signifikansinya kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan terdapat hubungan linier antara kejelasan tujuan dengan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Karena signifikansinya kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan terdapat hubungan linier antara dukungan unggul terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. 0,223 > 0,05 sehingga diketahui tidak terdapat pengaruh dukungan secara keseluruhan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan analisis regresi dan hasil uji t diketahui bahwa variabel Pelatihan tidak berpengaruh signifikan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah pada Badan Keamanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan. Diantara hasil penelitian ditemukan bahwa pelatihan tidak berpengaruh signifikan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Berdasarkan analisis regresi dan hasil uji t diketahui bahwa variabel kejelasan tujuan berpengaruh signifikan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan pada Badan Keamanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan analisis regresi dan hasil uji t diketahui bahwa variabel dukungan unggul tidak berpengaruh signifikan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan.

Tabel 3.1  Penskoran Jawaban
Tabel 3.1 Penskoran Jawaban

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Gambaran Umum Instansi

  • Sejarah Instansi
  • Visi dan Misi Instansi
  • Tujuan Instansi
  • Struktur Organisasi
  • Uraian Tugas Instansi

Hasil Penelitian

  • Analisis Deskriptif
    • Analisis Deskriptif Pelatihan
    • Analisis Deskriptif Kejelasan Tujuan
    • Analisis Deskriptif Dukungan Atasan
    • Analisis Deskriptif KSAKD
  • Analisis Regresi Berganda
    • Uji Asumsi Klasik
  • Pengujian Hipotesis
    • Uji Signifikansi Parameter Individual Uji t)
    • Analisis Koefisien Determinasi Parsial r 2 )

Berdasarkan tabel 4.3 di atas terlihat 23 SKPD berpendapat bahwa pelatihan menciptakan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah masuk dalam kategori ‘setuju’. SKPD masuk dalam kategori ‘dipertanyakan’ dan tidak ada SKPD yang menganggap pelatihan tersebut masuk dalam kategori ‘tidak setuju’ dan ‘tidak setuju’. Berdasarkan uji statistik deskriptif pada Tabel 4.4, tergambar bahwa skor kejelasan tujuan tertinggi adalah 40 dari pernyataan . Kejelasan variabel sasaran menggunakan pertanyaan , dengan 5 skala likert, sehingga skor minimal: 1 x  =  dan skor maksimal: 5 x  = 40.

Berdasarkan tabel 4.5 diatas terlihat 22 SKPD berpendapat kejelasan tujuan dalam menciptakan kebermanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah berada pada kategori setuju, 10 SKPD dengan kejelasan tujuan membantu terciptanya kebermanfaatan sistem akuntansi daerah. sistem akuntansi keuangan. berada pada kategori sangat setuju, 3 SKPD yang memiliki kejelasan tujuan masuk dalam kategori dipertanyakan dan tidak ada SKPD yang menilai pelatihan tersebut masuk dalam kategori setuju dan tidak setuju. Berdasarkan uji statistik deskriptif pada Tabel 4.6 ternyata nilai dukungan unggul tertinggi adalah 54 dari 10 pernyataan. Berdasarkan tabel 4.7 diatas terlihat 20 SKPD berpendapat bahwa dukungan atasan dalam menciptakan kebermanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah berada pada kategori setuju, 13 SKPD dengan dukungan atasan membantu dalam menciptakan kebermanfaatan akuntansi keuangan daerah sistem. pada kategori sangat setuju, 2 SKPD berpendapat dukungan atasannya masuk dalam kategori ragu-ragu, tidak ada dukungan SKPD dari atasannya dan masuk dalam kategori tidak setuju dan tidak setuju.

Berdasarkan uji statistik deskriptif pada Tabel 4. memberikan gambaran bahwa nilai utilitas sistem akuntansi keuangan daerah yang tertinggi adalah 40 dari pernyataan . Berdasarkan Tabel 4. di atas terlihat bahwa 1 SKPD berpendapat penggunaan sistem akuntansi keuangan daerah masuk dalam kategori ‘setuju’, 17 SKPD berpendapat penggunaan sistem akuntansi keuangan daerah masuk dalam kategori ‘sangat setuju’. kategori setuju, tidak ada SKPD didukung atasan dengan kategori dipertanyakan, tidak setuju dan tidak setuju. Nilai e-value sebesar 0,62 merupakan variansi variabel utilitas sistem akuntansi keuangan daerah tidak dapat dijelaskan oleh variabel pendidikan, kejelasan tujuan, dan dukungan atasan.

Nilai Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan sistem akuntansi keuangan daerah sebagai variabel dependen adalah 0,43 dan signifikansinya 0,1 yang merupakan nilai di atas 0,05. Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai signifikansi pada kolom linearitas variabel kejelasan tujuan sebesar 0,000. Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai signifikansi pada kolom linearitas variabel dukungan unggul sebesar 0,000.

Hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel independen yang mempunyai nilai VIF lebih besar dari 10 yaitu Training 2.1 < 10, Peak Support 6.461 < 10 dan Peak Support 3.753 < 10 Hasil ini berarti bahwa tidak ada satupun variabel independen yang mempunyai pengaruh signifikan secara statistik terhadap nilai variabel dependen AbRes. Pengujian hipotesis membandingkan nilai thitung dengan ttabel pada uji 2 sisi dan taraf signifikansi 5% dengan persamaan sebagai berikut: .. ttabel 2.035 dengan nilai sig. 0,502 > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa pelatihan tidak berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah pada Badan Keamanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan.

Tabel 4.3 Variabel Pelatihan  No.  Interval  Jumlah  Persentasi  Keterangan
Tabel 4.3 Variabel Pelatihan No. Interval Jumlah Persentasi Keterangan

Pembahasan

  • Pengaruh Pelatihan KSAKD
  • Pengaruh Kejelasan Tujuan KSAKD
  • Pengaruh Dukungan Atasan

Secara empiris hasil penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuliana (2012) mengenai pengaruh faktor perilaku terhadap KSAKD di Provinsi Sumatera Barat. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kejelasan tujuan berpengaruh positif signifikan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah, sedangkan dukungan unggul tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Hasil yang diperoleh dalam pengujian menunjukkan tidak sesuai dengan hipotesis, kondisi ini terjadi karena anggota organisasi jarang menggunakan sistem akuntansi keuangan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dalam pekerjaan, sehingga mengakibatkan kejelasan tujuan organisasi. tidak diprioritaskan dalam program kegunaan sistem akuntansi keuangan, sehingga tidak dapat memberikan kontribusi yang maksimal.

Secara empiris, hasil penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuliana (2012), dukungan manajemen puncak. atasan) sangat penting dalam inovasi karena kekuasaan manajer dalam hal sumber daya. Dukungan atasan dalam penggunaan sistem akuntansi keuangan dalam organisasi tentunya harus diimbangi dengan kemampuan dan ketrampilan para anggota organisasi dalam mengelola sistem tersebut, sehingga manajer sangat mendukung berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan organisasi. organisasi yang mengelola sistem tersebut. Hasil pengujian SPSS 17 untuk variabel pelatihan  pada Badan Keamanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan, variabel dukungan pengawas X3) dapat menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh dukungan pengawas terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah pada Badan Keamanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan.

Dukungan atasan dalam suatu inovasi sangat penting karena adanya kekuasaan manajer dalam hal sumber daya.

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ................................................................
Gambar 2.1  Kerangka Pikir
Tabel 3.1  Penskoran Jawaban
Tabel 4.3 Variabel Pelatihan  No.  Interval  Jumlah  Persentasi  Keterangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah diperoleh dari pembebanan berupa semen pada gerbong datar PPCW, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :