• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassar"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang menjadi subjek penelitian ini merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan dan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Kekayaan sumber daya alam yang memiliki potensi ekspor seperti batu bara dan LNG membuka peluang untuk mengembangkan kebutuhan terminal komoditas khusus dan peningkatan pembiayaan investasi, sehingga berkontribusi terhadap prospek masa depan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Makassar (laporan tahunan PT.Pelabuhan Indonesia IV Persero 2015).

Tabel  1.  Tinjauan  Pendapatan  dan  laba  Usaha  Persegmen  Usaha  PT.
Tabel 1. Tinjauan Pendapatan dan laba Usaha Persegmen Usaha PT.

Rumusan Masalah

Salah satu penyebab utamanya adalah adanya pergeseran segmen usaha, dari pasar terminal bongkar muat konvensional di cabang Balikpapan ke terminal peti kemas PT.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa model rantai nilai dapat meningkatkan efisiensi biaya pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar sebaiknya menggunakan model rantai nilai yang terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pendukung untuk meningkatkan efisiensi biaya.

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian dan Konsep Value Chain

  • Value Chain Analysis
  • Aktivitas Value Chain
  • Metode Analysis Value Chain
  • Pengertian Efisiensi
  • Pengertian Biaya
  • Activity Based Costing

Kerangka Pikir

Kerangka kerja adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasi sebagai permasalahan penting, Kerangka kerja yang baik secara teoritis akan menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti. Berdasarkan gambaran landasan teori dan kajian empiris, maka dapat disusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini, yang akan disajikan dalam bentuk gambar berikut.

Hipotesis

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Metode Pengumpulan Data
  • Jenis dan Sumber Data
    • Jenis Data
    • Sumber Data
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi
    • Sampel
  • Metode Analisis
  • Definisi Oprasional

Langkah selanjutnya adalah mengurangi biaya aktivitas yang tidak bernilai tambah dengan menggunakan metode penetapan biaya berbasis aktivitas (ABC). Langkah terakhir adalah meningkatkan efisiensi perusahaan dengan mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya aktivitas non-nilai. Pada fase ini, biaya diidentifikasi dengan menganalisis biaya secara rinci dari laporan laba rugi, yang kemudian dialokasikan ke unit aktivitas rantai nilai perusahaan. a) Biaya survei dan biaya material.. biaya tersebut diklasifikasikan dalam kegiatan logistik.. biaya material seperti bahan bakar, pelumas, material perakitan pelabuhan, material pemadam kebakaran diklasifikasikan dalam logistik inbound.

Langkah terakhir adalah meningkatkan efisiensi perusahaan dengan mengidentifikasi peluang pengurangan biaya pada aktivitas tidak bernilai tambah di PT. Perlengkapan, percetakan dan fotokopi, kertas dan alat tulis, pengeluaran rumah tangga dan umum lainnya dalam kegiatan nilai pengadaan. Remunerasi, perjalanan dinas dan administrasi serta administrasi keluarga dalam nilai kegiatan pengelolaan sumber daya manusia.

Sehingga diharapkan pemanfaatan gedung kantor dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. e) Pengurangan biaya untuk kegiatan pengelolaan sumber daya manusia yang berharga (Human Resource Management). Jadi biaya-biaya tersebut harus dikembalikan sesuai anggaran, dimana target anggaran sebesar 0 Rp dibandingkan dengan jumlah sebenarnya Rp atau 0 < 1, hal ini menunjukkan tidak adanya efisiensi dalam kegiatan pengelolaan sumber daya manusia. f) Pengurangan biaya untuk aktivitas berharga infrastruktur perusahaan. Apabila target anggaran sebesar 0 Rp dibandingkan dengan jumlah sebenarnya Rp atau 0 < 1, hal ini menunjukkan tidak adanya efisiensi pada kegiatan infrastruktur perusahaan.

Tabel  2  :  Identifikasi  aktivitas  value  chain  pada  PT.  Pelabuhan  Indonesia  IV  (Persero) Cabang Makassar
Tabel 2 : Identifikasi aktivitas value chain pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Profil Perusahaan

Pada tahun 1983, sesuai dengan kebijakan pelabuhan nasional yaitu pemerintah menetapkan keberadaan 4 (empat) gerbang perdagangan luar negeri nasional, dilakukan penggabungan 8 badan usaha PN. Pelabuhan tersebut menjadi 4 (empat) badan usaha yang berstatus Perusahaan Umum (Perum), salah satunya adalah Perum Pelabuhan IV. Pelabuhan Indonesia IV yang diperkuat dengan anggaran dasar perseroan yang disahkan dengan akta notaris Imas Fatimah, SH no. 7 tanggal 1 Desember 1992.

Sejarah Singkat PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

19/1960, status pengelolaan pelabuhan dialihkan dari departemen pelabuhan dalam bentuk badan hukum yang disebut Perusahaan Negara (PN). Di wilayah timur Indonesia sendiri terdapat 4 (empat) Pengadilan Negeri Pelabuhan, yaitu: Pengadilan Pelabuhan Banjarmasin, Pengadilan Negeri Pelabuhan Makassar, Pengadilan Negeri Pelabuhan Bitung dan Pengadilan Negeri Pelabuhan Ambon. Pada masa orde baru, pemerintah menerbitkan PP 1/1969 dan PP 19/1969 yang melikuidasi PN Pelabuhan menjadi Badan Pengelola Pelabuhan (BPP) yang dikepalai oleh penyelenggara pelabuhan sebagai penanggung jawab pelabuhan secara tunggal dan umum.

Dengan kata lain, aspek komersial tetap dilakukan oleh Pengadilan Negeri Pelabuhan, namun kegiatan operasional pelabuhan dikoordinasikan oleh lembaga Negara yang disebut Otoritas Pelabuhan. Status pelabuhan dalam likuidasi yang dikenal dengan BPP berakhir dengan terbitnya PP 11/1983 dan PP 17/1983 yang menetapkan bahwa pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh badan usaha milik negara yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum). Berdasarkan pertimbangan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan serta melihat perkembangan yang dicapai Perum Pelabuhan IV, maka pemerintah melalui PP 59/1991 menetapkan pengelolaan pelabuhan di kawasan Perum Pelabuhan IV dialihkan dari Perum kepada (Persero) . ).

1 Makassar sepenuhnya berada di bawah kendali pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan Republik Indonesia dan saat ini dialihkan kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Visi Dan Misi Perusahaan

Nilai dan Budaya Perusahaan

Komitmen Perusahaan

Pengembangan dunia usaha melalui sinergi dengan pemerintah daerah, mitra kerja dan masyarakat sekitar untuk mendukung peningkatan perekonomian dan kesejahteraan daerah.

Struktur Organisasi

Laporan laba rugi dan data biaya perusahaan secara rinci akan dianalisis dengan mengidentifikasi aktivitas nilai dan membebankan biaya ke setiap aktivitas rantai nilai. Di bawah ini akan kami sajikan data alokasi biaya yang dialokasikan pada kegiatan utama dan kegiatan pendukung. Biaya-biaya ini tergolong aktivitas nilai operasi karena berhubungan langsung dengan aktivitas operasi perusahaan.

Biaya-biaya ini tergolong dalam aktivitas nilai infrastruktur perusahaan, karena biaya-biaya tersebut menunjang seluruh aktivitas perusahaan. Pengembangan organisasi yang berfokus pada pelanggan, pengembangan layanan pelabuhan dalam aktivitas nilai logistik keluar merupakan aktivitas yang berfokus pada pelanggan. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar dapat mencapai keunggulan dengan mengurangi biaya pada aktivitas yang tidak bernilai tambah serta mengupayakan tingkat efisiensi dengan membandingkan anggaran dengan realisasi sehingga tercapai tingkat efisiensi yang diharapkan.

Dan biaya overhead lainnya dikembalikan sesuai anggaran, dimana target anggaran sebesar Rp dibandingkan dengan jumlah sebenarnya sebesar Rp atau 0 < 1, hal ini menunjukkan tidak adanya efisiensi dalam kegiatan pengadaan. Setelah dilakukan analisa biaya-biaya yang dapat diefisienkan pada kegiatan utama, maka besaran Rp dapat merasionalkan biaya penunjang operasional.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses Dan Biaya Perusahaan

  • Klasifikasi Biaya
  • Penentuan Dan Pengukuran Efisiensi Biaya

Analisis data biaya rinci yang telah dilakukan dapat mengidentifikasi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh setiap aktivitas nilai perusahaan. Biaya-biaya tersebut tergolong kegiatan logistik keluar karena berkaitan dengan interaksi perusahaan dengan pihak eksternal. Dengan mengetahui hubungan antara biaya dan cost driver suatu aktivitas, Anda akan mampu menciptakan peluang untuk menekan biaya. a) Kegiatan utama 1) Logistik masuk.

Pemicu kegiatan ini adalah banyaknya sumber daya manusia yang terlibat, dan lamanya waktu yang dibutuhkan. Kegiatan ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen agar menggunakan jasa yang diberikan perusahaan. Pemicu kegiatan ini adalah sumber daya manusia dan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai.

Pemicu kegiatan ini adalah perbaikan kualitas pelayanan dan peralatan serta perbekalan pelabuhan yang belum berfungsi maksimal. Kegiatan ini berkaitan dengan pemanfaatan TI untuk menunjang proses produksi, dalam hal ini jasa. Langkah pertama dalam desain analisis data dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan.

Tabel  4.  Data  Biaya  Aktivitas  Utama  Pada  PT.  Pelabuhan  Indonesia  IV  (Persero) Cabang Makassar Tahun 2016
Tabel 4. Data Biaya Aktivitas Utama Pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar Tahun 2016

Analisis Dan Pengukuran Efisiensi Menurut Value Chain

  • Analisis Pertumbuhan Biaya
  • Analisis Dan Pengukuran Menurut Value Chain
  • Perbandingan Hasil Pengukuran Efisiensi Biaya

Pengembangan pelayanan pelabuhan baru, fasilitas yang sesuai, intensifikasi pelabuhan dalam kegiatan nilai operasional karena merupakan penopang utama bisnis PT. Pembelian peralatan dan perlengkapan pelabuhan dalam aktivitas nilai pembelian merupakan input infrastruktur perusahaan yang berdampak besar terhadap total biaya. Optimalisasi sistem manajemen, peningkatan kesejahteraan karyawan dalam aktivitas nilai HRM sangat mendukung proses pengembangan perusahaan.

Dimana anggaran sama dengan nol (0) dibandingkan dengan realisasi sebesar Rp 3.627.000 atau 0 < 1, hal ini menunjukkan tidak efisien pada kegiatan primer khususnya pada biaya material lainnya. Rincian biaya kegiatan ini menunjukkan biaya promosi yang dapat diminimalkan karena merupakan perusahaan yang memonopoli jasa kepelabuhanan, karena kegiatan ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kualitas pelayanan kepelabuhanan dan pencapaian keuntungan perusahaan. Biaya pengamanan tersebut dapat diminimalkan dengan mengembalikannya sesuai anggaran, dimana target anggarannya adalah Rp dibandingkan dengan jumlah sebenarnya Rp atau 0 < 1. Hal ini menunjukkan tidak adanya efisiensi dalam operasional infrastruktur perusahaan, sehingga dapat efisien melalui Rp.

Perusahaan dapat mencapai efisiensi biaya tidak hanya dengan mengurangi biaya aktivitas nilai bisnis, namun juga dengan meningkatkan koordinasi antar aktivitas nilai dan melaksanakan aktivitas nilai tersebut secara optimal. Menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh Pak Emil, biaya promosi dan pemasaran pada aktivitas nilai pemasaran dan penjualan bukanlah aktivitas nilai yang kritis bagi perusahaan PT. Biaya peralatan, biaya cetak dan fotokopi, kertas dan perlengkapan kantor, biaya tata graha dan biaya umum lainnya dalam kegiatan nilai pembelian diperhitungkan sesuai anggaran karena mengacu pada Surat Edaran Nomor: SE-08/MBU/2016 tentang Efisiensi dan Penghematan Biaya. . Caranya dengan melakukan penghematan terhadap fasilitas kantor, seperti telepon, listrik, air, AC, ruang kerja, dan perlengkapan kantor (ATK).

Tabel  7.  Efisiensi  biaya  berdasarkan  aktivitas  value  chain  logistik  kedalam  pada PT
Tabel 7. Efisiensi biaya berdasarkan aktivitas value chain logistik kedalam pada PT

Manfaat Pengukuran Efisiensi Biaya Menurut Value Chain

Pembahasan Hasil Penelitian

Rantai nilai bisnis-ke-bisnis adalah aktivitas penciptaan nilai yang saling terkait yang dimulai dari perolehan bahan dasar oleh pemasok hingga saat produk sampai ke tangan konsumen. Sifat rantai nilai bergantung pada sifat industri dan berbeda untuk perusahaan manufaktur, perusahaan jasa, dan organisasi nirlaba. Tujuan analisis rantai nilai adalah untuk mengidentifikasi tahapan dalam rantai nilai perusahaan yang dapat meningkatkan nilai pelanggan atau mengurangi biaya.

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar hanya dalam bentuk brosur dan pengadaannya hanya dilakukan setahun sekali. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar hanya diberikan kepada tamu yang berkunjung dan terkadang brosurnya tidak habis dalam waktu setahun. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar menyadari adanya aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dalam aktivitas rantai nilainya.

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar selalu lebih memperhatikan aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah untuk mencapai efisiensi biaya. Penerapan Analisis Rantai Nilai untuk Mengefisienkan Biaya Produksi Kopi di PTPN XII Unit Usaha Renteng Jember. Tim peneliti dibekali oleh-oleh/kenangan dan makanan/konsumsi untuk tim peneliti yang berjumlah dua orang dari kantor pusat PT Pelindo IV cabang Makassar.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Aktivitas utama yang tidak memberikan nilai tambah mencakup biaya material lainnya, biaya inspeksi tahunan, promosi dan pemasaran. Aktivitas penunjang yang tidak bernilai tambah meliputi biaya peralatan, biaya pencetakan dan fotokopi, biaya kertas dan alat tulis, biaya tata graha, biaya umum lainnya, biaya bonus, biaya perjalanan dinas, biaya administrasi dan tata graha AM, keamanan pelabuhan dan selisih nilai tukar.

Saran

BIAYA OPERASIONAL LANGSUNG Jasa Pengiriman Jasa Barang Pengusaha Terminal Jasa Terminal Peti Kemas Usaha TBL Rumah Sakit Pelabuhan Jasa Dermaga Khusus Berbagai jenis usaha. Mengapa terjadi kenaikan biaya penyusutan fasilitas pelabuhan, penyusutan peralatan, penyusutan kendaraan dan penyusutan penggantian serta apa yang dimaksud dengan penempatan. Mengapa timbul biaya untuk sewa kapal, sewa peralatan fasilitas pelabuhan, sewa instalasi fasilitas pelabuhan dan sewa kendaraan?

Gambar

Tabel  1.  Tinjauan  Pendapatan  dan  laba  Usaha  Persegmen  Usaha  PT.
Gambar 1. Kerangka Pikir  C.  Hipotesis
Tabel  2  :  Identifikasi  aktivitas  value  chain  pada  PT.  Pelabuhan  Indonesia  IV  (Persero) Cabang Makassar
Tabel  3  :  Analisis  Value  Chain  Pada  PT.  Pelabuhan  Indonesia  IV  (Persero)  Cabang Makassar
+7

Referensi

Dokumen terkait

MARINE PEACE PARK PROPOSAL Recently, there have been some discussions regarding the possibility of designating the SCS, especially the Spratly Islands, as an international marine peace