DASAR DAN TEKNIK INTERVENSI KELOMPOK
TUGAS EKSPLORASI PERTEMUAN 1
Dosen Pengampu : - Dra. Lisa Widawati., M.Si, - Ayu Tuty Utami., S,Psi, M,Psi.
Disusun oleh : Utari Mahesty
10050020234 Kelas F
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2023
1. Permasalahan apa saja yang bisa diupayakan dengan menggunakan intervensi kelompok?
• Permasalahan menurunnya motivasi belajar siswa, maka dapat dilakuakn intervensi kelompok pada siswa-siswa yang merasa motivasi dalam belajarnya menurun.
• Permasalahan mengenai stress yang dihadapi pada pembelajaran daring, maka dapat dikumpulkan orang” yang merasakan adanya stress pada pembelaharan daring
• Permasalahan menurunnya semangat kerja pada karyawan, maka dapat dilakukan intervensi kelompok pada karyawan” yang mengalami penurunan semangat dalam bekerja
2. Apa perbedaan dari intervensi individual, kelompok dan sosial?
a. Intervensi Individual
Plante (2005:275) mengemukakan bahwa intervensi individual merupakan metode yang terlatih dan metode yang paling umum dalam psikoterapi. Intervensi individual merupakan kegiatan psikoterapi yang melibatkan seorang ahli terapi yang menjadi penolong bagi kliennnya yang mengalami masalah, tingkah laku, kualitas hidup dan lain-lain. Psikoterapi individual digunakan untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan melibatkan interaksi antara seorang ahli terapi dan si klien. Intervensi individual merupakan kegiatan psikoterapi yang melibatkan seorang ahli terapi yang menjadi penolong bagi kliennnya yang mengalami masalah, tingkah laku, kualitas laku, kualitas hidup dan lain-lain. Psikoterapi individual digunakan untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan melibatkan interaksi antara seorang ahli terapi dan klien. Keuntungan intervensi individual, yaitu :
• Kerahasiaan masalah klien paling mudah dijaga dalam terapi individu.
• Klien menerima perhatian satu-satu dari terapis, dan ini memungkinkan terapis untuk sangat teliti dalam memahami masalah spesifik klien dan dalam mengembangkan pendekatan individual untuk membantu klien.
• Tingkat analisis dan pengobatan bisa jauh lebih intens dan komprehensif dalam terapi individu dibandingkan dengan terapi kelompok.
• Kecepatan terapi dapat disesuaikan dengan klien tertentu. Ini dapat dipercepat dalam kasus di mana klien dapat menangani intervensi yang lebih fokus dan
intens, atau dapat diperlambat dalam kasus di mana klien membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dan bergerak perlahan.
• Aliansi terapeutik, yang mengacu pada hubungan kerja antara klien dan terapis, paling kuat dalam terapi individu. Penelitian yang menyelidiki komponen terapi yang efektif secara konsisten menunjukkan bahwa aliansi terapeutik adalah komponen kunci dari intervensi terapi yang berhasil.
• Terapi individu memungkinkan pengembangan kesadaran diri dengan mendiskusikan masalah dan mendapatkan umpan balik dari terapis.
• Klien dapat mengatur waktu untuk sesi terapi yang paling sesuai dengan jadwal mereka.
• Sesi terapi bisa diatur lebih cepat, jika diperlukan.
• Terapi individu memungkinkan pengembangan keterampilan komunikasi pada individu yang membutuhkan bantuan dengan keterampilan ini.
b. Intervensi Kelompok
Intervensi atau terapi kelompok adalah suatu bentuk perawatan di mana orang- orang yang mengalami gangguan emosi ditempatkan dalam sebuah kelompok, dipandu oleh satu atau lebih terapis dengan tujuan membantu individu untuk membawa perubahan pada diri mereka. Terapi kelompok bertujuan untuk mengurangi gejala seperti gejala negatif, motivasi yang buruk, serta peningkatan fungsi sosial, penyesuaian yang lebih baik dan peningkatan keterampilan hubungan interpersonal.
Fithriyah Fithriyah dan Jauhar (2014) mengemukakan mengemukakan bahwa intervensi kelompok merupakan terapi yang diberikan kepada individu yang memiliki penyakit emosional yang telah dipilih secara cermat yang kemudian ditempatkan kedalam kelompok yang dibimbing oleh ahli terapi yang sudah terlatih untuk membantu satu sama lainnya dalam menjalani perubahan kepribadian. Terapi kelompok merupakan salah satu aplikasi prinsip yang berdasarkan terapeutik ke dalam satu individu atau lebih secara bersamaan untuk mengklarifikasi konflik psikologi mereka sehingga mereka dapat hidup dengan normal. Kelompok psikoterapi adalah suatu bentuk aktivitas dengan tujun untuk mengatasi masalah- masalah atau kekacauan pribadi para anggota, misalnya keluarga (Mappiare, 2010) Kebanyakan bentuk intervensi kelompok sangat menekankan interaksi interpersonal. Artinya, kebanyakan bentuk intervensi kelompok memanfaatkan
fakta bahwa pengalaman intervensi kelompok itu sendiri didasarkan pada interaksi dengan orang lain. Didalam intervensi kelompok seorang klien membentuk hubungan bukan hanya dengan seorang terapis tetapi juga dengan orang lain yang ada di dalam ruang intervensi. Jadi intervensi kelompok melibatkan respon interpersonal yang lebih besar.
Intervensi kelompok memahami gangguan dalam relasi interpersonal dan mengurangi gangguan yang guan yang dialami dalam setting kelompok. Anggota intervensi kelompok biasanya berkisar dari 5 sampai 10 anggota. keunggulan keunggulan intervensi intervensi kelompok kelompok dibandingkan dibandingkan dengan intervensi individual ialah bahwa anggota kelompok dianggap mewakili suatu lingkungan interpersonal dengan lebih baik daripada hanya satu orang terapis, sehingga dapat lebih menjamin perbaikan hubungan interpersonal (Slamet &
Markam, 2003).
Tujuan intervensi kelompok, yaitu :
• Perbaikan
• Pembangunan
• Edukatif
• Pencegahan
• Rekreasi
• Terapeutik
Kelebihan intervensi kelompok, yaitu :
• Praktis
• Dapat memberikan kesempatan bagi anggota untuk saling memberi dan menerima umpan balik Di dalam kelompok anggota akan belajar untuk melatih perilakunya yang baru
• Kelompok memberi kesempatan untuk mempelajari ketrampilan sosial
• Terapi kelompok meyakinkan individu bahwa mereka tidak sendiri dan bahwa individu lain memiliki masalah dan perjuangan yang sama.
• Terapi kelompok menawarkan kesempatan untuk menerima dukungan dari orang lain dan memberikan dukungan kepada orang lain.
• Aliansi terapeutik yang terjadi dalam kelompok lebih luas dibandingkan dengan aliansi yang terjadi pada terapi individu.
• Terapi kelompok membantu individu mengembangkan keterampilan
komunikasi dan keterampilan sosialisasi, dan memungkinkan klien untuk belajar bagaimana mengungkapkan masalah mereka dan menerima kritik dari orang lain.
• Terapi kelompok memungkinkan individu untuk mengembangkan kesadaran diri dengan mendengarkan orang lain dengan masalah serupa.
• Berbagi pengalaman seseorang dengan orang lain yang memiliki masalah serupa seringkali merupakan terapi sendiri.
• Terapi kelompok menyediakan jaring pengaman yang luas bagi individu yang mungkin ragu-ragu untuk mendiskusikan perasaan mereka, kelemahan yang dirasakan, dll.
• Individu dalam terapi kelompok dapat mencontohkan perilaku sukses individu lain yang telah melalui pengalaman serupa.
• Terapi kelompok biasanya lebih murah daripada terapi individu.
c. Intervensi Sosial
Menurut Adi (2008:49) intervensi sosial adalah perubahan yang terencana yang dilakukan oleh pelaku perubahan (change agent) terhadap berbagai sasaran perubahan (target of change) yang terdiri dari individu, keluarga, dan kelompok kecil (level mikro), komunitas dan organisasi (level mezzo) dan masyarakat yang lebih luas, baik ditingkat kabupaten/kota, provinsi, negara, maupun tingkat global (level makro).
Intervensi sosial adalah upaya perubahan terencana terhadap individu, kelompok, maupun komunitas. Dikatakan 'perubahan terencana' agar upaya bantuan yang diberikan dapat dievaluasi dan diukur keberhasilannya. Intervensi sosial dapat pula diartikan sebagai suatu upaya untuk memperbaiki keberfungsian sosial dari kelompok sasaran perubahan, dalam hal ini, individu, keluarga, dan kelompok.
Keberfungsian sosial menunjuk pada kondisi di mana seseorang dapat berperan sebagaimana seharusnya sesuai dengan harapan lingkungan dan peran yang dimilikinya.
Individu merupakan bagian dari sistem sosial sehingga walaupun metode bantuan utama adalah terapi psikologi yang bersifat individu, lingkungan sosialnya juga perlu diberikan ‘perlakuan’ atau intervensi. Hal ini didasari pandangan bahwa klien akan dikembalikan kepada lingkungan asalnya kelak setelah ‘sembuh’.
Apabila lingkungan sosialnya tidak dipersiapkan untuk menerima klien kembali,
dikhawatirkan kondisi klien kembali seperti semula sebelum mendapat penanganan.
Tujuan utama dari intervensi sosial adalah memperbaiki fungsi sosial kelompok sasaran perubahan. Ketika fungsi sosial seseorang berfungsi dengan baik, diasumsikan bahwa kondisi sejahtera akan semakin mudah dicapai. Kondisi sejahtera dapat terwujud manakala jarak antara harapan dan kenyataan tidak terlalu lebar. Melalui intervensi sosial, hambatan-hambatan sosial yang dihadapi kelompok sasaran perubahan akan diatasi Dengan kata lain, intervensi sosial berupaya memperkecil jarak antara harapan lingkungan dengan kondisi riil klien
Kesimpulan
Dari ketiga intervensi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara ketiga intervensi tersebut yaitu pada intervensi individual digunakan untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan melibatkan interaksi antara terapis dgn klien, sedangkan intervensi kelompok yaitu ketika di mana orang-orang yang mengalami gangguan emosi ditempatkan dalam sebuah kelompok, dipandu oleh satu atau lebih terapis dengan tujuan membantu individu untuk membawa perubahan pada diri mereka. Terapi kelompok bertujuan untuk mengurangi gejala seperti gejala negatif, motivasi yang buruk, serta peningkatan fungsi sosial, penyesuaian yang lebih baik dan peningkatan keterampilan hubungan interpersonal, lalu intervensi sosial mengupayakan sebuah perubahan secara terencana pada individu, kelompok, maupun komunitas yang dapat diukur dan dievaluasi keberhasilannya. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki keberfungsian sosial dimana setiap individu, keluarga atau kelompok dapat berperan sebagaimana mestinya dalam masyarakat atau lingkungan sosialnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya Duriana, Y. (2020). Bahan Ajar Dasar – Dasar Intervensi Kelompok Jakarta.
Universitas Esa Unggul Jakarta, 1–84.
https://psikologia.umsida.ac.id/index.php/psikologia/article/view/1490
Mappiare, A. (2010). Pengantar konseling dan Pengantar konseling dan psikoterapi psikoterapi. Jakarta: Rajawali Pers.
Rivaldi, M., Kusmawati, A., & Tohari, M. A. (2020). Intervensi Sosial Melalui Terapi Psikoreligius Pada Remaja Penyalahgunaan Narkoba. Journal of Social Work and Social Service, 1(2), 127–137.