PELAYANAN FARMASI KLINIS
SOP
No. Dokumen : 440/230/SOP.UKPP/PKM -EMAS/2023
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 4 April 2023 Halaman : 1/2
UPTD Puskesmas
Jalan Emas YASMINA EDIANI
1. Pengertian. Pelayanan farmasi klinis merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
2. Tujuan. Pelayanan farmasi klinis bertujuan untuk meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas, keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai, meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian, dan melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan penggunaan Obat secara rasional.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nomor 440/89/SK.UKPP/PKM-EMAS/2023 Tentang Pelayanan Farmasi Klinik.
4. Referensi. 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Pusat Kesehatan Masyarakat;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 Tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
Tranfusi Darah, Tempat Mndiri Praktik Dokter, dan Tempat Mandiri Praktik Dokter Gigi;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 165 Tentang Standar Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Langkah – Langkah.
1. Meliputi :
Pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi obat.
Pelayanan informasi obat.
Konseling.
Visite pasien.
2. Menerima dan melakukan skrining administratif meliputi nama pasien, tanggal lahir, berat badan untuk pasien anak, diganosa, keaslian resep, tanda tangan dokter. Melakukan skrining farmasetik berupa nama obat, bentuk sediaan, dosis, jumlah obat, aturan pakai.
3. Pemberian informasi obat dilakukan minimal 1 pasien per hari kerja.
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO) dilakukan dengan bukti literatur kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat.
5. Mencatat pertanyaan profesi kesehatan, pasien, masyarakat dengan literatur dan jawabannya.
6. Konseling dilakukan kepada pasien polifarmasi, hamil, geriatri, pediatri, pasien kasus tertentu seperti pengobatan TB/HIV.
7. Mempersilahkan pasien untuk duduk di ruang konseling.
8. Memperkenalkan diri sebagai petugas farmasi dan mengkonfirmasi identitas pasien.
9. Bertanya kepada pasien :
Bagaimana penjelasan dokter tentang obat pasien Bagaimana penjelasan dokter tentang cara pakai obat
Bagaimana penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat
Menjelaskan informasi obat kepada pasien atau keluarga pasien dan meminta pasien/keluarga pasien mengulangi penjelasan petugas farmasi.
10. Mencatat hasil konseling di formulir konseling.
11. Visite pasien pada pasien PONED dilakukan kepada pasien untuk menjelaskan informasi obat.
12. Mencatat hasil visite pasien di formulir pemberian informasi obat.
6. Unit Terkait. 1. Pelayanan Farmasi 2. Pelayanan Umum 3. Pelayanan KIA 4. PONED 5. GIGI 7. Dokumen
Terkait.
1. Formulir PIO ( Pelayanan Informasi Obat)
2. Formulir Konseling 8. Rekaman Historis
Perubahan. No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai Diberlakukan