STASIUN PENERIMAAN BUAH
Tujuan utama pabrik kelapa sawit adalah untuk mengekstraksi minyak dan kernel dari buah kelapa sawit sebagai bahan baku setengah jadi sesuai dengan standart kualitas yang telah ditentukan. Adapun standart kualitas dari minyak dan kernel kelapa sawit secara umum :
Standart kualitas CPO (Crude Palm Oil)
FFA (Free Fatty Acid) < 3,5 %
Moisture < 0,2 %
Dirt < 0,02 % Standart kualitas kernel
Moisture < 7,5 %
Dirt < 8 %
Broken Kernel < 15 %
PENDAHULUAN
Dahulu sebelum Pabrik Kelapa Sawit banyak berkembang serta kemajuan teknologi maka sistem transportasi pengangkutan tandan buah segar (TBS) menggunakan rel (rail track) dari Perkebunan menuju Pabrik Kelapa Sawit. Tetapi setelah sistem dan kemajuan Teknologi maka untuk transportasi Tandan Buah Segar dari kebun menuju pabrik sudah menggunakan truk ataupun traktor guna mempercepat transportasi.
PENERIMAAN TBS
Petugas keamanan dalam hal ini Satpam Pabrik, berkewajiban memeriksa dan meneliti segala Dokumen/surat pengantar yang dibawa oleh pihak pengangkutan tandan buah segar (TBS), begitu juga dengan crude palm oil (CPO) dan Kernel ataupun pengangkutan lainnya dan untuk selanjutnya apabila dalam pemeriksaan dokumen ataupun surat pengantar tersebut telah sah atau diakui keabsahannya serta telah dicatat pada
buku Register Satpam, maka kendaraan
angkut tandan buah segar (TBS) / crude palmoil (CPO) / Kernel ataupun lainnya dapat diizinkan masuk ke lokasi jembatan timbang guna melaksanakan proses penimbangan.
Dan sebaliknya apabila dokumen atau surat pengantar kendaraan tersebut meragukan ataupun tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka pihak keamanan berhak atau berkewajiban menahan atau mengeluarkan kendaraan tersebut untuk tidak masuk ke lokasi penimbangan.
1. WEIGHBRIDGE (Jembatan Timbang)
a. Fungsi Jembatan Timbang
Secara umum Jembatan timbang di pabrik kelapa sawit memiliki fungsi sebagai berikut :
Menimbang bahan baku proses yaitu TBS (tandan buah segar) yang diterima dari kebun atau pemasok lainnya untuk diproses di pabrik.
Menimbang produksi minyak sawit (CPO) dan palm kernel (PK) yang akan dikirim kepada pihak pembeli.
Menimbang hasil sampingan yang dihasilkan seperti solid, empty bunch atau kompos yang akan dikirim keestate (kebun).
Menimbang material lainnya yang dianggap perlu untuk kepentingan pabrik dan perusahaan.
menimbang BBM untuk bahan bakar genset, CaCO3 untuk claybath, fibre, cangkang atau solid, abu janjang dan besi bekas
b. Spesifikasi Teknis Jembatan Timbang
Spesifikasi teknis jembatan timbang umumnya adalah sebagai berikut :
Tipe : Pitless dilengkapi dengan pondasi sesuai ukuran jembatan timbang.
Sistem : Electronic Full Load Cell ( umumnya 4 Load Cell )
Kapasitas : 40.000 kgs (yang umum dipakai).
Ukuran : platform : p * l * t = 12m x 3m x 12mm, lengkap dengan main beam, cross beam, dan support beam.
Indikator : tampilan digital electronic dengan kemampuan membaca 0 sampai dengan 40.000 kgs
Kemampuan mencatat (Recording) : Untuk mencatat dan mencetak data–
data seperti : berat bruto; tarra netto; nomor registrasi kenderaan; nomor polisi kenderaan;
waktu; tanggal; bulan; tahun; jenis produksi; kendaraan;supllier, serta dapat menyimpan dan mengamankan data bulanan.
Uninterrupted Power Supply : Perlu dilengkapi dengan UPS sebagai back-up untuk supply daya minimum 2 jam apabila ada gangguan listrik.
Komputer Sistem : Jembatan timbang ini juga dapat dilengkapi dengan computer system, CPU , Monitor, Keyboard, Mouse dan Printer, Local Area Network. Sofware Program yang mampu mencetak tiket jembatan timbang untuk ; Berat, Waktu, Tanggal, Bulan, Yahun, Jenis produksi, Kendaraan, Supplier, serta dapat menyimpan dan mengamankan data bulanan.
Bangunan : Seluruh perangkat Jembatan timbang harus ditempatkan pada bangunan yang dilengkapi dengan air condition ( AC ) dan anti petir.
1.4. Toleransi Jembatan Timbang
Umumnya jembatan timbang dipergunakan untuk kepentinga perdagangan baik nasional maupun Internasional. Oleh karena itu setiap jembatan timbang wajib ditera oleh Badan Metrologi Departemen Perdagangan RI, yaitu satu kali setahun untuk memastikan kondisi timbangan tetap dalam kondisi baik, demikian juga tingkat akurasi penunjukkan hasil timbangan itu sendiri. Disamping itu pemilik jembatan timbang harus melakukan kalibrasi jembatan timbang minimal 2 (dua) kali setahun dengan menggunakan batu standar seberat 2.000 kg yang disahkan oleh Badan Metrologi. Hal ini juga untuk memastikan tingkat akurasi penunjukkan hasil penimbangan jembatan timbang tersebut. Adapun batas–batas toleransi jembatan timbang adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Toleransi Jenis jenis timbangan
No. Jenis Timbangan ( Weighbridge ) Toleransi
1. Electronik VS Electronic 60 kg
2. Electronic VS Mechanic 70 kg
3. Mekanik Vs Mekanic 80 kg
WEIGHBRIDGE
Setelah petugas keamanan mengizinkan masuk ke lokasi penimbangan kepada kendaraan Tandan Buah Segar, setelah diperiksa keabsahan dokumen atau surat pengantar yang dibawa kendaraan yang mengangkut Tandan Buah Segar tersebut maka petugas timbangan dalam hal ini adalah krani timbangan, baru boleh melakukan penimbangan atas kendaraan tersebut.
Bila kita lihat dari perlengkapan dan jenis timbangan yang ada di pabrik-pabrik kelapa sawit, maka untuk timbangan, ada dua jenis/tipe yaitu :
a. TIMBANGAN MEKANIS (KONVENSIONAL)
Timbangan mekanis biasanya disebut dengan timbangan manual. Jenis timbangan ini jarang dipergunakan berhubung timbangan tersebut kurang cepat serta cenderung diragukan keabsahannya.
Umumnya jenis timbangan ini fungsinya sebagai cadangan apabila timbangan Elektronis mengalami Trouble diantaranya kerusakan pada sistem dan program ataupun disambar petir yang mengakibatkan timbangan Elektronis tersebut harus diapkir (tidak dapat dipakai).
b. TIMBANGAN ELEKTRONIK (DIGITAL)
Pada Perusahaan Pabrik Sinar Mas memakai Timbangan Elektronis. Hal ini disebabkan selain cepat dan rapi juga untuk nilai keabsahannya tidak diragukan. Dan dengan memakai sistem timbangan Elektronis, sebelum proses penimbangan dilaksanakan, krani timbangan harus terlebih dahulu memperhatikan dan memeriksa kondisi unit timbangan sebagai berikut :
1. Tiket jembatan timbang harus sesuai dengan nomor urut yang kemarin.
2. Surat pengantar kendaraan harus dalam kondisi baik, dalam arti kata program Weighbridge berjalan sesuai sistem Aplikasi Jembatan Timbang serta dapat sinkron antara Avery dengan komputer jembatan timbang.
3. Kondisi mesin printer baik.
4. Uniteruptible Power Supply (UPS), hidup dan dalam kondisi baik (dapat
menyimpan arus) sehingga apabila ada trouble pada arus listrik maka UPS dapat berfungsi dengan maksimal.
5. Sebelum melakukan penimbangan pastikan Program Weighbridge telah dilakukan backup data sehingga apabila terjadi trouble pada program masih ada data
pengganti sebagai cadangan.
6. Menyiapkan diskette Approval yang nantinya akan dibutuhkan dalam proses timbang Tandan Buah Segar, serta krani timbang mengetahui kondisi diskette dalam keadaan baik (tidak error).
7. Memastikan angka pada Avery sesuai, dan jika mengalami kecurigaan bahwa angka Avery tidak sesuai (tidak netral) maka krani timbang haruslah segera melaporkan pada KTU. Dan apabila memang terdapat selisih dari biasanya, maka KTU bersama dengan Assistent M & R akan melakukan kalibrasi/Cross Check ataupun melakukan Check Weight kembali walaupun selalu dilaksanakan pada setiap bulannya.
8. Namun dalam hal mengantisipasi adanya penyelewengan prosedur atau yang lainnya, maka pada seluruh staff dan khususnya kepada Manager/Askep, KTU berkewajiban memberikan bimbingan kepada Petugas Satpam dan Krani
Timbangan untuk menjalankan peraturan dan tata cara yang ada sesuai ketentuan Management, serta dapat menjalankan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab.
d. SISTEM PENIMBANGAN
Pada sistem Weighbridge ada dua proses penimbangan antara lain :
Penimbangan barang masuk adalah penimbangan barang masuk adalah dimana barang dimuat terlebih dahulu pada saat dilakukan penimbangan pertama dan pada saat
penimbangan kedua truk/traktor dalam keadaan kosong (tanpa muatan). Pada umumnya penimbangan barang masuk meliputi penimbangan terhadap angkutan yang secara rutin masuk ke pabrik misalnya angkutan Tandan Buah Segar.
Prosedur penimbangannya dan administrasi secara umum : Truk angkutan Tandan Buah Segar harus membawa Surat Pengantar (SP) yang mencakup data :Nomor Surat Pengantar, Jumlah janjang kosong, Asal Kebun , Berat
dikirim, Tahun tanam, Nama Supir, Block/Divisi, Nomor Kendaraan.
Sebelum memasuki jembatan timbangan pengemudi harus melaporkan Surat Pengantar-nya kepada Satpam agar dapat dicatat pada buku register penerimaan Tandan Buah Segar.
Truk pengangkutan Tandan Buah Segar dapat melakukan penimbangan pertama yang diawasi oleh Satpam dengan ketentuan : Pengemudi harus turun dari truk,
posisi truk harus di tengah Plate Form, mesin truk harus dimatikan. Truk pengangkutan Tandan Buah Segar dapat membongkar muatannya di Loading Ramp (tempat penimbunan Tandan Buah Segar) kemudian melakukan penimbangan kedua sama seperti penimbangan pertama.
Dari hasil penimbangan kedua operator timbangan mengeluarkan kartu timbang dan diserahkan pada pengemudi 1 (satu) rangkap yang dilengkapi dengan copy surat pengantar (SP). Kartu Timbang didistribusikan kepada : Lembar pertama kepada pihak pengangkut, Lembar kedua kepada pihak pemasok Tandan Buah Segar, Lembar ketiga untuk file timbangan, Lembar keempat untuk file krani produksi. Selesai penimbangan kedua pengemudi kembali melaporkan hasil penimbangannya kepada Satpam untuk mencatat Tonnase dari hasil penimbangan ke dalam buku register penerimaan Tandan Buah Segar.
Penimbangan barang keluar secara rutinitas penimbangan barang keluar meliputi : Pengiriman Crude Palm Oil (Minyak Sawit), Pengiriman Kernel (Inti Sawit), Pengiriman Janjangan Kosong.
Prosedur penimbangan dan administrasinya :
Sebelum dilakukan penimbangan pengemudi harus melaporkan Delivery Order (DO) jual yang masih berlaku serta SIM/KTP pengemudi.
Selanjutnya Satpam membuat surat izin masuk pabrik untuk diteruskan ke Krani Produksi.
Setelah surat izin masuk disetujui truk dapat melakukan penimbangan pertama dengan ketentuan :
Kondisi dalam bak/tangki truk harus bersih (tidak ada barang tambahan).
Pengemudi harus turun dari kendaraan.
Posisi truk harus benar-benar di tengah Plate Form.
Mesin kendaraan harus dalam keadaan mati.
Setelah selesai melakukan pengisian muatan, dilakukan penimbangan kedua.
Pastikan truk diparkir di lokasi pagar pabrik untuk dilakukan pemasangan segel/gembok oleh krani produksi atau operator, pemasangan yang diawasi oleh Manager atau personalia.
Sebagai sumber data pembuatan SPB (Surat Pengantar Barang), hasil analisa laboratorium mengenal quality Crude Palm Oil atau inti sawit diserahkan kepada operator Weighbridge.
Data dari hasil penimbangan di check kembali oleh krani produksi dan diserahkan kepada supir beserta surat izin keluar pabrik yang telah distempel dan
ditandatangani oleh Manager atau Personalia.
Sebelum keluar dari pabrik, pengemudi harus melaporkan kembali data hasil penimbangan kepada satpam untuk memberikan informasi jumlah tonase yang dibawa.
Distribusi kartu timbang pengiriman Crude Palm Oil/inti sawit adalah sebagai berikut : Lembar pertama kepada pihak pembeli atau bulking, Lembar kedua kepada pihak transport, Lembar ketiga untuk file timbangan. Lembar keempat untuk krani produksi.
Gambar 1. Jembatan timbang
2. Loading Ramp
Fungsi utama dari loading ramp adalah tempat pembongkaran TBS yang diterima pabrik untuk dilakukan penyortiran mutu tandan buah sawit dan pengaturan proses distribusi TBS ke dalam lori-lori berdasarkan prinsip FIFO (first in first out). Loading ramp juga berfungsi untuk memudahkan pemasukan TBS ke dalam lori-lori dan juga sebagai tempat penampungan sementara TBS yang diterima pabrik.
Gambar 2. Loading ramp
Berikut merupakan prosedur pengisian TBS, yakni:
o hidupkan power panel dan juga peralatan hydraulic pump, motor pada reservoir akan beroperasi dan tunggu untuk beberapa saat agar fluida dalam reservoir telah bersirkulasi dengan sempurna.
o buka pintu loading ramp secara perlahan dengan cara menarik handle-nya.
Pembukaan pintu jangan langsung dibuka penuh untuk menghindari terjadinya luapan TBS dalam lori dan benturan keras.
o pada saat pintu loading ramp terbuka. TBS yang masuk kedalam lori kita atur sedemikian rupa sehingga semua ruang didalam lori terisi secara merata, usahakan jangan sampai menggunung melebihi dari permukaan atas lori.
o apabila lori sudah penuh tutupb pintu loading ramp dengan cara menekan handle sehingga pintu berjalan terus ke dasar loading ramp.
o jika pada saat pertama membuka pintu loading ramp ternyata TBS tidak mau juga turun ke lori, kita bantu dengan menarik satu atau lebih TBS sampai TBS berikutnya dapat turun masuk ke lori.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada loading ramp:
o pastikan pada saat pengisian lori tepat pada posisinya untuk mencegah TBS tumpah ke lantai.
o Untuk mendapatkan kapasitas PKS 80T/jam dengan isi lori 3,5 Ton/lori maka
lori/jam minimal harus terpenuhi.
o Kutip brondolan dan pastikan lingkungan kerja senantiasa bersih.
Alat-alat pendukung di loading ramp adalah:
o Pintu loading ramp
Pintu loading berfungsi sebagai tempat memasukkan TBS dari loading ramp ke dalam lori.
Pintu loading ramp bekerja secara hidrolik sehingga lebih efisien dan lebih praktis. Sebagai alat pendukungnya diperlukan powerpack untuk menghasilkan oli bertekanan yang kemudian akan menggerakan pintu.
o Transfer carriage
Fungsi transfer carriage adalah untuk memindahkan lori yang berrisi TBS ke jalur rail rebusan atau memindahkan lori kosong ke rail loading ramp.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian:
o sambungan rail track dengan rail pada transfer carriage harus tepat untuk menghindari lori slip
o penarikan lori di atas transfer carriage harus perlahan agar roda lori tidak slip o kontinuitas pengoperasian harus dijaga agar kapasitas pabrik tercapai
Gambar 3. Transfer carriage
3. Lori
Fungsi lori adalah untuk memuat dan mengangjkut TBS ke tempat rebusan (sterilizer). Lori dibuat dari plat-plat baja dan pada sisi body samping dan sisi bawahnya dibuat berlubang 0,5 inch yang berfungsi untuk mempertinggi penetrasi uap pada buah dan penetesan air kondensat yang terdapat di dalam lori pada saat perebusan. Ukuran lobang yang semakin besar menunjukkan proses sterilisai buah yang lebih baik, akan tetapi daya tahan lori akan berkurang. Pada bagian ujung lori terdapat ring-ring pengangkat dan pemutar untuk rantai hosting crane
Gambar 4. Lori
4. Capstand dan Winches
Capstand dan winches adalah sama, hanya saja dibedakan oleh cara kerjanya saja. Capstand bekerja secara hidrolik sedangkan winches bekerja dengan menggunakan roda gigi. Fungsi capstand/winches adalah untuk menarik lori kosong ke bawah pintu loading ramp dan juga menarik lori yang berisi TBS masuk dan keluar sterilizer untuk diteruskan ke proses pengolahan berikutnya.
Gambar . Capstand
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian
hati-hati dalam melakukan penarikan tali sling dan juga pada saat tali sling terjepit, juga pada saat membuka atau mengkaitkan tali sling ke lori
pastikan tombol stop berfungsi dengan baik
periksa keadaan sling apakah masih layak pakai atau tidak
capstand harus dioperasikan secara perlahan-lahan pada saat penarikan atau mendorong lori.
5. Bollard
Bollard berfungsi untuk menghubungkan dan berputarnya sling agar lori dapat dimaju- mundurkan. Prinsip kerja Bollard sama seperti katrol hanya saja bollard bekerja secara horizontal
Gambar 5. Bollard.
6. Rail track
Fungsi dari rail track adalah sebagai fasilitator untuk pergerakan lori dari loading ramp ke transfer carriage, dari transfer carriage ke sterilizer atau dari sterilizer ke housting crane.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
Semua permukaan rail harus rata, tidak naik dan tidak turun serta tidak bengkok.
Jarak antara sel harus tetap besarnya sepanjang jaringan rail
Sepanjang jaringan rail harus bersih dari sampah dan berondolan
Lantai antara sel rail jangan sampai berlubang terlalu dalam karna jika lori slip akan membuat bushing roda lori menjadi bengok dan akan cepat patah
Gambar 6. Rail Trail