• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stewardship Theory

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Stewardship Theory"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Telaah Literatur Stewardship Theory

Stewardship didefinisikan sebagai situasi di mana seorang manager tidak di motivasi oleh tujuan individu, melainkan bawahan yang motifnya selaras dengan tujuan para stakeholder. Asumsi utama dalam teori stewardship adalah perilaku eksekutif atau pimpinan tertinggi selaras dengan kepentingan prinsipal dalam suatu entitas, hal itu memberikan pengertian bahwa stewardship memaksimalkan entitas saat berusaha untuk mencapai tujuan organisasi daripada tujuan melayani diri sendiri (Davis, 1997). Stewardship juga berfokus pada struktur yang memfasilitasi dan memberdayakan daripada hanya memantau dan mengontrol.

Stewardship pada dasarnya menunjukkan bahwa seorang direktur bertindak sebagai penatalayanan dan tidak akan berfokus mengembangkan kepentingan ekonomi mereka sendiri, namun bersedia secara penuh untuk bertindak demi kepentingan terbaik demi organisasi.

Hubungan antara steward dan prinsipals dibangun atas dasar kepercayaan. Pemilik sumber daya atau yang disebut sebagai pihak prinsipals dengan berbagai keterbatasan mempercayakan trust pengelolaan sumber daya tersebut kepada pihak manajemen atau steward. Penatalayanan stewardship kepada masyarakat dapat terwujud dalam bentuk Laporan keuangan yang disajikan dengan berpedoman pada standar dengan mengutamakan transaparansi dan akuntabilitas. Transparansi dan akuntabilitas merupakan substansi yang berperan penting dalam kepuasan masyarakat termasuk didalamnya pihak stakeholders atas pengelolaan keuangan. (Kosanke, 2019) Pengelolaan keuangan yang mengutamakan transparansi dan akuntabilitas membutuhkan kinerja dan kemampuan mengelola yang baik dari para pemegang keuangan. Sekali lagi, stewardship ditandai dengan gagasan melayani orang lain dan bukan melayani kepentingan diri sendiri (Keay, 2017).

Yayasan

Yayasan merupakan lembaga non profit untuk suatu tujuan yang bukan komersil (Andarwati, 2016). Dalam pengelolaannya meski organisasi ini tidak mengedepankan keuntungan, namun entitas masih harus mempertanggungjawabkan penggunaan dana yang telah diperoleh dan dikelola, baik dari para donatur, stakeholder dan negara. Dalam entitas nirlaba tidak diijinkan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap aktifitas, dengan demikian entitas nirlaba hanya diizinkan menerima keuntungan dari suatu kegiatan yang kemudian digunakan untuk biaya operasional dan disalurkan untuk kepentingan kegiatan utama suatu entitas. Salusu (2003) mengatakan bahwa organisasi nonprofit adalah organisasi atau badan

(2)

yang tidak menjadikan keuntungan sebagai motif utamanya dalam melayani masyarakat atau sebagai korporasi yang tidak membagikan keuntungan sedikitpun kepada para anggota, karyawan serta eksekutifnya.

Organisasi nirlaba (non profit oriented) mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan organisasi yang berorientasi pada laba yaitu organisasi yang bergerak pada sektor industrial dan komersial. Menurut Nainggolan (2005) karakteristik umum sebuah organisasi nirlaba adalah sebagai berikut; Pertama, tidak bermotif mencari keuntungan. Umumnya entitas atau organisasi nirlaba tidak bermotif mencari keuntungan, meskipun pada kenyataannya di lapangan entitas tersebut masih memerlukan laba agar perusahaan dapat terus berjalan dan mencapai tujuan organisasi. Kedua, adanya pertimbangan khusus dalam pembebanan pajak.

Dalam entitas nirlaba tidak dituntut untuk membayar pajak dikarenakan ciri khususnya yang tidak berorientasi kepada laba. Selanjutnya yang ketiga, Nainggolan berpendapat bahwa entitas nirlaba ada kecenderungan berorientasi semata-mata pada pelayanan. Pelayanan menjadi pokok utama entitas nirlaba. Keempat, disebutkan entitas nirlaba banyak menghadapi kendala yang besar pada tujuan dan strategi terutama dalam hal keuangan karna hanya berdasarkan pada hibah atau sumbangan yang diperoleh. Kelima, entitas juga berada di tempat kurang banyak menggantungkan diri pada kliennya untuk mendapatkan bantuan keuangan, keenam, entitas nirlaba didominasi professional. Terakhir yang ketujuh, pengaruh politik biasanya memainkan peranan yang sangat penting dalam menjalankan organisasi tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut secara umum entitas nirlaba adalah entitas yang tidak berorientasi pada laba atau keuntungan. Meski demikian baik entitas nirlaba maupun entitas laba sama-sama memiliki tanggungjawab untuk memberikan laporan keuangan dari aktifitas yang berjalan dan mempertanggungjawabkannya kepada pemangku kepentingan. Hal lain yang sama juga didapati saat melihat sisi sistem perekonomian yang terintegrasi dalam memanfaatkan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan.

Rosenbaum dalam buku Manajemen Keuangan Lembaga Nirlaba (Nainggolan, 2005), pengkategorian organisasi adalah berdasarkan sumber dana yaitu; pertama, komersial, yaitu suatu organisasi yang dibiayai oleh laba atau keuntungan dari kegiatannya. Kedua, pemerintahan, yaitu organisasi yang biayanya diperoleh dari masyarakat lewat pajak dan retribusi. Ketiga, organisasi nirlaba, yaitu organisasi yang dibiayai oleh masyarakat lewat donasi dan sumbangan. berdasarkan kategori di atas, entitas nirlaba atau yayasan mendapatkan donasi dari lembaga donor luar negeri dan sumbangan lainnya. Disebutkan bahwa yayasan

(3)

yang mendirikan sekolah dan rumah sakit termasuk dalam bagian lembaga nirlaba yang komersial sebab pendapatan yang diperoleh timbul dari pemakai jasa.

Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan yang disiapkan oleh perusahaan dalam suatu periode Akuntansi tertentu untuk dapat digunakan menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Buffett & Clark (Buffett & Clark, 2008) mendefinisikan laporan keuangan sebagai laporan perusahaan yang memberitahukan hasil baik atau buruk kinerja perusahaan. Laporan keuangan juga dibagi tiga bagian yang berbeda; pertama, laporan laba rugi, suatu laporan yang memberitahu berapa banyak uang yang diperoleh oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Dengan menggunakan laporan laba rugi pemimpin perusahaan dapat menentukan hal-hal penting seperti margin perusahaan, pengembalian ekuitas, dan yang paling penting konsistensi dan arah pendapatan perusahaan tersebut. Bagian kedua adalah neraca, neraca merupakan laporan yang menjelaskan banyaknya uang yang dimiliki perusahaan di bank dan berapa banyak liabilitas yang harus dibayar. Neraca dapat disusun selama periode satu tahun untuk dapat melihat harta (laba), hutang, serta kekayaan bersih perusahaan tersebut. Terakhir, laporan arus kas. Laporan arus kas melacak kas yang masuk dan keluar dari aktivitas berjalan. Laporan arus kas digunakan untuk memantau berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan modal. Di samping itu, laporan arus kas juga melihat berapa besar penjualan dan pembelian kembali obligasi dan saham. Umumnya, perusahaan akan memberikan laporan arus kas bersama dengan laporan keuangan lainnya.

Tujuan dari laporan keuangan adalah mengungkapkan bahwa laporan keuangan dan catatan lainnya berisi informasi yang berguna dalam menyatakan posisi keuangan perusahaan, keberhasilan operasi perusahaan, kebijakan dan strategi managemen serta wawasan kinerja dalam merencanakan masa depan. Laporan keuangan juga membantu pengguna untuk mengetahui kualitas perusahaan, apakah perusahaan memberikan kesempatan yang baik untuk pekerjaan perusahaan, kemajuan perusahaan, serta perkembangan kinerja dan tujangan karyawan. Perusahaan juga dapat mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam bersaing dalam lingkungan operasinya dan apakah perusahaan memiliki prospek yang baik terhadap pelanggan dan mitra kerjanya (Fraser et al., 2016).

Pelaporan keuangan Organisasi Nirlaba

(4)

Organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang tidak berorientasi pada pendapatan atau keuntungan ( non profit). Beberapa yang termasuk dalam kategori nirlaba dengan tujuan bukan komersil seperti gereja, rumah sakit, panti asuhan, mesjid, serikat buruh, museum dan beberapa para petugas pemerintah. IAI (2004), menyatakan dalam PSAK Nomor 45 organisasi nirlaba mendapatkan sumber dana dari pemilik atau para anggota dan para donatur lain dengan tidak mengharapkan prestasi atau imbalan apapun dari organisasi tersebut.

Andarwati (2016), menyatakan organisasi nirlaba juga diharuskan untuk membuat laporan keuangan sama seperti organisasi bisnis dengan tujuan utama untuk menyediakan informasi keuangan dan non keuangan yang berkaitan untuk kepentingan para stakeholder, pimpinan organisasi, kreditur hingga pihak-pihak lain yang ikut menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba.

Berdasarkan pengertian di atas, organisasi nirlaba meski tidak berorientasi pada laba atau keuntungan dengan kenyataan pada umumnya organisasi nirlaba tetap memperoleh laba untuk dapat terus menjalankan usahanya, organisasi tersebut tetap harus menyajikan laporan keuangan yang memenuhi standar ISAK 35. Sesuai dengan masalah penelitian, hal yang akan dilakukan adalah perancangan sistem pelaporan keuangan berdasarkan ISAK 35 secara komprehensif di Sekolah Tinggi Tawangmangu.

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur tentang posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan serta arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan atau stakeholders guna membuat keputusan ekonomi. Selain itu, laporan keuangan juga merupakan wujud pertanggungjawaban managemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka untuk mengelola suatu entitas. Agar memenuhi tujuan tersebut, laporan keuangan seharusnya dapat menyediakan informasi tentang suatu entitas yang terdiri dari; aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban, kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik serta arus kas. Adapun agar informasi diatas dapat tersusun dengan rapi, laporan keuangan dapat dilengkapi dengan komponen berikut ini: Pertama, laporan posisi keuangan (Neraca) yang berisi daftar untuk menunjukkan posisi keuangan, yaitu komposisi dan jumlah aset, liabilitas dan ekuitas dari suatu entitas tertentu pada suatu tanggal tertentu. Kedua laporan laba rugi dan penghasilan kompehensif lain selama periode. Laporan ini berisi informasi mengenai kinerja entitas yang menimbulkan perubahan pada jumlah ekuitas entitas, yang

(5)

bukan berasal dari transaksi dengan atau kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik seperti setoran modal atau pembagian dividen. Laba rugi komprehensif terdiri dari; laba rugi yang memberikan informasi mengenai pendapatan, beban dan laba rugi suatu entitas selama suatu periode tertentu. dan penghasilan komprehensif lainnya atau biasa disebut OCI (other comprehensif income) berisi pos-pos yang tidak diakui dalam laporan laba rugi, seperti;

perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap dan aset tak berwujud, keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti, keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan, keuntungan dan kerugian pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual, bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai. Ketiga, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan ekuitas disusun dengan melakukan analisis atas kelompok akun ekuitas serta dokumen dan catatan yang berkaitan dengan ekuitas, antara lain, keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tentang pembayaran dividen, koreksi laba rugi tahun lalu, perubahan struktur modal, dan perubahan pada komponen ekuitas lainnya seperti laporan komprehensif lain. Keempat, laporan arus kas yang berisi tentang penerimaan dan penggunaan dana kas dan setara kas yang penyusunannya dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode langsung yang disusun berdasarkan jurnal penerimaan kas dan bank dan metode tidak langsung menyusun laporan arus kas dengan membandingkan neraca awal dan neraca akhir dan laporan laba rugi. Kelima, catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berdasarkan PSAK 1 memberikan definisi sebagai catatan keuangan yang berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau pemisahan pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan (Kartikahadi, 2022).

Standar ISAK 35

ISAK 35 merupakan ketetapan pengganti dari laporan PSAK 45. Salah satu perbedaan mendasar ISAK 35 dengan PSAK 45 adalah jenis dan bentuk laporan keuangan entitas nirlaba, dimana sebelumnya laporan keuangan PSAK 45 terdiri dari 4 jenis laporan yaitu; Neraca, Laporan Aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Menurut (Mbui, 2021) dalam penelitiannya ISAK 35 berbeda dengan PSAK 45, komponen format laporan keuangan

(6)

ISAK 35 lebih lengkap yaitu; laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan aset neto, laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan (CALK) yang akan disajikan secara lengkap dalam sub bab evaluasi penyajian laporan keuangan berdasarkan kriteria ISAK 35.

Penyajian Laporan Keuangan Entitas berorientasi Non Laba dengan basis ISAK 35 ((Ula et al., 2021) menyebutkan bahwa contoh yang diberikan dapat berbeda dari kondisi yang terdapat dalam entitas nirlaba tertentu, jika entitas nirlaba membuat penyesuaian atau judul lapoan keuangan, maka interpretasi ini tidak membatasi penggunaan judul tertentu atas laporan keuangan sepanjang penggunaan judul mencerminkan fungsi yang lebih sesuai dengan isi laporan keuangannya.

ISAK 35 mendeskripsikan bahwa dalam penyajian laporan keuangan entitas nirlaba harus meliputi 5 jenis laporan berikut: pertama, laporan posisi keuangan atau neraca yang memberikan gambaran mengenai posisi keuangan entitas yang terdiri atas hak (sumber daya) entitas dan kewajiban (asal sumber daya suatu entitas). Kedua, laporan laba rugi sebagai akumulasi dari seluruh aktivitas keuangan (baik pengeluaran maupun pemasukan) dalam suatu periode tertentu. Jika penghasilan lebih besar maka entitas memperoleh surplus dan jika penghasilan lebih kecil atau pengeluaran lebih besar maka entitas dinyatakan rugi. Ketiga, laporan arus kas yang menggambarkan perputaran kas pada periode tertentu. Laporan arus kas menunjukkan saldo kas akhir perusahaan yang dirinci atas arus kas bersih dari aktivitas operasi, arus kas bersih dari aktivitas investasi, serta arus kas bersih dari pendanaan. Hasil penjumlahan ketiga kelompok tersebut dijumlahkan dengan saldo awal kas yang akan menghasilkan saldo kas. Dalam laporan arus kas saldo arus kas harus balance dengan saldo dalam aktiva yang tertulis di neraca. Keempat, laporan perubahan ekuitas (modal) yang menunjukkan perubahan modal suatu perusahaan dari awal periode Akuntansi sampai menjadi saldo modal akhir tahun setelah ditambah dengan laba tahun berjalan dan dikurangi dengan pembagian laba seperti prive dalam perusahaan perseorangan.kelima, Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan umum mengenai entitas, kebijakan akuntansi yang dianut dan penjelasan tiap-tiap akun neraca serta laba rugi.

Referensi

Dokumen terkait

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya

Berdasarkan PSAK 109 laporan keuangan amil meliputi laporan posisi keuangan (Neraca), laporan perubahan dana, laporan aset kelolaan, laporan arus kas dan catatan

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya

Laporan Keuangan KPU Kota Pontianak yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas

Pondok Pesantren Salafiyah Putra Putri Al-Miftah Lil Ulum tidak membuat laporan arus kas yang sesuai dengan format PSAK No.45 serta catatan atas laporan keuangan juga tidak

Penyajian laporan keuangan (LRA, Neraca dan Catatan atas laporan keuangan) disajikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Catatan-catatan atas laporan keuangan

Bank syariah menyajikan catatan atas laporan keuangan sesuai PSAK 101 dan PSAK terkait yang berisi uraian yang mengungkapkan semua informasi yang perlu

Laporan Posisi Keuangan Neraca - 2011 • Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan Neraca, tambahan neraca untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia • Perubahan definisi-definisi