• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Bertahan Hidup Petani Berbasis Aset Pasca Pembangunan PLTU Karangkandri di Desa Slarang Kabupaten Cilacap

N/A
N/A
Aria Fauzian Nugraha

Academic year: 2024

Membagikan "Strategi Bertahan Hidup Petani Berbasis Aset Pasca Pembangunan PLTU Karangkandri di Desa Slarang Kabupaten Cilacap "

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Bertahan Hidup Petani Berbasis Aset Pasca Pembangunan PLTU Karangkandri di Desa Slarang Kabupaten Cilacap

Coping Strategies for Asset-Based Farmers after the Construction of Karangkandri Power Plant in Slarang Village Cilacap Regency

Anis Dwi Lestari1, Sri Hilmi Pujihartati2

1) Program Studi Sosiologi, FISIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 57126, Indonesia

2) Program Studi Sosiologi, FISIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 57126, Indonesia Abstrak

Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti mengenai dampak PLTU Karangkandri terhadap produktivitas petani di Desa Slarang, Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap.

Penelitian kualitatif dengan metode studi kasus ini bertujuan menganalisis kondisi aset penghidupan dan strategi bertahan hidup petani pasca pembangunan PLTU Karangkandri. Peneliti menggunakan teori dari Department for International Development (DFID) tentang Pentagon Aset dan teori Strategi Bertahan Hidup (Coping Strategies) oleh Edi Suharto untuk menganalisis strategi bertahan hidup petani pasca pembangunan PLTU Karangkandri. Hasil penelitian menunjukan bahwa aset penghidupan yang dimiliki oleh petani dalam bertahan hidup terdiri atas modal alam, modal manusia, modal fisik, modal finansial dan modal sosial. Adapun modal alam dan modal sosial berperan penting dalam memenuhi kebutuhan hidup dan menuntut penghidupan yang layak kepada PT Sumber Segara Primadaya (S2P). Upaya bertahan hidup terbagi atas tiga strategi, yaitu strategi aktif, pasif dan jaringan. Strategi aktif terdiri atas diversifikasi pekerjaan, ikuti pelatihan ketrampilan, dan penambahan tenaga kerja. Strategi pasif dengan meminimalisir pengeluaran untuk kebutuhan pokok dan produksi pertanian. Strategi jaringan berupa pemanfaatan jaringan sosial untuk memenuhi kebutuhan mendesak dan menuntut penghidupan yang layak kepada PT Sumber Segara Primadaya (S2P).

Kata Kunci: Strategi Bertahan Hidup, Pentagon Aset, Petani, PLTU

Abstract

This research started with the researcher's interest in the impact of the Karangkandri Power plant on the productivity of farmers in Slarang Village, Kesugihan District, Cilacap Regency.

This qualitative research using the case study method aims to analyze the condition of livelihood assets and farmers' survival strategies after the construction of PLTU Karangkandri. The researcher used the theory from the Department for International Development (DFID) regarding Pentagon Assets and the theory of Survival Strategy (Strategic Coping) by Edi Suharto to investigate farmers'survival strategies after the construction of Power plant. The results of the study show that the livelihood assets owned by farmers in survival consist of natural capital, human capital, physical capital, financial capital and social capital. Meanwhile, natural capital and social capital are the main capital

1 Anis Dwi Lestari

(2)

used by farmers in meeting the needs of life and demanding a decent living for PT Sumber Segara Primadaya (S2P). The survival effort is divided into three strategies, namely active, passive and network strategies. The active strategy consists of diversifying jobs, participating in skills training, and adding manpower. Passive strategy is minimizing spending on basic needs and agricultural production. The network strategy is utilizing social networks to meet urgent needs and demand a decent living for PT Sumber Segara Primadaya (S2P).

Keywords: Coping Strategies, Pentagon Assets, farmer, PLTU

1. PENDAHULUAN

Energi listrik berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi dan sosial.

Ketersediaan energi listrik yang cukup adil dan merata berpengaruh dalam peningkatan kualitas hidup manusia (Suprapto & Hasanah, 2022). Sedangkan dalam konteks ekonomi, rumah tangga yang memiliki kemudahan dalam mengakses listrik berpeluang lebih rendah 0,0854% untuk berada dalam kondisi miskin (Zuhri et al, 2020). Hal ini terbukti dengan hadirnya PLTU Karangkandri dengan kapasitas total 2.260 megawatt (MW) mampu mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Cilacap melalui penyediaan listrik untuk kepentingan industri (Kementerian ESDM, 2022).

Begitu besar manfaat PLTU Karangkandri dalam menyediakan pasokan listrik di Kabupaten Cilacap. Namun keberadaanya juga tidak lepas memberikan pengaruh negatif bagi penghidupan rumah tangga yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Hal ini dikarenakan banyak lahan pertanian yang terancam keberadaanya untuk kepentingan pembangunan PLTU Karangkandri. Dilansir dari berita di Sajogyo Institute, Pembangunan PLTU Karangkandri dibangun di atas tanah seluas 120 hektar yang sebelumnya merupakan lahan pertanian. Adapun pembangunan pembangkit tersebut menggunakan lahan milik TNI AD dengan luas 67 hektar, 20 hektar milik Pemerintah Daerah, dan 33 hektar milik warga dari tiga desa, yaitu Desa Karangkandri, Desa Slarang, dan Desa Menganti (Fathur, 2022).

Selain itu, limbah abu yang dihasilkan oleh PLTU Karangkandri juga membahayakan kesehatan. Limbah abu yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara terdiri atas limbah abu dasar (bottom ash) dan limbah abu terbang (fly ash).

Maghfuri et al (2022) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan batasan pada PLTU untuk pengeluaran emisi yang dihasilkan dari produksi listrik. PLTU dengan kapasitas di atas 400 MW memiliki nilai batas emisi

(3)

0,918 ton CO2 per MW. Faktanya, dari 4 unit pembangkit yang dimiliki oleh PLTU Karangkandri, hanya 1 unit yang memenuhi syarat batas emisi, yaitu 1000 MW.

Ditambah lagi, tempat pembuangan limbah PLTU Karangkandri hanya berjarak 50 meter dari pemukiman penduduk. Padahal pemerintah telah menegaskan bahwa pengolahan limbah B3 seharusnya memiliki jarak yang aman 300 meter dari pemukiman penduduk (Indonesia, 2021).

Lebih lanjut, keberadaan PLTU Karangkandri turut memperparah tingkat abrasi di Dusun Semampir Timur. Berdasarkan dokumen AMDAL, terdapat dua penyebab atas abrasi di Dusun Semampir Timur. Pertama, PLTU Karangkandri rutin melakukan pengerukan untuk mengurangi sedimentasi yang terjadi pada area canal intake dan alur pelayaran. Setiap tahunnya, volume pengerukan pasir laut pada alur canal intake sebesar 116.200 m3 dan 315.000 m3 pada alur pelayaran. Kedua, tingkat abrasi juga diperparah dengan pembangunan breakwater sepanjang 525 meter yang dibuat untuk melindungi pelabuhan dan mengurangi proses sedimentasi di pinggir canal intake.

Adanya breakwater mengubah aliran air laut sehingga membelok ke arah Timur dan menghantam lahan pertanian di Semampir Timur (Pelu, 2020) Akibatnya lahan pertanian seluas 70 hektar milik petani di Dusun Semampir Timur terendam oleh air asin (Primadi, 2019).

Menyadari dampak negatif yang ditimbulkan dari keberadaan PLTU Karangkandri terhadap produktivitas pertanian, maka setiap petani perlu melakukan penyesuaian strategi bertahan hidup melalui penggunaan aset yang dimiliki.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ghazali et al (2023) bahwa aset penghidupan adalah faktor penting yang perlu dipahami dengan tepat karena setiap sumber daya memiliki karakteristik dan daya dukung yang berbeda bagi penghidupan setiap individu dan masyarakat. Sebagaimana DFID menjelaskan bahwa setidaknya manusia mengandalkan lima aset, yaitu aset alam, aset manusia, aset fisik, aset finansial, dan aset sosial untuk melangsungkan penghidupan (DFID, 1999). Berbagai macam dan jumlah perbedaan aset ini akan mempengaruhi jenis penghidupan yang akan diciptakan. Semakin besar jumlah aset yang dimiliki, maka akan semakin banyak pilihan penghidupan yang dilakukan. Aset segi lima ini berguna dalam menganalisis lebih dalam jenis sumber daya yang berperan dalam penghidupan (Manlosa et al, 2019;

Hikmah et al, 2022; Masri & Prasodjo, 2021)

(4)

Melihat beberapa referensi jurnal dan artikel di internet, sejauh ini belum pernah diteliti terkait pemanfaatan aset dan strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh rumah tangga petani pasca pembangunan pembangkit listrik. Guna menganalisis permasalahan tersebut, peneliti menggunakan teori Penthagon Asset dari DFID (1999) dan Strategi Bertahan Hidup oleh Edi Suharto (2009).

2. METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan varian studi kasus. Jenis penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan membagi satu kasus dalam beberapa kasus (Gerring, 2007). Kasus yang dipilih adalah Desa Slarang sebagai kasus tunggal. Kasus tunggal tersebut terbangun dari beberapa unit kasus rumah tangga petani yang ada di dalamnya. Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga petani di Dusun Winong dan Dusun Semampir Timur, Desa Slarang, Kecamatan Kesugihan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yang dikolaborasikan dengan teknik snowball sampling.

Teknik snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang dilakukan secara berantai yang diawali dari informan kunci sebagai orang pertama yang mengarahkan kepada informan selanjutnya. Informan kunci dalam penelitian ini adalah kepala Dusun Winong dan Kepala Dusun Semampir Timur. Selanjutnya, informan utama terdiri atas enam kepala keluarga yang bekerja sebagai petani. Informan pendukung meliputi istri atau tetangga yang dapat memberikan informasi tambahan.

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap rumah tangga petani terdampak. Selain itu data diperoleh dengan melakukan observasi non partisipan yang berarti peneliti hanya mengamati tanpa terlibat secara langsung dalam kegiatan yang diamati. Teknik observasi dipilih oleh peneliti dengan tujuan untuk menemukan hal yang baru di luar apa yang dikemukakan oleh informan pada saat melakukan wawancara, sehingga peneliti lebih memahami keadaan rumah tangga petani secara keseluruhan. Guna memperkaya data dan informasi, peneliti juga mengumpulkan dokumen berupa artikel ilmiah pada jurnal penelitian, artikel umum di internet, arsip Desa Slarang, data BPS, maupun arsip dari Forum Masyarakat Winong Peduli Lingkungan (FMWPL) berupa pamflet yang berisi perlawanan, serta hasil atas audiensi (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini, analisis dilakukan secara interaktif

(5)

dengan 4 (empat) tahap, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman dalam Agustinova (2015)

3. PEMBAHASAN

A. Aset Penghidupan (Livelihood Assets)

Department for International Development (DFID) menjelaskan 5 (lima) aset penghidupan yang digunakan untuk melangsungkan penghidupan, yaitu modal alam, modal finansial, modal fisik, modal sosial, dan modal manusia. Semakin banyak pilihan dan fleksibilitas yang dimiliki petani dalam memilih strategi penghidupan, maka semakin besar kemampuan petani untuk beradaptasi dengan guncangan dan tekanan (DFID, 1999).

1. Modal Manusia

Modal manusia menunjukan kapasitas seseorang untuk mewujudkan penghidupan yang lebih baik. Modal manusia mengacu pada tingkat pendidikan, keterampilan, kesehatan, dan pengalaman seseorang yang saling berkolaborasi dalam upaya menerapkan strategi penghidupan yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan (DFID, 1991).

Tingkat pendidikan menjadi poin penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Rendahnya kualitas pendidikan menjadi penyebab utama dari krisisnya sumber daya manusia. Itulah mengapa pendidikan disebut sebagai human investment yang berperan dalam perkembangan kehidupan sosial ekonomi. Arbi et al (2021) menambahkan bahwa orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah akan kesulitan dalam beradaptasi pada hal-hal yang bersifat baru.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa jenjang pendidikan tertinggi yang ditempuh oleh rumah tangga petani adalah SD. Mayoritas informan menyebutkan bahwa orang tua pada zaman dahulu menganggap bahwa pendidikan tidak begitu penting dan meningkatkan pengeluaran dan lebih memilih untuk mengarahkan anaknya untuk menggarap lahan petani milik keluarga dan mewariskan sebidang tanah saat berumah tangga.

“SD mba, jaman biyen akeh akeh SD. Wis ket cilik ngrewangi wong tua nggarap sawah. (SD mba, jaman dahulu banyak banyaknya SD.

Sudah dari kecil bantu orang tua menggarap sawah)” (Bapak Saiin, 5 April 2023)

(6)

Berbeda dengan orang tuanya, beberapa informan mendorong anak- anaknya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Perubahan pola pikir akan pentingnya pendidikan, didukung dengan keuangan yang memadai memungkinkan untuk memperbaiki kondisi perekonomian keluarga melalui jalur pendidikan. Namun, bagi petani yang masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari cenderung tidak menganggap penting pendidikan, melainkan hanya menambah beban pengeluaran. Akibatnya ada informan yang memutuskan untuk tidak melanjutkan anak laki-lakinya sekolah dan mengarahkan untuk bekerja sebagai buruh untuk menambah pemasukan.

“Kalo anak saya sekarang sih ada yang kuliah di UNUGHA semester 8..” (Istri bapak Saiin, 4 April 2023)

“Kalo anak saya yang pertama sih sekarang udah lulus SMA. Niatnya sih mau lanjut di UNSOED jurusan ahli gizi atau sasjep. Nah kalau yang kecil ini baru mau SD besok.” (Dopak, 20 Mei 2023)

“Anak kedua sama ketiga itu lulusan SD, mau SMP tapi ngga punya biaya jadi keluar, terus saya nyuruh buat kerja merantau.” (Istri bapak Supri, 31 Mei 2023)

Aspek pengalaman berbanding lurus dengan keterampilan dan pengetahuan petani dalam usaha tani. Sebagaimana Agatha & Wulandari (2018) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan dan keterampilan. Semakin lama seorang petani berkecimpung dalam kegiatan usaha tani, maka semakin meningkat kualitas usaha dalam bertani.

Mayoritas informan menjelaskan bahwa pengalaman menjadi petani sudah cukup lama, rentang waktu 20 hingga 40 tahun. Akan tetapi, pengalaman tersebut tidak dapat mengatasi permasalahan lahan pertanian yang terkena oleh air asin. Mengingat, lahan yang memiliki salinitas tinggi akan sulit untuk ditanami sekalipun menggunakan bibit anti air asin. (Rachman, 2018). Disisi lain, petani juga tidak mampu mencegah gelombang abrasi yang menghilangkan sebagian lahan pertanian di Dusun Semampir Timur. Hal ini dikarenakan, petani harus berhadapan dengan tiga faktor penyebab abrasi, yaitu faktor alam, aktivitas PLTU Karangkandri (dredging) serta aktivitas penambang pasir.

(7)

Keberadaan PLTU Karangkandri menyebabkan perubahan masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Ketergantungan petani pada sektor pertanian menyebabkan rumah tangga petani kesulitan untuk beralih ke sektor industri. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam industri menciptakan hambatan untuk beradaptasi. Pada situasi ini, rumah tangga petani yang kehilangan lahan pertaniannya akan terpaksa mengandalkan persediaan alam sebagai sumber penghidupan.

Selain tiga poin yang telah disebutkan, DFID (1999) juga menekankan bahwa aspek kesehatan juga berperan penting dalam penghidupan. Hal ini sejalan dengan pendapat Artana (2016) bahwa kesehatan merupakan modal dasar manusia untuk meningkatkan sumber daya yang dimiliki. Tidak akan tercapai pendidikan, keterampilan dan pengalaman apabila kondisi dalam keadaan sakit.

Dilihat dari sisi kesehatan, limbah abu dari PLTU dapat mempengaruhi penduduk sekitar, termasuk rumah tangga petani di Dusun Winong dan Semampir Timur. Pada situasi ini, adanya peningkatan biaya kesehatan yang menjadi beban tambahan bagi rumah tangga petani yang telah mengalami tekanan ekonom. Adapun penyakit yang dikeluhkan oleh masyarakat adalah sesak nafas, batuk-batuk, hingga gatal-gatal. Kondisi tersebut semakin berbahaya bagi keluarga petani yang memiliki riwayat penyakit asma.

“Kalo saya pas awal awal, biasalah mba kaya yang lainnya batuk- batuk, sesak nafas tapi lama kelamaan ya terbiasa. Kalo yang parah banget itu cucu saya mba, dari lahir sekitar umur 3 bulan sampai 3 tahunan harus bolak-balik puskesmas.” (Tasimun, 28 Maret 2023)

“Pas tahun 2017 lagi gencar-gencarnya ISPA luar biasa. Cucu saya kena penyakit asma, dimana itu sangat berpengaruh dari umur 6 bulan sampai 5 tahun selalu berobat jalan. Setiap sesak ke dokter, paling tinggi ya 135 paling kecil ya dibawah 100.” (Istri bapak Saiin, 4 April 2023)

Yurike & Syafruddin (2022) juga menambahkan aspek tenaga kerja dalam poin modal manusia. Semakin besar jumlah anggota keluarga yang produktif, maka akan semakin rendah biaya yang dikeluarkan untuk mengelola usaha bersama. Sejalan dalam penelitian ini menunjukan bahwa semakin banyak anggota keluarga yang bekerja, tentunya beban penghidupan yang ditanggung

(8)

oleh kepala keluarga akan berkurang. Disisi lain, anggota keluarga yang bekerja dapat membantu dalam pemenuhan kebutuhan keluarga.

2. Modal Alam

Petani dan lahan merupakan dua sisi yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Lahan merupakan sarana yang dimiliki petani untuk beraktivitas dalam mempertahankan kehidupan keluarganya. Namun, keberadaan PLTU Karangkandri membawa permasalahan bagi produktivitas lahan pertanian. Bagi petani yang memiliki lahan pertanian di beberapa lokasi yang berbeda dapat memberikan keuntungan dalam bertani. Ketika terjadi kegagalan panen di satu tempat, petani masih memiliki lahan pertanian lain yang dapat diandalkan untuk mempertahankan produksi dan pendapatan.

Sedangkan bagi rumah tangga petani yang hanya mengandalkan lahan pertanian di satu tempat, maka tidak ada lahan alternatif yang dapat diandalkan untuk tetap menjalankan usaha pertanian.

“Total ada 230 ubin kena laut. Ditempat lain ada 125 ubin, tapi ini juga udah susah ditanam karena sering kena air asin. Jadi kan kalo kemarau air lautnya naik ngalir ke sungai sungai kecil itu mba, ya bisa masuk ke sawah sih. Nah sisanya ada 150 ubin yang bisa ditanami dan memungkinkan buat panen. Ya kalo panen disini paling setahun sekali, karena kan tadah hujan buka supraensus. Kalo yang 150 ubin biasanya nyampe 16 kuintal. Itu bisa buat konsumsi sendiri, kalo ada kebutuhan mendesak ya jual padi mba.” (Istri bapak Dopak, 21 Mei 2023)

“Kalo panen normal dapetnya 17-18 kuintal, tapi panen kemaren cuma dapet 6 kuintal. Ya untuk konsumsi sendiri, lah kalo dijual ya ngga makan. Itu aja kadang kurang buat setahun. Ya mau ngga mau harus nyari lagi ngga ada cadangan lagi.” (Bapak Agus, 24 Mei 2023)

Gambar 3.1 Lahan bapak Agus menguning akibat terendam air asin Dokumentasi pribadi (24 Mei 2023)

(9)

Secara geografis, Dusun Winong dan Semampir Timur memiliki akses langsung ke wilayah pesisir yang berbatasan dengan laut. Apabila di Dusun Winong terdapat pantai Karangwinong, di Dusun Semampir Timur memiliki pantai Serayu. Selain memberikan rasa gelisah akibat dampak abrasi, keberadaan pesisir pantai dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan bagi penduduk sekitar, seperti mencari rongsok dan mencari ikan.

Biasanya ya cari rongsok. Penghasilannya juga nggak pasti kalo musim penghujan dari daerah sana Purwokerto, Purbalingga banjir ya lumayan. Biasanya kalo banyak bisa sampai 50 ribu, 100 ribu.

Tapi itu kan perbandingannya nggak yang setiap minggu banyak, paling setiap tahun cuma beberapa kali dapet segitu kalau dirata- rata ya sehari bisa dapat 5.000 sampai 10.000 lah mba paling ngga.

(Istri bapak Saiin, 4 April 2023)

Sebagaimana informan mengemukakan bahwa sebelum adanya PLTU Karangkandri, rumah tangga petani dapat mencari penghasilan tambahan dengan memancing ikan di pinggir pantai. Akan tetapi, pembuangan air bahang (air bekas mendinginkan mesin industri) ke laut menyebabkan hasil tangkapan ikan berkurang.

“Nggak punya jaring ya nyusuk nyusuk pake sedong yang pake bambu tajem. Kan dulu ada kali. Dulu ya gampang. Misal sekali mancing dapet 2-3 kilo yang nanti buat lauk.” (Istri bapak Supri, 31 Mei 2023)

“….Dulu sebelum adanya PLTU ya bisa nutup kebutuhan, tapi kalo sekarang boro-boro mbak. Karena kan kalo sekarang nggak bisa mancing di pinggir pantai harus ke tengah-tengah, ya paling ngga nambah biaya lagi buat nyewa perahu.” (Tasimun, 28 Maret 2023)

Menyadari dampak yang ditimbulkan oleh PLTU Karangkandri, banyak penduduk Dusun Winong yang pada akhirnya mengajukan penjualan tanah kepada PT Sumber Segara Primadaya (S2P). Sebagaimana data Forum Masyarakat Winong Peduli Lingkungan (FMWPL) mencatat terdapat 64 rumah terjual, 41 rumah sedang diajukan proses penjualan tanahnya, dan 145 rumah masih bertahan. Bagi tanah yang sudah menjadi milik PT Sumber Segara Primadaya (S2P) namun belum dimanfaatkan, Oleh karena itu, bapak Tasimun mencoba memanfaatkan lahan tersebut dengan ditanami kacang panjang, oyong, cabai maupun jahe merah.

(10)

“…Ya ditanami oyong,kacang panjang, cabe, ada jahe merah juga. Ya lumayan kalo pas ada tinggal metik. Kalo buat luasnya ya segitu mba kurang lebih 30 ubin” (Tasimun, 5 Mei 2023)

Gambar 3.2 Lahan kosong milik PT S2P Sumber : Dokumetasi pribadi (6 Mei 2023)

Mengesampingkan dampak negatif yang ada, lokasi Dusun Winong berdekatan dengan muara sungai Serayu. Keberadaan sungai Serayu menjadi peluang ekonomi bagi penduduk sekitar dengan menggali pasir di dasar sungai.

Hasil pasir yang telah ditambang akan di letakan di depo pasir untuk diangkut ke atas truk. Letak depo penambang pasir berada di sebelah utara pemukiman Dusun Winong. Tentunya, kemudahan akses dalam menjangkau depo pasir menjadikan kegiatan ngunclang atau pengangkut pasir tambang sebagai solusi alternatif ekonomi bagi rumah tangga petani yang mengalami gagal panen maupun kehilangan lahan pertanian akibat pembebasan lahan.

Gambar 3.2 Depo penambang pasir Sumber : Dokumentasi pribadi (12 Juni 2023)

Selain mengandalkan persediaan alam, pada tahun 2013 bapak Dopak mulai budidaya tanaman kelapa di lahan seluas 56 ubin dengan total 64 pohon dan 4 pohon kelapa didepan rumah. Budidaya tanaman kelapa menjadi solusi alternatif ekonomi bagi rumah tangga bapak Dopak dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mengingat semua bagian dari pohon kelapa memiliki segudang manfaat untuk kehidupan manusia, salah satunya adalah

(11)

nira. Cairan bening yang berasal dari bunga kelapa merupakan bahan baku utama gula jawa.

“Lahan kelapa itu luasnya 56 ubin, 64 pohon letaknya disebelah kanan jembatan. Kalo ada pohon kelapa rapih itu punya saya. Itu saya menanam mulai tahun 2013. Di depan juga itu ada 4 pohon kelapa…” (Dopak, 20 Mei 2023)

Gambar 3.3 Pohon kelapa milik bapak Dopak Sumber : Dokumentasi Pribadi (21 Mei 2023) 3. Modal Sosial

Dampak PLTU Karangkandri yang begitu mengganggu penghidupan, mendorong Ibu Sadinem beserta dua perwakilan setiap RT lainnya berusaha untuk menggalang kekuatan dengan mengumpulkan masyarakat untuk bersama melakukan protes terhadap PT Sumber Segara Primadaya (S2P) dan pemerintah daerah terkait.

Keberadaan Forum Masyarakat Winong Peduli Lingkungan (FMWPL) meningkatkan interaksi dan sekaligus rasa saling percaya diantara penduduk Dusun Winong. Jaringan sosial sangat bermanfaat dalam mendorong terjadinya mobilisasi tindakan kolektif. Jaringan sosial memungkinkan untuk bergerak bersama dalam mencapai tujuan bersama. Modal sosial horizontal diantara penduduk Dusun Winong tidak akan berhasil apabila tidak didukung jejaring vertikal yang didapatkan melalui dukungan lembaga eksternal, seperti LBH Yogyakarta, WALHI, Jaringan Pemerduli Lingkungan Cilacap (JPLC), serta KMPA Ighopala Cilacap.

Dusun Winong juga memiliki Kelompok Wijayakusuma yang terdiri atas Ibu PKK di Dusun Winong. Kelompok tersebut mengusulkan kepada PT Sumber Segara Primadaya (S2P) untuk membentuk koperasi simpan pinjam dan program pelatihan yang ditujukan pada ibu rumah tangga di Dusun Winong.

Salah satu syarat pengajuan adalah menyerahkan proposal pelaksanaan

(12)

program kepada PT Sumber Segara Primadaya (S2P). Proses pembuatan proposal hingga pelaksanaan menunjukan bahwa adanya interaksi dan kerjasama yang kuat antara ibu-ibu di Dusun Winong. Ibu Sadinem selaku ketua koperasi simpan pinjam Wijayakusuma menjelaskan bahwa adanya kelompok koperasi secara tidak langsung dapat meningkatkan solidaritas antar ibu-ibu di Dusun Winong. Terlebih lagi, saat ini sudah memiliki kantor sendiri yang letaknya berada di tengah Dusun Winong.

Gambar 3.4 Kantor Simpan Pinjam Wijayakusuma Sumber : Dokumentasi pribadi (6 Mei 2023)

“Ya pastinya kan kita mulai bikin proposal, pengajuan. Itu pasti ada kerjasama yang baik lah antar anggota. Dimana kita kumpul setiap bulannya di kantor. Ya intinya tujuannya sebenarnya untuk solidaritas mba, maksudnya untuk ke guyub rukun antar warga.

Tapi setelah pembentukan koperasi, kemudian kita mengusulkan pelatihan pembuatan tempe, dan pada akhirnya kita bisa produksi tempe, ya itu menjadi poin plus buat kita.” (Istri bapak Saiin, 4 April 2023)

Selain Forum Masyarakat Winong Peduli Lingkungan (FMWPL), di Dusun Semampir Timur terdampak kelompok petani yang dikenal dengan Kelompok Tani Pantang Mundur. Kelompok tersebut menginisiasi gerakan perlawanan terhadap PT Sumber Segara Primadaya (S2P) dalam menuntut dampak PLTU terhadap pertanian. Dalam keberjalanan, kelompok tani tersebut melibatkan dosen dan mahasiswa dalam penyusunan proposal untuk pembangunan tanggul. Dosen dan mahasiswa dapat memberikan pendampingan, bimbingan, dan dukungan intelektual dalam merancang dan menyusun proposal. (Nchanji

& Kiki, 2022)

Selain jaringan masyarakat, penelitian ini juga menjelaskan modal sosial yang dimiliki oleh masing-masing rumah tangga petani dalam bertahan hidup.

Rumah tangga petani akan memanfaatkan jaringan sosial dalam menghadapi

(13)

tekanan ekonomi. Jaringan dengan keluarga, tetangga atau sesama pekerja yang dimanfaatkan untuk mendapatkan akses pekerjaan, pinjaman uang maupun alat bekerja (Putnam dalam Santoso, 2020).

Biasanya pake senso mba. Bukan punya saya, tapi pinjam punya temen.” (Agus, 24 Mei 2023)

“…Ya gampangnya kalau kita rajin kerjanya, rapih, pasti bakal diambil lagi. Biasanya kan ada info dari teman, diajak buat ngerjain rumah si ini misalkan. Nanti saya ya juga ikut”(Tasimun, 28 Maret 2023)

Sekarang ini ya bingung banget mbak. Lah mau nyari dimana.

Paling ya ngutang ke tetangga.” (Istri bapak Supri, 31 Mei 2023) 4. Modal Finansial

Rumah tangga pedesaan mayoritas mengalokasikan sebagian penghasilan untuk ternak ayam dan bebek. Mengingat, pencarian daging ayam dan bebek meningkat saat mendekati hari besar, seperti lebaran atau tahun baru. Hasil ternak juga bisa dialokasikan untuk kebutuhan konsumsi keluarga. Selain ternak, emas perhiasan dipilih oleh rumah tangga petani sebagai investasi jangka panjang yang dapat dijual atau digadaikan saat membutuhkan uang dalam keadaan mendesak.

Bagi rumah tangga yang kehilangan lahan pertanian, akan memiliki tambahan pengeluaran baru untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.

Arus masuk uang bagi rumah tangga petani yang tidak memiliki usaha pertanian hanya mengandalkan penghasilan dari persediaan alam, dimana dalam setiap bulannya tidak memiliki penghasilan yang menentu. Sedangkan bagi rumah tangga yang memiliki lahan pertanian, akan memprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan pangan keluarga. Akibatnya petani tidak mendapatkan penghasilan dari usaha pertanian karena hasil panen hanya mencukupi untuk kebutuhan pangan keluarga.

Arus masuk uang bisa berupa penghasilan bekerja atau hasil penjualan lahan pertanian kepada PT Sumber Segara Primadaya (S2P). Sebagaimana penelitian menunjukan bahwa penjualan lahan pertanian kepada PT Sumber Segara Primadaya (S2P) memiliki penggantian biaya yang berbeda, di Dusun Winong satu ubin hanya dihargai Rp 1.600.000, sedangkan di Dusun Semampir Timur dihargai Rp 2.000.000 setiap ubinnya. Tentunta atas perbedaan tersebut

(14)

juga berpengaruh terhadap pemilihan strategi penghidupan oleh rumah tangga petani.

“…Lah wong dapetnya cuma 1,5 juta…”(Ibu Sri, 31 Mei 2023)

“Jadi pas periode pertama itu kan jual 250 ubin dapat 2 juta per ubin…” (Istri bapak Ratim, 12 Juni 2023)

Disisi lain, masuknya uang bisa diperoleh dari bantuan pemerintah.

Bantuan pemerintah dapat memberikan perlindungan sosial kepada keluarga petani dalam situasi sulit atau ketidakpastian. Bantuan sosial dikelompokan menjadi dua, yaitu bantuan tunai langsung dan subsidi pembiayaan, seperti kesehatan maupun pendidikan. Selain itu, modal finansial juga bisa berupa akses pinjaman yang dimiliki oleh rumah tangga petani dalam melakukan pinjaman di bank atau koperasi.

“Anak saya kan ada tiga tapi yang dapet cuma satu yang kecil. Itu setahun dapet 450 ribu. Ya sangat membantu mbak, saya senang sekali. Tanggungannya pas kenaikan jadi cuma 2.” (Istri bapak Supri, 31 Mei 2023)

“Tapi saya dapat PKH mba, bantuan buat anak SMP. Kan cairnya 4 kali mba. Pokoknya total setahun dapet 1,5 juta.” (Istri bapak Agus, 26 Mei 2023)

5. Modal Fisik

Hasil penelitian menunjukan bahwa modal fisik yang dimiliki oleh rumah tangga petani terbagi menjadi dua, yaitu alat transportasi yang digunakan untuk mengakses tempat bekerja dan alat penunjang pekerjaan. Alat transportasi berperan penting meningkatkan efisiensi dalam bekerja. Sedangkan alat penunjang pekerjaan yang digunakan oleh petani pada umumnya, seperti cangkul, arit, sekop, senso/ alat pemotong kayu.

B. Strategi Bertahan Hidup (Coping Strategies) 1. Strategi Aktif

Strategi aktif didefinisikan oleh Edi Suharto (2009:31) sebagai cara bertahan hidup yang dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan segala potensi yang dimiliki, seperti mengoptimalkan segala potensi keluarga misalnya melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja, dan melakukan aktivitas apapun yang bertujuan untuk menambah penghasilan.

(15)

Mendukung pernyataan Edi Suharto (2009:31), Oktavia & Lubis (2021) menjelaskan salah satu strategi yang digunakan oleh rumah tangga dalam mengatasi kesulitan ekonomi adalah dengan mendorong anggota keluarga untuk ikut terlibat dalam mencari nafkah dan mencari penghasilan tambahan dengan bekerja sampingan. Mengingat kebutuhan manusia semakin hari semakin meningkat dan tidak terbatas, maka upaya dalam memenuhi kebutuhan hidup bukanlah tanggung jawab dari kepala keluarga saja.

a) Rumah Tangga Petani (RTP) Utama

Strategi aktif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh rumah tangga petani untuk menambah pendapatan melalui pengoptimalan sumber daya yang dimiliki. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa rumah tangga petani akan mencari pekerjaan sampingan dengan megandalkan persediaan alam, seperti buruh pengangkut pasir tambang dan mencari rongsok di pesisir pantai. Selain mengandalkan persediaan alam, rumah tangga petani juga mengandalkan tenaga fisik untuk bekerja sebagai buruh bangunan dan buruh muat barang di pelabuhan Tanjung Intan.

Petani juga mengkombinasikan modal alam dan modal sosial yang dimiliki untuk mencari penghasilan tambahan, seperti halnya menjadi makelar kayu dan pembajak sawah. Sebagaimana yang dilakukan oleh rumah tangga bapak Agus dalam memanfaatkan jaringan pemilik kayu untuk mendapatkan informasi persediaan kayu yang dibutuhkan oleh pencari kayu. Disisi lain, rumah tangga petani yang melakukan jual beli lahan dengan PT Sumber Segara Primadaya (S2P) akan memanfaatkan hasil penjualan untuk membuka usaha diluar sektor pertanian, seperti warung jajan dan usaha bengkel.

(16)

Sumber : Dokumentasi pribadi (31 Mei 2023)

Berdasarkan fakta di lapangan ditemukan bahwa sebagian besar istri dan anak ikut bekerja untuk membantu mencukupi kebutuhan keluarga.

Mencari hasil rongsok di pesisir pantai menjadi pekerjaan yang dapat dilakukan oleh istri petani yang tinggal di pesisir pantai. Namun tidak menutup kemungkinan, ada sebagian istri petani yang lebih memilih menjadi ibu rumah tangga dan fokus pada tugas rumah, seperti mengurus anak, memelihara ternak, maupun bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan kosong milik PT Sumber Segara Primadaya (S2P).

Selain istri, anak juga berperan penting dalam menambah penghasilan keluarga. Fakta di lapangan menyebutkan bahwa terdapat rumah tangga yang memutuskan untuk mengeluarkan anak dari sekolah dan mempekerjakannya untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup.

Ya orang kecil ya kaya gini aja lah, biar langsung kerja aja. Anak lanang siki ya lagi kerja nang Kalimantan, proyek bangunan, tembe wingi.” (Supri, 6 Juni 2023)

Selain diversifikasi pekerjaan dan penambahan tenaga kerja, hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi aktif dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan keterampilan. Sebagaimana PT Sumber Segara Primadaya (S2P) kerap menyelenggarakan pelatihan pembuatan tempe mendoan yang ditujukan kepada ibu PKK di Dusun Winong. Tidak menutup kemungkinan, keikutsertaan istri petani dalam program pelatihan keterampilan dapat memberikan kesempatan untuk meningkatkan diri dan memberikan kontribusi yang lebih besar pada keluarga.

b) Rumah Tangga Petani (RTP) Sampingan

Rumah Tangga Petani (RTP) Sampingan merupakan kelompok petani yang terdampak atas keberadaan PLTU Karangkandri, namun memiliki usaha lain selain pertanian padi. Saat lahan pertanian mengalami kegagalan panen atau hilang akibat abrasi, rumah tangga ini tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan. Bahkan rumah tangga ini dapat membayar pajak tanah yang terkena abrasi guna melindungi aset tanah.

“Ya tetap saya pajakin, setiap tahunnya saya pajakin biar ngga ilang sih. Jadi kalo besok seandainya PLTU mau beli ya saya ada bukti bukti

(17)

yang sah. Walaupun sekarang ini nggak bisa diapa-apain.” (Istri bapak Dopak, 21 Mei 2023)

Berdasarkan jenis usaha, rumah tangga ini dibagi menjadi dua yaitu rumah tangga yang mengelola usaha sendiri dan rumah tangga yang usahanya dikelola oleh karyawan. Rumah tangga petani yang mengelola usaha sendiri perlu melakukan perencanaan waktu yang baik untuk mengoptimalkan produktivitas. Dengan mengatur waktu dengan bijak, maka rumah tangga dapat menyelesaikan pekerjaan yang perlu dilakukan tanpa adanya pemborosan waktu. Biasanya, sisa waktu yang ada akan dialihkan ke pekerjaan lain untuk meningkatkan penghasilan, misal mencari pakan ternak atau mengumpulkan kayu bakar sebanyak-banyak untuk persediaan dikala hujan.

“Nah nanti pagi sampai siang, bapak nderes. Ya kalo anak saya ada yang ngurusin, biasanya saya nyari kayu bakar buat nanti masak gula jawanya sih....” (Istri bapak Dopak, 21 Mei 2023)

Gambar 3.5 Usaha gula jawa milik bapak Dopak Sumber : Dokumentasi pribadi (21 Mei 2023)

Bagi rumah tangga petani yang memiliki passive income, maka keberadaan PLTU Karangkandri justru dijadikan sebagai ajang untuk memupuk modal. Hal ini dilakukan dengan menjual lahan tidak produktif kepada PT Sumber Segara Primadaya (S2P) dan memanfaatkan hasil penjualan untuk memulai usaha di luar sektor pertanian. Sebagaimana yang dilakukan oleh rumah tangga bapak Ratim yang berani mengambil resiko dengan menjual sebagian lahan pertaniannya dan memanfaatkan hasil penjualan untuk membuka usaha bengkel. Adapun pemilihan usaha bengkel berdasarkan latar belakang pendidikan anak laki-lakinya sebagai sarjana teknik mesin.

(18)

“Sing ragil kan lanang seneng angger mreteli motor. Nah barkue njaluk mlebu teknik. Ya bar lulus dimodali nang mbaeh. Ya kue pinter pinteran mbae, bengkele mbaeh. Anu modal tekan adol sawah meng PLTU. Wis laris banget mba, karywane be ana lanang ana wedon, total 7. Durung karo bocah sing lagi PKLan.” (Istri bapak Ratim, 12 Juni 2023)

2. Strategi Pasif

Edi Suharto (2009:31) menjelaskan bahwa strategi bertahan hidup dapat dilakukan dengan cara yang pasif, artinya meminimalisir pengeluaran kebutuhan papan, pangan, dan sandang. Lebih jelasnya, Kusnadi dalam Izzati (2021) mengemukakan bahwa strategi pasif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh rumah tangga miskin dengan melalui penggunaan uang secara bijak. Mengingat penghasilan yang diperoleh petani tidak menentu, sehingga pengeluaran lebih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pangan daripada kebutuhan lainnya.

a) Rumah Tangga Petani (RTP) Utama

Sikap hidup hemat yang dilakukan oleh rumah tangga petani ini adalah membiasakan anggota keluarga untuk makan masakan rumah guna menekan pengeluaran pangan. Mengingat, penghasilan yang didapatkan dari hasil buruh tergolong rendah dan tidak menentu sehingga membiasakan dengan makan lauk seadanya.

“Karna kan anggota keluarganya banyak jadi beli satu ya harus dibawa keluar semua. Nah kalo masak sendiri kan jadi lebih hemat.”

(Tasimun, 28 Maret 2023)

Penghematan juga diterapkan oleh rumah tangga petani dengan memanfaatkan hasil berkebun dan hasil ternak untuk konsumsi keluarga.

Khususnya di Dusun Winong sebagian penduduk menjual lahan kepada PT Sumber Segara Primadaya (S2P). Tentunya, bagi penduduk yang masih menetap di Dusun Winong akan memanfaatkan lahan kosong tersebut untuk menanam sayuran, cabai atau tanaman rempah.

“Ya buat mengisi waktu luang aja mba, memanfaatkan lahan punya nya PLTU yang ada disamping sama didepan rumah. Kan itu lahan masih kosong, belum dimanfaatkan. Ditanami oyong,kacang panjang, cabe, ada jahe merah juga. Ya lumayan kalo pas ada tinggal metik. Kalo buat luasnya ya segitu mba (sambil menunjuk halaman rumah) kurang lebih 30 ubin” (Tasimun, 5 Mei 2023)

(19)

Sementara itu, guna memenuhi kebutuhan kesehatan ketika sedang sakit. Petani lebih memilih untuk menggunakan obat warung dan apabila masih sakit dalam beberapa waktu kedepan akan pergi ke Puskesmas.

Puskesmas dipilih karena jarak yang dekat dengan kedua dusun dan biaya yang dikeluarkan juga murah dibanding dengan pergi ke klinik dokter.

Bahkan bagi sebagian petani yang memiliki kartu BPJS PBI akan mendapatkan pengobatan biaya gratis tanpa dipungut biaya jika berobat di Puskesmas.

“Pake BPJS, biasanya kalo berobat ke puskesmas kan gratis. Kemaren juga anak saya operasi kaki ya kepotong karena ada BPJS. Kalo ngga ada ya udah habis habisan, pegangan nya cuma sapi 3.”(Agus, 24 Mei 2023)

Selain meminimalisir pengeluaran untuk kebutuhan pangan dan kesehatan, strategi pasif juga ditujukan dengan penghematan biaya pendidikan. Strategi pasif ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan bantuan dari pemerintah, yaitu Program Indonesia Pintar (PIP). Program ini dapat membantu keluarga miskin dalam mengakses layanan pendidikan.

Bagi rumah tangga yang ada di Dusun Winong, bentuk penghematan pasca keberadaan PLTU Karangkandri ditunjukan dengan mencabut pemasangan PDAM. Mengingat, penghasilan per harinya hanya dapat dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Akan menjadi beban tersendiri apabila harus membayar biaya PDAM setiap bulannya.

Selain itu, bagi petani yang masih memiliki lahan pertanian, akan mengeluarkan biaya tambahan untuk mengelola lahan pertanian. Adapun penghematan yang dilakukan oleh petani adalah memanfaatkan kartu kelompok tani untuk mendapatkan subsidi pupuk dan penyemprotan anti hama secara gratis. Sementara itu, ketika air asin naik ke dalam petakan sawah, petani memilih untuk membiarkan lahan tergenang oleh air asin daripada mengusahakan dengan berbagai cara yang pada akhirnya memerlukan biaya tambahan. Cara hemat yang dilakukan oleh petani adalah menunggu datangnya air hujan yang dapat menggantikan air asin menjadi air tawar secara alami tanpa biaya tambahan.

“Ya kalo kemarau gini, ngga bisa diapa-apain, nunggu air hujan aja mba. Lah mau disedot airnya juga nggak bisa. Ya satu satunya

(20)

nunggu hujan biar ngegantiin air asin yang ada di sawah itu” (Bapak Agus, 24 Mei 2023)

“Iya dapat subsidi pupuk, ya lumayan ya soalnya kan sekarang pupuk mahal tapi lahannya kena air asin terus. Biasanya di kasih tau sama ketua taninya “kie ana urea”” (Bapak Agus, 24 Mei 2023)

“….Tapi Alhamdulillah tahun kemaren udah mulai mengaktifkan jadi cukup terbantu. Kemarin juga ada ada kantong beni 2 karung. Dari pemerintah desa itu mba.” (Istri bapak Saiin, 4 April 2023)

b) Rumah Tangga Petani (RTP) Sampingan

Rumah tangga petani yang memiliki usaha dikelola sendiri juga menerapkan strategi pasif serupa dengan kelompok rumah tangga petani utama, dimana tetap melakukan penghematan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Mengingat, rumah tangga ini masih bekerja dengan mengoptimalkan waktu dan tenaganya secara penuh. Tentunya dengan menerapkan penghematan, penghasilan yang tersisa dapat dialokasikan untuk kebutuhan yang lain.

Sementara itu, bagi rumah tangga petani yang memiliki passive income, strategi pasif dilakukan dengan menyewakan lahan pertanian untuk digarap oleh petani lain. Pilihan tersebut tentunya bertujuan untuk menghemat tenaga dan biaya produksi. Mengingat, lahan pertanian dengan sistem tadah hujan berpotensi gagal panen lebih tinggi. Adapun 1/3 hasil panen yang diperoleh atas bagi hasil dengan petani penggarap, dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Besar kecilnya pembagian disesuaikan dengan tanggungjawab yang dikeluarkan dalam proses produksi pertanian.

3. Strategi Jaringan

Strategi jaringan adalah strategi yang dilakukan dengan cara memanfaatkan modal sosial yang dimiliki, seperti menjalin relasi dengan lingkungan sosialnya, seperti meminjam uang kepada tetangga maupun kerabat, mengutang ke warung. Adapun strategi jaringan juga terbentuk atas relasi dengan lingkungan kelembagaan, seperti meminjam uang ke bank atau koperasi, memanfaatkan bantuan sosial dari pemerintah.

(Suharto, 2009:31)

(21)

Pada penelitian ini strategi jaringan dibagi menjadi dua, yaitu strategi jaringan yang dilakukan oleh masyarakat dalam menuntut PT Sumber Segara Primadaya (S2P) akan dampak yang ditimbulkan dari PLTU dan strategi rumah tangga saat membutuhkan uang secara mendadak.

Perasaan yang sama-sama dirugikan atas keberadaan PLTU Karangkandri mendorong penduduk Dusun Winong dan Semampir Timur untuk membentuk sebuah kelompok yang dijadikan sebagai alat dalam melawan PT Sumber Segara Primadaya (S2P), yaitu Forum Masyarakat Winong Peduli Lingkungan (FMWPL) dan Kelompok Tani Pantang Mundur.

Berbekal koneksi yang luas, Forum Masyarakat Winong Peduli Lingkungan (FMWPL) mendapat dukungan dari LBH Yogyakarta, WALHI, Jaringan Pemerduli Lingkungan Cilacap (JPLC), serta KMPA Ighopala Cilacap. Tentunya jaringan sosial yang terbentuk sangat bermanfaat dalam mendorong terjadinya mobilisasi tindakan kolektif. Pernyataan diatas sejalan dengan pendapat Harsasto (2020) bahwa adanya hubungan antara individu dari satu modal sosial dengan modal sosial lain (bridging) dapat memberikan akses individu kepada sumber daya di luar jejaring.

Szreter & Woolcock (2004) dalam Harsasto (2020) menambahkan bahwa modal sosial horizontal tidak akan berhasil apabila tidak didukung jejaring vertikal yang diperoleh melalui dukungan para pemegang kekuasaan di Kabupaten Cilacap. Oleh karena itu, Forum Masyarakat Winong Peduli Lingkungan (FMWPL) mengirimkan berbagai surat protes kepada instansi terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup Cilacap dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk membantu dalam melawan PLTU Karangkandri.

Hal yang serupa dilakukan oleh kelompok Tani Pantang Mundur.

Dalam rangka pengajuan proposal pembuatan tanggul, kelompok tersebut menggandeng mahasiswa dan dosen sebagai pendamping sekaligus dukungan intelektual (bridging). Adapun guna mendapat dukungan dari para pemegang kekuasaan, pihak Kelompok Tani Pantang Mundur melakukan aksi di depan kantor DLH Kabupaten Cilacap (linking).

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa terjadinya interaksi masyarakat dan kekhawatiran yang sama akan dampak abrasi terhadap

(22)

lahan pertanian, menimbulkan tingkat solidaritas yang tinggi antar rumah tangga petani. Hal ini dibuktikan dengan iuran yang dilakukan oleh seluruh petani di Dusun Semampir Timur untuk pembuatan tanggul. Disisi lain, adanya kesediaan bagi sebagian petani untuk memperbolehkan pembuatan tanggul di atas lahan sawah miliknya. Kondisi demikian dijelaskan oleh Putnam dalam Harsasto (2020) sebagai social bonding yang berarti hubungan horizontal yang tercipta karena status dan kepentingan yang sama.

Sedangkan strategi jaringan rumah tangga dilakukan apabila strategi aktif dan pasif tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup. Strategi jaringan ini hanya diterapkan oleh Rumah Tangga Petani (RTP) Utama, karena rumah tangga petani yang memiliki usaha di luar sektor pertanian dapat bertahan dengan hasil pengelolaan usaha yang dimiliki (Baiquni, 2007).

Apabila Rumah Tangga Petani (RTP) Utama membutuhkan uang secara mendesak, maka solusi alternatif yang dilakukan adalah menjual aset yang bernilai ekonomi guna melangsungkan penghidupan, seperti menjual ternak atau emas perhiasan.

“Dulu pernah jual emas. Sawah juga udah dibeli sama PLTU ya jadinya nggak punya simpanan padi. Kalo dulu kan sekali panen lumayan bisa buat konsumsi sendiri.” (Tasimun, 5 Mei 2023)

“Ya jual sapi, kalo wong jawa sing ana ya didol” (Agus, 24 Mei 2023) Sedangkan, bagi petani yang tidak memiliki aset yang bisa dijual, maka terpaksa untuk meminjam uang, kepada lembaga formal (bank, koperasi) maupun lembaga informal (tetangga dan keluarga).

“Ya pinjem uang, tapi masa uang pinjem terus ke tetangga. Kadang yang satu belum kebayar minjem ke lain lagi yang bisa diutangin” ” (Istri bapak Supri, 31 Mei 2023)

“Kalo menurut saya sendiri ya koperasi simpanan pinjam ini cukup membantu lah bagi saya. Bisa nabung. Kalo lagi butuh, ya bisa minjem juga. Apalagi sekarang kebutuhan lagi banyak, anak cucu lagi unggah unggahan.” (Istri bapak Saiin, 4 April 2023)

Interaksi keluarga yang kuat membentuk rasa kepedulian, sehingga ketika salah seorang keluarga meminta bantuan maka keluarga lain akan membantu sebisa mungkin. Pinjaman yang di dapat tidak hanya berupa uang, ada sebagian rumah tangga petani yang meminjam beras kepada

(23)

saudaranya dan akan dikembalikan saat musim panen tiba. Hal ini dapat disimpulkan bahwa adanya budaya tolong menolong dapat menjadi pelindung bagi rumah tangga petani terdampak saat mengalami kesulitan.

Selain keluarga, petani juga mencari pinjaman uang kepada tetangga terdekat. Adanya tekanan ekonomi dapat menimbulkan perasaan saling membantu di antara rumah tangga yang berada dalam situasi serupa.

“Kemaren aja pinjem beras mba dua karung ke sodara. Ya nanti tetep dikembaliin pake beras juga kalo habis panen.” (Istri bapak Saiin, 31 Mei 2023)

Strategi pasif juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan bantuan pemerintah untuk membantu pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan, maupun produksi pertanian (Juanda, 2019). Sebagaimana hasil penelitian menunjukan bahwa rumah tangga petani dapat memanfaatkan program PIP (Program Indonesia Pintar) untuk mengakses layanan pendidikan dan BPJS PBI untuk mendapatkan pengobatan secara gratis.

Sementara bagi petani yang masih memiliki lahan pertanian dapat memanfaatkan kartu kelompok tani untuk mengurangi biaya pembelian pupuk maupun penyemprotan anti hama secara gratis.

“….Tapi Alhamdulillah tahun kemaren udah mulai mengaktifkan jadi cukup terbantu. Kemarin juga ada ada kantong beni 2 karung. Dari pemerintah desa itu mba.” (Istri bapak Saiin, 4 April 2023)

“Anak saya kan ada tiga tapi yang dapet cuma satu yang kecil. Itu setahun dapet 450 ribu. Ya sangat membantu mbak, saya senang sekali.

Tanggungannya pas kenaikan jadi cuma 2.” (Istri bapak Supri, 31 Mei 2023

Hasil penelitian memiliki kesesuaian dengan pendapat Edi Suharto yang mengemukakan bahwa strategi jaringan dapat dilakukan dengan cara menjalin relasi dengan lingkungan sosialnya dan lingkungan yang bersifat kelembagaan, seperti berhutang kepada tetangga, warung maupun bank, dan memanfaatkan program kemiskinan dari pemerintah (Suharto, 2009).

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Aset penghidupan yang digunakan oleh rumah tangga petani terdiri atas modal alam, modal manusia, modal sosial, modal fisik, dan modal finansial.

(24)

Mayoritas petani memanfaatkan modal alam untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebaiknya petani perlu mengoptimalkan aset penghidupan lainnya.

Mengingat, apabila penghidupan hanya bergantung pada persediaan alam, maka akan menjerumuskan pada belenggu kemiskinan karena hasil yang disediakan oleh alam tidak menentu. Petani juga menjadikan modal sosial sebagai alat untuk melawan PT Sumber Segara Primadaya (S2P) atas dampak PLTU Karangkandri. Melalui pengiriman surat protes, aksi demonstrasi dan audiensi dilakukan dalam mewujudkan penghidupan yang layak.

2. Strategi bertahan hidup rumah tangga petani dilakukan melalui tiga cara, yaitu strategi aktif, strategi pasif, dan strategi jaringan. Melalui strategi aktif dan pasif, Rumah Tangga Petani (RTP) Sampingan mampu menghadapi tekanan ekonomi. Sedangkan Rumah Tangga Petani (RTP) Utama perlu memanfaatkan jaringan sosial untuk mendapatkan pinjaman maupun bantuan sosial pemerintah untuk melangsungkan penghidupan.

3. Strategi Rumah Tangga Petani (RTP) Utama dilakukan untuk menjaga kestabilan pendapatan bahkan hingga pemupukan modal. Sedangkan bagi Rumah Tangga Petani (RTP) Sampingan, strategi penghidupan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang subsisten.

DAFTAR PUSTAKA

Agatha, Muthia Khansa & Wulandari, Eliana. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Produksi Kentang di Kelompok Tani Mitra Sawargi Desa Barusari, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut. Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH, Volume 4, Nomor.3, Mei 2018: 772-778.

DOI: http://dx.doi.org/10.25157/jimag.v4i3.1643

Agustinova, Danu Eko. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif : Teori & Politik.

Yogyakarta: CALPULIS

Arbi, M., Junaidi, Y., & Januarti, I. 2021. Strategi Adaptasi Petani Padi Lahan Basah (Suboptimal) Pada Era Pandemi Covid -19 Di Kelurahan Keramasan Kecamatan Kertapati Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Social Economic of Agriculture, Volume. 10, Nomor. 02, Desember 2021:50–59. DOI :

https://doi.org/10.26418/j.sea.v10i2.49680

Artana, I Wayan. 2016. Tri Hata Karana Meningkatkan Kualitas Modal Manusia dari Perspektif Kesehatan. Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Volume. 10., Nomor. 2. Desember 2016: 100-105. ISSN : 1907-3275

(25)

DFID, U. K. 1999. Sustainable Livelihoods Guidance

Sheets. https://www.livelihoodscentre.org/documents/114097690/114438878/

Sustainable+livelihoods+guidance+sheets.pdf/594e5ea6-99a9-2a4e-f288- cbb4ae4bea8b?t=1569512091877. [Diakses pada tanggal 25 Februari 2023]

Fathur. 2022. Tanahnya Dirampas, Lingkungannya Dirusak, Kerjanya Dipersulit. Sajogyo Institute. https://sajogyo-institute.org/tanahnya-dirampas-lingkungannya- dirusak-kerjanya-dipersulit/. [Diakses pada tanggal 27 Februari 2023]

Gerring. 2007. Case Study Research: Principles and Practices.

https://www.researchgate.net/publication/221931895_Case_Study_Research_Pr inciples_and_Practices. [Diakses pada 3 Maret 2023]

Ghazali, S., Zibaei, M., & Azadi, H. 2023. Impact Of Livelihood Strategies and Capitals on Rangeland Sustainability and Nomads' Poverty: A Counterfactual Analysis in Southwest Iran. Ecological Economics, Volume. 206, Nomor. 107738, January 2023:

1-10. DOI: https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2023.107738

Harsasto, Priyatno. (2020). Membedah Diskursus Modal Sosial dan Gerakan Sosial : Kasus Penolakan Pabrik Semen di Desa Maitan, Kabupaten Pati. Jurnal Ilmu Politik, Volume. 11, Nomor. 1, April 2020 : 18-30. DOI : 10.14710/politika Hikmah, AN., M Dassir., S Nadirah. (2022). Peranan Asset Nafkah terhadap Strategi

Nafkah Rumah Tangga Petani Gurem Lahan Kering di Kecamatan Camba, Kabupaten Maros. Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis.

Volume. 8, Nomor 2 : 1319-1328. DOI : http://dx.doi.org/10.25157/ma.v8i2.7983 Indonesia, Greenpeace. 2015. Kita, Batubara & Polusi Udara. Diakses dalam

https://www.greenpeace.org/static/planet4-indonesia-

stateless/2019/02/605d05ed-605d05ed-kita-batubara-dan-polusi-udara.pdf.

[10 Februari 2023]

Indonesia. 2021. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik

Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.

Juanda, Y. A., Alfiandi, B., & Indraddin, I. (2019). Strategi Bertahan Hidup Buruh Tani di Kecamatan Danau Kembar Alahan Panjang. JISPO Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume.9, Nomor.2:514-530.

Kementerian ESDM RI. 2022. Pemerintah Mengapresiasi Upaya Efisiensi PLTU

Karangkandri. Kementerian ESDM. https://sdgs.bappenas.go.id/tujuan-1/ . [10 Februari 2023]

LBH Yogyakarta. 2019. Warga Desa Winong Cilacap Keluhkan Debu Limbah PLTU Batu Bara. LBH Yogyakarta. Diakses dalam

https://lbhyogyakarta.org/2019/10/17/warga-desa-winong-cilacap-keluhkan- debu-limbah-pltu-batu-bara/.[10 [Februari 2023]

Baiquni. (2007). Strategi Penghidupan di Masa Krisis.Yogyakarta : IdeaAs Media

(26)

Maghfuri, A., Thamrin, S., & Kuntjoro, Y. D. 2022. Strategi Penurunan Emisi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Di Kabupaten Cilacap Dalam Mendukung Nationally

Determined Contribution. Ketahanan Energi, Volume. 8, Nomor.1.

Manlosa, Aisa O., Jan Hanspach., Jannik Schultner., Ine Dorresteijn., Joern Fischer. (2019).

Livelihood Strategies, Capital Assets, and Food Security in Rural Southwest Ethiopia. Food Security, Nomor 11: 167 – 181. DOI :

https://doi.org/10.1007/s12571-018-00883-x

Masri, Yasmin Putri & Prasodjo, N. W. (2021). Strategi Penghidupan Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Pedesaan. Jurnal Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM], Volume. 5, Nomor. 5, Oktober 2021: 669-683. DOI : https://doi.org/10.29244/jskpm.v5i5.881

Nchanji, Eileen Bogweh & Yvonne Kiki. (2022). Urban Farmers Coping Strategies in The Wake of Urbanization and Changing Market in Tamale, Northern Ghana. Land Use Policy, Volume. 121, Oktober 2022. DOI :

https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2022.106312

Oktavia, Y., & Lubis, M. A. (2022). Strategi Bertahan Hidup Petani Salak terhadap Dampak Covid-19 di Desa Sibangkua Kecamatan Angkola Barat Kabupaten

Tapanuli Selatan. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume. 8, Nomor.

8 : 2806-2814. DOI : 10.31604/jips.v8i8.2021.2806-2814

Pelu, Chalid Bin Walid. 2020. Bagaimana PLTU Membunuh Kita: Rekam Kisah Orang- Orang Winong. IndoPROGRESS. https://indoprogress.com/2020/09/bagaimana- pltu-membunuh-kita-rekam-kisah-orang-orang-winong/. [10 Februari 2023]

Primadi, Yudha Iman. 2019. Enam Tahun Petani Tidak Panen, PLTU Karangkandri Akan Bantu Buat Tanggul. Radar Banyumas.

https://radarbanyumas.disway.id/read/28662/enam-tahun-petani-tidak-panen- pltu-karangkandri-akan-bantu-buat-tanggul. [13 Februari 2023]

Rachman, Achmad., Ai Dariah., S.Sutono. 2018. Pengelolaan Sawah Salin Berkadar Garam Tinggi. Jakarta : IAARD PRESS

Sugiyono, D. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung

Suharto, Edy. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia Menggagas Model Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan. Alfabeta : Bandung

Suprapto, Ivana, and Uswatun Hasanah. 2022. "Energi Listrik dan Pembangunan Manusia:Bukti Empiris dari Tingkat Provinsi di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Indonesia, Volume. 9, No, 1, Mei 2022, 1-19. DOI :

https://doi.org/10.24815/ekapi.v9i1.26144

WALHI. (2018, September 12). Cilacap Merdeka dari Asap dan Debu PLTU Batu Bara.

WALHI. https://www.walhi.or.id/cilacap-merdeka-dari-asap-dan-debu-pltu- batu-bara

(27)

Yurike, Y., & Syafruddin, Y. S. 2022. Analisis Aset Penghidupan Masyarakat Pada Dua Kondisi Kawasan Mangrove. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan Dan

Perikanan, Volume. 17, Nomor. 1, Juni 2022: 63-73. DOI : http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v17i1.10934

Zuhri, K., Lukytawati Anggraeni., Tony Irawan. 2020. Ketimpangan Akses Energi Listrik dan Kemiskinan di Indonesia (Doctoral dissertation, IPB University). Tersedia dalam http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102946

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang mendorong petani melakukan strategi bertahan hidup salah satunya mengingat jenis tanaman yang mereka produksi merupakan tanaman musiman, kendala cuaca

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan pangan rumah tangga petani lahan kering di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dan menganalisis strategi

Sintesis antara hasil analisis preferensi petani terhadap prioritas strategi pengembangan dengan analisis kesesuaian lahan untuk pengembangan pertanian padi

STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETANI PERPOLA (Studi Kasus Di Desa Munte Kecamatan Munte Kabupaten Karo) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ungkapan responden dan data yang diperoleh peneliti tentang pemenuhan kebutuhan hidup rumah tangga petani miskin dapat ditarik kesimpulan, bahwa pilihan petani

Serta untuk mengetahui pilihan rasional petani padi dalam mempertahankan lahan sawah ditengah banyaknya petani yang beralih menjadi tanaman kelapa sawit.. Metode yang

Strategi aktif adalah strategi bertahan hidup yang di lakukan oleh rumah tangga pendulang emas dengan cara mencari pekerjaan sampingan memanfaatkan potensi yang ada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1 kondisi sosial ekonomi keluarga petani penggarap tergolong miskin, 2 keluarga petani penggarap menerapkan beberapa strategi untuk mencukupi