STRATEGI BISNIS JASA LAUNDRY DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT
(STUDI DI SUMBER LAUNDRY KOTA MALANG)
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Studi Strata Satu dan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T)
FRANSISKUS YAPRINALDO EHAK 17044000010
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG 2023
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, kegiatan bisnis sudah seharusnya perusahaan memiliki strategi yang mampu melakukan transformasi dan inovasi yang lebih baik untuk dapat memenangkan persaingan pasar. Strategi bisnis merupakan faktor penting bagi perusahaan yang bergerak di industri manufaktur maupun jasa, berbeda dengan denagn sektor manufaktur strategi bisnis jasa biasanya berfokus pada karakteristik pelayanan kepada konsumen dan tingkat interaksinya yang diukur melalui kepuasan konsumen terhadap perusahaan.
Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan berbagai wilayah pasca pandemi memberikan dampak positif terhadap perkembangan pasar industri pelayanan/jasa dan manufaktur. Salah satu Industri jasa yang berpeluang tumbuh positif hingga mencapai 50 % di tahun 2021-2022 adalah laundry (Investor Id, 2022). Perubahan gaya hidup dan tuntutan ekonomi pada zaman modern seperti sekarang ini, menuntut agar seseorang dapat mengatur waktunya se-efisien mungkin, baik dalam urusan pribadi maupun pekerjaan mereka.
Kemajuan teknologi juga memberikan pengaruh terhadap gaya hidup masyarakat sekarang terutama di kota besar yang mana masyarakat menginginkan agar semua hal yang dilakukan serba praktis dan cepat termasuk dalam mencuci dan menyeterika. Karena adanya kebutuhan dan peluang ini, maka perlahan-lahan mulai berkembanglah suatu pelayanan jasa yang memberikan kemudahan dalam pencucian pakaian, yang disebut dengan Jasa Laundry. Bisnis ini biasanya menjamur di daerah yang banyak terdapat kos- kosan atau rumah kontrakan, dimana penyewa kos/ kontrakan tidak sempat melakukan cuci dan setrika baju sendiri. Malang merupakan salah satu kota destinasi pendidikan, pada tahun 2022 mencatat terdapat 330 ribu mahasiswa baru dan lama yang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi negeri
maupun swasta (Naufal, 2022). Tingginya jumlah mahasiswa dan perubahan gaya hidup masyarakat merupakan salah satu potensi peluang pasar yang cukup menjanjikan untuk mengembangkan bisnis ini.
Sumber Laundry sebagai salah satu UMKM yang bergerak di layanan jasa cucian tentu perlu merespon peluang pasar yang ada dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan, memperbanyak jumlah pelanggan dan memaksimalkan laba. Selain adanya peluang pasar yang tinggi, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi oleh sumber laundry antara lain banyaknya kompetitor sejenis. Diperkirakan terdapat 10 usaha laundry rumahan yang berada di sekitar lokasi perusahaan.
Gambar 1.01 Kompetitior yang berdekatan dengan Sumber Laundry Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi sumber laundry dalam memenangkan persaingan pasar. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut sumber laundry perlu menyusun strategi bisnis dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan (faktor internal) peluang dan ancaman (faktor eksternal) di perusahaan berdasarkan elemen bauran pemasarannya. Secara umum tingginya kompetisi yang dipasar akan mempengaruhi peluang sebuah perusahaan dapat memenangkan persaingan, hanya perusahaan dengan keunggulan bersaing yang akan menjadi pilihan konsumen, dari hasil wawancara dengan pemilik usaha rata-rata kedatangan pelanggan di Sumber Laundry selama bulan Maret tahun 2023 hingga januari tahun 2024 kurang lebih 50 orang namun mengalami penurunan dalam kurun waktu 3 bulan terakhir sehingga tidak mencapai target omset yang diharapkan per mesin 7
juta/bulan. Berikut merupakan data omset Sumber Laundry dari bulan Maret 2023 hingga Januari 2024.
32.365 34.090
32.260 32.580
36.360
34.040
39.565 40.825
33.790 33.135 31.360
Omset Sumber Laundry (Dalam Juta Rupiah)
Gambar 1.02. Data Omset Sumber Laundry Bulan Maret 2023 - Januari 2024.
Data tersebut diatas merupakan omset usaha Sumber Laundry terdiri atas 5 mesin cuci dengan jam buka 12 jam. Berdasarkan grafik 1.02 terlihat omset Sumber Laundry berfluktuasi dengan kecenderungan menurun pada bulan november – desember 2023 dan januari 2024. Hal ini membuat pemilik usaha merasa perlu untuk memperbaiki strategi bisnis nya. Maka dari itu dapat dilakukan strategi yang tepat sehingga mampu memecahkan permasalahan yang ada.
Salah satu metode yang dipakai dalam memformulasikan strategi Sumber Laundry adalah berbasis SWOT dengan menggunakan elemen bauran pemasaran 7P dalam menentukan faktor-faktor dalam matrik IFE (evaluasi faktor internal) dan analisis PESTEL dalam matrik EFE. SWOT merupakan alah satu alat analisis situasional yang telah lama dikenal dan banyak digunakan oleh perusahaan dalam melakukan formulasi strategis (Fahmi, 2013). Pada matrik IFE, faktor internal yang diidentifikasi berupa kekuatan dan kelemahan, untuk matrik EFE lebih membahas faktor eksternal yang terdiri atas ancaman dan peluang dari luar perusahaan.
Bauran Pemasaran 7P merupakan penyempurnaan dari konsep bauran pemasaran tradisional yang memuat seperangkat strategi pemasaran untuk mencapai tujuan di mana konsep bauran pemasaran tradisional hanya memuat 4 faktor yaitu product, price, promotion dan place. Seiring perkembangan jaman, bauran pemasaran berkembang menjadi 7 faktor di mana 3 faktor tambahannya itu berupa people, physical evidence serta proses. Sedangkan analisis PESTEL dapat berperan dalam mengevaluasi karakteristik dan perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan, dari mana keputusan yang tepat dapat dibuat pada waktu yang tepat.
Komponen dalam analisis PESTEL secara umum terdiri atas faktor faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi dan lingkungan.
Dengan adanya strategi yang tepat diharapkan bisnis sumber laundry dapat mencapai tujuannya dan terus bertahan di tengah persaingan usaha yang semakin keras serta kondisi ekonomi yang terus dinamis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana identifikasi faktor IFE dan EFE berdasarkan 7P dan PESTEL pada Sumber Laundry?
2. Bagaimana strategi bisnis Sumber Laundry dengan menggunakan matrik SWOT?
3. Bagaimana Usulan strategi bisnis di Sumber Laundry dengan menggunakan metode SWOT?
1.3Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal berdasarkan elemen 7P di UMKM Sumber Laundry Kota Malang.
2. Merekomendasikan usulan strategi bisnis di Sumber Laundry dengan menggunakan metode SWOT dan 7P.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Dalam hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan kajian ilmu Teknik Industri dan untuk menentukan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan dalam rumusan masalah diatas.
2. Secara Aplikatif a. Bagi Penulis
Bahwa penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi penulis sendiri dalam bidang kajian ilmu Teknik Industri.
b. Bagi Civitas Akademi
Diharapkan menjadi salah satu rujukan tentang pembahasan mengenai produk-produk dalam menganalisis strategi bisnis pemasaran produk jasa laundry pada usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Malang.
2.5Sistematika Penulisan Laporan
Berikut sistematika laporan tugas akhir ini terdiri atas beberapa bagian seoerti dibawah ini:
1. BAB I Pendahuluan
Pada BAB ini membahas tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitan dan sistematikan penulisan laporan.
2. BAB II Landasan Teori
Pada BAB II ini menjelaskan tentang teori-teori yang saling terkait satu
sama lain dan dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian, sehingga dapat dicapai hasil yang diharapkan.
3. BAB III Metodologi Penelitian
Pada BAB III ini terdapat penjelasan mengenai metode yang digunakan, beserta langkah-langkah yang dilakukan selama
melakukan penelitian, mulai dariawal melakukan penelitian sampai didapatkan hasil akhir tentang keputusan yang diambil.
4. BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada BAB IV ini berisi data-data primer dan sekunder yang berkaitan dengan penelitian yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui pengisian kuisioner dan wawancara untuk selanjutnya diolah dengan bantuan menggunakan microsof exel.
5. BAB V Analisa dan Pembahasan
Pada BAB V ini berisi analisa serta pembahasan dari hasil pengolahan data pada bab sebelumnya.
6. BAB VI Kesimpulan dan Saran
Pada BAB VI ini berisi penarikan kesimpulan dari penelitian ini serta memberikan saran-saran untuk penelitian berikutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Bisnis
Bisnis merujuk pada segala aktivitas yang terorganisir oleh individu yang terlibat dalam sektor perdagangan, termasuk produsen, pedagang, konsumen, dan industri di mana perusahaan beroperasi. Tujuan utama dalam melakukan bisnis adalah untuk mendapatkan keuntungan dalam dinamika pasar yang tidak dapat di prediksi secara pasti. Selain mencari laba motivasi lain dari pelaku usaha adalah dapat mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar sehingga dalam berbisnis selalu dilakukan inovasi dan strategi yang tepat untuk dapat bertahan ditengah persaingan usaha yang semakin ketat. Dalam berbisnis terdapat aspek-aspek penting yang harus diperhatikan dan di kelola dengan baik agar bisnis tujuan bisnis dapat tercapai antara lain aspek produksi, aspek keuangan, aspek manajemen sumber daya manusia dan aspek pasar/
pemasaran.
2.1.1 Manajemen Bisnis
Manajemen bisnis merupakan serangkaian proses dalam kegiatan usaha yang meliputi perencanaan (planning), pengelompokan (organizing), pengelolaan sumber daya (staffing), implementasi hingga pengawasan (controling) dengan tujuan untuk memaksimalkan hasil atau target diharapkan.
Tanpa adanya dukungan manajemen bisnis yang baik tujuan perusahaan akan sulit dicapai. Dalam berbisnis terdapat aspek-aspek penting yang harus diperhatikan dan di kelola dengan baik antara lain aspek produksi, aspek keuangan, aspek manajemen sumber daya manusia dan aspek pasar/
pemasaran.
2.1.2 Pengertian Strategi
Menurut David (2012), strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang akan hendak dicapai. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar,
rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan usaha patungan atau joint venture. Menurut Barney dan Hesterly (2008), strategi dijelaskan sebagai sebuah teori tentang bagaimana cara perusahaan meraih keunggulan- keunggulan kompetitif (Competitive Advantages). Strategi merupakan sebuah rangkaian yang terpadu dan terkoordinasi dari komitmen dan tindakan yang dirancang untuk mengeksplotasi kompetensi utama dan meraih keunggulan kompetitif, Menurut Hitt (2011). Strategi memberi jawaban bagi pihak manajemen mengenai bagaimana cara mencapai tujuan perusahaan dan bagaimana caranya untuk mencapai misi organisasi dan visi strategis.
Pembuatan strategi adalah tentang bagaimana mencari target-target, bagaimana bersaing dengan para kompetitor, bagaimana mencapai keunggulan bersaing yang berkepanjangan, bagaimana membuat visi strategis manajemen sebagai sebuah kenyataan bagi suatu perusahaan
2.1.3 Manajemen Strategi
Menurut David (2012), manajemen strategik dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasi, serta mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Sebagai definisi ini menyiratkan, manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan / akuntansi, produksi / operasi, sistem penelitian dan pengembangan, dan informasi untuk mencapai keberhasilan organisasi. Dapat disimpulkan bahwa Manajemen strategis adalah suatu proses manajemen di dalam suatu perusahaan yang berguna dalam merumuskan keputusan lintas-fungsional yang menghasilkan strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Hariadi (2003), manajemen strategik adalah suatu proses yang dirancang secara sistematis oleh manajemen untuk merumuskan strategi, menjalankan strategi dan mengevaluasi strategi dalam rangka menyediakan nilai-nilai yang terbaik bagi seluruh pelanggan.
2.1.4 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan strategi gabungan dari sekumpulan faktor-faktor pemasaran yang diterapkan bagi suatu
perusahaan dalam mendapatkan sasaran yang dituju. Berikut merupakan variabel pemasaran terdiri atas unsur 7P:
1) Product (Produk)
Produk dalam jasa berarti layanan yang disediakan penyedia jasa guna memuaskan keinginan konsumen serta memberikan pengalaman positif terhadap konsumen.
2) Price (Harga)
Price merupakan jumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen untuk membayar jasa yang ditawarkan. Harga suatu layanan jasa sangat berpengaruh terhadap keputusan pembeli.
3) Place (tempat)
Place adalah lokasi penyedia layanan dalam melakukan kegiatan operasional bisnis perusahaan. Pemilihan tempat yang strategis bisa memudahkan konsumen dalam menjangkau layanan yang diberikan.
4) Promotion (Promosi)
Promotion merupakan kegiatan untuk mengenalkan produk atau layanan kepada konsumen. Dalam melaksanakan kegiatan promosi perusahaan harus dapat memaksimalkan potensi yang ada di perusahaan sehingga dapat menarik minat konsumen.
5) People (Orang)
Manusia dalam penyedia jasa merupakan bagian penting bagi penyedia jasa meliputi sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia juga dapat menyababkan keputusan pelanggan dalam memakai jasa yang ditawarkan, dalam hal ini karyawan harus mumpuni dan memiliki kualitas yang baik.
6) Process (Proses)
Proses merupakan serangkaian aktivitas yang berkaitan dengan penanganaan pelaku bisnis dalam melayani konsumen. Seluruh aktivitas ini saling berkaitan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Sedangkan konsumen adalah orang yang menerima layanan yang ditawarkan
7) Physical Evidence (Bukti Fisik)
Physical Evidence merupakan keseluruhan perlengkapan yang digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan kegiatan bisnis jasa tersebut, dalam hal ini tempat usaha, kemasan produk dan tampilan fisik perusahaan.
Unsur-unsur marketing mix (bauran pemasaran) memiliki keterkaitan dalam keberhasilan kegiatan pemasaran, sehingga perusahaan dapat membentuk strategi yang tepat sesuai dengan karakteristik perusahaan.
2.2Analisis PESTEL
Perusahaan dalam rangka menyusun strategi untuk menjalankan bisnisnya, perlu melakukan analisis yang baik mengenai lingkungan internal perusahaan maupun lingkungan eksternalnya. Lingkugan internal dianalisis untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, sedangkan analisis lingkungan eksternal dilakukan guna mengetahui peluang yang dapat dijalankan. Salah satu model untuk menganalis lingkungan eksternal dapat menggunakan metode analisis PESTEL.
Analisis PESTEL merupakan analisis lingkungan eksternal yang meliputi pengaruh politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum.
Faktor-faktor tersebut dianalisis untuk melihat apakah faktor tersebut berpengaruh terhadap jalannya perusahaan. Jika berpengaruh apakah pengaruh tersebut dapat menjadi peluang atau sebaliknya yaitu menjadi ancaman yang perlu diatasi perusahaan.
Meurut Fred R. David (2012:93) kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima kelompok kategori, kelompok yang pertama merupakan kekuatan ekonomi; kelompok kedua merupakan kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan alam; kelompok ketiga adalah kekuatan politik, hukum, dan pemerintah; kelompok keempat adalah kekuatan teknologi;
dan yang terakhir adalah kekuatan kompetitif. Analsis PESTEL atau faktor eksternal tersebut tentu memiliki pengaruh bagi perusahaan. Pengaruh dan keterkaitan tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Sumber: David, Fred R.2012
Gambar 2.01 Hubungan Antara Kekuatan Faktor Eksternal dan Organisasi.
Analisis PESTEL untuk usaha Sumber Laundry terdiri atas:
1. Politik, Pemerintahan, dan Hukum
Faktor politik, pemerintahan dan hukum dapat merepresentasikan peluang atau ancaman bagi sebuah perusahaan, untuk industri dan perusahaan yangsangat bergantung pada kontrak atau subsidi pemerintah, ramalan dan kebijakan politik menjadi hal yang harus diperhatikan karena dapat memberi pengaruh signifikan pada perusahaan.
Kesalingtergantungan global yang semakin meningkat di kalangan ekonomi, pasar, pemerintah, dan organisasi memaksa perusahaan untuk mempertimbangkan faktor potensial dari variabel politik dalam perumusan dan penerapan strategi kompetitif mereka. Untuk jenis usaha Mikro/
UMKM laundry tidak bersingungan langsung dengan faktor politik, pemerintah dan hukum termasuk regulasi yang berkaitan dengan penyelengaraan usaha
2. Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi di pasar akan mempengaruhi ekonomi bisnis baik ekonomi pasar, komando, maupun campuran. Ketika pasar bertumbuh, kekayaan konsumen dan bisnis meluas. Hal ini dikarenakan ketika terjadi pertumbuhan ekonomi yang berdampak positif pada keuangan masyarakat maka bisnis juga akan semakin meluas dikarenakan terjadi kenaikan pendapatan. Namun, jika yang terjadi sebaliknya maka Peluang dan
Ancaman Organisasi Kompetitor, pemasok,
distributor, kreditur, pelanggan, karyawan,
komunitas, serikat pekerja, manajemen, pemerintah, asosiasi, aktivis, jasa, pasar,
produk dan environment Kekuatan ekonomi
Kekuatan sosial budaya, demografi dan
lingkungan alam
Kekuatan Politik hukum dan pemerintahan Kekuatan teknologi
setiap pengusa yang ada harus berhati-hati karena dapat ikut berdampak pada bisnisnya. Pada masa resesi, masyarakat akan berhemat terhadap pengeluaran yang dilakukan. Sedangkan pada masa ekonomi stabil, masyarakat akan memanjakan diri untuk mendapat layanan yang serba cepat dan praktis seperti jasa laundry. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil, inflasi yang tidak terlampau tinggi, pendapatan masyarakat yang semakin besar akan memiliki daya beli, hal-hal ini akan menjadi peluang dalam bisnis laundry.
3. Sosial
Aspek utama dari faktor sosial merupakan gaya hidup dan tren di kalangan masyarakat. Dengan semakin sibuknya kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat membuat mereka membutuhkan segala sesuatu yang cepat dan praktis termasuk jasa laundry pakaian yang dikenakan oleh masyarakat seharihari. Tren yang berubah adalah bahwa kini pakaian tidak lagi harus dicuci sendiri dikarenakan waktu yang diperlukan dan kesibukan lain untuk melakukannya. Hal ini akan mempengaruhi permintaan konsumen terhadap jasa laundry pakaian yang cepat, praktis dan berkualitas.
4. Teknologi
Semakin majunya jaman, teknologi semakin berkembang, sehingga hal ini mengharuskan banyak perusahaan untuk terus meningkatkan teknologi yang digunakan apabila perusahaan tersebut tidak mau ketinggalan selangkah dari perusahaan lain yang telah menggunakan teknologi tercanggih saat ini. Quick Wash Coin Laundry menggunakan mesin yang canggih seperti mesin pengering pakaian sehingga dalam menjalankan bisnis tidak perlu menunggu matahari untuk mengeringkan pakaian atau bisnis tidak terganggu walaupun musim penghujan terjadi sepanjang tahun karena terjadinya anomaly cuaca seperti saat ini.
5. Lingkungan
Industri jasa laundry pakaian berkaitan erat dengan isu lingkungan. Hal ini dikarenakan air limbah bekas cucian yang mengandung obat-obatan kimia harus dialirkan secara benar agar tidak mencemari lingkungan.
Sumber Laundry perlu memperhatikan juga limbah yang dibuang, apakah akan berdampak kepada lingkungan sekitar. Sumber laundry menggunakan diterjen khusus yang berlogo ramah lingkungan dengan kandungan bahan kimia phosphate sangat baik untuk menyuburkan tanah dan tanaman sehingga air cucian dapat ditampung dan digunakan untuk menyiram tanaman dan tanah di sekitar lingkungan. Dengan kata lain, limbah yang dihasilkan oleh mesin laundry tetap ramah bagi lingkungan sekitar dan tidak mematikan ekosistem di mana limbah tersebut dibuang.
2.3 Porter Five Force
Teori Porter’s Five Forces merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui kekuatan industri berdasarkan faktor-faktor eksternal perusahaan. Faktor eksternal perusahaan merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan keunggulan bersaing.
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan, seperti ancaman-ancaman dan kekuatan- kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu dianalisis, Menurut Porter mengemukakan konsep competitive strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek kekuatan, yaitu persaingan antar perusahaan yang ada, ancaman masuknya pesaing baru, ancaman dari produk pengganti, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen.
Intensitas kekuatan ini sangat menentukan tingkat profitabilitas rata- rata yang diharapkan dalam sebuah industri dan pemahaman menyeluruh mereka, baik secara individu maupun kombinasi, bermanfaat dalam menentukan industri apa yang akan masuk, dan dalam menilai bagaimana perusahaan dapat memperbaiki posisi kompetif nya (McGanan.
AN, 1997). Kekuatan masing- masing dari kelima komponen tersebut berbanding terbalik dengan harga dan keuntungan sehingga kekuatan persaingan yang lemah dapat menjadi peluang, sementara persaingan yang kuat dapat menjadi ancaman (Hill & Jones, 2007).
2.4 Faktor Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal
Tujuan dalam melakukan analisis lingkungan adalah sebagai bahan untuk mengevaluasi bagaimana lingkungan internal atau eksternal dari suatu perusahaan yang dapat berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Lingkungan internal perusahaan adalah lingkungan yang berada dalam kendali perusahaan yang terdiri atas berbagai faktor yang meliputi struktur organisasi, budaya perusahaan, dan sumber daya yang dimiliki. Lingkungan internal dapat menjadi kekuatan utama perusahaan sekaligus kelemahan bagi perusahaan.
Lingkungan eksternal terdiri dari semua faktor yang organisasi atau bisnis tidak sulit dikendalikan, meliputi kekuatan-kekuatan yang bersifat masyarakat secara lebih luas dan dapat berdampak terhadap semua entitas di dalam lingkungan perusahaan. Lingkungan eksternal bisa berdampak signifikan terhadap seberapa baik bisnis beroperasi di industri tertentu.
Lingkungan umum dan lingkungan industri membentuk lingkungan eksternal mencakup faktor-faktor ekonomi, politik, hukum, teknologi, dan sosial budaya. Sementara persaingan dalam industri merupakan faktor eksternal yang perlu mendapat perhatian dari perusahaan.
2.4.1 Matrik IFE (Evaluasi Faktor Eksternal)
Dalam merumuskan strategi perlu melakukan identifikasi terhadap faktor eksternal dan internal dari perusahaan guna mengevaluasi posisinya di dalam industri. Menurut David (2009), Matriks evaluasi faktor internal merupakan alat yang digunakan untuk perumusan strategi perusahaan, mengevaluasi kekuatan utama dan kelemahan utama disuatu perusahaan, dan hal tersebut menjadi dasar untuk mengidentifikasi hubungan antar
bidang dalam suatu perusahaan. Tahapan dalam pembuatan matrik IFE maupun EFE adalah sebagai berikut:
1. Dengan menentukan daftar dari beberapa faktor yang menjadi kekuatan
perusahaan dan juga kelemahan perusahaan dalam hal ini sumber laundry yang didapatkan melalu proses wawancara dengan pemilik.
2. Melakukan penilaian terhadap setiap faktor melalui wawancara atau dengan mengisi kuesioner ahli atau pakar. Dengan total bobot 1.0, nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan prioritas penggunaan informasi dari pemilik bisnis. Bobot setiap faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif dari setiap faktor.
3. Penilaian bobot dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang dapat diisi oleh para ahli atau spesialis. Untuk setiap faktor, dihitung menggunakan skala nilai kepentingan 1 sampai 5 dimana 1 adalah nilai terendah, artinya faktor tidak penting, 2 kurang penting faktor, 3 adalah faktor yang cukup penting , 4 faktor yang penting dan 5 faktor sangat penting.
4. Selanjutnya melakukan penghitungan jumlah skor dengan cara mengalikan bobot dengan rating. Kemudian menjumlahkan skor yang didapat dari tiap-tiap faktor hingga mendapatkan nilai total skor. Total skor ini mengindikasikan posisi internal yang kuat atau lemah. Jika skor total pada matrik IFE yang didapat dibawah 2.5 memperlihatkan kondisi internal yang lemah, begitu juga untuk nilai total matrik IFE atau EFE melebihi 2,5 menandakan kuatnya kondisi di dalam perusahaan.
Tabel 2.02 Matrik IFE (Evaluasi Faktor Eksternal) Faktor
Internal
Bobot Rating Skor
Bobot X Rating
Kekuatan 1.
2.
Kelemahan 1.
2.
Total 1
Sumber: David 2009 2.4.2 Matrik EFE (Evaluasi Faktor Ekternal)
Menurut David (2009), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal adalah alat yang digunakan untuk merumuskan strategi dengan cara menyusun dan mengevaluasi informasi terkait faktor-faktor seperti teknologi, ekonomi, budaya, sosial, politik, hukum, lingkungan, demografis, dan kompetitif.
Faktor-faktor ini akan diberi bobot dan dinilai berdasarkan pandangan para ahli dalam suatu kelompok (Shri, Gupta, dan Agrawal, 2015).
Langkah-langkah dalam pembuatan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi aspek-aspek eksternal yang memiliki dampak signifikan terhadap peluang dan ancaman bisnis.
b. Memberikan bobot pada setiap faktor melalui wawancara atau pengisian kuesioner kepada para profesional atau ahli.
Total bobot untuk semua faktor harus sama dengan 1.0, dan nilai bobot ini dihitung setelah penentuan. Bobot dari setiap faktornya memiliki fungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor.
c. Penentuan rating dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang diisi oleh para profesional atau ahli. Setiap faktor dinilai dengan skala 1 hingga 5, di mana 1 menunjukkan nilai terendah yang berarti tidak responsif, 2 kuramg responsif, 3 cukup responsif, 4 merespon baik/ resposif dan 5 sangat responsif. Pengisian rating ini mencerminkan sejauh mana perusahaan merespon terhadap peluang dan ancaman eksternal.
d. Penghitungan skor dilakukan dengan mengalikan bobot dengan rating untuk setiap faktor. Selanjutnya, skor dari masing-masing faktor dijumlahkan untuk mendapatkan total skor. Total skor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi peluang dan ancaman. Sebagai contoh, total skor 5.0 menunjukkan kemampuan responsif perusahaan yang baik terhadap ancaman dan peluang, sementara total skor 1,0 mengindikasikan responsivitas yang buruk. Hal ini memberikan gambaran tentang sejauh mana perusahaan mampu merespons dinamika eksternal. Dan berikut adalah congoh matrik EFE
Tabel 2.03 EFE ((Evaluasi Faktor Eksternal) Faktor
Eksternal
Bobot Rating Skor
Bobot X Rating Peluang
1.
2.
Ancaman 1.
2.
Total 1
Sumber: David 2009 2.5 Matrik Internal Eksternal (IE)
Menurut Virginia (2010), matriks IE menggambarkan kondisi bisnis strategis suatu perusahaan dalam bentuk sembilan sel. Menurut David (2019), alat ini bermanfaat untuk mengintegrasikan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. Integrasi dilakukan dengan menggabungkan total skor yang diperoleh dari matriks IFE dan matriks EFE. Pada sumbu X (bagian atas matriks IE), nilai total skor dari matriks IFE dapat ditempatkan, sedangkan pada sumbu Y (bagian samping matriks IE), skor dari matriks EFE dapat ditempatkan. Kemudian, kedua skor ini akan digabungkan dalam Matriks IE.
Berikut ini merupakan pembagian tiga kategori utama dalam matriks IE untuk menentukan posisi perusahaan dan perbedaan implikasi strategis sesuai dengan posisi tersebut.
1. Unit Bisnis Strategis (SBU) yang memiliki nilai EFE dan IFE yang berada dalam kategori sel I, II, dan IV dapat digolongkan sebagai SBU yang memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang (Grow and Build).
Strategi yang cocok untuk SBU ini adalah strategi intensif, seperti penetrasi pasar, ekspansi pasar, dan peningkatan produk, atau strategi integratif, seperti integrasi ke belakang, ke depan, dan horizontal.
2. Unit bisnis strategis yang pertemuan nilai EFE dan IFE nya masuk ke dalam
golongan sel III, V atau VII menandakan bahwa perusahaan sudah terkendali
dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan (Hold and Maintain). Sehingga strategi yang sesuai adalah penetrasi pasar (market penetration) dan dapat dikembangkan dengan pengembangan produk.
3. Unit bisnis strategis yang pertemuan nilai EFE dan IFE nya masuk ke dalam
golongan sel VI, VIII atau IX tergolong bagus dan dapat mengaplikasikan strategi panen dan divestasi (Harvest and Divest).
Gambar 2.3 Matriks IE (David, 2009) 2.6 Metode SWOT
SWOT (Strengths, Weakness, Oppurtunities, Threats) merupakan metode proses untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan, hal ini bertujuan dalam menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan. Analisis SWOT didasarkan pada logika guna mengoptimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (Oppurtunities) untuk meminimalisir faktor kelemahan (Weakness) serta ancaman (Threats). Berikut merupakan penjelasan lengkap mengenai komponen dalam analisis SWOT:
1. Strengths (kekuatan)
Strenghts merupakan segala sesuatu yang di miliki perusahaan atau faktor internal perusahaan seperti sumber daya manusia (SDM), fasilitas, softskill, pelayanan yang baik dan keunggulan perusahaan dalam menunjang kebutuhan pasar.
2. Weakness (kelemahan)
Weakness merupakan faktor yang bisa menghambat kinerja perusahaan seperti sumber daya manusia yang kurang memadai,
lokasi perusahaan tidak strategis, strategi promosi yang kurang tepat dan tidak bisa mengoptimalkan media sosial dalam melakukan pemasaran,
3. Oppurtunities (peluang)
Oppurtunities atau peluang merupakan faktor yang bisa menguntungkan perusahaan kedepannya seperti peningkatan konsomen, loyalitas pelanggan dan kemajuan teknologi.
4. Threats (ancaman)
Threats atau ancaman merupakan faktor yang bisa meghambat perusahaan dalam menjalankan bisnis dan dapat mengganggu posisi perusahaan di pasar. Ancaman yang dihadapi perusahaan seperti kebijakan pemerintah dan banyak pendatang baru dalam bisnis sejenis.
Analisis SWOT menilai faktor internal Stenghts (kekuatan) dan Weakness (kelemahan) dengan faktor eksternal Oppurtunities (peluang) dan Threats (ancaman). Analisis SWOT terdiri atas empat kuadran utama serta memiliki strategi yang tidak sama setiap kuadran.
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
SWOT
Gambar 2.02 Diagram analisis SWOT Sumber: Freedy Rangkuti, 2003
1. Kuadran 1: Strategi yang harus di terapkan adalah progresif. Posisi perusahaan sangat menguntungkan karena perusahaan memiliki kekuatan untuk bisa mengoptimalkan peluang yang ada.
2. Kuadran 2: Perusahaan harus menerapakan strategi diverifikasi (produk/pasar) dalam menghadapi ancaman. Perusahaan memakai kekuatan dengan memanfaatkan peluang
3. Kuadran 3: Perusahaan akan mengalami peluang yang lumayan besar, akan tetapi perusahaan akan menghadapi kelemahan internal perusahaan. Strategi yang harus diterapkan adalah perusahaan meminimalisir masalah yang ada di internal perusahaan untuk merebut peluang pasar atau menerapkan strategi devensif/bertahan.
4. Kuadran 4: Posisi yang merugikan perusahaan, karena perusahaan akan menghadapi ancaman dari luar dan kelemahan internal perusahaan.
2.6.1 Matrik SWOT
Menurut Muh, I (2018) Matriks SWOT merupakan cara analisis dengan merumuskan aspek-aspek strategis perusahaan sehingga bisa menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk dapat disesuaikan dengan peluang dan ancaman dari luar. Matriks SWOT memiliki 4 (empat) pilihan strategi, yakni strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT.
Setelah mengetahui semua informasi yang berdampak kepada kelangsungan perusahaan, berikutnya adalah memakai semua informasi yang ada dalam bentuk kuantitatif untuk perumusan strategi. Dalam hal tersebut menggunakan matriks SWOT
Tabel 2.04 Matriks SWOT IFE Strenght (S)
Kekuatan Weakness (W)
Kelemahan
EFE
Opportunity (O)
Peluang Strategi S-O:
Strategi yang
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi W-O:
Memperkecil kelemahan memanfaatkan peluang Threats (T)
Ancaman
Strategi S-T:
Strategi yang
menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi W-T:
Memperkecil kelemahan
menghindari ancaman
Sumber: Freedy Rangkuti, 2003 Berdasarkan matrik diatas dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Strategi SO (Stenghts - Opportunity)
Strategi ini didasarkan pada pola pikir perusahaan, yaitu menggunakan semua kekuatan yang dimilikinya untuk merebut dan memanfaatkan peluang.
2. Strategi ST (Stenghts – Threats)
Strategi ini dirancang untuk memanfaatkan kekuatan perusahaan sambil menghindari ancaman.
3. Strategi WO (Weakness – Opportunities)
Strategi ini dirancang untuk memanfaatkan peluang perusahaan dengan meminimalisir kelemahan
4. Strategi WT (Weakness - Threats)
Strategi ini didasarkan pada tindakan defensif yang ditujukan untuk meminimalkan kelemahan perusahaan dengan menghindari ancaman.
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu bermanfaat sebagai acuan peneliti untuk menambah inspirasi baru dan mengetahui metode yang digunakan sebagai tolak ukur peneliti dalam menganalisis penelitiannya. Penelitian terdahulu sebagai referensi peneliti sebagai berikut:
No .
Judul Penulis Hasil
1 Analisis Strategi Bersaing Pada Jasa Laundry ( Studi kasus pada 34 laundry)
Annastasy a Zahra Rossanty (2023)
Berdasarkan hasil pengolahan data maka didapatkan hasil matrik IFAS 2,67 dan EFAS 2,71.
Berdasarkan hal tersebut menempatkan perusahaan berada pada kuadran 1.
Sehingga strategi yang harus diterapkan adalah progresif.
2 Analisis SWOT Untuk Menentukan Strategi Pemasaran Jasa Laundry Pada CV. Bos Clean Laundry Di Karawaci Tangerang
Muhamad Akbar (2022)
Dari hasil pengolahan data didapatkan skor untuk IFAS 3,63 dan EFAS 3.
Berdasarkan hasil tersebut menempatkan Cv. Bos Clean berada pada kuadran 1, sehingga strategi yang harus diterapkan adalah progresif.
3 Analisa Swot Pada Bisnis Rumahan, Studi Kasus Pada Bisnis Laundry Kiloan
Abdullah Umar (2016)
Berdasarkan hasil
pengolahan data
didapatkan hasil untuk IFAS 3,45 dan EFAS 3,1.
Berdasarkan hasil tersebut analisa laundry kilioan berada pada kuadran 1, di mana pada kuadran ini Strength yang dimiliki harus maksimalkan, karena banyak Opportunities yang dapat di ambil.
Hasil analisis, 2024
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.01 Diagram Alir Penelitian 3.2 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Mulai
Survei lapangan Studi Literatur
Studi Pendahuluan
Identifikasi Masalah
Pengumpulan dan Pengolahan Data:
1. Profil Perusahaan
2. Pengumpulan data primer kuisioner 3. Data sekunder
4. Marketing Mix 7P, PESTEL dan Porter Five Force
5. Kuisioner scoring matrik IFE dan EFE 6. Matrik IE, SWOT
Analisis dan Pembahasan Data 1. Matrik IFE dan EFE
2. Analisis SWOT
3. Rekomendasi / usulan Strategi di Sumber Laundry
Kesimpulan dan Saran
Selesai
deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan situasi dan karakteristik tentang objek penelitian tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif untuk mendapatkan strategi yang paling sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan.
3.2.1 Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya untuk mengumpulkan informasi yang relevan terkait topik dan permasalahan yang akan dikaji dalam kegiatan riset. Pada studi pendahuluan terdiri atas kegiatan sebagai berikut:
1. Survei Lapangan
Survei lapangan merupakan tahapan awal yang dilakukan untuk memahami topik atau permasalahan pada Sumber Laundry. Selanjutnya permasalah tersebut yang akan dibahas pada penelitian.
2. Studi Literatur
Studi literatur dilaksanakan dengan mempelajari buku atau jurnal pada penelitian terdahulu yang dapat mendukung dalam pemecahan masalah yang ada. Dalam hal ini buku atau jurnal yang berkaitan dengan strategi pemasaran menggunakan analisis SWOT
3.2.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil survei perusahaan diperoleh permasalahan yang berkaitan dengan penentuan strategi pemasaran jasa pada Sumber Laundry.
Permasalahan inilah yang akan dibahas dalam penelitian.
3.2.3 Pengumpulan Dan Pengolahan Data
Tahap berikutnya dilakukan pengumpulan data primer maupun sekunder, Berikut merupakan tahapan pengumpulan terdiri atas
1. Profil Perusahaan
Pada tahap ini dilakukan dengan wawancara kepada owner Sumber Laundry terkait gambaran umum perusahaan.
2. Data volume penjualan dan jenis layanan (data primer) dan data lain berupa jurnal, buku, artikel, tugas akhir yang berkaitan dengan topik penelitian terutama tentang usaha laundry dan strategi pemasarannya.
3. Identifikasi Faktor IFE dan EFE
Identifikasi faktor internal dilakukan dengan wawancara kepada owner dan hasil observasi, hal ini berkaitan dengan bauran pemasaran yang meliputi 7P (Product, price, place promotion, people, process, physical evidence). Sedangkan identifikasi faktor internal dilakukan hal ini berkaitan dengan lingkungan umum (PESTEL) dan lingkungan industri.
4. Kuisioner scoring matrik IFE dan EFE
Dalam menentukan nilai bobot dilakukan diskusi / wawancara dengan narasumber (expert) dalam hal ini adalah owner. Owner memberikan bobot dari faktor internal dan eksternal berdasarkan tingkat kepentingannya menggunakan skala likert. Berikut merupakan scoring untuk penilaian bobot.
Keterangan penilaian bobot penyataam 1 Tidak penting
2 Kurang penting 3 Penting
4 Sangat penting 5 Penting sekali
Selanjutnya untuk mengetahui bobot tiap faktor dari lingkungan internal maupun eksternal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut Bobot = (Nilai Bobot Pernyataan) / (Σnilai total terbobot).
Dalam melakukan scoring untuk rating dilakukan kepada owner. Pemberian rating pada faktor IFE memakai skala linkert dan merepresentasikan kekuatan serta kelemahan perusahaan sebagai berikut Peringkat 1 = kelemahan utama, Peringkat 2 = Ketemahan minor, Peringkat 3 = Kekuatan dan kelemahan
berimbang, Peringkat 4 = kekuatan minor, Peringkat 5 = kekuatan utama. Sedangkan faktor EFE dilakukan owner memakai skala linkert dan merepresentasikan peluang serta ancaman perusahaan sebagai berikut: 1 = Tidak responsif, 2 = kurang responsif, 3 = cukup responsif , 4 = responsif diatas rata-rata/ baik, 5 = sangat responsif.
5. Tahapan Pencocokan matrik IE
Tahap berikutnya mencocokkan matrik internal dan eksternal untuk mengetahui strategi yang tepat.
6. Pembuatan Diagram dan Matrik SWOT
Pembuatan diagram dan matrik SWOT dilakukan untuk mengetahui posisi faktor internal dan faktor ekternal pada terletak pada kuadran strategi yang mana. Setelah itu disusun matrik SWOT yang berisi kombinasi strategi dari seluruh faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
3.2.4 Analisa dan Pembahasan
Pada tahap ini dilakukan analisis dari pencocokan matrik IE, Diagram SWOT dan Matrix SWOT yang telah dibuat pada pengolahan di bab sebelumnya dan menentukan strategi yang harus dijalankan Sumber Laundry disesuaikan dengan kondisi aktual di lapangan.
3.2.5 Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini merupakan tahapan terakhir pada penelitian ini dengan menjelaskan secara ringkas berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditentukan sekalian memaparkan usulan kepada Sumber laundry berdasarkan hasil penelitian yang sudah dijalankan. Usulan tersebut diharapakan akan digunakan untuk mengembangkan bisnis dari Sumber Laundry atau sebagai bahan kajian pada penelitian selanjutnya
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
Pada Bab akan dilakukan pengumpulan dan pengolahan data yang relevan terhadap topik penelitian yang diambil.
4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan
Setiap UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) pasti memiliki sejarah sendiri, demikian pula dengan UMKM Sumber Laundry yang bergerak dibidang pencucian (laundry). UMKM ini didirikan oleh Bapak Slamet pada tahun 2019 yang berlokasi di Perumahan Panaroma Dieng No. 4, Kalisongo, Kabupaten Malang. Sejak awal berdiri Sumber Laundry hanya beranggotakan satu orang, yaitu bapak Slamet sendiri, yang dibantu istrinya, adapun mesin cuci yang hanya satu unit dan kurangnya fasilitas, namun semakin berkembangnya usaha maka Sumber Laundry merekrut karyawan yang beranggotakan 5 orang bersama bapak Slamet dan istrinya dan memiliki beberapa tambahan mesin cuci. Dari bapak Slamet sendiri sudah mempunyai ruko untuk membuka cabang yang baru namun belum terlaksanakan karena masi kuranganya fasilitas dan pekerja. Karyawan- karyawan yang mengoperasi Sumber Laundry tersebut sudah berpengelaman dan memiliki reputasi yang cukup baik. Faktor tersebut menjadi salah satu dari kekuatan bagi Sumber Laundry. Namun juga terdapat beberapa hal yang menjadi kelemahan bagi perusahaan dimana ruangannya yang sempit, sedangkan jika dilihat dari lokasinya yang strategis terletak di pinggir jalan umum.
4.1.3 Identifikasi Faktor Internal
Identifikasi Faktor Internal Perusahaan Berdasarkan bauran Pemasaran pada Sumber Laundry ini dengan melakukan wawancara dan diskusi langsung dengan narasumber. Berikut merupakan penjelasan mengenai faktor bauran yang ada di Sumber Laundry, untuk memberikan gambaran terkait kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh Laundry tersebut.
4.1.3.1 Bauran Pemasaran 7P 1. Product (Produk)
Produk yang ditawarkan oleh Sumber Laundry kiloan ini merupakan, jasa mencuci pakaian. Selain melakukan pencucian, jasa laundry ini juga malakukan usaha ini antara lain yaitu jasa cuci kering, jasa cuci kering dan setrika, jasa setrika dan selimut jasa cuci selimut (bedcover). Khusus untuk selimut di hitung bukan berdasarkan kiloan, melainkan satuan, cuci ekspres (waktu ½ hari) dengan harga yang kompetitif.
2. Price (Harga)
Price atau harga merupakan uang yang dikeluarkan konsumen untuk membayar jasa laundry tersebut. Harga yang ditawarkan sesuai dengan kiloan pakian dari konsumen. Harga yang ditawarkan tergantung pada jasa yang pilih oleh pelanggan dan harga yang ditawarkan bervariasi, yaitu:
Cuci bersih dan Setrika: 6.000/kg
Cuci kering: 5.000/kg sedangkan untuk selimut dan bedcover: 8.000- 35.000/satuan (tergantung ukuran selimut). Selain itu sumber laundry memberikan pilihan jenis parfum/ pewangi kepada customer dan tidak memberikan tambahan biaya untuk ekstra pengharum baju,
Berikut merupakan perbandingan harga kiloan Sumber Laundry dan kompetitor:
Tabel 4.01 Harga perkilo Sumber Laundry dan Kompetitor No. Sumber Laundry Berkah Laundry Laundry Bar
1. Cuci kering setrika
Cuci kering setrika
Cuci kering setrika 6.000/kilo 5.000/kilo 35.000/6 kilo
2. Cuci kering Cuci kering Cuci kering
5.000/kilo 3.500/kilo -
3. Expres Expres Express
5.000 per kg/½ hari
4.000 per kg /½ hari
-
Sumber hasil survey, 2024
Dari sisi harga jasa yang ditawarkan Sumber Laundry memiliki harga yang lebih tinggi dibanding dengan harga kompetitor jasa laundry disekitarnya. Namun Sumber Laundry memiliki jasa Expres, sehingga akan menjadi keunggulan bagi Sumber Laundry. Terutama dengan adanya tambahan ekstra parfum yang diberikan tanpa dipungut biaya, sehingga lebih banyak mendapat pelanggan yang loyal.
3. Place (Tempat)
Place atau tempat merupakan lokasi perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional. Pemilihan lokasi yang strategis dapat memudahkan konsumen menjangkau layanan yang diberikan, terutama lokasi berdekatan dengan daerah kampus seperti Universitas Merdeka dan Universitas Brawijaya jurusan Kedokteran dengan jumlah potensi mahasiswa yang banyak. Namun lokasi yang strategis juga bisa menimbulkan biaya investasi yang cukup besar bagi penyedia jasa.
Sumber Laundry ini berlokasi di Perumahan Dieng No.4, Kalisongo, Kec.Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Berdasarkan peta lokasi Sumber Laundry ini ditengah-tengah perbatasan antara Kota Malang dan Kabupaten Malang, namun lokasinya terhitung masuk Desa Kalisongo, Kabupaten Malang.
Gambar.4.1. Lokasi Sumber Laundry
4. Promotion (Promosi)
Kegiatan promosi ini bertujuan untuk mengenalkan dan menawarkan jasa laundry kepada konsumen. Dalam melakukan kegiatan promosi di perusahaan harus mampu memaksimalkan kapasitas agar dapat menarik
minat konsumen. Kegiatan promosi juga bisa menyampaikan keunggulan dan manfaat jasa yang ditawarkan. Kegiatan promosi pada perusahaan laundry yang dilakukan saat ini adalah secara offline. Promosi yang dilakukan secara offline yaitu:
a Menyebarkan brosur ke rumah-rumah, meletakkan brosur di papan pengumuman atau tempel di tempat yang mudah dilihat oleh masyarakat, membuat spanduk dan di letakkan di depan tempat usaha sehingga bisa di lihat oleh masyarakat.
b Pemasaran referensi dari pelanggan sebelumnya, sehingga dapat menarik pelanggan yang baru.
c Adanya promo hari jumat untuk pencucian alat shalat
5. People (Orang)
Manusia dalam penyedia jasa merupakan bagian penting bagi penyedia jasa meliputi Sumber Daya Manusia. Sumber Daya Manusia dalam kegiatan bisnis pemasaran memiliki pengaruh yang penting selain faktor produksi lainnya. Dalam mencuci pakaian juga dapat menyababkan keputusan pelanggan agar memakai jasa dan loyalitas pelanggan, dalam hal ini cucian harus bersih dan rapi. Kualitas karyawan terdiri atas keterampilan karyawan dalam mendeliver pekerjaaan, menyerap informasi serta berkomunikasi dengan baik terhadap konsumen terkait jasa layanan yang diharapkan. Karyawan juga harus memiliki keterampilan dalam menyelesaikan pekerjaannya dan cara berkomunikasi yang baik terhadap konsumen terkait jasa layanan yang diharapkan. Karyawan usaha sumber laundry saat ini berjumlah 3 orang dan seluruhnya memiliki keterampilan yang baik. Adapun karyawan disana di koordinatori oleh owner yang berpengalaman dibidang ini, sehingga dapat menjadi faktor kekuatan bagi Sumber Laundry. Berikut ini struktur organisasi dari Sumber Laundry:
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Laundry
Struktur organisasi yang sederhana dan juga memiliki peraturan yang sifatnya tidak tertulis dan lebih bersifat kekeluargaan namun memiliki keunggulan dapat membentuk koordinasi untuk karyawan yang berada dalam satu departemen dan memiliki pekerjaan yang sama. Namun disisi lain kekurangannya adalah karyawan mengerjakan pekerjaan yang serupa sehingga dapat dikatakan tidak terdapat job deskripsi yang jelas.
6. Process (Proses)
Proses merupakan serangkaian aktivitas yang berkaitan dengan penanganaan pelaku bisnis dalam melayani konsumen. Seluruh aktivitas ini saling berkaitan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen.
Adapaun proses pemesanan jasa laundry yang menggunakan flow chart pada Sumber Laundry yaitu:
Gambar 4.3 Diagram alur proses cucian Sumber Laundry
Berikut adalah alur proses jasa laundry a Proses Penimbangan dan Penyortiran
Tahapan pertama yaitu menimbang pakaian konsumen dan menyortir pakain berdasarkan warna, jenis kain dan tingkat kotornya. Pakaian yang mudah luntur atau berbahan dasar katun biasanya dicuci secara terpisah dari pakian yang bebahan dasar wol atau sutra.
Proses penimbangan dan penyortiran
Periksa label perawatan
Mengecek noda Pemulihan detergen
yang tepat
Mengatur suhu air yang tepat Proses pencucian laundry
dengan masin cuci Pengeringan Pakaian
Penyetrikaan Lipat dan paking pakaian
Gambar.4.3 Proses Timbangan b Periksa label perawatan
Setelah memisahkan pakaian, periksa label perawatan pada setiap pakaian. Label ini memberikan informasi tentang suhu air, jenis detergen, dan cara perawatan yang tepat untuk pakaian tersebut.
Petunjuk label perawatan agar pakaian tetap terlihat bagus.
c Mengecek Noda
Setelah pakaian disortir langkah, selanjutnya adalah memeriksa noda pakaian. Noda yang terdapat pakaian akan dihapus terlebih dahulu sebelum proses penyucian dimulai. Untuk noda yang sulit dihilangkan, jasa laundry akan menggunakan pembersih khusus dan memberikan perlakuan khusus.
d Pemilihan Detergen yang Tepat
Memilih detergen yang tepat sangat penting dalam proses pencucian linen. Detergen yang berkualitas akan membantu menghilangkan kotoran dan noda pada pakaian tanpa merusak serat kain. Sumber laundry memilih disterjen dengan bahan khusus yang lebih ramah lingkungan dengan kandungan phosfat sehingga bisa menyuburkan tanah dan tidak mencemari air disekitar.
e Mengatur Suhu Air
Atur suhu air sesuai dengan petunjuk label perawatan pada paakain.
Jika suhu air terlalu panas, maka warna pakaian akan mudah pudar dan bahkan merusak kainnya. Sedangkan jika suhu air terlalu dingin, maka noda pada pakaian tidak akan hilang dengan sempurna.
f Proses Pencucian Laundry dengan Mesin Cuci
Proses pencucian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan mesin cuci atau manual. Pencucian menggunakan mesin cuci adalah cara yang paling efektif untuk mencuci pakaian daripada proses pencucian manual. Pastikan untuk menngunakan suhu air dan siklus pencucian yang tepat untuk jenis kain yang akan dicuci.
Gambar.4.3 Proses Cucian g Pengeringan Pakaian
Setelah mencuci pakaian, pakaian perlu dikeringkan.pengeringan pakaian tepat adalah dengan menjemurnya di bawah sisnar matahari atau menggunakan mesin pengering dengan suhu yang tepat.
Penjemuran di bawa sinar matahari di sumber laundry jarang dilakukan karena keterbatasan tempat, dan lokasi tempat di jalan besar dimana banyak kendaraan lalu lalang sehingga menimbulkan debu pada pakaian jika dijemur di tempat yang tidak tepat.
Gambar.4.4 Proses Pengeringan h Penyetrikaan
Prosesp penyetrikaan pakaian yang dilakukan dengan menggunakan suhu yang tepat. Pakaian yang terbuat dari bahan sintetis akan
didahulukan dengan pada suhu lebih rendah sementara pakaian bahan katun disetrika pada suhu yang lebih tinggi. Dalam menyetrika baju cutomer selalu mengunakan kain pelindung untuk menghindari gosong pada baju, akibat panas dari pemakaian strika yang terlalu lama.
Gambar.4.5 Proses Penyetrikaan i Lipat dan Packing pakaian
Setelah pakaian disetrika, langkah terakhir adalah dengan melipat dan mengemas pakaian. Pakaian akan dilipat dan disimpan dalam kantong atau tas khusus untuk dipertahankan kebersihannya.
Gambar.4.6 Proses Pengemasan
Adapaun proses pemesanan jasa laundry yang menggunakan flow chart pada Sumber Laundry yaitu:
Gambar 4.7 Diagram alur proses cucian pada Sumber Laundry
7. Physical Evidence (Bukti Fisik)
Physical Evidence merupakan keseluruhan perlengkapan yang digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan kegiatan bisnis jasa tersebut,
dalam hal ini tempat usaha atau bangunan yang bagus, bersih terawat dan dilengkapi CCTV. Didalam laundry memiliki rak lemari penyimpanan pakain bersih yang tersusun rapi, dimana pakaian-pakaian bersih tersebut dikemas dalam plastik yang rapi. Namun dilokasi terkendala dengan tidak memiliki area parkir, terutama letaknya dipinggir jalan yang bisa mengganggu aktivitas kenderaan warga, hal ini dapat menjadi salah satu kelemahan.
Gambar.4.7 Lokasi Sumber Laundry 4.1.4 Identifikasi EFE (eksternal faktor analysis strategy)
Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk mendapatkan gambaran terkait kondisi lingkungan ekternal berdasarkan lingkungan umum dan lingkungan industri. Lingkungan umum (PESTEL) terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi. Sedangkan lingkungan industri dianalisis dengan pendekatan Potter Five Force.
Berikut gambaran mengenai lingkungan umum (PESTEL) dan lingkungan industri.
4.1.4.1Lingkungan Umum
Analisis lingkungan eksternal menggunakan PESTEL terdiri atas:
1. Lingkungan Politik
Berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran Bruto tertentu disebutkan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri yang memiliki peredaran bruto tertentu, dikenai Pajak
penghasilan yang bersifat final dalam jangka waktu tertentu dan Tarif Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5%.
Pada Pasal 19 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyebutkan bahwa “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, atau kerugian yang diderita konsumen akibat mengonsumsi barang/jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.”
2. Lingkungan Ekonomi
Ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II-2023 terlihat menunjukkan penguatan pada beberapa wilayah. Kelompok Provinsi di Pulau Jawa menjadi kontributor utama ekonomi Nasional dengan peranan sebesar 57,27 persen dan mencatat laju pertumbuhan sebesar 5,18 persen (y-on-y) dibanding triwulan II-2022. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang ekonomi mengalami pertumbuhan tertinggi dalam satu dasa warsa terakhir tercatat pada angka 6,32 % dan telah melampaui target pembangunan di angka 5,80% juga diatas pertumbuhan ekonomi nasional 5,34 % dan Jawa Timur 5,31 %. Hal tersebut didorong oleh meningkatnya daya beli masyarakat dan pertumbuhan sektor UMKM. Berdasarkan hal diatas bisa menjadi peluang untuk Sumber Laundry.
3. Lingkungan Sosial Budaya
Perubahan gaya hidup masyarakat, hal ini berkaitan dengan masyarakat yang tidak ingin ribet dan capai terhadap pakaian, kebanyakan masyarakat lebih khususnya mahasiswa sekarang melakukan laundry untuk pakaian kotor. Selain masyarakat dan mahasiswa pangsa pasar semakin luas dengan adanya pembangunan di Kota Malang terutama di sektor pariwisata dan pendidikan. Pembangunan hotel. Guest house/penginapan, sekolah boarding, apartemen, pesantren semakin banyak. Sumber laundry diuntungkan dengan lokasi berada disekitaran pondok pesantren, hotel, penginapan sehingga memnuculkan potensi perluasan jangkauan pasar.
4. Lingkungan Teknologi
Semakin berkembangnya teknologi sekarang memudahkan dalam melakukan kegiatan bisnis, hal ini berkaitan dengan teknologi peralatan laundry yang memudahkan karyawan untuk bekerja, seperti mesin cuci yang lebih bersih, proses yang lebih cepat serta hemat pemakaian daya listrik. Dengan adanya dukungan teknologi perusahaan dengan mudah memasarkan produk atau jasa lewat media sosial seperti instagram, facebook, tiktok, dan lain-lain.
4.1.4.2Lingkungan Industri 1. Ancaman Pesaing Baru
Munculnya pesaing baru yang menawarkan harga yang kompetitif, hal ini bisa menjadi ancaman bagi Sumber Laundry. Di Kota Malang usaha laundry sudah banyak sekali, apalagi di zaman modern sekarang sudah banyak yang menggunakan Koin Laundry, sehingga bisa mempengaruhi laundry kiloan, oleh karena itu perlu adanya strategi untuk bisa bersaing dengan kompetitor. Meskipun laundry koin semakin marak, sumber laundry tetap memiliki pelanggan loyal terutama untuk orang-orang yang memiliki keterbatasan waktu untuk menunggu proses pencucian secara mandiri.
2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Kenaikan harga bahan baku supplier seperti, detergen, parfum, softener, emulsifier dan harga mesin laundry yang kian meningkat dapat berdampak terhadap siklus operasi perusahaan hal ini bisa menjadi ancaman bagi Sumber Laundry. Saat ini sumber laundry memiliki beberapa pemasok yang berada di Malang dan di Surabaya. Dari sisi ketersediaan dan harga relatif dalam dikendalikan, dimana pemilik telah melakukan kerjasama yang baik dan cukup lama dengan pemasok, pembelian dengan memanfaatkan diskon berdasarkan kuantitas pesanan akan menjadikan harga bahan baku lebih hemat dan dapat menekan biaya produksi.
3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Kekuatan daya beli masyarakat di kota Malang relatif stabil dengan peluang pasar yang cukup besar berdasarkan banyaknya mahasiswa yang masuk ke Kota Malang, lebih khususnya mahasiswa kampus UNMER atau kampus lain disekitar Sumber laundry. Akan tetapi semakin meningkatnya persaingan industri sejenis bermunculan sehingga menciptakan iklim persaingan antar laundry. Sehingga Sumber Laundry harus mampu memberikan jaminan kualitas dan layanan terhadap konsumen sehingga dapat memenuhi kepuasan konsumen dengan menerapkan berbagai inovasi sesuai dengan kebutuhan konsumen.
4. Kompetitor
Sumber Laundry memiliki kompetitor yang banyak didaerah sekitar, hal ini bisa menjadi ancaman. Oleh karena itu untuk bisa bersaing dengan kompetitor perlu adanya perbaikan atau evaluasi sehingga bisa memenangkan pasar. Namun saat ini terdapat permasalahan pada Sumber Laundry yaitu tidak adanya Sosial Media, dimana banyak laundry sekarang yang sudah menggunakan sosial media untuk mempromosikan jasa laundry-nya, sehingga mempermudah konsumen menggunakan jasa tersebut.
5. Ancaman Produk Pengganti
Sumber Laundry dapat digantikan dengan laundry di rumah sendiri, dimana sudah banyak masyarakat yang sudah memiliki mesin cuci laundry sendiri, sehingga bisa menjadi produk pengganti. Saat ini perusahaan mesin cuci juga menawarkan produk dengan harga yang relatif terjangkau dan tersedia dalam berbagai range harga serta fitur. Hal ini menjadi salah satu ancaman yang dapat menggantikan jasa sumber laundry dengan mencuci dirumah menggunakan bantuan mesin cuci milik sehingga lebih hemat, higienis dan meminimalkan risiko cucian rusak atau tertukar.
4.2 Pengolahan data
Setelah dilakukan pengumpulan data maka tahap berikutnya adalah melakukan pengolahan data yang menggunakan acuan bauran pemasaran 7P sebagai landasan untuk mengidentifikasi faktor internal perusahaan.
Identifikasi faktor internal perusahaan langsung dialakukan dengan mewawancarai dengan pemilik Sumber Laundry yaitu Bapak Slamet. Dari hasil wawancara dapatkan faktor faktor internal sebagai berikut:
A. Kekuatan (Strengths) dari Sumber Laundry Berikut ini faktor -faktor kekuatan dari Sumber laundry
1. Lokasi strategis berada di pinggir jalan (S1)
Lokasi sumber laundry terbilang cukup strtategi karena berada di jalan besar dan disekitar pemukiman yang padat penduduk. Lokasi juga dekat dengan wilayah kampus besar Univeritas Merdeka Malang dan Universitas Brawijaya sehingga disekelilingnya banyak terdapat tempat kos atau kontrakan mahasiswa.
2. Harga Jasa layanan terjangkau (S2)
Harga yang di tetapkan oleh sumber laundry terbilang cukup kompetitif terutama dengan benefit yang ditawarkan seperti sabun cuci yang ramah lingkungan dan minim risiko alergi, parfum yang bisa memilih varian serta extra parfum tanpa tambahan biaya.
3. Kualitas dan pelayanan yang baik (S3)
Kualitas layanan yang diberikan sumber laundry adalah cepat, tepat, rama, bersih dan awet wangi. Selain itu hasil strikaan halus licin, lipatan yang rapi namun tidak membekas pada baju. Kemasan plastik press saat cucian selesai juga kuat sehingga tidak mudah brodol saat dibawa. Karyawan dan owner yang ramah, helpfull dan responsif terhadap pelanggan.
4. Suasana kerja yang kondusif (S4)
Suasana kerja disumber laundry kondusif dengan kursi dan tempat penyimpanan yang ergonomis, selain itu kondisi tempat bersih rapi dan
disediakan kipas agar karyawan lebih nyaman dalam bekerja. Karyawan mendapatkan hak sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik laundry, suasana kekeluargaan serta waktu kerja dan istirahat yang seimbang.
Dengan kondisi yang kondusif karyawan di sumber laundry relatif bertahan lama dan loyal.
5. Peralatan dan bahan yang berkualitas (S5)
Peralatan laundry milik sumber laundry merupakan teknologi yang baru, selain itu agar berkerja seacara optimal owner juga melakukan maintennace dan pembersihan secara berkala, sehingga mesin tidak menghasilkan cucian yang apek, kotor/ noda, berbulu. Sabun dan pewangi yang dipakai juga aman untuk baju dan bebas alergi.
B. Kelemahan (Weaknesses)
Adapun kelemahan sumber laundry terdiri atas beberapa faktor sebagai berikut:
1. Kurang promosi (W1)
Selain masyarakat sekitar dan pelanggan eksisting, keberadaan sumber laundry belum terlalu dikenal. Terutama karena banyaknya usaha sejenis yang berada di kota malang, dengan skala usaha yang relatif kecil tentu merupakan tantangan tersendiri bagi Sumber laundry dapat dikenal dipasaran. Selama 4 tahun berdiri sumber Laundry tidak pernah memberikan promo seperti diskon program promosi seperti yang banyak dilakukan usaha laundry kekinian untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan sumber laudry.
2. Penumpukan Pesanan dan Pencatatan yang tidak teratur (W2) Sistem penerimaan pesanan disumber laundry memiliki pencatatan dan mekanisme yang kurang teratur dan tidak jelas, sehingga sering kali terjadi penumpukan pesanan dan urutan pencucian tidak sesuai antrian pesanan. Hal ini jika dibiarkan akan menjadi kendala pada antrian dan pelanggan tidak mendapatkan giliran sesuai antriannya. Sistem pencatatan atau antrian harus diatur sedemikian rupa karena
keterbatasan jumlah mesin. Sehingga tidak terjadi kesalahan waktu lamanya proses pencucian yang dijanjikan kepada pelanggan.
3. Tidak ada jasa antar jemput. (W3)
Disaat laundary lain memiliki jasa layanan antar jemput, sumber laundry belum menerapkan fasilitas tambahan ini, owner dari sumber laundry merasa perlu untuk mengkaji lebih dalam apakah dengan tambahan fasilitas ini secara ekonomi memberikan keuntungan dan berdampak terhadap pertambahan pelanggan atau peningkatan penjualan. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa layanan ini menjadi salah satu kekuatan jika sumber laundry dapat menerapkannya.
C. Peluang (Opportunities)
Untuk faktor-faktor yang termasuk peluang adalah sebagai berikut.
1. Gaya hidup masyarakat (O1)
Pergeseran prilaku dan gaya hidup masyarakat terhadap kepraktisan dan kemudahan mendorong masyarakat untuk melaundry baju bajunya.
Terutama dengan adanya kesibukan dan terbatasnya waktu untuk melakukan kegiatan domestik seperti mencuci. Jasa laundry menjadi solusi tepat untuk mengatasi kebutuhan masyarakat untuk menggunakan busana yang bersih dan wangi.
2. Pertumbuhan jumlah mahasiswa (O2
Setiap tahun jumlah mahasiswa dari luar kota yang menempuh studi dimana kota malang mengalami peningkatan. Pada tahun 2022/2023 terdapat 330 ribu mahasiswa yang membanjiri kota Malang dan jumlah ini diperkirakan terus meningkat ditahun ajaran berikutnya. Ini merupakan peluang yang baik bagi bisnis laundry.
3. Hubungan baik dengan pelanggan (O3)
Sumber laudry membina hubungan baik dengan pelanggan sehingga banyak pelanggan loyal, bahkan pertambahan pelanggan baru seringkali berasal dari rekomendasi pelanggan yang puas dari jasa yang dideliver.
Hubungan yang baik dengan pelanggan melalui kepuasan pelayanan