• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Siswa di SDN Manggis 3 Puncu - Etheses IAIN Kediri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Siswa di SDN Manggis 3 Puncu - Etheses IAIN Kediri"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

Peran guru pendidikan agama Islam dalam pembentukan karakter sangat besar, dan perannya dalam proses pembelajaran menentukan hasil akhir peserta didik. Guru pendidikan agama Islam tidak hanya dituntut untuk mengajar, namun harus mampu mengembangkan moral atau karakter peserta didik. Dengan kata lain, kemungkinan besar selama proses belajar mengajar hanya kemajuan yang dicapai pada bidang yang diminati.

Sedangkan pengaruh dan transfer terhadap perkembangan sikap dan kepribadian secara menyeluruh terjadi di luar situasi belajar mengajar itu sendiri. Guru juga berperan sebagai staf administrasi, tidak harus sebagai pekerja kantoran, tetapi sebagai pengelola kelas atau pengelola (manajer) interaksi belajar-mengajar. Tanggung jawab guru memberikan seperangkat norma kepada siswa agar mereka mengetahui perbuatan mana yang maksiat, apa yang bermoral, dan apa yang maksiat.5.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola belajar siswa yang meliputi pemahaman siswa, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, serta pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi profesional adalah kemampuan menguasai materi pembelajaran secara lebih luas dan mendalam, yang memungkinkan peserta didik dibimbing menuju pencapaian standar nasional pendidikan. Kompetensi yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan keteladanan dan meningkatkan kualitas serta profesionalismenya untuk masa depan, tanpa melupakan peningkatan kesejahteraan peserta didik dan lingkungannya.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa guru adalah orang yang bertanggung jawab mengajarkan ilmu kepada siswa, membimbing dan mengembangkan potensi siswa.

Pengertian Karakter

Karakter yang dibentuk dengan cara ini mempunyai tiga bagian yang saling berkaitan: konsep moral (pengetahuan moral), sikap moral (perasaan moral), dan perilaku moral (perilaku moral). Secara religius, pembentukan karakter religius dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran yang membiasakan siswa untuk selalu mengawali pembelajaran dengan membaca bersama Asmaul Husna dan melanjutkan membaca surat-surat pendek. Pembentukan karakter jujur ​​dan jujur ​​diwujudkan dengan melakukan latihan dan tes dengan kemampuan diri sendiri dan tidak menyontek.

Toleransi, pengembangan karakter toleransi dilakukan dengan cara menghargai teman yang berbeda agama, serta menghargai dan menghargai pendapat orang lain dalam diskusi kelas. Pembentukan karakter disiplin dan disiplin diwujudkan dengan datang ke sekolah tepat waktu, memulai pelajaran tepat waktu, istirahat tepat waktu dan pulang tepat waktu, serta rutin memeriksa pakaian dan berpenampilan rapi. Kerja keras, pembentukan karakter kerja keras diwujudkan dengan bekerja keras menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Pembentukan karakter kreatif dan kreatif dilakukan melalui kegiatan pembelajaran dengan membuat berbagai macam kerajinan untuk dijadikan hiasan di dalam kelas agar terlihat rapi dan indah.16. Demokratis, pembentukan karakter demokratis dilaksanakan dengan melatih siswa untuk bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama seperti pemilihan ketua kelas. Rasa ingin tahu, pembentukan karakter rasa ingin tahu dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran tanya jawab, dimana siswa diberi kesempatan bertanya kepada guru, begitu pula sebaliknya guru juga memberikan dorongan agar siswa mau bertanya.

Cinta Ibu Pertiwi, pembentukan karakter Cinta Ibu Pertiwi dilaksanakan dengan menampilkan lambang burung Garuda, gambar pahlawan, gambar presiden dan wakil presiden serta bendera merah putih. Penilaian prestasi, pembinaan karakter, penghargaan terhadap prestasi diwujudkan melalui pemberian hadiah kepada siswa dengan memberikan evaluasi. Cinta damai, pembentukan karakter cinta damai dilaksanakan dengan pembelajaran S5 (sapa, sapa, senyum, baik hati, sopan santun).

Ia gemar membaca, pembentukan karakter gemar membaca dilakukan dengan membiasakan literasi dengan membaca buku sebelum memulai pelajaran. Peduli lingkungan, menumbuhkan karakter peduli lingkungan dilakukan dengan kebiasaan roana setiap hari Jumat dan Sabtu. Tanggung Jawab, pembentukan karakter bertanggung jawab dilakukan dengan menyelenggarakan pembantaian kelas secara bergantian untuk membersihkan kelas sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.

Kebijakan Tentang Pendidikan Karakter

Isi pendidikan karakter/nilai harus komprehensif, mencakup segala hal yang berkaitan dengan pilihan nilai-nilai pribadi hingga pernyataan tentang etika secara umum. Program Pendidikan Karakter Bangsa yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) tengah disosialisasikan dengan melibatkan 16 kementerian terkait seperti Kementerian Agama, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan lain-lain. Oleh karena itu, pemerintah memberikan landasan kebijakan dan hukum bagi penyelenggaraan pendidikan karakter yang dilaksanakan di negara kita atas dasar tersebut.

Amandemen UUD 1945 Bab XIII : Pendidikan dan Kebudayaan (Pasal 31). Pasal 3) Pemerintah mengupayakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang meningkatkan rasa percaya diri dan. Najib Sulhan, MA, Pembangunan Karakter dan Kebudayaan Bangsa, (Surabaya: Media grafis ketakwaan dan akhlak mulia untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi diri, masyarakat, bangsa dan negara.

Diah Sriwilujeng dalam bukunya “Pedoman Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter” juga menyebutkan kebijakan pelaksanaan penguatan pendidikan karakter melalui harmonisasi. Strategi dan Cara Membentuk Karakter Saat Pandemi Di masa pandemi, pendidikan di Indonesia berubah arah.

Strategi dan Cara Membentuk Karakter di Masa Pandemi Di masa pandemi, pendidikan di Indonesia beralih menjadi

Pengelolaan pendidikan karakter dapat dikembangkan melalui pengajaran, pembiasaan dan pelatihan yang konsisten, yang nantinya akan menjadi kebiasaan, karakter dan budaya. Para orang tua sepakat bahwa tanpa bantuan guru mereka tidak dapat memberikan pendidikan karakter yang utuh kepada anaknya. Orang tua percaya bahwa guru sangat membantu mereka membentuk dan membangun karakter anak.

Tanpa peran guru, orang tua tidak dapat secara maksimal membentuk dan membangun karakter anak. Selain itu, peran guru yang saat ini digantikan oleh orang tua adalah membimbing ketertiban dan kedisiplinan dalam proses pembelajaran. Kemandirian anak harus ditingkatkan; Perlu adanya peran dominan orang tua dalam membesarkan anak, khususnya dalam pembentukan karakter.

Menjadikan anak mandiri jauh lebih berharga, sehingga diperlukan peran orang tua dan guru untuk mengembangkan karakter siswa yang kuat dan tangguh. Oleh karena itu, kerja sama antara sekolah dan orang tua harus terus diperkuat, diperkuat dan ditingkatkan intensitas dan kualitasnya. Orang tua mempunyai fasilitator atau pembimbing dalam mendampingi anak selama belajar di rumah, terutama dalam membangun karakter anak.25.

Dengan melihat keteladanan gurunya dalam memanfaatkan TIK dalam pembelajaran, maka siswa akan menjadi terbiasa dan mengikuti pemanfaatan TIK. Penting untuk mempertimbangkan kebijakan seperti apa yang harus dibentuk agar nilai-nilai kunci pembentukan karakter siswa dapat terlaksana secara efektif. Menerapkan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah pada siswa.

Pendidik saja tidak cukup memberikan model yang baik kepada peserta didik, namun yang baik adalah mengajarkan kepada anak kisah pemilik model, atau berbagai cerita lain yang mengandung contoh atau pelajaran bagi peserta didik. Dalam prinsip ini kebiasaan rutin merupakan salah satu kegiatan pendidikan karakter yang menyatu dengan kegiatan sehari-hari di sekolah, dimana kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh siswa dilaksanakan secara terprogram atau terencana, dapat dilaksanakan secara terprogram atau terencana. aktivitas harian, mingguan atau bahkan tahunan. Jadi seorang guru memberikan petunjuk atau perintah kepada siswanya untuk selalu beramal shaleh agar siswanya diajarkan untuk melakukan kegiatan tersebut dengan konsisten dan konsekuen sepanjang waktu, misalnya seorang guru mengajak siswanya berdoa sebelum belajar, maka hal ini dapat diartikan sebagai sebuah upaya untuk membiasakan diri..

Mengenalkan nilai-nilai protagonis berarti mengembangkan pendidikan karakter dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari di sekolah, yaitu dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam proses pembelajaran sehari-hari. Dimana seorang guru dapat merencanakan kegiatan pembelajaran yang membuat siswa aktif merumuskan pertanyaan, mencari sumber informasi dan mengumpulkan informasi dari sumber, mengolah informasi yang telah dimilikinya, merekonstruksi data, fakta atau nilai dan menyajikan hasil proses rekonstruksi atau pengembangan nilai tersebut. agar mereka dapat menumbuhkan nilai – nilai mengapresiasi budaya dan karakternya melalui berbagai kegiatan dan tugas yang terjadi di kelas.

Penyebaran Covid-19

Referensi

Dokumen terkait

5 Menit Membimbing penyelidikan Siswa  Guru membimbing Peserta didik mencari informasi dari berbagai sumber belajar buku, bahan ajar, internet untuk menjawab permasalahan

Beberapa strategi yang digunakan oleh guru pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter disiplin pada masa pandemi di SMP Al- Fath Cirendeu, diantaranya yaitu: a guru menekankan