1
Strategi Penerjemahan Non-Equivalent Tingkat Kata dalam Terjemahan Novel Jadaawil Bila Maa’ Karya Tsarwah Abadzaa
Diana Putri Maharani
Bahasa dan Sastra Arab, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
`
Dalam kegiatan penerjemahan sering kali penerjemah menemukan permasalahan dalam menerjemahkan kata atau istilah yang tidak memiliki padanan kata dalam bahasa sasaran, sehingga diperlukan adanya strategi untuk mencapai padanan yang dimaksud. Seorang penerjemah dituntut untuk mentransfer seluruh informasi
pada bahasa sumber ke bahasa sasaran serta menggunakan bahasa yang mudah difahami oleh pembaca. Analisis penerjemahan pada penelitian ini menggunakan teori Mona Baker tentang strategi penerjemahan. Hasil analisis pada penelitian ini meliputi tiga penerapan strategi penerjemahan yakni strategi peminjam kata terdiri diri 9 data yang berkaitan dengan istilah keagamaan, strategi peminjaman disertai
dengan penjelasan terdiri dari 2 data yaitu istilah satuan asing, dan strategi penerjemahan dengan parafrasa kata-kata yang berkaitan terdiri dari 1 data.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerjemahan kata-kata yang tidak memiliki padanan dalam bahasa sasaran dan menyajikan padanan kata yang dapat
dimengerti oleh pembaca dalam bahasa sasaran dengan mudah.
Kata kunci : Strategi penerjemahan, Non-Equivalent , Strategi Penerjemahan Mona Baker
PENDAHULUAN
Dalam sejarahnya, penerjemahan pada masa lampau dilakukan pada objek tulisan yang bersifat pembaharuan dan teks-teks yang memiliki unsur budaya seperti karya sastra, keagamaan, dan filsafat. Proses penerjemahan lazim dilakukan pada teks bahasa sumber yang dianggap memiliki peradaban yang lebih
2
tinggi kemudian diterjemahkan pada bahasa sasaran yang dianggap memiliki peradaban yang lebih rendah1. Sebagai contoh, bahasa inggris adalah bahasa yang berasal dari barat. Negara-negara barat dipandang memiliki peradaban yang lebih tinggi secara global. Hal ini dibuktikan dengan adanya informasi-informasi di dunia maya yang disajikan, delapan puluh persen dari keseluruhannya menggunakan bahasa inggris2. Selain itu lebih dari sepertiga ilmuwan di dunia menulis penelitiannya dalam bahasa inggris3, sehingga teks-teks tersebut dialih bahasakan ke berbagai bahasa di dunia guna pengembangan ilmu pengetahuan dan kepentingan lainnya. Oleh karena itu penerjemahan memiliki peran penting dalam menunjang dinamika kehidupan manusia.
Penerjemahan karya sastra sendiri mulai dilakukan pada masa abad ke sepuluh. Saat itu karya sastra banyak diterjemahkan ke dalam bahasa vernacular.4 Adapun novel dalam kesusastraan arab baru muncul pada masa kebangkitan yaitu puncaknya abad ke- 19 dan 20.5 Banyak asumsi yang mengatakan bahwa novel arab merupakan produk impor dari Barat. Adanya pengaruh penerjemahan- penerjemahan fiksi barat menjadi faktor yang melatar belakangi pendapat ini.
Menurut Moh Wakhid ada 3 pendapat mengenai asal-usul novel arab yaitu, pendapat pertama menganggap bahwa novel arab berasal dari warisan fiksi barat, pendapat kedua mengatakan bahwa novel arab merupakan genre kesusastraan yang berdiri sendiri dan asli dari kebudayaan arab, pendapat ketiga adalah perpaduan antara keduanya6 Dalam penelitian ini penulis menerjemahkan karya sastra berupa novel arab yang berjudul “Jadaawil bila Maa” karya Tsarwah Abadzaa ke dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran.
Novel Jadaawil Bila Maa’ merupakan karya salah seorang novelis arab berkebangsaan Mesir bernama Tsarwah Abadzaa. Novel ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1999. Menceritakan seorang pria kikir bernama Taufiq yang
1 (H.Hoed, 2017)
2 (Ma'mur, 2021, hal. 4-5)
3 (Aburdence, 1990)
4 (Ma'mur, 2021, p. 34)
5 (Moh.Wakhid, 2011)
6 (Moh.Wakhid, 2011)
3
terobsesi pada harta kekayaan hingga melegalkan segala cara untuk memperoleh uang sebanyak-banyaknya. Selain menceritakan kehidupan Taufik, novel ini juga memberikan gambaran sisi lain tentang patriarki di Mesir pada masa lampau. Hal tersebut tersura pada tokoh istri dan anak perempuan Taufik yang diperlakukan secara tidak adil olehnya.
Penulis memiliki keterkaitan meneliti novel Jadaawil Bila Maa’ karena selain novel tersebut lahir dari pemikiran seorang tokoh besar, di dalamnya juga banyak mengandung cerita sejarah yang menggambarkan situasi dan konflik yang merepresetasikan negara Mesir pada masa lampau, yang mana budaya patriarki masih sangat erat dialami oleh kaum perempuan. Novel ini juga belum diterjemahkan ke dalam bahasa asing, sehingga hal ini diharapkan dapat menciptakan produk terjemahan baru sehingga dapat menjadi manfaat bagi para pembaca khususnya masyarakat Indonesia
Penelitian pada terjemahan, sebelumnya telah banyak dilakukan juga dengan menggunakan strategi penerjemahan Mona Baker, akan tetapi kebanyakan dari penelitian-penelitian tersebut berfokus pada kata-kata yang berkonsep budaya. (Indriyani, 2019) melakukan kajian penelitian pada novel The Great Gatsby dengan teori mona baker mengenai strategi penerjemahan dan teori Newmark untuk kategori budaya. Pada novel tersebut banyak ditemukan istilah yang memiliki unsur budaya cukup kompleks sehingga ia membatasi objek kajiannya pada kata-kata yang berkonsep budaya agar dapat menyajikan terjemahan yang sepadan tanpa mengurangi unsur budaya Bsu7, perbedaannya dengan penelitian ini terletak pada objek material dan fokus analisis pada kata- kata berkonsep budaya namun memiliki kesamaan pada teori yang digunakan.
Penelitian selanjutnya yaitu oleh (Noor Isnaeni, 2018) melakukan kajian penelitian istilah budaya pada novel Biān Lǚxíng Biān Liàn’ài menggunakan teori new mark dan teori mona baker sebagai strategi penerjemahannya. Ia mengungkap 143 data yang terdiri dari materi sosial organisasi, tradisi, kegiatan,
7 (Indriyani, 2019)
4
dan agama, ekologi, gerak tubuh dan kebiasaan,8 perbedaannya dengan penelitian ini ialah pada objek material dan fokus analisis pada istilah budaya. Adapun persamaannya yaitu menggunakan teori yang sama sebagai strategi penerjamahan Moona Baker. Penelitian selanjutnya yaitu dilakukan oleh (Al-maziidi, 2022) mengkaji penerjemahan kata-kata budaya pada novel kimi no na wa bahasa jepang ke dalam bahasa indonesia dengan teori new mark dan mona baker, mengungkap empat jenis kategori kata-kata budaya.9 Adapun perbedaanya dengan penelitian ini ialah pada objek material dan fokus analisis pada kata-kata budaya. Sedangkan persamaannya yaitu menggunakan teori yang sama sebagai strategi penerjamahan Moona Baker. Penelitian selanjutnya yaitu dilakukan oleh Yulianti, Dendi Suhendi , dan Feny Putri Maharany, pada jurnal penelitiannya membahas studi kasus penerjemahan novel Princess Diaries metode non-equivalent tingkat kata, menggunakan teori mona baker sebagai strategi penerjemahannya dan berhasil menemukan 61 data atau sebanyak 47,66 % berupa kata maupun frasa.10 Penelitian tersebut memiliki kesamaan pada teori dan metode non equivalent tingkat kata namun berbeda pada objek materialnya.
LANDASAN TEORI
Menurut Baker (2011) dalam bukunya In Other Words, terdapat 8 strategi penerjemahan untuk mengatasi masalah yang ada terhadap ketidaksepadanan yaitu: (1) penerjemahan dengan kata yang lebih umum (2) penerjemahan dengan padanan kata yang lebih netral. (3) penerjemahan dengan penggantian padanan kata budaya Bsa dilakukan dengan mengganti istilah lain yang mirip pada Bahasa Sasaran (BSa), (4) penerjemahan menggunakan kata pinjaman dan/atau dengan tambahan penjelas (5) penerjemahan dengan parafrase menggunakan kata yang berhubungan, (6) penerjemahan dengan parafrase menggunakan kata yang tidak berhubungan, (7) penerjemahan dengan penghilangan, (8) penerjemahan dengan ilustrasi jika kata dalam Bsu sulit untuk diterjemahkan dalam bahasa sasaran.
8 (Noor Isnaeni, 2018)
9 (Al-maziidi, 2022)
10 (Yulianti, 2021)
5 METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data berasal dari Novel Jadawil Bila Maa’ karya Tsarwah Abadzaa. Data diambil dengan cara menggaris bawahi kata-kata yang tidak memiliki padanan kata (Non Equivalent) pada bahasa sumber. Setelah proses pengambilan data, data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teori Mona Baker sebagai strategi dalam menghadapi problematika penerjemahan. Setelah proses analisis data, peneliti mengemukakan alasan mengapa menggunakan strategi tersebut.
HASIL PEMBAHASAN
Setelah melakukan analisis pada novel Jadaawil Bila Maa’ karya Tsarwah Abadza, berikut adalah beberapa hasil analisisnya.
A. Strategi penerjemahan menggunakan kata pinjaman
Strategi penerjemahan menggunakan kata pinjaman atau kata pinjaman disertai dengan penjelasan. Kosa kata tersebut merupakan kosa kata serapan yang telah diadopsi oleh bahasa sasaran, hal ini biasanya disebabkan karena tidak adanya kesepadanan kata dalam bahasa sasaran.
No Hal/B ab
Bahasa
Sumber Hasil Terjemahan
1. 3/1 ﺎﻋﻮﻨﻗ Qanaah
2. 3/1 عرو Wara’
3. 3/1 ىﻮقت Taqwa
4. 4/1 جحلا Haji
5. 7/1 ةﺎفو Wafat
6. 7/1 جحلا كسﺎﻨم Manasik Haji
7. 7/1 يبﻨلا Nabi
8. 11/2 ﺎبر Riba
9. 22/2 نجلا نم تيرفﻋ Jin ifrit
6
Kata ﺎﻋﻮﻨﻗ menurut kemenag memiliki arti sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari dari rasa tidak puas dan perasaan kurang. Adapun secara bahasa ﺎﻋﻮﻨﻗ berasal dari kata عﻨْقي, َعِﻨَﻗ yang berarti menjadi puas, bersedia menerima.
Kosa kata tersebut merupakan salah satu istilah yang terkait dengan keagamaan, dalam hal ini yaitu agama islam. Sebagaimana yang kita ketahui agama islam merupakan agama yang lahir di tanah arab, sehingga tidak dapat dipungkiri banyak literatur keislaman menggunakan bahasa arab. Pada bahasa Indonesia kata ﺎﻋﻮﻨﻗ tidak memiliki istilah padanannya sehingga bahasa Indonesia menyerap kata ﺎﻋﻮﻨﻗ menjadi “Qanaah” lalu disempurnakan menjadi “Kanaah” (KBBI). Strategi tersebut juga diterapkan pada kata ” عرو”, “ىﻮقت”, “جحلا”, “ةﺎفو” , جحلا كسﺎﻨم”, “يبﻨلا”, “ﺎبر”, dan “نجلا نم تيرفﻋ”, kata-kata tersebut merupakan istilah yang dikenal dalam agama islam yang sebagian sudah diserap dalam bahasa Indonesia.
Kendati demikian, menurut al-Faruqi (dalam Ma’mur, 2021:143) ketika hendak menerjemahkan istilah-istilah keagamaan ke dalam bahasa Inggris sebaiknya dikembalikan atau mengikuti aturan dalam bahasa aslinya meskipun kata tersebut telah diserap dalam bahasa Indonesia yang bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman terhadap makna yang dikandungnya.11
B. Strategi Penerjemahan dengan Kata Pinjaman Disertai Penjelasan 1. 82/10 تﻗﻮلا سفن يفو
داريإ نادفلا
Pada saat yang sama
pendapatan per feddan (satuan luas yang digunakan di Mesir, Sudan Selatan, Sudan, Suriah, dan Oman)
2. 10/1 يف روذعم يننكلو نيشرق
tapi aku membutuhkan dua qirsh (mata uang koin Arab
11 (Ma'mur, 2021)
7 Saudi)
Adapun tabel no. 11 dan 12 merupakan contoh penerjemahan dengan strategi peminjaman disertai dengan penjelasan . Feddan adalah satuan luas yang biasa digunakan oleh masyarakat timur tengah khususnya Mesir, Sudan Selatan, Sudan, Suriah, dan Oman. Dalam strategi ini, penggunaan kata "feddan" diikuti dengan penjelasan membuat makna kata tersebut menjadi jelas. Hal ini dapat memastikan bahwa pesan yang disampaikan dalam teks bahasa sumber dapat diterima dengan pemahaman yang sama oleh pembaca bahasa sasaran. Selain itu dengan meminjam kata “feddan”, pengetahuan pembaca bahasa sasaran akan bertambah karena mereka akan mendapatkan penjelasan yang jelas tentang kata tersebut dalam teks.
Strategi peminjaman sebagaimana yang telah dipaparkan di atas juga sama penerapannya dengan kata "شرق”. Pada kasus ini kata “شرق”
diterjemahkan menjadi “Qirsh” yang merupakan kata pinjaman dari bahasa sumber karena ketiadaan padanan pada bahasa sasaran. Sedangkan
“Qirsh” sendiri memiliki definisi “satuan moneter Arab Saudi sama dengan ¹/₂₂ riyal sampai tahun 1960 dan sejak itu sama dengan ¹/₂₀ riyal”, oleh karena itu penerjemah menggunakan strategi peminjaman kata disertai dengan penjelasan untuk memudahkan pembaca dalam memahami kata pinjaman tersebut.
C. Strategi Penerjemahan Parafrasa yang berhubungan dengan kata Dialog halaman 40, bab 4
Bsu :
- رضخأ انيلع همودق لعجي انبر Bsa:
8
- Semoga tuhan menjadikan kedatangannya kepada kita keberuntungan ,
Kata رضخأ dalam bahasa arab memiliki arti warna hijau, lazimnya digunakan untuk menunjukkan sebuah warna atau jenis benda, seperti pada kalimat berikut, “Warna daun itu hijau’’ atau “ Aku sedang minum teh hijau untuk diet”. Namun lebih dari itu kata “hijau” memiliki makna yang lebih luas cakupannya disamping hanya sebuah jenis warna ataupun benda. Dalam psikologi manusia warna hijau memiliki arti warna yang membawa kebahagiaan, cinta hidup, dan kegembiraan. Pada sisi budaya kemasyarakatan warna hijau sering dikaitkan dengan kemewahan dan kemakmuran, sedangkan menurut budaya agama warna hijau merupakan warna tradisional bendera suci umat kristiani dan juga warna nasional bagi umat islam “Mereka berpakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan memakai gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih (dan suci)”.12Dalam kasus ini penerjemah menggunakan strategi parafrasa dengan kalimat yang berhubungan, kata
ضخأ
ر jika diterjemahkan secara tekstual yang berarti “warna hijau” tidak tepat dalam konteks kalimat tersebut. Dialog di atas berada pada situasi negosiasi bisnis antar tokoh, Tokoh “Said” menyambut tokoh “Taufiq”
dengan memberikan ucapan doa kepadanya sebagai sambutan baik untuk memulai sebuah hubungan bisnis. Sehingga peneliti menerjemahkan kata
“رضخأ” menjadi “ keberuntungan” yang memiliki keterkaitan makna dengan kata “ ضخأر ”. Sehingga dapat disimpulkan dalam konteks dialog tersebut bahwa tokoh “Said” berharap agar kedatangan tokoh “Taufiq”
dapat memberikan keberuntungan atau kesejahteraan pada bisnisnya nanti.
KESIMPULAN
12Al-Quran, al-Insan : 21
9
Berdasarkan hasil analisis di atas, penerjemah menggunakan tiga strategi penerjemahan dalam mencapai kesepadanan makna pada bahasa sumber yaitu (1) Strategi peminjam kata dengan 9 data yang berkaitan dengan istilah keagamaan (2) Strategi peminjaman disertai dengan alasan dengan 2 data yaitu istilah satuan asing, dan (3) Strategi penerjemahan dengan parafrasa kata-kata yang berkaitan dengan 1 data.
Daftar Pustaka
Aburdence, J. N. (1990). Megatrends 2000. New York: Avon Book's.
Al-maziidi, A. K. (2022). Strategi Penerjemahan Kata-kata Budaya pada Novel Kimi No Na wa Bahasa Jepang ke dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang.
10
H.Hoed, B. (2017). PENERJEMAH, PENERJEMAHAN, TERJEMAHAN, DAN DINAMIKA BUDAYA: MENATAP PERAN . Masyarakat Indonesia.
Indriyani, F. N. (2019). Strategi Penerjemahan Kata-Kata Berkonsep Budaya dalam Novel The Great Gatsby. 498.
Ma'mur, I. (2021). Penerjemahan Sejarah, Konsep, dan Pemikiran. Media Madani.
Moh.Wakhid. (2011). Sejarah Pra Kemunculan Novel Arab. Adabbiyat.
Noor Isnaeni, Y. R. (2018). 2018. Jurnal Bahasa Lingua Scientia.
Yulianti, D. S. (2021). METODE PENERJEMAHAN NON – EQUIVALENT WORD LEVELSTUDI KASUS MENTERJEMAHKAN NOVEL PRINCESS DIARIES. Soshum Insentif.