Struktur
Pakeliran
Struktur dibangun di atas plot yg terdiri dari kendala-kendala yg berupa kejadian-
kejadian atau peristiwa-peristiwa yg terjelma ke dalam episode-episode yg
bersiklus.
Suatu plot lakon wayang membicarakan gambaran sebuah tindakan, suatu cara
dan peristiwa.
Struktur
[A.L.BECKER]
Dlm pertunjukan wayang, lakon yg disajikan disusun berdasarkan tiga (3) bagian utama, yg masing2 dibatasi dg tinggi rendahnya suara gamelan (nada
dlm karawitan) yg disebut pathet.
Yakni pathet nem (6), pathet sanga (9), dan pathet manyura.
Adalah urusan rasa musikal yaitu rasa
seleh.
Pathet
[Sri Hastanto]
Rasa seleh adl rasa berhenti dlm sebuah kalimat lagu (baik
itu berhenti sementara
maupun berhenti yg berarti selesai) spt rasa tanda baca
koma maupun titik dlm
kalimat bahasa tulis.
Pathet
[Pengetahuan Pedalangan I]
Pathet berarti: berhenti, batas atau garis yg diperuntukkan
sbg pedoman dlm penyelenggaraan
dibunyikannya gendhing menurut ketentuan jangka waktu yg dibagi menjadi tiga
(3) jenis.
Pembagian waktu Pathet
1. Pathet nem: jangka waktu sore hingga tengah malam.
2. Pathet Sanga: jangka waktu tengah malam sampai larut [dini hari] malam [lingsir wengi].
3. Pathet Manyura: jangka waktu larut malam sampai menjelang pagi.
Pagelaran wayang kulit purwa selalu menerapkan pedoman
pathet [lazim dsbt patheting gangsa]
Patheting gangsa bagi seni pedalangan mengandung arti &
falsafah : gambaran tingkatan hidup manusia menurut
perkembangan jiwanya.
Setiap pathet mempunyai struktur internal yg sama yg terdiri dari tiga
bagian yaitu: jejer, adegan, dan perang.
Tiga bagian itu masing-masing
mempunyai struktur yaitu: deskripsi, dialog, dan tindakan.
Ketiga struktur intern itu didukung oleh unsur karawitan yg meliputi: sulukan,
keprakan, tembang, dhodhogan, gendhing, dsb.`
Pakeliran klasik gaya Surakarta struktur lakon wayang yg dipentaskan semalam
suntuk terdiri dari pathet nem, pathet sanga, dan pathet manyura.
Pada pathet nem berisi adegan: jejer, babak unjal, bedhol jejer, gapuran, kedhatonan, paseban jawi, budhalan,
kapalan, pocapan kreta atau gajah, perang ampyak, adegan sabrang,
budhalan, dan perang gagal.