Kitab Nafā'is al-Ta'wīl merupakan kitab yang berisi kumpulan tafsir al-Syarīf al-Murtadā terhadap ayat-ayat Al-Qur'an. Dalam wacana kajian tafsir, setiap ulama pasti mempunyai metode tersendiri dalam menafsirkan Al-Qur’an, seperti yang juga dilakukan oleh al-Murtadā. Beliau mempunyai lima metode penafsiran Al-Qur'an. Salah satunya adalah tafsir rasional (al-tafsir al-'aqlī), yaitu penafsiran Al-Qur'an melalui ijtihad.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa al-Murtadā menggunakan lima metode penalaran, antara lain: penafsiran rasional, penafsiran Al-Qur'an dengan Al-Qur'an, konteks kalimat, argumentasi dengan qira'ah dan menggunakan Syiah. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti ujian munaqasyah untuk memperoleh gelar Sarjana Teologi Islam Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Machasin, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan menimba ilmu pada Program Sarjana, Jurusan Al-Quran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam.
Dr.H Abdul Mustaqim, M.Ag, selaku Ketua Departemen Ilmu Al-Quran dan Kajian Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijga Yogyakarta. Seluruh sahabat dan sahabat mahasiswa Ushuluddin dan Pemikir Islam Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir yang telah memberikan inspirasi dan motivasi sehingga dapat menyelesaikan disertasi ini. Dalam Al-Qur'an, kata Ta'wīl disebutkan sebanyak 17 kali, sedangkan kata Tafsir hanya muncul satu kali.
Berbeda dengan ulama yang menganjurkan Ta’wīl, misalnya al-Suyūti yang menganggap majaz sebagai salah satu bentuk keindahan bahasa, bahkan Imam al-Tabāri (839-923 M) menamai kitab tafsirnya dengan nama Jami’ al. -Bayān fī Ta'wīl Ayat Al -Qur'an. Selain kontroversi tersebut, pada tahun 1429 H al-Mūsawī3 berinisiatif mengumpulkan beberapa karya al-Syarīf al-Murtadā4 tentang tafsir Al-Qur'an. 2 Nasr Hāmid Abu Zayd, Tekstualitas Al-Qur'an: Kritik terhadap Ulumul Qur'an trans.
Eاو ب'(+
Ertinya: Ta'wīl ialah mengubah sesuatu perkataan daripada makna zahirnya kepada makna yang terkandung (makna batin) apabila makna alternatif yang dilihatnya sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah. Bagaimanakah kaedah pena'wilan al-Syarīf al-Murtadā daripada ayat-ayat inerransi Nabi Yusuf AS, Musa AS, Daud AS dan Muhammad SAW dalam kitab Nafā'is al-Ta'wīl. Bagaimana menerapkan pena'wilan al-Syarīf al-Murtadā kepada ayat-ayat tentang maksum Nabi Yusuf AS, Musa AS, Daud AS dan Muhammad SAW dalam kitab Nafā'is al-Ta'wīl.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui bahawa penyelidikan ini bertujuan untuk mengetahui kaedah pena'wilan al-Syarif al-Murtada dan aplikasinya dalam ayat-ayat maksum Nabi Yusuf AS, Musa AS, Daud. AS dan Muhammad a.s dalam kitab Nafa'is al-Ta'weel. Memberi pengetahuan dan kefahaman tentang kaedah tafsir al-Syarif al-Murtada ayat-ayat maksum Nabi Yusuf AS, Musa AS, Daud AS dan Muhammad a.s dalam kitab tafsir Nafa'is al-Ta'wīl. Penjelasan tentang aplikasi pena'wilan al-Syarīf al-Murtada terhadap maksum Nabi Yusuf AS, Musa AS, Daud AS dan Muhammad saw. kitab Nafa'is al-Ta'wīl.
Sumber utama penelitian ini adalah kitab Nafā’is al-Ta’wīl karya al-Syarīf al-Murtadā. 10 Khādir Būhān al-Quraish, “Manhaj al-Ta'wīl fī Amālī al-Murtadā”, Skripsi Fakultas Syariah dan Ulum al-Islam, Univ. 13 Nanang Maolani, “Studi Banding Pandangan Al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah Tentang Ta'wīl” (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2003).
14Anton Jaya, “Metode Ta’wīl Ibnu Rusyd dalam Mempelajari Kitab Fashl al-Maqōl fima bayna Al-Hikmah wa Al-Syari’ah min Al-Ittishal” (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015). Melihat tinjauan pustaka di atas, secara umum Ta’wīl yang dibicarakan, namun cara menghukum al-Syarīf al-Murtadā dan penerapannya pada ayat-ayat pembuktian maksum Nabi Yusuf AS, Musa AS, hingga bertentangan dengan Daud. AS dan Muhammad SAW. Dalam hal ini meliputi makna Ta’wīl, pergeseran makna Ta’wīl baik pada masa para Sahabat Nabi, dari ulama Salaf ke ulama Khalaf, maupun dari metode hukuman al-Syarīf al-Murtadā. .
Bab keempat menguraikan penerapan metode penulisan al-Syarīf al-Murtadā pada ayat-ayat Maksum Nabi Yusuf AS, Musa AS, Daud AS dan Muhammad SAW dalam kitabnya Nafā’is al-Ta’wīl, Implikasinya. penafsirannya, kekhususannya, serta kritiknya terhadap pen'wilan al-Syarīf al-Murtadā. Kitab Nafā'is al-Ta'wīl merupakan hasil kumpulan berbagai tafsir al-Syarīf al-Murtadā terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang tersebar dalam banyak kitabnya yang dikumpulkan oleh Mujtabā Ahmad al - Mūsawī menjadi kitab tafsir yang komprehensif, runtut (tartīb). Hasil kompilasi ini kemudian diberi nama: Nafā'is al-Ta'wīl karena mengandung pen'eluan yang indah dan nikmat.
Istilah Ta’wīl yang dikemukakan oleh al-Syarīf al-Murtada merupakan pengertian dari Ta’wīl yang berarti Tafsir (ا وا). Metode Ta’wīl Ibnu Rusyd merupakan kajian terhadap Kitab Fashl al-Maqol fima bayna Al-Hikmah wa Al-Syari’ah min Al-Ittishal.