PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
- Sumber Data
- Metode Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Penelitian ini disebut juga dengan penelitian kepustakaan dan biasanya digunakan oleh para peneliti yang menganut pendekatan kualitatif. 11 Data diambil langsung dari sumbernya atau diteliti dan berkaitan dengan apa yang diteliti. Sumber data sekunder Data sekunder adalah data yang sebelumnya telah dilakukan oleh orang atau lembaga di luar penelitian itu sendiri, padahal yang dikumpulkan sendiri berasal dari data asli. Data yang terkumpul kemudian dibaca, dipahami dan kemudian disimpulkan secara sistematis, dianalisis, dibandingkan dan digabungkan sesuai dengan kebutuhan pembahasan.
Kajian Pustaka
Hasil penelitian menunjukkan bahwa arti kata Mu‟minūna Haqqan menurut Sayyid Qutb adalah orang yang mempunyai sifat dan perasaan seperti yang dijelaskan pada ayat 2 sampai 4 surat al-Anfal adalah orang-orang yang beriman. Menurut Sayyid Qutb, taukid (afirmasi) di akhir ayat “orang-orang mukmin yang sejati” merupakan peneguhan sifat Mu’minūn Haqqan. Sayyid Qutb melanjutkan, tidak dapat diterima jika kita memahami bahwa kebalikan dari sifat “mukmin yang sejati” adalah mukmin yang tidak sempurna imannya. Ciri-ciri yang tampak pada diri mukmin dalam ayat Surah Al-Anfal 2-4 .
Sistematika pembahasan
TINJAUAN UMUM TENTANG MUKMIN
Derivasi Lafadz Mukmin
Kata aamana )ِٓاء( merupakan fi'il madhi yang diulang sebanyak 31 kali yang berarti iman atau keyakinan. Perbedaan penggunaan kata iman dalam Al-Qur'an terlihat dari dua bentuk yaitu fi'il madhi dan fi 'il mudhari yang mempunyai penekanan dan makna yang berbeda-beda, seperti bentuk fi‟il madhi yang artinya seseorang yang beriman dengan keimanan yang kuat, yaitu kata amana )ِٓاء(, amanat )ذِٕأ(, amantu )ذِٕأ), amanahum (ُِٕٙأ () dan kata amanuu )ِٕٛأ(. Jadi keimanan yang berbentuk fi‟il mudhari adalah suatu proses keimanan yang sudah ada yang harus dibuktikan kembali untuk memberikan keimanan yang kuat.32.
Sifat-Sifat Mukmin
- Sifat Mukmin Kepada Allah
- Sifat Mukmin Pada Diri Sendiri dan Keluarga
- Sifat Mukmin Pada Tetangga dan Masyarakat
- Sifat Mukmin Pada Lingkungan
Artinya: “(Ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang yang telah mati.”. Artinya: “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku” (Qs. Adz-Dzariyat: 56) 37. Maksudnya: “Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul (Nabi Muhammad) dan ulil amri (pemegang kuasa) di antara kamu.
Artinya: "Hai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah di tiap-tiap (memasuki) masjid dan makan dan minumlah, tetapi janganlah berlebih-lebihan. Maksudnya: "(Adakah orang musyrik itu lebih beruntung) atau adakah orang yang solat malam. dalam keadaan sujud, berdiri, takut (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya. Maksudnya “29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menikmati harta sesamamu dengan jalan yang bathil (tidak benar), kecuali dalam bentuk jual beli yang berdasarkan persetujuan di antara kamu.
Maksudnya: 90. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya arak, berjudi, (berkorban) untuk berhala dan mengundi dengan panah, adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan syaitan. Maksudnya: "Mereka ditimpa keaiban di mana sahaja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Maksudnya: "Tiada satu binatang pun (yang) di bumi dan burung yang berterbangan. dengan dua sayap, tetapi mereka semua adalah umat (bahkan) seperti kamu.
Artinya: “Apa yang kamu tebang di antara pohon-pohon kurma (milik kaum Yahudi Bani Nadir) atau apa yang kamu biarkan berdiri di atas pohon-pohon itu, (hal itu terjadi) dengan izin Allah dan (juga) karena Dia ingin menghinakan mereka yang jahat. Teman-teman." (QS. Al-Hasyr : 5) 57.
Pendapat Ulama Tafsir Tentang Mukmin
Pertama, orang beriman ialah orang yang khusyuk berdoa dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kedua, orang yang beriman ialah orang yang menjauhi perbuatan yang tidak berfaedah seperti perkataan, perbuatan dan sebagainya. Keempat, orang yang beriman ialah orang yang menjaga aurat (seksual) dari larangan, kecuali isteri atau hamba sahaya.
Kelima, mukmin adalah orang yang menepati nazar dan bertanggung jawab baik secara pribadi maupun kolektif terhadap hubungannya dengan sesama manusia seperti mu'āmalah. Hakikat seorang mukmin mempunyai tiga poros dasar yang saling berkaitan, yaitu jiwa, raga dan kepedulian terhadap sesama. Ciri-ciri orang beriman yang berhubungan dengan jiwa adalah kesadaran bahwa keimanan kadang naik dan turun.
Menurut Sayyid Quthub, orang yang beriman ialah orang yang meyakini bahawa akidah itu harus dikongsi bersama. Menurut Zaini Mun'im, sekiranya seseorang itu telah dapat melaksanakan lima rukun iman ini dalam mana-mana urusannya, maka orang itu telah memenuhi kategori mukmin yang mendapat seruan daripada al-Quran. Selain itu, pendapat Imam Al-Suyuti ialah orang mukmin harus memiliki tiga sifat dalam diri orang mukmin, antaranya jiwa yang sentiasa mengingati Allah SWT, jasad yang sentiasa khusyuk solat dan mengambil berat terhadap orang lain.
Dan Zaini Mun'im pula berpendapat sekiranya seseorang itu telah dapat melaksanakan dalam kehidupannya daripada rukun iman yang lima yang disenaraikan di atas, maka orang itu telah dikategorikan sebagai orang yang beriman.
SURAT AL-ANFAL AYAT 2, 3 DAN 4 DAN PENAFSIRANNYA
Munasabah Ayat
Munasabah adalah ilmu yang membahas tentang hikmah korelasi antar rangkaian ayat Al-Quran, atau dalam editorial lain dapat juga dikatakan bahwa munasabah adalah usaha pemikiran manusia untuk menggali rahasia hubungan ayat yang satu dengan ayat yang lain dan atau surah dan surah yang dapat diterima akal. Persamaan antara Surat Al-Anfal dan Surat Al-A'raf adalah surat ini menjelaskan keadaan Nabi Muhammad SAW dan umatnya, sedangkan Surat Al-A'raf menjelaskan keadaan para rasul yang lain dan umatnya masing-masing.9 Dengan Dengan demikian, kedua surah tersebut menjelaskan ketabahan dan kekuatan serta kondisi para rasul dengan berbagai jenis cobaan dan strategi dalam berperang dan tindakan umatnya. Sebaliknya, mereka harus memperbaiki dan menyelesaikan konflik yang timbul di antara mereka, menaati perintah Allah dan menghindari apa pun yang dilarang-Nya.
Maka setiap aktivitas, permasalahan dan urusan hendaknya diserahkan kepada Allah SWT setelah Ia berusaha semaksimal mungkin. Dengan demikian, Allah menegaskan agar sesama umat Islam tidak boleh bertengkar atau berdebat karena persoalan tersebut diserahkan kepada Allah dengan mengatakan bahwa harta yang diperoleh adalah milik Allah dan Rasul-Nya, karena ayat 1 sudah menjelaskan bahwa umat Islam taat dan ketaatan kepada Allah adalah salah satu buktinya. iman.11. Lebih lanjut ayat 2 menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah mempunyai ciri-ciri orang yang bertakwa kepada Allah (swt) karena keagungan dan kemuliaan-Nya, sehingga ketika ayat-ayat Al-Qur'an yang dibaca berbicara tentang ketakwaan Allah ( swt) .š. hukuman dan kekuasaan, mereka takut dan hati mereka gemetar.
Mereka yang beriman sentiasa bergantung sepenuhnya kepada Allah SWT dalam setiap keadaan dan bergantung kepada-Nya dalam segala urusan kehidupan mereka. Kemudian orang-orang yang beriman juga ialah orang-orang yang mengerjakan solat sebagai bukti hubungannya dengan Allah SWT dan menafkahkan hartanya tanpa mengharapkan pahala dan bermurah hati dengan apa yang Allah SWT berikan kepada mereka berupa makanan dan minuman serta harta benda yang lain. Allah SWT menunjukkan bahawa orang yang mempunyai ciri-ciri yang dinyatakan di atas adalah benar-benar layak untuk digelar orang yang beriman.
Mereka itu mempunyai kedudukan dan pangkat yang tinggi berupa kemuliaan di syurga dan Allah Taala. akan memberi mereka pengampunan dan makanan lazat yang tidak berkesudahan.
Penafsiran Q.S Al-Anfal/8: 2-4 Menurut Ulama Tafsir
- Al-Anfal/8: 2
- Al-Anfal/8: 3
- Al-Anfal/8: 4
Kemudian Sufyan Ats-Tsauri berkata: “Aku mendengar as-Suddi berkata tentang firman Allah swt: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman apabila menyebut nama Allah, gementarlah hati mereka.” Iaitu terhadap orang yang berniat untuk berbuat demikian. jahat atau berniat melakukan maksiat, maka dikatakan kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah, nescaya gementarlah hatinya.” Apabila disebut nama itu, fikiran orang mukmin membayangkan betapa besarnya kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, yang menciptakan. , menghidupkan, membunuh dan membinasakan, sehingga dia takut bahawa umurnya akan berakhir walaupun dia belum melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah swt.
Mendengar nama Allah (swt) apabila orang menyebutnya, hati dan hati mereka sudah bergetar ketakutan, lebih-lebih lagi jika ayat-ayat Allah dibaca oleh manusia, sudah pasti ayat-ayat itu akan menambahkan lagi keimanan mereka kepada Allah. Kemudian apabila kamu belajar mengingat dan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, maka hati kamu akan bergetar seperti tiang elektrik apabila disebut nama Tuhan Yang Maha Esa. 20. Maksudnya: "(iaitu) orang-orang yang solat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."
Apabila hati beriman kepada Allah, akan timbul kepercayaan bahawa harta yang ditemui hanyalah kelangsungan hidup yang dianugerahkan Allah. Perkara pertama yang berlaku ialah perasaan takut yang menyentuh hati ketika berzikir dan menyebut Allah, dan inilah yang dimaksudkan dengan ayat di atas iaitu “apabila disebut Allah, gementarlah hati mereka” lalu tumbuhlah iman yang berakar umbi dan bercabang-cabang melalui perhatian kepada ayat-ayat yang menggambarkan kebesaran Allah swt. Dalam erti kata lain, orang yang mempunyai sifat-sifat ini adalah orang yang benar-benar beriman.
Dalam tafsir Al-Misbah, ayat ini menunjukkan kedudukan tertinggi mereka di sisi Allah swt dengan berfirman: Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman, iaitu mereka yang sempurna dan teguh imannya.
Sifat Mukmin Dalam Surat Al-Anfal Ayat 2, 3 dan 4
- Bergetar Hati Ketika Disebut Nama Allah Swt
- Bertambah Iman Ketika Mendengar Ayat-Ayat Allah Swt
- Bertawakkal Kepada Allah Swt
- Mendirikan Shalat
- Bersedekah
Nah dari tabel di atas ada lima ciri yang harus dimiliki seseorang agar bisa disebut mukmin sejati dalam surat Al-Anfal ayat 2-4, yaitu pertama hati bergetar ketika menyebut nama Allah SWT. Keistimewaan ini merupakan ciri-ciri yang dilakukan hati, tidak ada yang mengetahui amalan ini kecuali dia dan Allah SWT. Ciri khas yang timbul pada diri orang beriman adalah rasa takut ketika mendengar nama Allah SWT disebutkan.
Dalam Tafsir Zahratu Tafassir karangan Abu Zahrah disebutkan bahwa yang terjadi pada diri seorang mukmin ketika menyebut nama Allah SWT adalah perasaan takut. Makna ayat ini menjelaskan bahwa hati seorang mukmin terharu dan takjub ketika menyebut nama Allah SWT. Sesuai dengan penafsiran Abu Zahra, dalam penafsiran Al-Azhar juga ketika menyebut nama Allah SWT, maka pelaksanaan yang terjadi adalah orang beriman dapat membayangkan betapa besarnya kekuasaan Allah SWT, Yang Maha Pencipta. Nyalakan, Matikan dan hilangkan.
Oleh karena itu ia khawatir masa tuanya akan habis padahal ia tidak melaksanakan apa yang diperintahkan Allah swt.50. Padahal, seorang mukmin yang hatinya bergetar ketika menyebut nama Allah SWT, yang dimaksud dengan gemetar di sini adalah rasa takut kepada Allah, kemudian ia menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.51 Artinya, yang terjadi adalah seorang mukmin merasa takut ketika ia mendengar asma Allah SWT maka pelaksanaan yang terjadi adalah orang mukmin melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Maka anggota tubuh akan menjadi taat kepada Allah SWT dan selalu ingin berbuat baik sehingga orang mukmin selalu merasa dekat dengan Allah SWT.
Apabila hati telah dikuasai oleh kepercayaan kepada Allah SWT, kemudian banyak mendengar dan membaca Al-Quran serta merenung atau memahami daripada ayat-ayat yang dibaca, maka Allah SWT akan menempatkannya di tempat yang baik.
Saran
Artinya mendengarkan bacaan Al-Qur'an membuat tingkat keimanan seseorang semakin kuat.