Kajian perjanjian pemanfaatan Taman Selagalas Kecamatan Sandubaya Kota Mataram oleh pedagang kaki lima menjadi judul yang diangkat dalam tesis ini. Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan kontrak para pihak dalam pengusahaan Taman Selagalas Kecamatan Sandubaya Kota Mataram oleh PKL. Penelitian ini berfokus pada jenis perjanjian yang dibuat oleh pedagang kaki lima dan pengelola taman dalam penggunaan kios dan tempat yang diperuntukkan untuk perdagangan, serta pandangan Fiqh Muamalah tentang akad tersebut dan seberapa efektif pelaksanaan akad tersebut oleh para pihak. yang terlibat dalam pemanfaatan Taman Selagalas sebagai sarana ekonomi.
Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut terkait dengan kesepakatan pemanfaatan Taman Selagalas oleh pedagang kaki lima yang meliputi bentuk akad yang dilaksanakan oleh para pihak, serta pandangan Fiqh Muamalah tentang akad dan akad tersebut. efektivitas pelaksanaan kontrak. Tesis Muhamad Muhdayani “Pelanggaran nomor 06 tahun 2012 tentang ketertiban umum oleh pedagang kaki lima di lapangan. Sedangkan peneliti memfokuskan pada bentuk kesepakatan pemanfaatan Taman Selagalas sebagai sarana ekonomi yang dilakukan oleh pedagang kaki lima untuk berdagang dan pandangan fikih Mualah terhadap akad tersebut.
9Muhamad Muhdayani, Pelanggaran Nomor 06 Tahun 2012 tentang Ketertiban Umum oleh Pedagang Kaki Lima Bidang Muhajirin Praya Perspektif Hukum Islam, UIN Mataram, 2018. Tesis Ratna Sari dewi, “Implementasi Perda Attica Nomor 0122 Penggunaan A20 10Ratna Sari dewi, Implementasi Peraturan Daerah Attica Nomor 06 Tahun 2012 Terhadap Penggunaan Area Umum Sebagai Pedagang Kaki Lima (PKL) di Praya City First dari konsep Maslaha, UIN Mataram, 2018.
Sedangkan peneliti memfokuskan pada kesepakatan pemanfaatan Taman Selagalas sebagai sarana ekonomi yang digunakan oleh pedagang kaki lima dan pandangan fikih mualat terhadap akad tersebut.
PENDAHULUAN
Agar pembaca mudah memahami dalam penelitian ini, penulis mengklasifikasikan penelitian ini menjadi beberapa bab dan setiap bab terdiri dari beberapa subbagian, yaitu sebagai berikut :.
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
- Sejarah Singkat Kelurahan Selagalas
- Keberadaan Taman Selagalas
Seperti yang telah dijelaskan oleh peneliti sebelumnya, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana bentuk kesepakatan yang dilakukan oleh pedagang kaki lima dalam pemanfaatan Taman Selagalas sebagai sarana ekonomi. Selain itu, terdapat fasilitas kuliner yang terdiri dari warung dan stan yang diperuntukkan bagi pedagang kaki lima. Aksesoris, ada berbagai jenis aksesoris yang disediakan oleh PKL di Taman Selagalas, dimana fokus penelitian meliputi: jam tangan, ikat rambut, gelang, anting, dan lain-lain.
Meja merupakan salah satu fasilitas yang digunakan pedagang kaki lima untuk berdagang kayu dengan ukuran mulai dari yang terkecil 2x1 meter sampai dengan 2x3 meter, dimana meja yang digunakan bersifat permanen dan tidak permanen. Merupakan salah satu tempat usaha yang digunakan pedagang kaki lima untuk berdagang, berupa bangunan permanen beratap, bangunan memanjang tanpa dinding/kerbau yang digunakan untuk usaha jualan. Merupakan salah satu tempat usaha yang digunakan pedagang kaki lima untuk menjual produk-produk yang terbuat dari kayu, besi atau stainless steel yang dilengkapi dengan jendela atau kaca, biasanya yang menggunakan sarana ini adalah pedagang minuman seperti jus, es dan muda-mudi. kelapa. Es.
Bentuk Kontrak Dalam Perjanjian Penggunaan Taman Selagalas Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Oleh Pedagang Kaki Lima. Pihak yang memberikan kredit terhadap lapak dan kawasan jajanan dalam hal ini adalah kepala TN, pemegang TN memiliki kewenangan sebagai koordinator dalam pengelolaan TN, salah satunya adalah mengatur pedagan yang diberikan kewenangan. oleh Kantor Perkim kota Mataram. Pedagang kaki lima, terutama pedagang yang menggunakan tikar untuk menjajakan dagangannya di trotoar kepada pejalan kaki yang berjualan setiap hari Sabtu dan Minggu, rata-rata menyebar dagangannya hingga menumpuk di satu tempat.
Pedagang kaki lima memilih berjualan di kawasan terlarang dan menjadikan lapaknya sebagai tempat tinggal karena faktor ekonomi dan letak lapak yang disiapkan pemerintah tidak strategis. 10 Tahun 2015 tentang Larangan Pedagang Kaki Lima, dasar hukum kontrak penggunaan aset ekonomi oleh Pedagang Kaki Lima di Taman Selagalas. Dalam praktiknya, PKL tidak sepenuhnya mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah atau aturan yang ditetapkan oleh kepala taman.
Selain itu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan PKL terhadap peraturan yang berlaku, yaitu: Sebagian besar masyarakat yang berjualan rata-rata berpendidikan rendah sehingga pengetahuan tentang aturan hukum yang dimiliki PKL sangat rendah. Banyaknya PKL yang rata-rata usianya tidak muda juga minimnya pendidikan.
Bentuk akad yang digunakan dalam akad pemanfaatan taman selelagalas oleh pedagang kaki lima menggunakan kajian fikih muamalah, sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa pedagang kaki lima yang menggunakan lapak atau tempat yang diperuntukkan untuk berdagang menggunakan akad ariyah atau dengan pinjam meminjam. sistem peminjaman dan ini telah dibenarkan dari sudut pandang hukum Islam. Pengelola taman bersama lurah dan lurah memaksimalkan kerjasama menurunkan Satpol PP Kota Mataram untuk memaksimalkan kerjasama dalam penertiban pedagang kaki lima.
Efektivitas Pelaksanaan Akad Antara Para Pihak Dalam
PEMBAHASAN
Tinjauan Fiqh Muamalah Terhadap Perjanjian Pemanfaatan
Analisis Efektivitas Pelaksanaan Akad Antara Para Pihak
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam menganalisis efektivitas pelaksanaan kontrak para pihak dalam perjanjian pemanfaatan taman Selagalas Kecamatan Sandubaya, PKL belum sepenuhnya efektif, dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Dalam pelaksanaan akad yang dilakukan para pihak ada beberapa yang efektif, seperti setiap pedagang kaki lima diwajibkan membayar uang kebersihan seminggu sekali, hal ini dikatakan efektif berdasarkan informasi dari beberapa pedagang dan. Ada beberapa pelaksanaan akad yang tidak efektif oleh para pihak, yaitu dari segi lokasi, dimana pedagang yang sudah memiliki lapak yang seharusnya digunakan untuk berdagang malah menjadikan lapak tersebut sebagai tempat tinggal, bahkan untuknya. poin untuk membuat mil mereka dan tinggal selama bertahun-tahun.
Hal ini merupakan ketidaktahuan akan hukum dan kurangnya konsistensi dari pihak yang berwenang, selain itu masih terdapat beberapa pedagang yang menggunakan trotoar pejalan kaki dan fasilitas umum lainnya seperti lapangan basket untuk berdagang. Dilihat dari inefisiensinya yaitu dalam hal penggunaan fasilitas yang seharusnya tidak digunakan oleh pedagang, malah digunakan seperti mendapatkan air bersih di tempat wudhu, yang seharusnya akibat pedagang membawa air bersih. dari rumah sebagai kebutuhan berdagang. Selain itu, dari segi kebersihan taman kurang bersih sehingga pelaksanaan akad dikatakan kurang efektif.
Dalam pelaksanaan efektif akad dilakukan oleh para pihak sehingga dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori di atas karena.
Saran
Muhamad Muhdayani, Pelanggaran Nomor 06 Tahun 2012 tentang Ketertiban Umum oleh Pedagang Kaki Lima di Alun-alun Muhajirin Praya Dalam Perspektif Hukum Islam, UIN Mataram, 2018. Palun Putra Perdana, Pemanfaatan Taman Kota Menadi Sebagai Tempat Berjualan Pedagang Musiman Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi di Taman Ham Tebiu, Kota Liwa, Lampung Barat), (Disertasi, FS UIN Raden Intan Lampung, Lampung 2020). Ratna Sari dewi, Implementasi Perda Loteng Nomor 06 Tahun 2012 terhadap Pemanfaatan Area Publik sebagai Tempat Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Praya Ditinjau dari Konsep Maslaha, UIN Mataram, 2018.
Reni Faula Agusni, Perbandingan sosial ekonomi pedagang kaki lima sebelum dan sesudah dibangunnya taman kota di Kota Pariaman, 2016. Lahan pertanian (lahan kering di desa Bringing, kecamatan Bayan, Pruworejo), jilid 6, nomor 2, 2017 Salim, Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta: Sinar Grafik, 2014), .