• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAFSIR BI AL-RA'YI MADRASAH TAFSIR MAKKAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "TAFSIR BI AL-RA'YI MADRASAH TAFSIR MAKKAH"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

Kehadiran Tafsir bi Al-Ra'yi dipengaruhi oleh Ibnu Abbâs sebagai gurunya di kalangan sahabat yang dikenal dengan sebutan Mufassir. Letak geografis dan periode mujahid membuat Tafsîr Mujâhid tidak mempunyai corak tertentu, dan jumlah Tafsîr bi Al-Ra'yi tidak mendominasi di dalamnya.

Latarbelakang Masalah

Daripada para penafsir, Mujâhid Ibn Jabr adalah yang paling dipercayai dalam riwayatnya daripada Ibn 'Abbâs (w. 68 H/688 AD). Madrasah al-tafsîr bi Makkah yang terkenal dengan kaedah tafsir riwayat, ternyata ada juga yang menggunakan bi al-ra'yi bahkan Ibn 'Abbâs (w. 68 H/688 M) sebagai gurunya juga ada. beberapa tafsiran bi al-ra'yi. Pada zaman para sahabat, tafsiran mereka dicirikan dengan banyak merujuk kepada pengetahuan yang mereka miliki tentang sebab-sebab turunnya ayat dan peristiwa-peristiwa yang menjadi sebab turunnya ayat tersebut.

Ada yang menolak kedudukan Tafsir Bi al-Ra'yi, dan ada juga yang mendukung kelompok ulama yang menolak Tafsir Bi Al-Ra'yi, dengan mendasarkan dalilnya pada hadis yang melarang menafsirkan Al-Qur'an. menggunakan akal (ra'yu).

ىَلْعَلأْا ْنَع

لْوُسَر َلاَق

Mahmûd bin Ghailân menceritakan kepada kami, Basjar Ibn as-Sari menceritakan kepada kami, Sufyan atas wewenang 'abd al-'a'lâ atas wewenang Sa'id bin Jubayr atas wewenang Ibnu 'Abbâs ra. Dan siapa pun yang berbicara tentang Al-Qur'an dengan pendapatnya sendiri, maka dia akan mendapat tempatnya di neraka."

جرخأو

دواديذمترلاو

Menurut mereka, larangan itu ditujukan kepada orang yang menafsirkan al-Quran dengan kecenderungan dan hawa nafsunya, tanpa dalil. Larangan tersebut juga ditujukan khusus kepada ayat-ayat atau perkataan dalam al-Quran yang mengandungi musykilat dan mutasyabihat. Doa yang dibacakan oleh Nabi untuk Ibn 'Abbâs (w. 68 AH/688 M) menjadikan Ibn 'Abbâs antara sahabat yang paling mengetahui makna al-Quran sehingga dijuluki al- habr dan al. -bahr 8 Keluasan ilmu makna Al-.

Al-Qur'an yang telah memaksa Ibnu 'Abbâs untuk mendirikan fakultas di Makkah untuk mempelajari tafsir Al-Qur'an, dan salah satu muridnya yang terkenal adalah Mujâhid.9. Para ulama sepakat dengan penilaian Mujâhid mengenai penafsiran Al-Qur'an bahwa penafsirannya dapat dijadikan dalil. Namun penafsiran tabi'in masih menjadi perdebatan di kalangan ulama 'ulûm Al-Qur'an, apakah termasuk dalam tafsir bi al-ma'thûr atau tafsir bi al-ra'yi?.

9Manna Al-Qattan, Mabâhits fī Ulûm Al-Qur`an (Riyadh: Mansyûrat al-‘Asr al-hadīts 1973) h.

نيِ ذ لَّ

Adz-Dzahabî (w H/1915-1999 M) mengatakan dalam kitabnya al-Tafsîr wa al-Mufassirûn bahwa Mujâhid merupakan salah satu tabi'in yang lebih banyak menggunakan ra'yunnya untuk menafsirkan Al-Qur'an dibandingkan dengan menggunakan cerita. . Namun Adz -Dzahabî mengatakan bahwa anak Mujâhid mengatakan bahwa ketika ada yang bertanya kepada ayahnya tentang tafsir Al-Qur'an menggunakan ra'yu, Mujâhid menangis dan berkata "Saya hanya membawa sepuluh tafsir dari teman-teman yang berhubungan dengan Al-Qur'an" an.” 15 Hal ini membuktikan bahwa Mujâhid dalam penafsirannya tidak menggunakan ra’yu secara utuh, ia hanya mengikuti gurunya yaitu para Sahabat.

فِۡ مُكنِم ۡ

ت ب ذسل ٱ

Permasalahan

  • Identifikasi Masalah
  • Pembatasan Masalah
  • Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dihuraikan, penulis berpendapat adalah penting untuk mengenal pasti, merumus dan mengehadkan isu dalam tesis ini. Kaedah tafsir Mujâhid ketika mentafsir ayat-ayat al-Quran dalam kitab Tafsir Imâm Mujâhid Ibn Jabr. Tahap kemampuan intelektual Tabi'in berbeza-beza, sehingga ada Tabi'in yang menggunakan Ijtihad sendiri.

Setelah mengidentifikasi permasalahan dan menemukan banyak permasalahan dalam skripsi ini, penulis mempersempitnya agar pembahasan dalam skripsi ini tidak menjadi terlalu luas. Penelitian tentang metodologi Mujâhid dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dalam kitab Tafsir Imâm Mujâhid Ibnu Jabr. Kajian ayat tafsir Bi al-Rayi dalam kitab Tafsir karya Imâm Mujâhid Ibnu Jabr.

Bagaimana kaedah Mujâhid dalam pentafsiran ayat-ayat al-Quran dalam kitab Tafsir Imâm Mujâhid Ibnu Jabr.

Tujuan Penelitian

  • Secara praktis

Mencari pemikiran tentang tafsir bi al-ra'yi Mujâhid dalam kitab tafsir Imâm Mujâhid Ibnu Jabr. Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan metode Mujâhid dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran dalam kitab Tafsir Imâm Mujâhid Ibnu Jabr. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan kajian tafsir bi al-rayi dalam sebuah tafsir khususnya pada kitab tafsir karya Imâm Mujâhid Ibnu Jabr.

Dengan melakukan penelitian terhadap rasionalitas mujahid, maka para penafsir atau mufasiri dapat lebih berhati-hati dalam menafsirkan al-Qur’an dengan menggunakan laporan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan peneliti lain dapat merujuk penelitian ini sebagai tambahan penelitiannya. Dengan adanya penelitian ini diharapkan para penafsir tidak lagi menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan menggunakan rasio yang terlalu liberal sehingga menyimpang dari maksud Allah.

Kajian Pustaka

Tesis yang ditulis oleh Muhsin Ali al-Haddar berjudul Rasionalitas Tafsir Sahabat dan Tabi'in (Kajian Tafsir bil Matsur), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012). Dalam risalah tersebut Muhsin menjelaskan bahwa rasionalitas dalam penafsiran Al-Quran sudah ada sejak zaman para Sahabat dan Tabiin, namun tidak semua penafsiran termasuk dalam kategori penafsiran bil matsur, karena penafsiran bil matsur harus benar-benar murni dari sejarah. dan bukan ijtihad40. Bedanya, dalam risalah Muhsin terdapat fokus pada kategorisasi tafsir para Sahabat dan Tabiin pada tafsir bil ma`tsur, sedangkan fokus risalah ini pada rasionalitas Mujâhid dan pemikiran Mu'tazilah.

Tesis yang ditulis oleh Ermita Zakiyah dengan judul Aspek Mu'tazilah Faham dalam Tafsir Al-Kasysyaf tentang Ayat Teologi (Studi Pemikiran Az-Zamaksyari), IAIN Sunen Ampel 2013. 41Ermita Zakiyah, Kajian Pemikiran Tafsysir Az-Zamaksyari karya Mutazilah-Tefsysiryas), (Skripsi Pascasarjana IAIN Sunan Ampel 2013). Bedanya, dalam kitab Abu Nail ini dijelaskan seluruh tafsir Mujahid, namun pada skripsi yang akan ditulis pembahasannya lebih terfokus pada ayat-ayat teologis yang ditafsirkan Mujahid dengan ra’unnya.

Sedangkan dalam bidang shaltut syariah, berpandangan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an harus dikontekstualisasikan sedemikian rupa agar mengutamakan kemaslahatan ummat.43 Perbedaannya dengan tesis ini terletak pada kajian tafsir yang terfokus dan ayat yang diteliti, dalam disertasi Ali al-Djufri membahas ayat ayat tentang agama dan syariat dan tafsir yang dijadikan acuan adalah Mahmud Shaltut, namun dalam skripsi ini ayat yang digunakan adalah ayat rasional dan tafsir yang digunakan adalah Mujâhid ibn Jabr .

Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

  • Pendekatan
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Metode Analisa Data
  • Validasi Data
  • Langkah-Langkah Penelitian

Pertama, rayun, kedua, cenderung memperbaiki keadaan masyarakat, ketiga, adanya kesamaan dengan tokoh-tokoh rasional, dan keempat, banyak menjelaskan tentang himak syariah.44 Bedanya, dalam skripsi ini fokusnya adalah pada tokoh Mujâhid yang diteliti. ibn Jabr, dan dalam skripsi rif'at yang dititikberatkan pada tokoh yang meneliti adalah Muhammad Abduh, selain rif'at beliau juga meneliti ayat-ayat ibadah dan akidah, sedangkan skripsi ini mencoba menjelaskan ayat-ayat rasional. Untuk memperoleh data, penulis menggunakan sumber data primer dan sekunder yang relevan dengan penulisan skripsi ini. Sistem manual yang penulis yakini adalah dengan mengumpulkan data dari buku-buku atau tulisan-tulisan yang membahas mengenai rasionalitas Mujahid dalam melakukan penafsiran.

Selain itu penulisan skripsi ini juga menggunakan metode dokumentasi yaitu pencarian data mengenai suatu hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, jurnal. Berdasarkan referensi yang ada, penulis menggunakan metode deskriptif-analisis dalam pembahasan skripsi ini, yaitu dengan mengumpulkan data baik primer maupun sekunder kemudian meneliti, menganalisis dan membandingkannya dengan berbagai sejarah yang tidak diragukan keabsahannya, sehingga selanjutnya dapat diambil kesimpulan. digambar. tertanda. Yaitu dengan mengumpulkan data dari sumber-sumber yang ada, seperti mengumpulkan ayat-ayat rasional dalam tafsir Mujahid kemudian mengklasifikasikan, menganalisis dan akhirnya menarik kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan menggunakan pendekatan bibliografi, penulis terlebih dahulu mengumpulkan ayat-ayat rasional yang ditafsirkan oleh Mujahid dalam tesis ini penulis menggunakan tafsiran Mujahid oleh Mujahid ibn Jabr.

Teknik Penulisan

Dalam penafsiran Mujâhid, penulis menganalisis penafsirannya terhadap ayat-ayat rasional yang dijelaskan dengan menggunakan rasio-rasio dalam Tafsirnya.

Sistematika Penulisan

Kemudian dikemukakan pula tentang karya beliau dalam bidang tafsir yang sememangnya menjadi objek kajian dalam tesis ini iaitu tentang kitab tafsir Mujâhid. Dalam huraian kitab tersebut akan dipaparkan beberapa perkara penting tentang kitab tafsir Mujâhid antaranya metodologi tafsir, sumber tafsir, corak tafsir, ciri-ciri tafsir dan pendapat ulama tentang tafsir mujâhid. Seterusnya, dalam bab keempat yang menjadi teras tesis ini, penulis akan membentangkan analisis penulis terhadap Tafsir bi Al-ra’yi Mujâhid yang terdapat dalam kitab tafsir Mujâhid dan contoh kajian ini ialah ayat-ayat daripada bi al- meneka.

Kaedah yang akan penulis ambil di sini ialah mencari ayat-ayat dalam Aqidah dan seterusnya mencari tafsiran bi al-Ra'yi Mujâhid tentang ayat tersebut. Tafsir Mujâhid merupakan salah satu hasil Tafsir zaman tabi'in yang dinamakan Mujâhid bin Jabr (21 H) berupa sumber kitab ini menggunakan metode ma'tsur, walaupun sebenarnya ada ijtihadnya sendiri (ra`). yun ) ) dan beberapa kisah israiliyat. Adapun cara menghuraikan tafsir mujahid menggunakan kaedah bayani, dari sudut keluasan penerangannya adalah secara ijmaly dan dari tujuan serta susunan ayat yang ditafsirnya menggunakan kaedah tahlili.

Adapun secara umum, kecenderungan kitab tafsir ini tidak menjangkau corak suatu disiplin ilmu tertentu, hanya terbatas pada pengaruh geografis dan kaya akan nuansa tafsir gurunya yaitu Ibnu Abbas.

Saran

Alifuddin, Muhammad, Pendekatan Rasional Pemahaman Al-Qur'an, (Jurnal IAIN Kendari, 2010). al-Andalusi, Abu Hayyan, al-Bahr al-Muhîth fî at-Tafsîr, Beirut: Dâr Fikr, t.th). Abdul Kholiq, Metode Menafsirkan Al-Qur'an Mengenai Dasar-Dasar Menafsirkan Al-Qur'an, dalam Jurnal Al-A'raf, Jilid , (Majma' al-Buhûts al-Islâmiyyah: Islam âbâd Pakistan 1976) Munawwir , Kamus Ahmad Wasron Al-Munawwir (Surabaya: Pustaka. Progresif, 1997).

Al-Qurtubî, Muhammad Ibn Ahmad al-Anshori, al-Jâmi' liahkâmi al-Qur'an Tafsîr al-Qurtuby, (Kairo: Dâr al-Kutub al-Mishriyyah, 2006). As-Shâbunî, Muhammad 'Alȋ at-Tibyan fi ulum Al-Qur'an, (Damsyik, Maktabah al-Ghazali, 1981). At-Tirmidzī, Abu ‘Īsa Muhammad ibn Isa, al-Jâmî’ al-Shahîh Sunan al-Tirmidzîy, Tahqīq: Khalid Abdul Ghani Mahfudz Beiroet: Dâr al-kutub al-‘Ilmiyah 2011.

Tesis “Penggunaan Ilmu Tajwid dalam Lagu Tilawah Al-Qur’an (Studi Analisis Gaya Jawa dan Nyanyian Orkestra)”.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Secara khusus, biasanya ketika Quraish Shihab menafsirkan Al- Qur‟an , menjelaskan terlebih dahulu tentang surat yang hendak ditafsirkan: dari mulai makna

Dalam penafsiran Surah al-Isr±’/17: 85 al-Qur¯ub³ mengutip dari a¯-°abar ī yang menyebutkan hadis yang bersumber dari ‘Al ī Ibn Ab ī °±lib yang mengatakan,

terhadap Kitab Suci al-Qur‟an menitik beratkan kepada metode tahlili , dalam artian ia menafsirkan ayat al-Qur’an secara runtut dan komprehensif dengan beraneka

\ Dalam menafsirkan Al-Qur‟an dan memahaminya dengan sempurna, bahkan untuk menterjemahkannya diperlukan ilmu-ilmu Al- Qur‟an karena dengan ilmu-ilmu Al-Qur‟an

Sementara itu, menurut Nashruddin Baidan (2011: 67) ilmu tafsir membahas teori-teori yang dipakai dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur`an, jadi penafsiran Al-Qur`an

Kalau sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw yang ahli di bidang tafsir menafsirkan Al-Qur’an dengan ijtihadnya atau dengan pendapatnya, maka tabi`in yang ahli di bidang

Salah satu kitab tafir yang pantas diperhitungkan adalah kitab Ruh al-Ma‟ani fi tafsir al-Quran „Adzim wa al-sab‟i al-Matsani karya al-Alusi dan karna Rasulullah SAW tidak menafsirkan

Digunakan metode tafsir moqarran dapat dilihat dari banyaknya perbandingan pendapat ulama dalam menafsirkan ayat-ayat al- Qur‟an, terutama dalam membahas tetntang hukum fiqh al-Rāzi