TAHAPAN PEMANENAN HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING - PEKANBARU
Oleh :
Ir. Emy Sadjati, M.Si.
Alamat : Jln. Yos Sudarso km 8 telephon 0761 54092 Pekanbaru Email : emy_mnhunilak@yahoo.co.id
Pemanenan hutan dapat diartikan sebagai serangkaian tahapan kegiatan yang mengubah nilai potensial hasil hutan (kayu dan non-kayu) menjadi barang (kayu bulat atau hasil hutan non-kayu lainnya) yang bernilai aktual
Kelompok usaha individual atau perusahaan yang mengkhususkan pada pemanenan hutan secara aggregate dapat disebut industri pemanenan hutan (IPH).
Conway (1982) mengidentikkan proses produksi pemanenan hutan sebagai pabrik pada umumnya, perbedaannya hanya terdapat pada lokasi dilaksanakan proses produksi
Pemanenan hutan membutuhkan inputs, melalui proses dan menghasilkan outputs
Perencanaan
PWH (Pembukaan Wilayah Hutan)
Penebangan
Pembagian batang
Pengumpulan
Penyaradan
Pengangkutan
Penimbunan
Tahapan pemanenan hutan meliputi:
Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan dari sejak menebang pohon berdiri sampai menjadi batang (kayu bulat) dan di angkut sampai ke Tempat Penimbunan Kayu (TPK) di luar hutan
Ruang lingkup pemanenan hutan:
Perencanaan
Kegiatan mengidentifikasi pekerjaan yang akan dilakukan untuk mengaktualisasikan nilai potensial sumberdaya hutan bagi kemanfaatan manusia yang meliputi penjelasan tentang rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan, teknik-teknik yang akan digunakan dan penetapan jadwal pelaksanaannya
Perencanaan pemanenan sebagai tuntunan arah pelaksanaan kegiatan yang merupakan rajutan dari berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan dalam kegiatan pemanenan hutan mulai dari system pemanenan, identifikasi dan penyelesaian konflik-konflik, mengenali hambatan-hambatan, penyediaan dan pengendalian seluruh input(s) yang diperlukan, sistem-sistem pengolahan hasil hutan, pemasaran, lingkungan, rehabilitasi, dan tujuan-tujuan perusahaan secara keseluruhan (Conway, 1982).
1. Peta-peta: meliputi peta topografi, peta pohon, peta potensi hutan, peta geologi, peta-peta penyebaran satwa dan tumbuhan yang dilindungi, koridor satwa, tempat-tempat yang dilindungi, peta kadaster, peta tanah, dan lain sebagainya.
2. Photo udara dan citra landsat 3. Catatan survey tanah
4. Catatan survey trace jalan
Data & Informasi Perencanaan( Stenzel
dan Walbridge, 1985):
5. Data potensi kayu
6. Data biaya-biaya yang relevan
7. Data ketersediaan dan keragaan alat dan mesin pemanenan
8. Kebijakan dan peraturan/perundangan yang berkaitan baik kebijakan perusahaan, maupun kebijakan dan peraturan/perundangan pemerintah
Data & Informasi Perencanaan (Stenzel
dan Walbridge, 1985):
Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) adalah kegiatan penyediaan prasarana bagi kegiatan produksi kayu, pembinaan hutan, perlindungan hutan, inspeksi kerja, transportasi dan komunikasi antar pusat kegiatan.
Pembukaan Wilayah Hutan
Wujud PWH terdiri dari: Jaringan jalan, jembatan, gorong-gorong, saluran drainase, Barak kerja (base camp & camp tarik), Tempat penimbunan dan penumpukan kayu (TPn & TPK), dan Sarana &
prasarana pembinaan hutan.
Tujuan PWH adalah untuk mempermudah penataan hutan, tindakan-tindakan pembinaan hutan dan pemanenan hutan.
Penebangan
Proses memisahkan (memotong) batang pohon dari tunggaknya, sehingga kegiatan-kegiatan pemanenan selanjutnya dapat dilaksanakan
Courtesy: Yovi, EY
1) Persiapan, terdiri dari menyiapkan peralatan tebang dan tenaga kerja penebang, pembebasan pohon dari tanaman pemanjat dan pembersihan tumbuhan bawah serta persiapan jalur penyelamatan
2) Penentuan arah rebah, terdiri dari mengamati kondisi pohon, lingkungan sekitar, cuaca, rencana arah sarad, dan penentuan dan penandaan arah rebah
3) Perebahan, terdiri dari pembuatan takik rebah dan pembuatan takik balas.
Penebangan
Tahapan kegiatan, meliputi:
Proses memotong ba- tang pohon yang telah rebah menjadi sorti- men-sortimen kayu bu- lat (logs) yang dikehen- daki sebagai persiapan untuk kegiatan angkut- an minor (penyaradan /skidding, forwarding atau yarding).
Pembagian batang
Tujuan:
• Membuat sortimen sesuai peruntukan,
• Memudahkan dalam pengangkutan, dan
• Memperoleh nilai maksimum dari kayu yang dipanen.
Pembagian batang
Prinsip-prinsip:
• Memperoleh kayu dengan nilaijual tinggi
• Memperoleh batang selurus mungkin
• Melokalisasi cacat pada batang yang
“dikorbankan”.
• Mudah dalam pengangkutan sortimen-sortimen yang dihasilkan.
Penyaradan
Adalah kegiatan pemindahan log yang berawal dari tunggak berakhir pada tempat pengumpulan (TPn) dengan berbagai cara dan alat sarad. Kegiatan penyaradan disebut pula sebagai kegiatan angkutan minor.
Tahapan kegiatan:
1. Alat sarad mendatangi kayu yang akan disarad.
2. Kegiatan memasang alat pengikat kayu pada kayu yang akan disarad yang umum disebut sebagai kegiatan pasang choker,
3. Proses perjalanan menyarad kayu yang disarad dengan berbagai metode yang akan dijelaskan dalam Bab selanjutnya,
4. Kegiatan melepas alat pengikat kayu di TPn.
Pengumpulan
Pengumpulan kayu merupakan kegiatan untuk menumpuk kayu di TPn. Pengumpulan kayu ini bersifat sementara sebelum kayu diangkut ke tempat penumpukan akhir di hutan(TPK).
Kegiatan-kegiatan:
Pelepasan choker, pengukuran kayu, pemotongan atau pembagian batang, pengulitan kayu, pemberian obat anti serangga (hama) dan jamur (penyakit), memasang paku S untuk mencegah kayu pecah/retak, pengaturan log, dan pemuatan kayu keatas bak truk atau alat angkut lainnya.
Pengangkutan
Pengangkutan kayu adalah kegiatan pemindahan hasil hutan dari tempat pengumpulan (TPn) ke tempat penimbunan (TPk). Kegiatan ini disebut pula sebagai kegiatan angkutan major.
Kegiatan ini terdiri dari:
1. Alat angkut mendatangi kayu yang akan diangkut.
2. Pemuatan kayu (loading) ke atas alat angkut.
3. Proses perjalanan mengangkut kayu yang diangkut dengan berbagai metode yang akan dijelaskan dalam Bab selanjutnya,
4. Kegiatan membongkar muatan di TPK.
Penimbunan kayu merupakan kegiatan untuk menimbun kayu di TPK yang merupakan akhir dari rangkaian kegiatan pemanenan dihutan sebelum kayu dipindahkan ke lokasi pemanfaatan (industri atau tempat transaksi lainnya).
Penimbunan
Penimbunan
Kegiatan-kegiatan:
1. Pembongkaran kayu(unloading),
2. Pengukuran dan pengadministrasian kayu,
3. Pemotongan kayu untuk tujuan perapihan (trimming), 4. Pengujian mutu kayu, pengkaplingan dan pemberian
kode kayu sesuai ukuran dan kualita kayu,
5. Bila belum dilakukan di TPn dapat dilakukan pengulitan kayu, pemberian obat anti serangga (hama) dan jamur (penyakit), memasang paku S untuk mencegah kayu pecah/retak di TPK,
6. Pengaturan log dan pemuatan kayu ke atas alat angkut yang akan mengangkut ke tempat konsumen.