• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

N/A
N/A
marco radenagung

Academic year: 2024

Membagikan "TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan Perencanaan Rehabilitasi KODIM 0609 Cimahi telah cukup menjelaskan substansi pekerjaan yang akan dilakukan. Namun demikian, maka untuk penyempurnaan hasil pekerjaan, beberapa hal yang perlu ditanggapi konsultan adalah sebagai berikut :

D.1 LATAR BELAKANG

Nama Kota Cimahi begitu dikenal sebagai kota “hijau” alias kota tentara, dengan ciri penuh prajurit Negara yang begitu kentara. Hal ini bisa dikenali dengan adanya gedung-gedung tua peninggalan Belanda yang dijadikan markas atau rumah dinas tentara. Pada tahun 1896, Cimahi dijadikan pilihan sebagai pusat militer Belanda, karena secara geografis, Cimahi dekat dengan jalur kereta api maupun jalan raya. Hal ini dilihat dari sarana-sarana penunjangnya yang sudah dibangun sebelumnya, diantaranya komplek perumahan perwira, markas militer, sarana militer seperti Rumah Sakit Dustira, penjara militer, dan lain-lain.

Salah satu markas militer yang berada di Kota Cimahi yaitu Komando Distrik Militer (Kodim) 0609. Kodim merupakan omando pembinaan dan operasional kewilayahan

TNI Angkatan Darat (AD) di bawah Komando Resor Militer (Korem). Untuk mendukung pelaksanaan tugas TNI sebagai alat pertahanan Negara, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Pengembangan dan rehabilitasi sarana dan prasarana markas militer yang dalam hal ini Markas Kodim 0609 diharapkan dapat meningkatkan aktifitas dan kenyamanan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi prajurit, termasuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagai Instansi Teknis yang menangani aspek pembangunan fisik akan menunjuk Penyedia Jasa Konsultansi untuk melaksanakan Perencanaan Rehabilitasi Kodim 0609 Cimahi.

TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN

KERJA

BAB - D

(2)

Pemeliharaan dan perawatan pada bangunan gedung merupakan dua Tindakan yang saling terkait.

Pemeliharaan pada bangunan gedung adalah gabungan dari Tindakan teknis dan administratif untuk mempertahankan fungsi bangunan sebagaimana yang telah direncanakan. Sedangkan perawatan pada bangunan gedung merupakan Tindakan untuk memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, dan bahan bangunan, agar bangunan gedung tetap layak fungsi. Pemeliharaan adalah Tindakan pencegahan agar komponen bangunan tidak mengalami kerusakan secara cepat dan perawatan adalah kegiatan perbaikan dan penggantian komponen yang mengalami kerusakan.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu layak fungsi (preventive maintenance). Sedangkan perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap baik fungsi (currative maintenance).

Perawatan pada bangunan gedung dapat berupa kegiatan rehabilitasi, renovasi dan restorasi. Kegiatan pemeliharaan dan perawatan pada bangunan gedung harus ditingkatkan seiring pesatnya pembangunan di Indonesia. Pada kenyataannya, kegiatan pemeliharaan kurang diperhatikan oleh pemilik bangunan. Menurut Labombang (2006) kegiatan pemeliharaan kurang diperhatikan karena beberapa faktor, antara lain: kegiatan pemeliharaan dipandang tidak mendesak dibanding dengan kegiatan pembangunan, struktur organisasi pemeliharaan yang tidak selalu ada, dan pengelola fasilitas beranggapan bahwa pemeliharaan bangunan merupakan masalah teknis saja yang tidak terkait dengan tujuan fungsi bangunan sesuai keinginan pemakai.

Kegiatan pemeliharaan bangunan gedung belum terlaksana secara optimal karena adanya anggapan bahwa kegiatan membangun lebih utama dari pada kegiatan memelihara. Pada umumnya, tolok ukur keberhasilan pembangunan pada suatu daerah lebih condong pada banyaknya jumlah bangunan baru. Hal ini menyebabkan kegiatan pemeliharaan terhadap bangunan eksisting tidak diutamakan, dalam arti belum mendapat anggaran yang memadai. Pengelolaan dalam pemeliharaan bangunan Gedung juga belum terorganisir secara baik.

(3)

Pada bangunan gedung publik, keandalan bangunan gedung merupakan syarat mutlak yang harus terpenuhi. Oleh karena itu, perlu peningkatan perhatian dalam hal pemeliharaan terhadap bangunan gedung yang ada. Diperlukan standar berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan bangunan untuk mencapai hasil pemeliharaan yang optimal, meliputi perencanaan, organisasi, penjadwalan, pelaksanaan, dan pengendalian.

Banyak bangunan gedung milik pemerintah yang semestinya dilakukan pemeliharaan namun tidak mendapat tindakan pemeliharaan yang tepat, seperti penundaan pemeliharaan kerusakan gedung dan pemeliharaan komponen gedung yang kurang tepat sasaran. Hal ini membuat kerusakan menjadi lebih berat dan menjalar ke bagian lain. Bagi pengelola gedung penting sekali untuk melakukan kegiatan pemeliharaan yang baik untuk menjaga kondisi bangunan gedung beserta seluruh komponennya agar selalu layak fungsi.

Ada beberapa hal yang menyebabkan perhatian terhadap pemeliharaan bangunan kurang diperhatikan, yaitu : 1) masyarakat beranggapan bahwa kegiatan membangun lebih penting daripada kegiatan memelihara, 2) teknologi pemeliharaan masih kalah dibandingkan teknologi pembangunan, 3) belum ada strategi dan kebijaksanaan yang jelas

tentang pemeliharaan bangunan gedung yang dapat dijadikan pedoman, 4) kurangnya pembinaan tentang pencatatan data/informasi tentang bangunan gedung yang sudah ada, 5) anggapan bahwa pemeliharaan merupakan sesuatu yang sepele sehingga tidak menjadi bagian yang menyatu dalam tujuan dan fungsi dari suatu Lembaga pengelola gedung.

Salah satu bangunan gedung publik yang harus diperhatikan pemeliharaannya adalah bangunan gedung kantor.

Pemeliharaan bangunan kantor perlu ditingkatkan karena tempat berkumpulnya puluhan orang setiap hari, kecuali pada hari libur kerja.

Sebagaimana diketahui bahwa keandalan bangunan gedung merupakan faktor utama dari kelaikan fungsi bangunan gedung tersebut. Bangunan kantor yang layak fungsi akan memberikan ketenangan dan kenyamanan kepada para pemakainya.

Faktor utama yang menghambat kegiatan pemeliharaan pada bangunan Gedung kantor adalah terbatasnya anggaran pemeliharaan dan perawatan. Pihak Kodim selaku pengguna bangunan Gedung Kantor harus bisa mengambil keputusan untuk memilih bagian mana dari bangunan kantor tersebut yang akan diutamakan dalam mendapatkan alokasi anggaran. Pengambil keputusan harus cermat sehingga kegiatan pemeliharaan

(4)

juga tepat sasaran. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pengelola gedung untuk melakukan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung yaitu kondisi bangunan, kebutuhan biaya, dan tingkat kepentingan atau keutamaan fungsi bangunan.

Pengelola Kodim harus memilih bagian dari gedung bangunan yang akan mendapat alokasi anggaran terlebih dahulu karena terbatasnya anggaran.

Pemecahan masalah alokasi anggaran pemeliharaan bertujuan untuk menentukan berapa banyak jumlah unit (sub ruang bangunan kantor) yang dipilih agar total nilai keuntungan maksimum tanpa melebihi batas kapasitas knapsack.

Menurut terjemahan Kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hassan Shadily dalam Chandra (2005), knapsack berarti ransel atau buntil.

Knapsack pada kegiatan prioritas pemeliharaan bangunan kantor adalah pagu anggaran yang tersedia.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan alokasi anggaran dalam pemeliharaan bangunan kantor adalah dynamic programming. Metode ini merupakan pendekatan yang berusaha mencapai optimasi proses melalui banyak tahap. Hal ini sesuai dengan masalah alokasi anggaran pemeliharaan bangunan kantor yang dihadapi oleh pemerintah, dimana masalah tersebut adalah masalah optimasi.

Dynamic programming lebih fleksibel dibandingkan dengan kebanyakan model dan metode matematik lain dalam operation research (Chandra, 2005).

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis mengenai optimasi keputusan dalam pemeliharaan dan perawatan bangunan kantor dengan metode dynamic programming. Hasil analisis dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pengelola bangunan kantor untuk memilih alternatif dalam kegiatan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung kantor.

TANGGAPAN :

Latar belakang dari pelaksanaan pekerjaan ini sudah dapat dipahami.

Perencanaan Rehabiltasi Kodim 0609 Cimahi pada dasarnya akan membantu merencanakan dan mengoptimalkan perencanaan Rehabilotasi Kodim 0609 Cimahi yang akan dilaksanakan untuk

(5)

menunjang sarana dan prasarana sesuai fungsi dan kebutuhan.

D.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN D.2.1 MAKSUD DAN TUJUAN

Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Penyedia Jasa Konsultansi yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas Perencanaan Rehabilitasi Kodim 0609 Cimahi dengan penugasan ini diharapkan pelaksana Penyedia Jasa Konsultan dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja ini.

A. Maksud

a) Kerangka Acuan Kerja ini digunakan sebagai dasar dan arahan untuk penyedia jasa konsultansi Perencanaan pada Perencanaan Rehabilitasi Kodim 0609 Cimahi ini diharapkan berjalan sesuai dengan dokumen rencana teknis dan menjadi produk/keluaran yang dihasilkan oleh penyedia jasa konsultansi perencana dapat memberikan serta menghasilkan data dan informasi baik konsep, rancangan, pendetailan, perhitungan estimasi, besaran biaya nilai konstruksi/fisik.

b) Standar Operasional Prosedur (SOP), persyaratan kualitas (standar produk/material yang dipersyaratkan), kuantitas (volume pekerjaan sesuai dengan hasil perhitungan gambar), rekomendasi teknis/analitis, standarisasi dan Peraturan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang diatur dalam peraturan jasa konstruksi serta peraturan-peraturan/petunjuk lain yang mengikat dalam suatu konsep dan aplikasi pembangunan itu bisa dilaksanakan.

B. Tujuan

a) Tersedianya kajian teknis hasil perencanaan sehingga dapat tercapai sarana pelindung, pengayom dan pelayanan masyarakat yang memenuhi kaidah persyaratan minimal gedung menurut perundang – undangan yang berlaku.

(6)

b) Perencanaan Rehabilitasi Kodim 0609 Cimahi, pelaksanaanya oleh pihak ketiga/jasa konsultansi, yang harus dilaksanakan secara profesional dan mempunyai kompetensi bidang perencanaan, didukung dengan tenaga ahli berbagai bidang sesuai sertifikasi dan kompetensi keahlian yang dimiliki sebagai persyaratan dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan.

c) Hasil Penyusunan Perencanaan Rehabilitasi Kodim 0609 Cimahi, dimaksud nantinya dapat di implementasikan pula pada kelompok sasaran kegiatan para pemangku kepentingan (stakeholder), komunitas serta para pihak lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan.

TANGGAPAN :

Maksud dan Tujuan dari pelaksanaan pekerjaan ini sudah dapat dipahami sekali. Tujuan dari Pekerjaan jelas dapat pembangunan harus sesuai dengan kebutuhan, kuantitas maupun kualitas yang telah di tentukan dan dapat terselesaikan permasalahan- permasalahan yang ada dalam pelaksanaan perencanaan Rehabilitasi Kodim 0609 Cimahi.

D.2.1 SASARAN

Sasaran yang ingin dicapai yaitu adanya perhitungan, kajian dan desain oleh Penyedia Jasa Konsultansi yang kompeten dengan menggunakan metodologi pekerjaan perencanaan yang ideal, sehingga diharapkan akan menghasilkan bangunan Gedung sesuai standar teknis, dengan sasaran sebagai berikut:

a. Terwujudnya bangunan gedung yang representatif dan memenuhi secara optimal fungsi bangunan;

b. Terwujudnya bangunan gedung yang handal dan sebagai teladan bagi lingkungan serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia; dan

c. Terwujudnya bangunan gedung yang memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu dan biaya.

TANGGAPAN :

Sesuai dengan keinginan pemberi kerja, Sasaran dari pelaksanaan pekerjaan ini sudah dapat sangat dipahami dan akan dituangkan diprogram kerja pelaporan perencanaan.

(7)

D.3 LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan yaitu berada di Kodim 0609/Cimahi Jl. Gatot Subroto No. 248 Kelurahan Karangmekar, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

TANGGAPAN :

Menurut konsultan lokasi pekerjaan Perencanaan Rehabilitasi Kodim 0609 Cimahi sangat jelas di wilayah kota cimahi sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh pemberi kerja, tinggal menentukan titik koordinat yang pas dan sesuai dengan SOP yang berlaku.

D.4 SUMBER PENDANAAN

a) Pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini dibiayai dari sumber pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Cimahi Tahun Anggaran 2024 dan sebagaimana yang tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun Anggaran 2024, pekerjaan ini termasuk ke dalam Barang untuk Dijual/Diserahkan kepada Pihak Ketiga/Pihak Lain.

b) Pagu anggaran yang tersedia untuk pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini yaitu sebesar Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah). Biaya tersebut telah mencakup kewajiban pajak.

c) Apabila alokasi anggaran dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun Anggaran 2024 yang telah disahkan/ditetapkan tidak tersedia dan/atau tidak mencukupi, maka Pengadaan Jasa Konsultansi ini dapat dibatalkan dan Penyedia Jasa Konsultansi yang sudah ditetapkan tidak dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.

(8)

Pembayaran biaya perencanaan teknis didasarkan pada pencapaian prestasi atau kemajuan perencanaan setiap tahapan yang meliputi :

a) Tahap konsepsi perancangan sebesar 15% (lima belas persen);

b) Tahap pra rancangan sebesar 20% (dua puluh persen);

c) Tahap pengembangan rancangan sebesar 25% (dua puluh lima persen);

d) Tahap rancangan detail meliputi penyusunan rancangan gambar detail dan Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat, serta Rencana Anggaran Biaya sebesar 20% (dua puluh persen);

e) Tahap tender Penyedia Jasa Pelaksanaan Konstruksi sebesar 5% (lima persen); dan f) Tahap pengawasan berkala sebesar 15% (lima belas persen), yang dibayarkan setelah

Serah Terima Pertama (PHO) pekerjaan konstruksi.

Pembayaran prestasi pekerjaan perencanaan ini dilakukan dengan cara:

1) Termin I : 80% dari harga Kontrak, setelah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 4 Penyedia menyelesaikan tahap rancangan detail pekerjaan perencanaan; dan 2) Termin II : 20% dari harga Kontrak, setelah Penyedia menyelesaikan tahap

pengawasan berkala, yaitu sampai dengan Serah Terima Pertama (PHO) pekerjaan konstruksi.

TANGGAPAN :

Menurut konsultan sudah cukup jelas, selanjutnya akan diuraikan dalam RAB Penawaran.

Begitupun jika anggaran tidak tersedia atau mencukupi dan pengadaan jasa konsultansi dibatalkan, pihak konsultan tidak akan menuntut dalam bentuk apapun. Begitu juga dengan tahapan pembayaran, pihak konsultan memahaminya.

D.5 NAMA DAN ORGANISAI PPK

Nama dan organisasi yang melaksanakan Pengadaan Jasa Konsultansi : a. Nama instansi : Pemerintah Daerah Kota Cimahi

b. Nama OPD : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Cimahi c.q Bidang Tata Bangunan dan Jasa Konstruksi

c. Nama KPA/PPK : Fitriyadi, S.T., M.Eng.

Pangkat : IV/a

Jabatan : Kepala Bidang Tata Bangunan dan Jasa Konstruksi

NIP : 19760925 200501 1 004

TANGGAPAN :

(9)

Menurut konsultan sudah cukup jelas, konsultan akan berkomitmen mengikuti arahan dari KPA/PPK di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Cimahi c.q Bidang Tata Bangunan dan Jasa Konstruksi.

D.6 DATA DASAR

Data dasar yang dipergunakan bersumber dari instansi terkait dalam hal ini Kejaksaan Negeri Cimahi dan Pemerintah Daerah Kota Cimahi dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Cimahi dan hasil studi terdahulu yang telah dilaksanakan dan relevan.

TANGGAPAN :

Menurut konsultan sudah jelas sekali, konsultan akan memanfaatkan data tersebut sebagai salah satu data utama dalam Melaksanakan Pekerjaan Perencanaan Rehabilitasi Kodim 0609 Cimahi, dan mengumpulkan data-data pendukung lainnya yang diperlukan.

D.7 STANDAR TEKNIS

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi harus memperhatikan standar perencanaan dan perancangan bangunan Gedung sebagaimana yang disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang meliputi:

a. Ketentuan Tata Bangunan Pemenuhan terhadap ketentuan tata bangunan dimaksudkan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya. Ketentuan tata bangunan meliputi:

(1) Arsitektur bangunan gedung:

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang penampilan bangunan gedung; tata ruang dalam; keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya; dan pertimbangan adanya keseimbangan antara nilai sosial budaya setempat terhadap penerapan berbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa.

(2) Peruntukan bangunan gedung :

kesesuaian fungsi bangunan gedung dengan peruntukan pada lokasinya berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

(3) Intensitas bangunan gedung meliputi pemenuhan terhadap:

kepadatan dan ketinggian bangunan gedung; dan jarak bebas bangunan gedung.

(10)

b. Ketentuan Keandalan Bangunan Gedung Setiap bangunan gedung sesuai fungsi dan klasifikasinya, harus memenuhi ketentuan aspek keselamatan bangunan gedung, meliputi:

(1) Aspek keselamatan bangunan gedung:

kemampuan terhadap beban muatan;

kemampuan terhadap bahaya kebakaran;

kemampuan terhadap bahaya petir dan bahaya kelistrikan.

(2) Aspek kesehatan bangunan gedung:

sistem penghawaan; sistem pencahayaan;

sistem pengelolaan air;

sistem pengelolaan

sampah; dan penggunaan bahan bangunan.

(3) Aspek kenyamanan bangunan gedung:

kenyamanan ruang gerak dalam bangunan gedung; kenyamanan kondisi udara dalam ruang; kenyamanan pandangan dari dan ke dalam bangunan gedung; dan kenyamanan terhadap tingkat getaran dan kebisingan dalam bangunan gedung.

(4) Aspek kemudahan bangunan gedung: kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung; kelengkapan prasarana dan sarana pemanfaatan bangunan gedung.

TANGGAPAN :

Menurut konsultan sudah cukup jelas, konsultan sudah memahami substansi standar teknis dan Peraturan – peraturan diatas dan akan diterapkan dalam Pekerjaan Perencanaan Rehabilitasi Kodim 0609 Cimahidan akan mengkaji beberapa standar teknis lainnya.

D.8 REFERENSI HUKUM

Referensi hukum yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini, yaitu:

a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;

(11)

c. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

d. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

e. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua;

f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;

h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 8 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemenuhan Sertifikat Standar Jasa Konstruksi dalam Rangka Mendukung Kemudahan Perizinan Berusaha bagi Pelaku Usaha Jasa Konstruksi;

i. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia;

j. Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Nomor 12.1/KPTS/Dk/2022 tentang Penetapan Jabatan Kerja dan Konversi Jabatan Kerja Eksisting serta Jenjang Kualifikasi Bidang Jasa Konstruksi; dan

k. Surat Edaran Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Nomor BK0404-Kd/644 tanggal 25 Agustus 2021 Perihal Penyampaian Penyetaraan Subklasifikasi Lama menjadi Subklasifikasi Baru berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berbasis Resiko.

TANGGAPAN :

Menurut konsultan sudah jelas sekali memahami referensi hukum yang tercantum, konsultan juga memahami substansi dari referensi hukum tersebut dan selanjutnya konsultan akan mengkaji beberapa aturan atau regulasi hukum yang terkait dalam pekerjaan perencanaan ini.

D.9 LINGKUP PEKERJAAN

(12)

Standar teknis BGN pada tahap perencanaan teknis, terdiri atas perencanaan teknis baru, perencanaan teknis dengan desain berulang, perencanaan teknis dengan desain prototipe/purwarupa, atau perencanaan teknis dengan sayembara. Perencanaan teknis sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara, meliputi:

a. Konsepsi perancangan, paling sedikit meliputi:

(1) Data dan informasi;

(2) Analisis;

(3) Dasar pemikiran dan pertimbangan perancangan;

(4) Program ruang;

(5) Organisasi hubungan ruang;

(6) Skematik rencana teknis; dan (7) Sketsa gagasan.

b. Pra rancangan, disusun berdasarkan konsepsi perancangan yang telah disetujui dan/atau berdasarkan hasil lokakarya rekayasa nilai (value engineering), paling sedikit meliputi:

(1) Pola, gubahan, dan bentuk arsitektur yang diwujudkan dalam gambar pra rancangan, yaitu:

(i) Rencana massa bangunan gedung;

(ii) Rencana tapak;

(iii) Denah;

(iv) Tampak bangunan gedung;

(v) Potongan bangunan gedung; dan (vi) Visualisasi desain tiga dimensi.

(2) Nilai fungsional dalam bentuk diagram.

(3) Aspek kualitatif serta aspek kuantitatif, dalam bentuk laporan tertulis dan gambar, seperti:

(i) Perkiraan luas lantai;

(ii) Informasi penggunaan bahan;

(iii) Sistem konstruksi; dan

(iv) Biaya dan waktu pelaksanaan pembangunan.

c. Pengembangan rancangan, disusun berdasarkan pra rancangan yang telah disetujui, paling sedikit meliputi:

(13)

(1) Pengembangan arsitektur bangunan gedung berupa gambar rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi desain dua dimensi dan desain tiga dimensi;

(2) Sistem struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;

(3) Sistem mekanikal, elektrikal termasuk informasi dan teknologi, tata lingkungan, beserta uraian konsep dan perhitungannya;

(4) Penggunaan bahan bangunan secara garis besar dengan mempertimbangkan nilai manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi, nilai ekonomi, dan rantai pasok; dan (5) Perkiraan biaya konstruksi berdasarkan system bangunan yang disajikan dalam

bentuk gambar, diagram sistem, dan laporan tertulis.

d. Rancangan detail, disusun berdasarkan pengembangan rancangan yang telah disetujui, paling sedikit meliputi:

(1) Gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas, dan lansekap;

(2) Rencana kerja dan syarat, yang meliputi:

(i) Syarat Umum

(ii) Syarat Administrasi, dan (iii) Spesifikasi teknis

(3) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi (engineering estimate); dan

(4) Laporan perencanaan yang meliputi:

(i) Laporan arsitektur;

(ii) Laporan perhitungan struktur termasuk laporan penyelidikan tanah (soil test);

(iii) Laporan perhitungan mekanikal, elektrikal, dan perpipaan (plumbing);

(iv) Laporan perhitungan informasi dan teknologi; dan (v) Laporan tata lingkungan.

e. Membantu PPK dalam menyusun dokumen tender, dan membantu Bagian Pengadaan Barang/Jasa atau Kelompok Kerja Bagian Pengadaan Barang/Jasa atau Pejabat Pengadaan dalam menyusun program dan pelaksanaan tender.

f. Membantu Bagian Pengadaan Barang/Jasa atau Kelompok Kerja Bagian Pengadaan Barang/Jasa atau Pejabat Pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan, menyusun kembali dokumen tender, dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi tender ulang.

g. Melakukan pengawasan berkala, seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan

(14)

yang timbul selama masa konstruksi, memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir pengawasan berkala.

h. Penyusunan laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal elektrikal bangunan.

TANGGAPAN

Semua Ruang Lingkup dari pelaksanaan pekerjaan ini sudah sangat dapat dipahami oleh pihak konsultan.

D.10 TANGGAPAN TERHADAP KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan oleh Penyedia Jasa Konsultansi berdasarkan KAK ini, meliputi:

a. Laporan Pendahuluan (3 buku);

b. Laporan Akhir (3 buku);

c. Laporan Lainnya (1 unit external hardisk);

TANGGAPAN :

Output/Semua Produk Laporan dari pelaksanaan pekerjaan ini sudah sangat dapat dipahami dan dimengerti oleh pihak konsultan.

D.11 TANGGAPAN TERHADAP PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA

Peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi dalam menunjang pekerjaan ini sesuai yang tercantum di dalam dokumen Bill of Quantity (BoQ).

TANGGAPAN :

Menurut konsultan sudah cukup jelas, konsultan akan berkomitmen menyediakan peralatan dan material yang diminta dan konsultan punya dan juga yang sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

D.12 TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP KEWENANGAN PPK

PPK dapat membuat pengembangan konsep pelaksanaan pekerjaan yang masih sesuai dengan ruang lingkup yang ditentukan dan menunjuk tenaga ahli yang diperlukan yang sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan.

TANGGAPAN :

(15)

Lingkup kewenangan PPK dari pelaksanaan pekerjaan ini sudah dapat dipahami dan tertuang di KAK dan LDP.

D.13 TANGGAPAN TERHADAP JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Rehabilitasi Kodim 0609 Cimahi yaitu selama 2 (dua) bulan kalender, dimulai sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Pengawasan berkala wajib dilaksanakan selama masa pelaksanaan konstruksi sebagaimana tercantum dalam Surat Perjanjian pekerjaan konstruksi.

TANGGAPAN :

Menurut konsultan Sudah mencukupi terkait lama waktu penyelesaian pekerjaan dan akan melaksanakan pengawasan berkala selama masa pekerjaan konstruksi berjalan.

D.14 KUALIFIKASI DAN METODE PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI, JENIS KONTRAK

TANGGAPAN :

Secara umum Dokumen KAK telah lengkap dan dipahami oleh Calon Penyedia Jasa untuk membuat Dokumen Penawaran Teknis. Kualifikasi Dan Metode Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi, Jenis Kontrak uraian bobot penilaian teknis, di dalam KAK dan LDP.

D.15 KEBUTUHAN PERSONIL

JABATAN KUALIFIKASI ORG BLN

A TENAGA AHLI

1 Team Leader (Ahli Arsitek) (S1) Ahli Madya 3 Tahun 1 2

2 Tenaga Ahli Sipil (S1) Ahli Muda 3 Tahun 1 2

3 Tenaga Ahli Mekanikal (S1) Ahli Muda / 3 Tahun 1 2

4 Tenaga Ahli Elektrikal (S1) Ahli Muda / 3 Tahun 1 2

5 Tenaga Ahli K3 Konstruksi (S1) Ahli Muda / 3 Tahun 1 2

B TENAGA SUB PENDUKUNG

1 Asisten Ahli Arsitek S1 Arsitektur / 2 Tahun 2 2

2 Asisten Ahli Sipil S1 Teknik Sipil / 2 Tahun 2 2

3 Asisten Ahli Mekanikal S1 Teknik Mesin / 2 Tahun 1 2

4 Asisten Ahli Elektrikal S1 Teknik Elektronika / 2 Tahun

1 2

5 Asisten Ahli K3 S1 Teknik / 2 Tahun 1 2

C TENAGA PENDUKUNG

1 Drafter SMA / SMK – 2 Tahun 3 2

(16)

2 Surveyor SMA / SMK – 2 Tahun 4 0,50

3 Estimator SMA / SMK – 2 Tahun 3 1

4 Administrasi SMA / SMK – 2 Tahun 2 1

TANGGAPAN :

Sudah sesuai dengan standar kebutuhan terkait pekerjaan Perencanaan Rehabilitasi Kodim 0609 Cimahi.

D.16 TANGGAPAN TERHADAP LAPORAN TANGGAPAN :

Pihak Konsultan paham dan mengerti harus membuat Laporan Pendahuluan, Akhir dan Laporan Lainnya sesuai dengan jadwal dan ketentuan yang tercantum di KAK.

D.17 TANGGAPAN TERHADAP PRODUKSI DALAM NEGERI TANGGAPAN :

Dapat dipahami dan kami selaku penyedia selalu berupaya semaksimal mungkin untuk menggunakan bahan materil dan potensi tenaga ahli dalam negeri yang sesuai dengan batas minimum nilai TKDN pekerjaan konstruksi yang disyaratkan berdasarkan keputusan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat Nomor : 602/KPTS/M/2023.

D.18 TANGGAPAN TERHADAP PERSYARATAN KERJASAMA TANGGAPAN :

Dapat dipahami dan kami selaku penyedia berupaya semaksimal mungkin untuk tidak bekerjasama dengan pihak lain terkait pekarjaan ini.

D.19 PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN TANGGAPAN :

Menurut konsultan sudah cukup jelas, konsultan berkomitmen melaksanakan pekerjaan Perencanaan Rehabilitasi Kodim 0609 Cimahi sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan berkoordinasi dengan pihak instansi terkait beserta Pejabat Pembuat Komitmen dalam pengumpulan data lapangan.

D.20 TANGGAPAN TERHADAP ALIH PENGETAHUAN TANGGAPAN :

Menurut konsultan sudah cukup jelas, untuk melaksanakan Perencanaan Rehabilitasi KODIM 0609 Cimahi harus menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dengan pihak

(17)

dinas/stakeholder terkait dalam pengumpulan data,masukan,koreksian/ide-ide baru yang timbul saat perencanaan.

Referensi

Dokumen terkait

Waktu pelaksanaan yang direncanakan untuk kegiatan Konsultansi Perencanaan Feasibility Study – Detail Engineering Design (FS-DED) Pembangkit Listrik Tenaga

Ahli Struktur pendidikan minimal S1 jurusan Teknik Sipil dengan pengalaman kerja profesional minimal 2 tahun dalam bidang perencanaan dan perancangan bangunan struktur..

Didalam penarikan desain alinemen horizontal dan vertical harus sudah diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi : galian/timbunan, bangunan

Penyusunan Master Plan Yang terdiri dari dokumen yang akan menjadi standar dalam dokumen perencanaan termasuk program bangunan dan lingkungan serta didetailkan ke dalam program ruang

Asisten Teknis yang akan membantu dalam kegiatan pengawasan untuk konsultasi teknis 4.Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi Peralatan dan material yang harus

Asisten Teknis yang akan membantu dalam kegiatan pengawasan untuk konsultasi teknis 4.Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi Peralatan dan material yang harus

Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi Peralatan dan material yang harus disediakan oleh konsultan Pengawas dalam Pekerjaan Pengawasan Teknis Jalan Dan Jembatan

Maksud dan Tujuan : Kerangka Acuan Kerja ini digunakan sebagai dasar dan arahan untuk penyedia jasa konsultansi Penyusunan Dokumen Perencanaan Penataan Alun-alun kota pada 25