• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK LINGKUNGAN "TANAH"

N/A
N/A
Syauqy zain

Academic year: 2023

Membagikan "TEKNIK LINGKUNGAN "TANAH""

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK LINGKUNGAN

Disusun Oleh Kelompok 3

Sarah L. Hidelilo (21011723214) Syauqy R. Zain (21011723210) Aseryo Yudolf Wahi (21011723195) Susten Tasuib (21011723218) Christatio J. Tube (21011723192) Sarah L. Hidelilo (21011723214) Renold W. Ndolu (21011723197) Aloysius L. Wuanweri (21011723226)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL AKADEMI TEKNIK KUPANG

TAHUN AJARAN 2023

"TANAH"

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang “ganti judul” ini dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga penyusun berterima kasih kepada Bapak selaku Dosen mata kuliah Teknik Limgkungan Akademi Teknik Kupang yang telah memberikan tugas ini kepada penyusun.

Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang akan penyusun buat di masa yang akan datang.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membaca.

Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penyusun mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Kupang, 9 November 2023

Penyusun

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1 Definisi Umum Pencemaran Tanah ... 3

2.2 Faktor Masalah Pencemaran Tanah ... 4

2.3 Dampak dari Permasalahan Pencemaran Tanah ... 9

2.3.1 Dampak Terhadap Kesehatan ... 9

2.3.2 Dampak Terhadap Ekosistem Atau Lingkungan ... 11

2.3.3 Dampak Terhadap Pertanian dan Menurunkan Kesuburan Tanah .. 11

2.4 Solusi Masalah Pencemaran Tanah ... 12

BAB III PENUTUP ... 15

3.1 Kesimpulan ... 15

3.2 Saran ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 16

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah mempunyai peranan penting dalam hidup dan kehidupan masyarakat, diantaranya sebagai prasarana dalam bidang perindustrian, perumahan, dan jalan.

Tanah merupakan tempat pemukiman dari sebagian besar umat manusia, di samping sebagai sumber penghidupan bagi manusia untuk mencari nafkah melalui usaha tani dan perkebunan, yang akhirnya tanah juga yang dijadikan persemayaman terakhir bagi seseorang yang meninggal dunia. 1 Tanah juga merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan demi kepentingan umum. Manusia terus- menerus memanfaatkan tanah dengan sesukanya tanpa memikirkan cara untuk menjaga kesuburan tanah. Tanah juga merupakan dasar dari suatu struktur bangunan. Setiap daerah memiliki karakteristik dan sifat tanah yang berbeda-beda.

Seringkali ada beberapa sifat tanah yang buruk dan tidak menguntungkan untuk konstruksi bangunan.

Pencemaran tanah adalah suatu kondisi dimana tanah tercemar di area permukaan atau bahkan bawah tanah. Pencemaran ini disebabkan karena adanya polutan atau kontaminan yang mencemari tanah. Pencemaran tanah dapat terjadi disebabkan oleh banyak faktor, tetapi umumnya disebabkan karena perbuatan manusia dan juga karena alami. Jadi, ada pencemaran tanah alamiah dan ada pencemaran tanah buatan. Adanya bahan kimia yang sangat beracun dan berbahaya, seperti polutan dan juga kontaminan yang menyebabkan pencemaran tanah terjadi.

(5)

2

Pencemaran tanah ini menjadi salah satu penyebab rusaknya kesehatan manusia hingga kesehatan flora dan fauna.

Sumber pencemar tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini mengacu pada latar belakang yang terdapat di atas yaitu:

• Mengidentefikasi pencemaran tanah untuk mengetahui permasalahan terhadap tanah, dampak pencemaran tanah, serta mengetahui solusi dari pencemaran tanah tersebut.

(6)

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Umum Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan.

Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah.

Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah.

air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat.

Jika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan

(7)

4

organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th.

2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”.

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

2.2 Faktor Masalah Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah seperti yang tadi sudah disebutkan, sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, dan memiliki banyak sekali dampak negatif. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui penyebab dari pencemaran tanah supaya kita dapat mengurangi atau mencegah terjadinya pencemaran tanah.

a. Limbah Domestik

Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain;

kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.

1) Limbah Padat

Berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikro-organisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan,

(8)

5

menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian. Sampah anorganik tidak terbiodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikro-organisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.

2) Limbah Cair

Berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah. Limbah cair ini sangat mencemari tanah karena larut dan menyerap ke dalam tanah. Dengan kata lain, limbah cair ini berperan besar dalam merusak kandungan zat-zat yang ada di dalam tanah.

b. Limbah Industri

Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri

(9)

6

kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikro-organisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.

c. Limbah Pertanian

Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikro-organisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya.

Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.

Limbah pertanian yang bisa menyebabkan pencemaran tanah merupakan sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT (Dichloro Diphenyl Trichlorethane). Dua sifat buruk yang menyebabkan DDT sangat berbahaya terhadap lingkungan hidup adalah:

(10)

7

1) Sifat apolar DDT tak larut dalam air tapi sangat larut dalam lemak. Makin larut suatu insektisida dalam lemak (semakin lipofilik) semakin tinggi sifat apolarnya. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab DDT sangat mudah menembus kulit.

2) Sifat DDT yang sangat stabil dan persisten. Ia sukar terurai sehingga cenderung bertahan dalam lingkungan hidup, masuk rantai makanan (foodchain) melalui bahan lemak jaringan mahluk hidup. Itu sebabnya DDT bersifat bioakumulatif dan biomagnifikatif. Karena sifatnya yang stabil dan persisten, DDT bertahan sangat lama di dalam tanah; bahkan DDT dapat terikat dengan bahan organik dalam partikel tanah. Dalam ilmu lingkungan, DDT termasuk dalam urutan ke 3 dari polutan organik yang persisten (Persistent Organik Pollutants, POP), yang memiliki sifat-sifat berikut:

a) Tak terdegradasi melalui fotolisis, biologis maupun secara kimia

b) Berhalogen (biasanya klor)

c) Daya larut dalam air sangat rendah d) Sangat larut dalam lemak

e) Semivolatile

f) Di udara dapat dipindahkan oleh angin melalui jarak jauh

(11)

8 g) Bioakumulatif

Pengaruh buruk DDT terhadap lingkungan sudah mulai tampak sejak awal penggunaannya pada tahun 1940-an, dengan menurunnya populasi burung elang sampai hampir punah di Amerika Serikat. Dari pengamatan ternyata elang terkontaminasi DDT dari makanannya (terutama ikan sebagai mangsanya) yang tercemar DDT.

DDT menyebabkan cangkang telur elang menjadi sangat rapuh sehingga rusak jika dieram. Dari segi bahayanya, oleh EPA DDT digolongkan dalam bahan racun PBT (Persistent, Bioaccumulative, and Toxic) material.

d. Bencana Alam dan Kebakaran Hutan

Faktor alam yang dapat menjadi penyebab pencemaran tanah adalah bencana alam. Secara alamiah bencana alam dapat mencemari tanah terutama ketika terjadi banjir. Banjir dapat menimbulkan lapisan unsur hara yang ada dalam tanah perlahan-lahan menghilang karena terbawa oleh arus dari air. Hilangnya unsur hara menimbulkan tanah menjadi tercemar.

Selain banjir, gunung meletus juga dapat menciptakan pencemaran terhadap tanah. Tanah yang terselimuti abu vulkanik, pasir, dan material berbahaya lainnya yang dikeluarkan gunung berapi dapat membuat tanah menjadi kekeringan. Meskipun, abu vulkanik dan material berbahaya lainnya dapat merusak tanah, tetapi setelah keadaan berubah menjadi normal kembali, tanah yang tertutup tadi

(12)

9

akan berubah menjadi lebih subur dan gembur seiring dengan berjalannya waktu.

Dan kebakaran hutan, Selain disebabkan oleh limbah, aktivitas manusia juga dapat menciptakan pencemaran terhadap tanah, contohnya kebakaran hutan yang bisa menjadi salah satu dari penyebab pencemaran tanah. Ketika hutan sudah terbakar, hutan tersebut akan sulit untuk kembali ditumbuhi oleh tanaman.

2.3 Dampak dari Permasalahan Pencemaran Tanah 2.3.1 Dampak Terhadap Kesehatan

Pencemaran tanah dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan manusia. Dampak terhadap kesehatan ini merupakan salah satu efek yang sangat berbahaya. Banyak permasalahan kesehatan yang diakibatkan dari pencemaran tanah, salah satunya menghirup gas. Gas ini berasal dari tanah yang bergerak perlahan ke atas atau juga melalui penghirupan yang disebabkan benda yang terangkut oleh berbagai macam aktivitas yang dilakukan oleh manusia.

Pencemaran tanah bisa menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti sakit kepala, mual, ruam kulit yang tergolong ringan, iritasi mata, hingga gangguan pernapasan. Kondisi serius lainnya yang disebabkan karena adanya pencemaran tanah adalah penyumbatan di neuromuscular, kemudian kerusakan pada ginjal, kerusakan pada hati, dan juga kanker yang bisa disebabkan karena adanya pencemaran tanah.

Selain menyerang manusia dan menciptakan penyakit jangka pendek, pencemaran tanah juga dapat menciptakan penyakit jangka panjang pada tubuh. Hal

(13)

10

ini terjadi karena inhalasi yang ada pada bahan partikulat tanah dan juga kontaminasi makanan bisa menjadi penyebab kondisi kesehatan yang buruk dan membutuhkan penanganan serius, yaitu:

a. Kanker

Berbagai macam penyakit kanker yang termasuk paling berbahaya yaitu leukemia. Hal ini disebabkan oleh kontak antar tubuh dengan tanah yang sudah tercemar karena terkontaminasi oleh berbagai macam zat kimia yang berbahaya, contohnya bensin, dan benzena.

b. Kerusakan Sistem Saraf

Pencemaran tanah juga dapat merusak sistem saraf yang ada di dalam tubuh kita. Hal ini terjadi karena adanya zat berbahaya berupa timbal (Pb) yang masuk ke dalam tanah. Pencemaran akibat timbal ini perlu diperhatikan karena berpotensi menyerang anak-anak yang masih suka bermain dengan tanah.

c. Penyumbatan Neuromuscular

Pencemaran tanah juga dapat berakibat fatal terhadap penyumbatan neuromuscular. Jika kita mengalami penyumbatan tersebut, kita akan mengalami depresi yang diderita oleh sistem saraf yang ada di pusatnya.

(14)

11 d. Kerusakan Ginjal

Tanah yang tercemar dan memiliki kadar merkuri. Merkuri ini adalah zat yang berbahaya serta sangat berpotensi untuk menyebabkan kerusakan pada ginjal.

e. Kerusakan Hati

Sama seperti pada ginjal, hati juga dapat rusak karena kandungan merkuri yang terkandung pada tanah, baik tanah yang di permukaan maupun tanah yang ada di bawah tanah.

2.3.2 Dampak Terhadap Ekosistem Atau Lingkungan

Tanah adalah elemen bumi yang paling mudah melakukan perubahan pada kandungan kimiawi. Bahkan, bukan hanya pada kandungan kimiawinya saja, faktanya struktur dalam tanah sekalipun sangat mudah berubah Dengan adanya perubahan dalam struktur dan kandungan yang terdapat di dalam tanah, tentunya akan memberikan efek perubahan pada sistem metabolisme seluruh organisme yang hidup dan tinggal di dalam tanah. Jika organisme di dalam tanah berkurang, maka akan berpengaruh pada ekosistem yang pada akhirnya memutus siklus dari rantai makanan.

2.3.3 Dampak Terhadap Pertanian dan Menurunkan Kesuburan Tanah Perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT

(15)

12

pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut. hilang atau tidak adanya biota-biota tanah atau juga mikroflora yang terdapat di dalam tanah.

Tentunya kehilangan biota-biota ini sangat merugikan karena membuat tanah tidak segembur dan sesubur seperti sedia kala.

2.4 Solusi Masalah Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah yang berbahaya ini masih bisa ditanggulangi dengan banyak cara, beberapa solusi untuk menanggulangi pencemaran tanah adalah sebagai berikut:

a. Remidiasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah

pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

(16)

13 b. Bioremidiasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

c. Menghindari Aktivitas Pertanian Berlebihan

Pertanian merupakan hal yang biasa dan boleh dilakukan, tetapi tidak boleh terlalu berlebihan. Karena dengan adanya aktivitas berlebihan dalam kegiatan penanaman dan pencabutan terhadap rumput yang ada di tanah akan berdampak pada bencana alam sehingga menyebabkan munculnya erosi pada tanah dan juga banjir.

Selain itu, kita harus mengurangi penggunaan pupuk kimia berbahaya dan pestisida yang biasa digunakan untuk mengusir hama. Hal ini dikarenakan kedua zat itu merupakan salah satu penyumbang terbesar terjadinya pencemaran tanah.

d. Mengurangi “Waste Footprint” Terhadap Manusia

Waste footprint ini adalah limbah yang kita hasilkan berupa

sampah yang sulit terurai. Jadi, manusia harus berusaha untuk mengurangi penggunaan limbah anorganik, seperti plastik, dan materi yang memerlukan proses lama untuk terurai.

e. Pencucian Tanah

Dengan melakukan pencucian tanah hal ini berguna untuk menghilangkan berbagai macam kontaminan yang ada di dalam

(17)

14

tanah. Cara melakukan pencucian tanah dengan menggunakan air yang bersih dan memisahkan tanah yang sudah terkontaminasi dengan tanah yang belum terkontaminasi.

f. Kurangi Bahan Kemasan

Mengurangi pembelian produk dengan kemasan juga dapat membantu mengurangi pencemaran tanah. Produk berkemasan akan menghasilkan banyak sampah anorganik yang nantinya akan berakhir di tempat pembuangan akhir dan menciptakan pencemaran tanah.

g. Berhenti Membuang Sampah Ditanah

Demi menciptakan tanah yang baik dan tidak tercemar, kita harus membiasakan untuk tidak membuang sampah sembarangan di tanah.

Buanglah sampah di tempatnya dan pisahkan berdasarkan jenisnya.

h. Berkebun Organik

Selanjutnya buatlah kebun organik dan biasakan makan makanan organik yang tidak terkontaminasi dengan zat berbahaya seperti pestisida. Dengan melakukan hal ini, bukan hanya tanah saja yang menjadi sehat, tetapi tubuh kita juga akan ikut sehat.

(18)

15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penerapan perhitungan upah lembur yang terjadi pada perusahaan Jasa 3.2 Saran

(19)

16

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdussalam, H.R., & Adri Desasfuryanto, 2015, Hukum Ketenagakerjaan (Hukum Perburuhan), PTIK, Jakarta.

Ali, Zainuddin, 2006, Sosiologi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.

Arinanto, Satya dan Triyanti, Ninuk, 2009, Memahami Hukum Dari Konstruksi Sampai Implementasi, Rajawali Pers, Jakarta.

Azwar, Syaifuddin, 2012, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Creswell, John W., 1994,” Reseach desegn Qualitative and Quantitative Approachhes,”

sage Publication, Inc, California.

Fajar, Mukti dan Achmad, Yulianto, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &

Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Friedrich, Carl Joachim, 2004, Filsafat Hukum Perspektif Historis, Nuansa dan Nusamedia, Bandung.

Husni, Lalu, 2003, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Khakim, Abdul, 2009, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Marzuki, Peter Mahmud, 2006, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Janah, 2005, ”Metode Penelitian

(20)

17 Kuantitatif”, Rajawali Pres, Jakarta.

Raharjo, Handri, 2009, Hukum Perjanjian di Indonesia, Pustaka Yustisia, Yogyakarta.

Trijono, Rachmat, 2014, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, Papas Sinar Sinanti, Jakarta.

Salim HS, 2013, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta.

Sudikno Mertokusumo, 1988, Mengenal Hukum, Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta.

Sunggono, Bambang, 2006, Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soekanto, Soerjono, 1996, Pengantar Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta.

Soekanto, Soerjono, 2004, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegeakan Hukum, Cetakan Kelima, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Wahyudi, Eko, & Yulianingsih, Wiwin, & Sholihin, Moh. Firdaus, 2016, Hukum Ketenagakerjaan, Sinar Grafika, Cet. I, Jakarta.

Wijayanti, Asri, 2015, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Cet. V, Jakarta.

Artikel

Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi Ketiga, Balai Pustaka: Jakarta.

Sufriadi, Yanto, “Penerapan Hukum Progresif dalam Penegakan Hukum di tengah Krisis Demokrasi”, artikel pada Jurnal Hukum, No. 2 Vol. 17, 2010.

Bapak Viryanto, Wawancara, (Manajer Keuangan Perusahaan Jasa Konstruksi, Maju Bersama Jaya, wawancara pada Tanggal hari Jumat tanggal 5 Agustus 2016, jam 12.30 WIB).

(21)

18 Internet

http:// Abdul Hafiz, Artikel Asosiasi Jasa Konstruksi Diminta Tingkatkan Peranan, Sriwijaya Post, tribunnews.com, Sabtu, 27 Agustus 2010.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar 1945

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Undang-Undang Nomor 22 tahun 1957

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Tahun 1945

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dan pengaruh PDRB, pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran tanah terhadap kualitas lingkungan hidup di

Kerusakan alam dapat berupa kerusakan hutan, pencemaran, air, pencemaran udara, maupun pencemaran tanah (Setiawan, 2013). Kerusakan hutan dapat menimbulkan bencana

Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada sumber air, sehingga tidak..

Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,.. yaitu masuknya zat pencemar yang berbentuk gas, partikel kecil atau aerosol

Dari hasil analisis inventarisasi pencemar udara dan GRK, sumber pencemar yang paling berpengaruh terhadap kondisi kualitas udara di Kota Tangerang adalah dari

menetapkan daya tampung beban pencemaran; melakukan inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar; menetapkan persyaratan air limbah untuk aplikasi pada tanah; menetapkan

Pencemaran lingkungan yang diatasi antaranya pencemaran air, tanah, dan pencemaran udara, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan

Makalah ini menyatakan terima kasih kepada guru mereka dan menghargai masukan untuk