See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/289657773
Teknik Sampling dan Penentuan Jumlah sampel
Presentation · January 2016
DOI: 10.13140/RG.2.1.5187.0808
CITATIONS
26
READS
305,783
1 author:
I Gusti Bagus Rai Utama Universitas Dhyana Pura Bali 393PUBLICATIONS 939CITATIONS
SEE PROFILE
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-
sifat yang sama dari obyek yang merupakan sumber data
(Sukadarrumidi, 2006:50).
Sampel diambil dalam penelitian sebagai
pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan
memfokuskan pada sebagian
dari populasinya.
Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi: Apabila populasi dicirikan oleh warna, dimensi, dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama.
Mewakili dari populasi: Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil
sebuah sampel maka hasil pengujian sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota populasinya.
Dapat dipergunakan untuk
mengeneralisasi hasil analisis:
Berkaitan dengan keterangan di atas
maka hasilnya akan berlaku untuk
Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti, hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak
Dengan membatasi jumlah
populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis
Berusaha untuk mempersingkat
waktu, memperkecil dana, dan
tenaga peneliti.
Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian menentukan sampelnya.
Batasi luasnya dengan
menegaskan karakteristik
populasi teoritis dengan
cara melakukan identitas
dan inventarisasi terhadap
sifat-sifat populasi sebagai
ruang lingkup dalam usaha
melakukan generalisasi.
Biaya lebih murah
Waktu lebih pendek
Tenaga yang dierlukan lebih sedikit Dengan teknik sampling yang baik, akan diperoleh hasil yang lebih baik atau tepat daripada penelitian
terhadap populasi karena:
adanya tenaga-tenaga ahli
penyelidikan dilakukan lebih teliti
kesalahan yang mungkin diperbuat
lebih sedikit
Ada dua macam cara pengambilan sampel, yakni secara random
(random sampling, probability sampling method) dan non
random (non random sampling, non probability sampling) .
Probability Samples adalah teknik
sampling yang memberikan
kemungkinan yang sama paa setiap
individu untuk
dipilih sebagai
sampel
Setiap individu atau item dari target memiliki
kesempatan yang sama untuk terpilih. Seleksi dilakukan dengan
penggantian atau tanpa penggantian.
Pemilihan sampel dapat
menggunakan tabel nomor
acak untuk mendapatkan
sampelnya.
Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel.
Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan hasil pembagian jumlah populasi
dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel).
Biasanya untuk sampel yang pertama telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil
persentasenya yang seimbang, sehingga dengan jumlah
Sebelum diambil sebagai sampel, populasi dibagi-bagi menjadi sub-sub populasi yang
disebut strata, lapisan atau kelompok yang lebih kecil.
Dilakukan karena populasi heterogen, sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa
strata, diharapkan tiap startum menjadi relatif homogen. Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali.
Dengan pengklasifikasian hotel atas hotel
bintang 5, bintang 4, bintang 3, hotel melati 1, melati 2, melati 3, villa dan seterusnya, akan memudahkan hasil yang diperoleh. Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang diselidiki mempunyai nilai- nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi).
Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui penghasilannya sebagai berikut:
Jika sampel yang akan dipakai 100 orang, maka pembagiannya untuk strata:
I = 40% berpenghasilan rendah II = 50% berpenghasilan sedang III = 10% berpenghasilan tinggi
I = sebanyak 40% X 100 orang = 40 orang
II = sebanyak 50% X 100 orang = 50 orang
Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel
dengan pemilihan mengacu pada kelompok bukan pada individu.
Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada.
Misalnya: Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung, besar sampel adalah 300 orang, kemudian ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah 300 : 50 = 6, kemudian
dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang
Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau
kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Jadi teknik Non
Probability bersifat subyektif, bergantung kepda selera peneliti yang akan
mengambil sampel.
MIsalnya pada incidental sampling, yang diambil hanya individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir jalan, mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan.
Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak memberikan taraf keyakinan yang tinggi, kecuali jika populasinya homogen.
Judgement sampling adalah sampling
berdasarkan pendapat atau pertimbangan- pertimbangan tertentu, tanpa
mempertimbangkan subyek-subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi, sub
populasi atau tidak, bukan sebuah persoalan.
Keuntungan teknik ini ialah bahwa
melaksanakannya lebih mudah, murah, dan cepat.
Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai
generalisasi umum. Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang
mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan.
Kelemahannya ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat
Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan. Jumlah subyek yang akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu. Jika
kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan
responden, terserah kepada team pengumpul data.
Misalnya :
Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai berikut:
10 orang warganegara Inggris
15 orang warganegara Australia
Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat
dibutuhkan. Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot
issues yang mungkin tidak
mewakili seluruh populasi, dan bahkan tidak mewakili
siapapun yang berada di
Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui)
◦ Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode
pengambilan sampel adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian.
Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya.
Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan
dimana
n : jumlah sampel N : jumlah populasi e : batas toleransi
kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan
dengan persentase.
Semakin kecil toleransi kesalahan, maka semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian dengan batas kesalahan 10% memiliki tingkat akurasi 90%.
Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan.
Contoh:
Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan, dan akan dilakukan survei dengan
mengambil sampel. Berapa sampel yang dibutuhkan apabila batas toleransi kesalahan 5%.
Dengan menggunakan rumus Slovin:
Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak diketahui)
Jika jumlah populasi tidak diketahui, jumlah responden
penelitian dapat ditentukan dengan merujuk pada persyaratan jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200 sampel.
Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup memadai, dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum likehood) atau GLS (generelaized least squares).
Begitu juga halnya dengan analisis faktor, besarnya jumlah sampel tergantung pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya.
Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator penelitian, maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 =
Ada 2 pilihan Teknik Sampling:
Random dan Non Random
Teknik Sampling Random bertujuan melakukan generalisasi, Non
Random terbatas pada sampel tertentu (responden)
Jumlah Sampel dapat ditentukan
dengan sebuah formula (Slovin) jika jumlah populasi telah diketahui.
Berdasarkan ketentuan/persyaratan
jumlah, bagi alat analisis tertentu