• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIKMENGHITUNGJUMLAHERITROSITDANLEUKOSITPADAMANUSIA

N/A
N/A
Iqbal

Academic year: 2024

Membagikan "TEKNIKMENGHITUNGJUMLAHERITROSITDANLEUKOSITPADAMANUSIA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT DAN LEUKOSIT PADA MANUSIA

Article · February 2020

CITATION

1

READS

75,021

1 author:

Muhammad A'tourrohman Walisongo State Islamic University 21PUBLICATIONS   14CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Muhammad A'tourrohman on 26 February 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

(2)

1

TEKNIK MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT DAN LEUKOSIT PADA MANUSIA

Muhammad A’tourrohman* Laboratorium Biokimia

Jurusan Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Walisongo

*Corresponding Author: [email protected]

Abstrak. Eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah. Eritrosit mengandung hemoglobin, yaitu protein yang mengandung besi, berperan dalam transpor oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh. Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Untuk menghitung eritrosit, Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Diambil darah probandus, diletakkan pada plat tetes yang sudah diberi larutan EDTA. Darah dihisap dengan “pipet darah” sampai tanda 0,5. Kemudian, larutan hayem dihisap juga sampai tanda 101. Dilepaskan pipet kater penghisap, lalu dipegang ujung pipet antara ibu jari dan telunjuk. Lalu dikocok dengan memutar pergelangan tangan. Diteteskan satu atau dua tetes pada kamar hitung neubaeur yang sudah ada kaca penutupnya. Dilihat dibawah mikroskop. Sedangkan untuk menghitung leukoit hamper sama, hanya saja batas hisap darah sampai angka 1, dan digunakan larutan Turk dengan pengenceran 10x. Hasil hitung eritrosit pada probandus Fatim 7.160.000/mm3 dan pada probandus Niam 3.546.000/mm3. Sedangkan hasil hitung leukosit pada probandus Nurul 225/mm3 dan Farid 50/mm3.

Kata Kunci: Eritrosit, Leukosit, Hemositometer

PENDAHULUAN Latar Belakang

Darah merupakan suatu suspense partikel dalam suatu larutan koloid cair yang mengandung elektrolit.[3] Darah mempunyai peran penting dalam proses sirkulasi. Secara umum, fungsi darah adalah sebagai alat transportasi zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolism dan juga untuk sebagai pertahanan tubuh dengan mengedarkan antibody dan sel darah putih.[1]

Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah. Eritrosit mengandung hemoglobin, yaitu protein yang mengandung besi, berperan dalam transpor oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh. Oleh karena itu eritrosit sangat diperlukan dalam proses oksigenasi organ tubuh. Dengan mengetahui keadaan eritrosit, secara tidak langsung dapat diketahui juga keadaan organ tubuh seseorang.[2]

(3)

2

Beberapa pemeriksaan yang dapat menggambarkan parameter penting dari fungsi dan struktur eritrosit di dalam tubuh antara lain hitung eritrosit, hemoglobin dan hematokrit.

Hitung eritrosit atau red blood cell count (RBC) adalah menghitung jumlah total eritrosit dalam darah. Nilai rujukan normal eritrosit adalah 4-5 juta/mm3.[1] Hemoglobin (Hb) adalah protein dalam eritrosit yang bertugas mengangkut oksigen. Hematokrit (Ht) adalah jumlah eritrosit dalam 100 ml darah. Ketiga parameter di atas biasa digunakan untuk menegakkan adanya anemia. Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan massa eritrosit dengan akibat oksigenasi jaringan tidak dapat terpenuhi Secara praktis ada 3 parameter untuk menegakkan adanya anemia yaitu: kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit.[3]

Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Rata- rata jumlah leukosit dalam darah manusia normal adalah 5000-9000/mm3, bila jumlahnya lebih dari 10.000/mm3, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000/mm3 disebut leukopenia.[6]

Leukosit terdiri dari dua golongan utama, yaitu agranular dan granular. Leukosit agranular mempunyai sitoplasma yang tampak homogen, dan intinya berbentuk bulat atau berbentuk ginjal. Leukosit granular mengandung granula spesifik (yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair) dalam sitoplasmanya dan mempunyai inti yang memperlihatkan banyak variasi dalam bentuknya. Terdapat 2 jenis leukosit agranular yaitu; limfosit yang terdiri dari sel-sel kecil dengan sitoplasma sedikit, dan monosit yang terdiri dari sel-sel yang agak besar dan mengandung sitoplasma lebih banyak.[8] Terdapat 3 jenis leukosit granular yaitu neutrofil, basofil, dan asidofil (eosinofil).[2]

Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses diapedesis leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung.[1]

Tujuan

Menghitung jumlah eritrosit dan leukosit pada manusia METODE

Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan tentang Analisis enzim pencernaan ini dilaksanakan pada hari senin, 13 Mei 2019, pukul 10.20-12.00 WIB bertempat di Laboratorium Biokimia.

(4)

3 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum Mengukur jumlah eritrosit adalah mikroskop, hemositometer, mikrohematokrit, EDTA, plat tetes, larutan hayem, larutan turk, alcohol 70%, dan darah probandus.

Cara Kerja

Mengukur Eritrosit

Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Diambil darah probandus, diletakkan pada plat tetes yang sudah diberi larutan EDTA. Darah dihisap dengan “pipet darah” sampai tanda 0,5. Kemudian, larutan hayem dihisap juga sampai tanda 101.

Dilepaskan pipet kater penghisap, lalu dipegang ujung pipet antara ibu jari dan telunjuk. Lalu dikocok dengan memutar pergelangan tangan. Diteteskan satu atau dua tetes pada kamar hitung neubaeur yang sudah ada kaca penutupnya. Dilihat dibawah mikroskop. Untuk menghitung sel darah merah/eritrosit, dipilih 5 bujur sangkar (4 disudut dan 1 ditengah) dari 25 bujur sangkar pada daerah hitung.

Mengukur Leukosit

Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Diambil darah probandus, diletakkan pada plat tetes yang sudah diberi larutan EDTA. Darah dihisap dengan “pipet darah” sampai tanda 1. Kemudian, larutan turk dihisap juga sampai tanda 11. Dilepaskan pipet kater penghisap, lalu dipegang ujung pipet antara ibu jari dan telunjuk. Lalu dikocok dengan memutar pergelangan tangan. Diteteskan satu atau dua tetes pada kamar hitung neubaeur yang sudah ada kaca penutupnya. Dilihat dibawah mikroskop. Untuk menghitung sel darah merah/eritrosit, dipilih 4 bujur sangkar dikeempat sudut neubauer.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1.1 Data Kloter Hasil Penghitungan eritrosit

NO Kelompok Probandus Jumlah eritrosit

1. Kelompok 1 Fatim 7.160.000/mm3

2. Kelompok 2 Niam 3.546.000/mm3

(5)

4 Tabel 1.2 Data Kloter Hasil Penghitungan Leukosit

NO Kelompok Probandus Jumlah Leukosit

1. Kelompok 3 Nurul 225/mm3

2. Kelompok 4 Farid 50/mm3

Pada praktikum kali ini digunakan darah manusia untuk menghitung jumlah eritrosit dan leukositnya. Menurut Isnaeni (2006) jumlah eritrosit normal pada manusia yaitu 4-6 juta/mm3 untuk pria, 4,2-5,4 juta/mm3 untuk wanita dan 4,0-5,5 juta/mm3 untuk anak-anak.

Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa untuk probandus kelompok 1 (Fatim) memiliki jumlah eritrosit yang tinggi atau melebihi batas normal. Hal ini bisa jadi probandus memiliki gejala penyakit tertentu atau bisa jadi karena human error dalam menghitung jumlah eritrosit. Pada probandus 2 (Niam) diperoleh jumlah eritrosit sebesar 3.546.000/mm3. Beradasarkan teori terkait jumlah eritrosit normal manusia, maka jumlah eritrosit dari probandus ini rendah, karena dibawah batas normalnya.

Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Rata- rata jumlah leukosit dalam darah manusia normal adalah 5000-9000/mm3, bila jumlahnya lebih dari 10.000/mm3, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000/mm3 disebut leukopenia. Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa leukosit dari probandus kelompok 3 dan 4 dalam hal ini Nurul dan Farid, masing-masing memiliki jumlah leukosit dibawah normal.

Menurut Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.

Hemasitometer terdiri dari gelas objek kamar hitung (counting chamber) dan pipet pengisap-pengencer Thoma. Pada percobaan ini digunakan counting chamber jenis

“Improved Neubauer”. Dalam kamar hitung terdapat gelas objek yang tebal. Counting chamber tipe “Improved Neubauer” mempunyai ukuran 3 mm x 3 mm x 0,1 mm dan terdiri dari 9 bagian kotak masing-masing dengan luas 1 mm2. Pipet pengisap-pengencer Thoma terbagi atas 2 bagian yaitu bagian atas yang menggelembung yang berfungsi sebagai tempat pengocok serta bagian bawah yang berskala. Pipet Thoma ini ada dua macam, yaitu jenis pertama yang berskala 101 digunakan untuk pengukuran jumlah eritrosit dan jenis kedua

(6)

5

yang berskala 11 digunakan untuk pengukuran jumlah leukosit. Alasan digunakannya dua ukuran pipet Thoma ini adalah karena jumlah eritrosit jauh lebih banyak (5 juta/mm3 darah¬) dibandingkan dengan leukosit yang jumlahnya hanya 8000 sel/mm3 darah.

Menurut Tyas (2016) dalam menghitung jumlah eritrosit digunakan 80 bujur sangkar kecil (5x16 bujur sangkar kecil). Volume dari bujur sangkar kecil tersebut adalah 1/4000 m3.Pengenceran dilakukan sebanyak 200 kali. Untuk menghitung jumlah eritrosit digunakan rumus sebagai berikut;

Sedangkan untuk menghitung jumlah eritrosit digunakan 64 bujur sangkar kecil.

Volume bujur sangkar kecil tersebut adalah 1/160 m3. Pengenceran dilakukan sebanyak 10 kali. Untuk menghitung jumlaha leukosit digunakan rumus sebagai berikut;

Menurut Nuryati (2006) Pengenceran yang dilakukan pada penghitungan eritrosit menggunakan larutan Hayem. Larutan ini merupakan larutan yang isotonik dengan sitoplasma eritrosit dan memiliki kemampuan untuk melisis sel darah putih. Salah satu komposisi larutan hayem adalah HgCl2 yang berfungsi untuk melisiskan leukosit dan trombosit sehingga eritrosit menjadi terlihat. HgCl2 yang terkandung dalam larutan hayem merupakan logam berat, juga termasuk Hg anorganik yang sangat toksik, ini menyebabkan HgCl2 mudah larut dalam air.

Menurut Nuryati (2006) Larutan pengencer yang digunakan pada penghitungan leukosit adalah larutan Turk. Larutan ini merupakan larutan yang isotonis dengan sitoplasma sel darah putih sekaligus memberikan pewarnaan (ungu muda) dan dapat menghemolisiskan eritrosit.

Rumus hitung eritrosit

Jumlah eritrosit : E/80 x 4000 x 200

Ket. E: Jumlah eritrosit dalam 80 bujur sangkar kecil

Rumus hitung leukosit

Jumlah eritrosit : L/64 x 160 x 10

Ket. E: Jumlah leukosit dalam 64 bujur sangkar kecil

(7)

6 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa jumlah eritrosit pada probandus 1 (Fatim) sebesar 7.160.000/mm3. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan atau jumlah dsel darah merah pada probandus Fatim sangat tinggi/melebihi batas normal. Karena batas normal jumlah eritrosit pada wanita adalah 4,2-5,5 juta/mm3. Pada probandus 2 (Niam) diperoleh jumlah eritrosit sebesar 3.546.000/mm3. Beradasarkan teori terkait jumlah eritrosit normal manusia, maka jumlah eritrosit dari probandus ini rendah, karena dibawah batas normalnya.

Pada penghitungan jumlah leukosit didapatkan hasil untuk probandus 3 (Nurul) sebesar 225/mm3 dan probandus 4 (Farid) jumlah leukositnya sebesar 50/mm3, dari kedua probandus tersebut memiliki leukosit yang rendah karena dibawah batas normal.

UCAPAN TERIMA KASIH

Saya ucapkan banyak terimakasih kepada Laboratorium Biokimia yang telah memberikan fasilitas untuk melakukan praktikum,.serta terima kasih pada asisten pembimbing praktikum yang telah membimbing saya sehingga dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: PT Kanisius [2] Kimbal. 1984. Biologi. Jakarta: Erlangga

[3] Campbell, N. A., Reece, J. B. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.

[4] Tyas, Dian Ayuning dan Bekti Sulistya Utami. 2016. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Semarang: UIN Walisongo.

[5] Nuryati, S., Kuswardani, Y., & Hadiroseyani, Y. (2006). Pengaruh pemberian resin lebah terhadap gambaran darah ikan koki Carassius auratus yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(2), 191-199.

[6] DI RSUD KOTA, K. E. N. D. A. R. I., ASRAT, D. E., INDONESIA, K. K. R., KENDARI, P. K., & KESEHATAN, J. D. I. A. PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN

HITUNG JUMLAH LEUKOSIT ANTARA METODE MANUAL IMPROVED

NEUBAUER DENGAN METODE AUTOMATIC HEMATOLOGY ANALYZER PADA PASIEN RAWAT JALAN.

[7] Harahap, D. H., Fahrimal, Y., & Budiman, H. (2013). Gambaran darah tikus yang diinfeksikan Trypanosoma evansi dan diberi ekstrak daun sernai (Wedelia biflora). Jurnal Medika veterinaria, 7(2).

(8)

7

[8] Nurrachmat, H. (2005). Perbedaan Jumlah Eritrosit, Leukosit Dan Trombosit Pada Pemberian Antikoagulan Edta Konvensional Dengan Edta Vacutainer (Doctoral dissertation, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro).

[9] Rastogi, S.C. 1976. Essentials of Animal Physiology. UK: New Age International Publishers.

(9)

8 LAMPIRAN

Leukosit Nurul Perbesaran 10x40

Eritrosit Fatim Perbesaran 10x40

Eritrosit Niam Perbesaran 10x40

Leukosit Farid Perbesaran 10x40

View publication stats

Referensi

Dokumen terkait

Akibat dari penurunan LGS fungsional trunk adalah penurunan aktivitas pada lansia, lansia akan kesulitan melakukan gerakan yang kompleks dan akan terlihat kaku, serta

Efek pemberian suplemen besi dengan dosis satu tablet setiap hari terhadap penurunan kejadian anemia, peningkatan Hb dan indek eritrosit pada ibu hamil diteliti pada ibu hamil

Pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum citriodorum) dapat menghambat penurunan jumlah eritrosit secara signifikan pada dosis 50, 100, dan 200 mg/kgBB, menghambat

Pada anemia defisiensi besi karena penurunan yang terjadi secara perlahan-lahan sering kali sindroma anemia tidak tidak terlalu menyolok dibandingkan dengan anemia lain

Akan tetapi lisisnya eritrosit secara massive misalnya pada kasus sickle cell anemia ataupun malaria akan menyebabkan produksi bilirubin lebih cepat dari kemampuan

Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Praag (2003) bahwa infeksi koksidiosis dapat menyebabkan anemia yaitu penurunan total jumlah eritrosit dan total Packed Cell

Pada anemia def besi karena penurunan kadar hemoglobin yang terjadi secara perlahan seringkali sindrom anemia tidak menonjol dibandingkan dengan anemia lain yang penurunan kadar

Indikasi klinis secara umum untuk pemberian terapi oksigen adalah jika terjadi ketidak cukupan oksigenasi jaringan yang terjadi akibat gagal napas akibat sumbatan jalan napas, depresi