• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

Judul Layanan: TINJAUAN HUKUM SIDANG PIDANA PIDANA ANAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi penyelesaian perkara pidana anak berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak. Hasilnya 1) penanganan perkara pidana anak sudah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak.

MANFAAT PENELITIAN

Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kendala dan solusi dalam pelaksanaan proses diversi pada sistem peradilan anak di Pengadilan Negeri Purwodadi.

PENGERTIAN TINJAUAN YURIDIS

TINDAK PIDANA

UU no. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak mendefinisikan anak sebagai orang yang terjerat perkara anak. Sedangkan dalam UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak digunakan istilah “Anak yang Berhadapan dengan Hukum” yang selanjutnya disebut Anak. Dalam sistem peradilan anak, anak adalah anak yang berkonflik dengan hukum, anak korban, dan anak saksi tindak pidana.

Selanjutnya, selain ketentuan tersebut, berlaku juga bagi anak yang didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara di bawah 7 (tujuh) tahun dan juga didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara (tujuh) tahun atau lebih dalam bentuk subsider, sebagai alternatif. , dakwaan kumulatif atau kombinasi (digabung) (Pasal 7 PERMA Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak)). Penahanan anak yang berkonflik hukum ditempatkan di Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS), sedangkan tempat anak menjalani hukumannya ditempatkan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA).

PIDANA DAN PEMIDANAAN 1. Pengertian Pemidanaan

Syarat umumnya adalah anak tidak melakukan tindak pidana lagi dalam keadaan tertentu selama masa pidana. Tindakan hukum pidana yang membatasi kebebasan diterapkan jika seorang anak melakukan kejahatan serius atau kejahatan yang melibatkan kekerasan. Yang dimaksud dengan pidana penjara maksimal orang dewasa adalah ancaman pidana penjara maksimal untuk tindak pidana yang dilakukan sesuai dengan ketentuan KUHP atau undang-undang lainnya.

Undang-undang ini menyatakan bahwa apabila tindak pidana yang dilakukan oleh anak merupakan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, maka anak dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun. Perampasan Hasil Pidana Yang dimaksud dengan perampasan hasil kejahatan adalah perampasan hasil kejahatan berupa bunga. Dasar dakwaan pidana khusus dirumuskan dan berlaku hanya untuk tindak pidana tertentu, tetapi tidak untuk tindak pidana lainnya.

Dilakukannya suatu kejahatan dengan menggunakan bendera negara dirumuskan dalam Pasal 52a KUHP yang menyatakan sebagai berikut: “Bila bendera negara digunakan pada waktu melakukan kejahatan. Sementara itu, untuk residivis yang didefinisikan berbeda dengan kelompok tindak pidana yang termasuk dan disebutkan dalam ketiga pasal di atas, diperparah lagi, dapat ditambahkan sepertiga dari ancaman maksimalnya. Maksud pemberatan pidana dengan pidana tertentu adalah agar pelaku dapat dipidana dengan lebih dari atau di atas ancaman maksimum atas kejahatan yang dilakukannya.

Bentuk kejahatan berat terdapat pada jenis/kualitas kejahatan pencurian (Pasal 363 KUHP) dan kejahatan penggelapan (Pasal 365), sedangkan bentuk kejahatannya diatur dalam Pasal 374 dan Pasal 375 KUHP. . . Hal ini karena orang yang mencoba atau orang yang membantu hanya menganggap sebagian dari syarat-syarat kejahatan tertentu. Ada beberapa faktor yang meringankan untuk kejahatan tertentu yang hanya berlaku untuk kejahatan tersebut dan tidak berlaku secara umum untuk semua jenis kejahatan.

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA ANAK BERDASARKAN SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI PENGADILAN NEGERI

Grobogan, di lingkungannya yang tenang, melihat situasi yang tenang di counter Anak dan Mr. Setelah selesai persiapan, Anak dan Mr. Ma'sum Mubarok mendekati loket dan kebetulan di loket hanya ada 2 (dua) orang satpam yaitu saksi Mohamad Rizal dan saksi Rudito. Setelah itu, Pak. Ma'sum Mubarok dan anak-anaknya pergi bersama ke counter Bpk. Mubarok pura-pura menuntut pengembalian ponsel seharga lima juta rupiah) ke atas, kemudian saksi Mohamad Rizal menawarkan ponsel oppo A5 dengan harga dua juta empat ratus ribu rupiah, kemudian ditunjukkan anak dan Pak Ma' Shuma Mubarok ke masing-masing 2 ( dua) handphone oppo A5.

Setelah melihat 2 (dua) handphone Oppo A5, anak dan Sdr. Ma'sum Mubarok menyetujui harga tersebut dan pura-pura membeli 2 (dua) handphone Oppo A5 tersebut. Saat saksi Mohamad Rizal dan saksi Rudito menoleh dan lengah, anak dan Sdr. Ma'sum Mubarok segera mengambil 2 (dua) handphone oppo A5 tanpa bayar dan langsung lari melihat anak-anak dan Bpk. Ma'sum Mubarok kabur sambil membawa 2 (dua) buah Oppo A5 tanpa membayar saksi. Mohamad Rizal dan saksi Rudito berteriak “pencuri” sambil mengejar anak tersebut dan Sdr. Ma'sum Mubarok, kemudian saksi Mohamad Rizal dan saksi Rudito berusaha menangkap anak tersebut dan berhasil menangkap Sdr. Ma'sum Mubarok dengan dibantu warga sekitar menangkap anak Muhammad Wakid Anwar di depan Koramil, kemudian disusul oleh Bp. Ma'sum Mubarok yang saat itu bersembunyi di semak-semak di samping pagar SMA Keluarga (di belakang gereja), kemudian anak-anak dan Bpk. Ma'sum Mubarok dibawa ke Polsek Gubug.

Bahwa akibat perbuatan anak dan Tuan Ma'sum Mubarok yang mengambil barang milik orang lain yaitu 2 (dua) handphone oppo A5 dengan maksud untuk dimiliki secara melawan haknya, dan tanpa seizin pemilik, saksi Sunoko bin Sudira selaku pemilik konter Dita Phone mengalami kerugian materil sebesar empat juta delapan ratus rupiah). Barnet's dan Mr. Perbuatan Ma'sum Mubarok sebagaimana tersebut di atas diatur dan diancam dengan pidana menurut pasal 363 ayat 1, keempat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pencurian tersebut melibatkan seorang anak bernama Muhamad Wakid Anwar dan Mr. Ma'sum Mubarok yang merupakan tersangka dan korban Sunoko bin Sudira.

Bahwa pihak kepolisian yang diwakili oleh penyidik ​​dalam proses penyidikan selalu melakukan upaya mediasi dalam menangani kasus tindak pidana yang dilakukan oleh anak.

HAMBATAN DAN SOLUSI DALAM PROSES DIVERSI SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI PENGADILAN NEGERI

Undang-Undang Hukum Pidana Anak mengatur tentang penerapan penganiayaan pada tingkat penyidikan, penuntutan dan penanganan perkara di pengadilan. Undang-undang juga mengatur bagaimana proses diversi dilakukan dan tindak pidana diversi apa yang dapat dituntut. Keberadaan Undang-Undang Peradilan Anak menjadi pedoman bagi setiap instansi, dalam hal ini detektif kepolisian, kejaksaan dan hakim pengadilan, dalam melakukan tindakan diversi terhadap perkara pidana yang dilakukan oleh anak.

Hal ini menjadi acuan bagi aparat penegak hukum agar siap secara kelembagaan untuk melaksanakan upaya diversi pada semua tahapan sistem peradilan pidana. Dalam kasus pencurian tersebut di atas, sebenarnya ada proses mediasi yang dilakukan penyidik. Pihak-pihak dalam proses derivasi tidak hadir, sehingga proses derivasi menjadi tidak masuk akal atau tidak jelas, dan.

Setiap perkara pidana yang menyangkut anak sudah disidangkan oleh penyidik ​​Polri untuk dialihkan, tetapi jarang sekali mereka dapat mencapai kata sepakat untuk mengalihkannya, sehingga perkara pidana terhadap anak yang belum terselesaikan seperti dalam kasus pencabulan di atas, kemudian dialihkan. ke kantor kejaksaan.

PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN TERHADAP TINDAK PIDANA ANAK

Hukuman yang dijatuhkan kepada anak tidak dimaksudkan untuk membalas dendam atau merendahkan martabatnya, tetapi untuk menyadarkan anak akan kesalahannya dan melatihnya, serta diharapkan dapat memberikan efek jera kepada anak untuk tidak lagi melakukan perbuatan yang melanggar hukum, tetapi hukumannya seimbang dengan perasaan keadilan dalam masyarakat. Dalam menjatuhkan hukuman kepada seorang anak, perlu diperhatikan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan meringankan anak tersebut. Dalam perkara Nomor Perkara 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Pwd, berikut hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan bagi anak.

Memperhatikan ketentuan Pasal 363 ayat (1) keempat dan semua pasal yang terkait dari UU No. 11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak di bawah umur, putusan perkara no. 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Pwd sbb: . Menyatakan bahwa putra Muhammad Wakid Anwar bin Nakrowi telah terbukti secara meyakinkan dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “PENCURIAN DI TEMPAT PERTANIAN”. Penjatuhan hukuman terhadap anak Muhammad Wakid Anwar bin Nakrowi, yaitu dengan kalimat “PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN” terhadap anak Muhammad Wakid Anwar bin Nakrowi di Pondok Pesantren Sirojut Tholibin Desa Brabo Kec.

Memerintahkan pimpinan lembaga pendidikan Pondok Pesantren Sirojut Tholibin untuk melakukan pembinaan di lingkungan panti selama 8 bulan, dan anak-anak selama menuntut ilmu. Memerintahkan pembimbing sosial untuk mendampingi, membimbing, mengawasi anak selama tumbuh kembang di panti dan melaporkan perkembangan anak kepada kejaksaan. Memerintahkan agar Anwar bin Nakrowi putra Muhammad Wakid harus membayar biaya perkara sebesar Rp.2500,00. (dua ribu lima ratus rupiah).

Diputuskan pada hari Kamis tanggal 09 Januari 2020 oleh Harry Ginanjar, S.H, M.H., selaku Hakim Pengadilan Negeri Purwodadi dan diucapkan dalam sidang terbuka pada hari dan tanggal tersebut dengan dibantu oleh Suwondo, S.H., Wakil Panitera Pengadilan Negeri Purwodadi .

SIMPULAN

Dalam kasus pencurian handphone tersebut memang ada proses mediasi yang dilakukan oleh detektif. Pihak dalam proses pengalihan tidak hadir, membuat proses pengalihan tidak masuk akal atau buram. Pertimbangan Hakim dalam perkara nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Pwd) Hakim PN Purwodadi mengambil langkah Diversi dalam kasus pencurian handphone karena pelaku pencurian adalah seorang anak yang belum berusia 18 tahun.

Hakim mengajukan langkah Diversi karena perlindungan hak anak sebagaimana dimaksud dalam undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Hakim menganggap perlu menyelesaikan kasus pencurian handphone di luar pengadilan, agar anak tersebut dapat melanjutkan sekolahnya. Di sisi lain, hakim menerapkan salah satu asas esensial yang terkandung dalam KUHAP, yaitu penafsiran Pasal 2 ayat (4) UU No. 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman.

SARAN

Pembelajaran Hukum Pidana (Sistem Pidana, Tindak Pidana, Teori Pidana & Batas Berlakunya Hukum Pidana), Bagian 1, PT.

Referensi

Dokumen terkait

Undang-undang inilah yang memperkenalkan konsep diversi yang bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban

Anak yang Berhadapan dengan Hukum adalah anak yang berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan anak yang menjadi saksi tindak pidana. Anak yang

Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak adalah pengalihan penyelesaian perkara anak yang berkonflik dengan hukum dari peroses peradilan pidana

2. Yang menjadi korban tindak pidana atau yang melihat dan/atau mendengar sendiri terjadinya suatu tindak pidana. Jika dilihat ruang lingkupnya maka anak yang berhadapan

Anak yang dapat dikategorikan sebagai anak yang menjadi saksi tindak pidana adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang dapat memberikan keterangan guna

Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Sistem Peradilan Pidana Anak menyatakan anak yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut anak adalah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dasar pemikiran dianutnya pidana peringatan dalam pemidanaan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum sebagaiamana

Peranan Lembaga Permasyarakatan Dalam Pembinaan Anak Pidana Di Lembaga Permasyarakatan Anak Menurut Perspektif Kesatuan Konsep Sistem Peradilan Pidana adalah anak yang berkonflik dengan