• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN SLE

N/A
N/A
nora lailia

Academic year: 2024

Membagikan "TEORI ASUHAN KEPERAWATAN SLE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN MULTIPLE SCLEROSIS

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian yang lengkap dan sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi yang ada pada klien sangat penting untuk merumuskan suatu diagnose keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu (PPNI 2019).

Pengkajian keperawatan meliputi;

1) Identitas

Meliputi nama, umur, agama, pendidikan, alamat, diagnosis 2) Keluhan utama

Pasien dengan Systemic Lupus Erythematosus biasanya mengeluh nyeri dan kaku pada seluruh badan, kulit kering, bersisik dan mengelupas pada beberapa bagian kulit, rasa sakit biasanya dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, pasien juga merasa badannya lemah

3) Alasan masuk rumah sakit

Muncul gejala nyeri dan kaku seluurh badan, kulit kering, dan bersisik, kulit mengelupas pada beberapa bagian kulit dan semakin parah apabila terpapar sinar mathari

4) Riwayat penyakit dahulu

a. Riwayat penyakit sebelumnya

(2)

Biasanya mengalami penyakit nyeri terutama pada persedian. Pasien emrasa panas seluruh badan selama 1 bulan, dan pasien merasakan kulitnya kering atau bersisik, pecah-pecah, rambut rontok dan semakin parah apabila terpapar sinar matahari

b. Riwayat penyakit keluarga

Pada pasien ini belum diketahui secara pasti penyebab penyakitnya tetapi faktor genetic juga sering dikaitkan dengan penderita

c. Riwayat pengobatan

Pada pasien ini sebelum mengalami penyakit SLE biasanya mengkonsumsi obat asam urat seperti Allopurinol 110 mg yang diminum setiap hari selama 1 tahun

5) Riwayat penyakit sekarang

Biasanya pasien Systemic Lupus Erythematosus saat dikaji keluhan yang dirasakan nyeri dan kaku seluruh badan, kulit mengelupas dibeberapa bagian, pasien lemas

6) Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum

a) Kesadaran

Pada pasien Systemic Lupus Erythematosus kesadaran composmentis bahkan bisa sampai terjadi penurunan kesadaran

b) Tanda-tanda vital

Biasanya pasien Systemic Lupus Erythematosus ditemukan adanya peningkatan suhu dan nadi diatas rentang normal

b. B1 (Breathing)

(3)

Irama dan kecepatan nafas, kesimetrisan pergerakan nafas, penggunaan otot nafas tambahan, sesak, suara nafas tambahan (rales,ronchi), nyeri saat inspirasi, produksi sputum, reaksi alergi.

Patut dicurigai terjadi pleuritis atau efusi pleura c. B2 (Blood)

Tanda-tanda vital, apakah ada nyeri dada,suara jantung (s1,s2,s3), bunyi systolic click (ejeksi clik pulmonal dan aorta), bunyi mur-mur.

Friction rup pericardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura. Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukan gangguan vaskuler terjadi di ujung jari tangan,siku,jari kaki dan permukaan ekstensor lengan dibawah atau sisi lateral tangan

d. B3 (Brain)

Mengukur tingkat kesadaran (efek dari hipoksia) Glasgow Coma Scale secara kuantitatif dan respon otak : compos mentis sampai coma (kualitatif), orientasi pasien. Seiring terjadinya depresi dan psikosis juga serangan kejang-kejang

e. B4 (Bladder)

Pengukuran urine tamping (menilai fungsi ginjal), warna urine (menilai filtrasi glomelorus)

f. B5 (Bowel)

Pola makan, nafsu makan, muntah, diare, berat badan dan tinggi badan, turgor kulit, nyeri tekan, apakah ada hepatomegaly, pembesaran limpa

(4)

g. B6 (Bone)

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik berlangsung actual maupun potensial yang bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2019).

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penyakit Systemic Lupus Erythematosus adalah:

1) Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) berhubungan dengan kerusakan integritas kulit

2) Nyeri Akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisiologis 3) Gangguan Citra Tubuh (D.0083) berhubungan dengan perubahan

struktur atau bentuk tubuh

4) Gangguan Integritas Kulit/Jaringan (D.0129) berhubungan dengan perubahan pigmentasi

5) Penurunan Curah Jantung (D. 0008) berhubungan dengan perubahan irama jantung

6) Pola Nafas Tidak Efektif (D.0005) berhubungan dengan depresi pusat pernapasan

7) Hipervolemia (D. 0022) berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi

8) Risiko Cedera (D. 0136) berhubungan dengan terpapar patogen

(5)

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (PPNI, 2019).

Dalam menetapkan kriteria hasil menggunakan prinsip SMART:

1) S : Spesific (tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda) 2) M : Measurable (tujuan keperawatan harus dapat diukur khususnya

tentang perilaku pasien dapat dilihat, didengar, diraba, dirasakan dan dibau)

3) A : Achievable (tujuan harus dapat dicapai)

4) R : Realistic (tujuan harus masuk akal dan dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah)

5) T : Time (tujuan harus tercapai dengan jangka waktu yang telah ditentukan)

Intervensi keperawatan yang mungkin muncul pada penyakit Systemic Lupus Erythematosus adalah:

Diagnosa Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)

(D.0054)

Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kerusakan integritas kulit

Mobilitas Fisik (L.05042)

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, mobilitas fisik

Dukungan Mobilisasi (I.05173)

Observasi:

1. Identifikasi adanay kerusakan

(6)

meningkat dengan kriteria hasil:

1. Pergerakan ekstremitas meningkat

2. Kaku sendi menurun

3. Kelemahan fisik menurun

fisik 2. Identifikasi

toleransi fisik melakukan pergerkan Terapeutik:

1. Fasilitasi melakukan pergerakan 2. Libatkan

keluarga untuk membantu pasien dalam

meningkatkan pergerakan Edukasi:

1. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi

2. Anjurkan melakukan mobilisasi dini (D.0077)

Nyeri Akut berhubungan

Tingkat Nyeri

(L.08066)

Manajemen Nyeri (I.082338)

(7)

dengan agen pencedera fisiologis

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan selama 3x24 jam tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil:

1. Keluhan nyeri menurun dari skala 5 menjadi 1 2. Ekspresi wajah

meringis menurun

3. Kesulitan tidur menurun

4. Frekuensi nadi membaik dalam rentang 60-100 x/menit

Observasi:

1. Identifikasi Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri (PQRST)

2. Odentifikasi respon nyeri Terapeutik:

1. Ajarkan Teknik non-farmakologi untuk

mengurangi nyeri (Teknik relaksasi nafas dalam) Edukasi:

1. Jelaskan

informasi pada

klien dan

keluarga terkait penyebab,

periode dan

(8)

pemicu nyeri 2. Jelaskan strategi

meredakan nyeri Kolaborasi:

1. Kolaborasi dengan dokter terkait pemberian analgetik

(D.0083)

Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan struktur atau bentuk tubuh

Citra Tubuh (L.090067) Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan selama 3x24 jam citra tubuh meningkat dengan kriteria hasil:

1. Verbalisasi perasaan negative tentang

perubahan tubuh menurun

2. Verbalisasi ke khawatiran pada penolakan/reaksi

orang lain

Promosi Citra Tubuh (I.09305)

Observasi:

1. Identifikasi perubahan citra tubuh

2. Identifikasi harapan citra tubuh

berdasarkan tahap

perkembangan Terapuetik:

1. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya

(9)

menurun 2. Diskusikan stress yang

mempengaruhi citra tubuh Edukasi:

1. Jelaskan pada keluarga tentang perawatan

perubahan citra tubuh

2. Anjurkan

mengungkapkan Gambaran diri terhadap citra tubuh

(D.0129)

Gangguan Integritas Kulit/Jaringan

berhubungan dengan perubahan pigmentasi

Integritas Kulit (L.14125)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam integritas kulit dan jaringan meningkat dengan kriteria hasil:

1. Elastisitas

Perubahan Integritas Kulit (I.11353)

Observasi:

1. Identifikasi gangguan integritas kulit Terapeutik:

1. Ubah posisi 2 jam tirah baring

(10)

meningkat 2. Nyeri menurun 3. Kemerahan

menurun

2. Lakukan

pemijatan pada area penonjolan tulang

Edukasi:

1. Anjurkan menggunakan pelembab 2. Anjurkan

meningkatkan asupan sayur dan buah

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994., dalam Potter dan Perry, 2011)

5. Evalusi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindaka keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan mengukur sebuah keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan

(11)

keperawatan yang dialkukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Penilaian pada tahap ini menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan pada komponen kognitif, afektif, psikomotor, perubahan fungsi dan tanda gejalayang spesifik (Olfah dan Ghofur, 2016)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mevalidasi dan memperbaiki reaksi perawat terhadap perilaku pasien, perawat dapat melengkapi proses disiplin dengan tindakan keperawatan, Orlando

Rencana asuhan keperawatan dalam kasus fraktur femur ini didasarkan pada Diagnosa keperawatan yang telah diperoleh, kemudian dibuat tujuan utama sesuai prioritas masalah

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya organisme infektif Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi. infeksi sekunder dengan skala

Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Stroke Non Hemoragik dengan Masalah Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik di Ruang

gatrointestinal t.d klien susah makan, dan sering memegang perut karena sakit. Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5×24 jam diharapkan pemenuhan kebutuhan

Aspek yang di Observasi Analisis Kritis 1 Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran memenuhi kriteria SMART Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time tidak menimbulkan

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN INTERVENSI No DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA KEPERAWATAN INTERVENSI Tujuan & Kriteria Objektif Intervensi Rasional Bersihan jalan napas tidak efektif

No Aspek yang Diobservasi Analisis Kritis 1 Kejelasan tujuan pembelajaran memenuhi kriteria SMART Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time atau tidak menimbulkan