Nama : Dhonan Thansyah NIM : 210102110112 Kelas : C
Teori Belajar Konstruktivisme
Pandangan konstruktivisme dalam konteks pembelajaran menekankan bahwa proses pembelajaran merupakan suatu perjalanan di mana peserta didik secara aktif terlibat dalam membangun pengetahuan mereka sendiri. Keyakinan ini mendasarkan diri pada ide bahwa pembelajaran bukanlah sekadar penerimaan informasi, melainkan suatu upaya konstruktif di mana individu secara aktif mengembangkan pemahaman melalui pengalaman langsung, refleksi, dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam kerangka konstruktivisme, fokus utamanya terletak pada proses mental yang aktif, di mana individu tidak hanya mencapai hasil akhir, tetapi lebih pada bagaimana mereka mengonstruksi makna dari informasi yang mereka terima.
Dua tokoh utama dalam teori konstruktivisme, Jean Piaget dan Lev Vygotsky, menekankan pentingnya adaptasi dan interaksi sosial dalam pembelajaran. Mereka menyoroti langkah-langkah pengembangan pengetahuan melalui interaksi aktif dengan lingkungan sekitar dan peran penting sosialisasi dalam membangun pemahaman. Konstruktivisme mengakui bahwa pembelajaran bukanlah suatu perolehan pasif, melainkan proses dinamis di mana peserta didik memiliki peran aktif dalam membangun pemahaman mereka sendiri. Dalam implementasi konstruktivisme dalam praktik pembelajaran, terdapat beragam strategi dan model. Beberapa strategi tersebut melibatkan peserta didik secara aktif, seperti belajar mandiri, kooperatif, dan generative learning. Selain itu, terdapat juga model pembelajaran berbasis konstruktivisme seperti discovery learning, reception learning, assisted learning, active learning, accelerated learning, quantum learning, dan contextual teaching and learning (CTL). Model-model ini dirancang untuk mendukung keterlibatan aktif siswa, memungkinkan mereka untuk memahami konsep-konsep dengan cara yang lebih mendalam dan relevan.
Discovery learning atau pembelajaran penemuan, misalnya, mengajak siswa untuk menemukan pengetahuan melalui pengalaman langsung. Reception learning lebih berfokus pada penerimaan
informasi secara aktif oleh siswa. Assisted learning menggabungkan bantuan guru untuk membimbing siswa dalam proses pembelajaran. Active learning menekankan keterlibatan fisik dan mental siswa, sementara accelerated learning mempercepat proses pembelajaran melalui berbagai teknik. Quantum learning dan CTL menekankan pada pengintegrasian konteks dan pengalaman siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian, pendekatan konstruktivisme tidak hanya menggeser perhatian pada hasil akhir pembelajaran, tetapi juga menekankan pentingnya proses mental yang aktif dan interaksi sosial dalam membangun pengetahuan. Strategi dan model pembelajaran berbasis konstruktivisme dirancang untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna, mendorong refleksi, dan membangun pemahaman yang kokoh.