Teori Komunikasi Massa
T i e t i n I n d r i y a n t i 2 0 0 3 0 4 1 0 3
P K P - 1
Tu g a s M a t a
Ku l i a h Ko m u n i k a s i M a s s a
Teori
Teori Komunikasi massa yang akan dibahas diantaranya:
T
Diffusion of InovationTheory
Agenda Setting Theory Media Equation Theory Spiral of Silence Theory Uses and Gratifications Theory
Cultural Imperialism Theory Media Critical Theory
Technological Determinism Theory
Diffusion of Inovation Theory
Difusi Inovasi adalah proses ketika sebuah inovasi dikomunikasikan melalui beberapa saluran dalam jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial.
Everett M. Rogers (1962) dalam buku “Diffusion of Innovation”
mendefinisikan:
“Difusi Inovasi adalah proses sosial yang mengkomunikasikan informasi tentang ide baru yang dipandang secara subjektif.
Makna inovasi dengan demikian perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah proses konstruksi sosial”.
Contoh:
Program Kampus Merdeka (inovasi) yang dikomunikasikan melalui berbagai saluran komunikasi dan media massa dan disalurkan pada seluruh mahasiswa di Indonesia (sistem sosial) yang terjadi dalam kurun waktu tertentu sehingga dapat dimengerti, diterima dan diimplementasikan (diadopsi) oleh masyarakat.
Agenda Setting Theory
Agenda Setting Theory diperkenalkan oleh Maxwell McCombs
& Donald Shaw (1972). Merupakan teori yang menyatakan bahwa media memiliki kemampuan untuk menentukan isu mana yang penting bagi publik.
Agenda Setting menggambarkan kemampuan media berita untuk mempengaruhi pandangan publik akan sebuah topik berita.
Contoh:
Media mempublikasikan berita artis yang terjerat narkoba untuk mengalihkan perhatian publik dari berita pejabat yang korupsi, sehingga publik akan memberikan perhatian yang lebih banyak pada berita pengalih dan melupakan berita pejabat yang korupsi.
Media Equation Theory
Media Equation Theory diperkenalkan oleh Reeves & Nass (1996).
Menurut asumsi teori ini, media diibaratkan manusia. Teori ini memperhatikan bahwa media juga bisa diajak berbicara.
Media bisa menjadi lawan bicara individu seperti dalam komunikasi, sehingga orang-orang tidak sadar dan secara otomatis merespon apa yang dikomunikasikan oleh media.
Contoh:
Ketika kita menonton berita yang meliput tentang sulitnya anak pedalaman mendapatkan akses Pendidikan sehingga harus berjalan berkilo meter ke sekolah, kita akan ikut merasakan sedih dan iba terhadap berita yang disajikan tersebut.
Spiral Of Silence Theory
Spiral of Silence Theory diperkenalkan oleh Noelle-Neumann (1970).
Teori ini menyatakan bahwa orang dengan sudut pandang minoritas akan cenderung diam dan tidak banyak berkomunikasi. Sedangkan orang dengan sudut pandang mayoritas akan lebih banyak berbicara. Hal ini sesuai dengan asumsi teori ini yaitu masyarakat umum dapat mengancam individu yang melenceng dari pendapat mayoritas dengan isolasi.
Contoh:
Seorang tokoh masyarakat ingin mengungkapkan pendapatnya yang berlawanan dengan pandangan mayoritas melalui artikel koran. Tapi dia enggan melakukannya karena takut dihujat atau pandangannya tidak diakui masyarakat.
Uses And Gratification Theory
Uses and gratification Theory diperkenalkan oleh Katz, Blumler & Gurevitch (1974).
Uses and gratification Theory berargumen tentang apa yang dilakukan orang dengan media. Teori ini membahas tentang bagaimana orang menggunakan media untuk kebutuhan mereka sendiri dan merasa puas ketika kebutuhan mereka terpenuhi.
Contoh:
Seseorang menonton video pembelajaran yang ada di youtube dengan tujuan untuk dapat menguasi pelajaran tersebut dari video yang ditonton.
Cultural Imperialism Theory
Cultural Imperialism Theory diperkenalkan oleh Herb Schiller (1973).
Teori ini menyatakan bahwa negara Barat mendominasi media di seluruh dunia. Dalam perspektif teori ini, ketika terjadi proses peniruan media negara berkembang dari negara maju, saat itulah terjadi penghancuran budaya asli di negara ketiga.
Contoh:
Orang yang banyak menonton film dan membaca komik dari Barat sehingga berdampak pada perubahan gaya hidup yang menjadi kebarat-baratan pada orang tersebut.
Media Critical Theory
Media Critical Theory berasal dari aliran ilmu kritis yang bersumber pada ilmu sosial marxis.
Teori kritis ini cenderung mengkritik apa yang mereka lihat.
Mengkritik bukan berarti memberi pendapat yang dianggap buruk, tetapi juga memberi masukan atau gagasan yang mungkin dapat merubah menjadi lebih baik.
Contoh:
Program mata najwa yang membongkar permasalahan korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan. Dalam penerapannya, program mata najwa mengajak masyarakat untuk berpikir kritis terhadap fenomena koruptor tersebut.
Technological Determinism Theory
Technological Determinism Theory diperkenalkan oleh Thorstein Veblen.
Ide pokok teori ini adalah perubahan yang terjadi pada cara berkomunikasi akan membentuk keberadaan manusia.
McLuhan merumuskan 3 kerangka pemikiran:
1. Penemuan baru dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya
2. Perubahan komunikasi akan membentuk eksistensi kehidupan manusia
3. Manusia membentuk alat yang diperlukan, dan kini mereka membentuk kita.
Contoh:
Dahulu manusia kesulitan untuk merekam suara sehingga diciptakan alat recorder. Tetapi sekarang ada banyak jenis recorder. Seperti recorder pada HP, bahkan recorder untuk penyadap suara.