KONSEP
5200911283 SYARIEF NUR HIDAYAT ASDOS : Geodaineviolinsky Sarangnga. DOSEN : Muh. Arief Kurniawan S. T., M. T.
TEORI PENDEKATAN
“VERNAKULAR”
KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK
DEFINISI
Arsitektur vernakular atau yang juga disebut dengan rumah adat adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asal- nya. Vernakular, berasal dari bahasa Latin, yaitu vernacullus yang berarti lokal, domes- tik, asli, pribumi. Pembentukan arsitektur be- rangsur dengan sangat lama sehingga sikap bentuknya akan mengakar.
TERMINOLOGI
istilah arsitektur vernakular pertama kali diperkenalkan pada tahun 1964 oleh Bernard Rudofsky. Kata vernakular berasal dari ba- hasa Latin verna yang berarti lokal atau asli.
Rudofsky menggunakan istilah vernakular untuk menjelaskan mengenai arsitektur-ar- sitektur lokal yang ada di berbagai lokasi di dunia.
Penggunaan Material Lokal dan Ramah Lingkungan
Menggunakan bahan bangu- nan yang tersedia di sekitar lokasi dan mengurangi jejak karbon karena minimnya transportasi material.
Desain yang Adaptif terhadap Iklim
Memaksimalkan sirkulasi, pencahayaan dan sumber daya lingkungan.
Integrasi dengan Lingkungan Alam
Mengintegrasikan pembela- jaran berbasis alam dalam kurikulum untuk mendidik siswa tentang lingkungan dan keberlanjutan.
Keterlibatan Komunitas
Melibatkan komunitas lokal dalam proses desain dan pembangunan untuk memas- tikan kebutuhan dan budaya setempat diperhatikan.
Pemeliharaan dan Pengelo- laan
Mengelola sumber daya sep- erti air dan energi dengan bijak, misalnya dengan me- masang sistem irigasi yang efisien atau sensor cahaya otomatis.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, pendekatan vernakular berusaha untuk menciptakan arsitektur yang tidak hanya estetis dan fungsional, tetapi juga berkelanjutan dan mendukung kelestarian budaya lokal
Keberlanjutan Adaptasi Iklim dan Lingkun-
gan Pelestarian Budaya Ekonomi Lokal Harmoni dengan Alam
KELEBIHAN
Keterbatasan Material dan
Teknologi Desain Terbatas Ketersediaan dan Kualitas
Material Biaya dan Waktu Konstruksi Harmoni dengan Alam
KEKURANGAN
Pendekatan vernakular menawarkan banyak keuntungan dalam hal keberlanjutan, efisiensi energi, dan pelestarian budaya, tetapi juga datang dengan tantan- gan terkait material, teknologi, dan biaya. Memilih pendekatan ini memerlukan pertimbangan yang matang untuk menyeimbangkan kelebihan dan kekurangan- nya sesuai dengan kebutuhan dan konteks spesifik proyek.
TEORI PENDEKATAN
5200911283 SYARIEF NUR HIDAYAT ASDOS : Geodaineviolinsky Sarangnga. DOSEN : Muh. Arief Kurniawan S. T., M. T.
TEORI PENDEKATAN
“VERNAKULAR”
Merujuk pada gaya dan teknik bangunan yang berkembang secara organik berdasarkan ke- butuhan lokal, bahan, dan kondisi lingkun- gan tertentu. Arsitektur vernakular sering kali mencerminkan identitas budaya dan tradisi suatu wilayah. Contohnya termasuk penggu- naan material alami lokal, desain yang ses- uai dengan iklim lokal, dan teknik konstruk- si yang telah terbukti efektif dalam jangka panjang. Dengan memanfaatkan konsep ver- nakular, arsitek dapat menciptakan bangunan yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya dan memperkuat warisan budaya setempat.
BACKGROUND ISSUE BACKGROUND ISSUE
JOGJA
sebagai kota pariwisata, pendidikan
& banyak potensi kebudayaan
KABUPATEN BANTUL salah satu daerah pusat kebudayaan di
Jogja
LANDMARK
menciptakan bangunan yang berfungsi sebagai icon Bantul dengan memprmosikan budaya yang
ada dalam kegiatan pembelajaran siswa.
Pendekatan konsep vernakular pada sekolah hijau dapat menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya berkelanjutan tetapi juga se-
laras dengan budaya dan kondisi lokal. beberapa cara bagaimana konsep vernakular dapat diterapkan pada sekolah hijau:
MIND MAPPING
5200911283 SYARIEF NUR HIDAYAT ASDOS : Geodaineviolinsky Sarangnga. DOSEN : Muh. Arief Kurniawan S. T., M. T.
SEKOLAH ALAM
kajian sub-kajian aspek arsitektur kriteria persoalan
Green School
Konteks Site
Ruang Belajar Laboratorium Perpustakaan Ruang seni Kebun Penelitian Kandang Ternak
Kondisi Fisik Site
Kondisi Fisik Site
Penghawaan Pencahayaan
Orientasi & Bentuk Material
Ruang Kelas Ruang Praktik Ruang Baca
Ruang seni Area Penelitian Ruang Budidaya
Kultur & Alam
Digunakan sebgai tempat pembelaja- ran sehingga harus memiliki standar yang nyaman bagi penggunanya.
Layout dan standar ruang yang pal- ing dibutuhkan dalam ruangan ini, dikarenakan untuk kenyamanan dan fungsi ruangnya.
penataan ruang dan furnitur yang te- pat, guna memberikan keamanan penataan ruang dan furnitur yang te- pat, guna memberikan keamanan
Ruang ini harus terkena sinar ma- tahari dengan maksimal, dan mem- butuhkan sumber air yang banyak Ruang ini digunakan sebagai kandang atau tempat membudidaya sebuah hewan
Membuat bukaan yang maksimal sebagai sumberutama penghawaan (mengutamakan penghawaan alami) Memanfaatkan sinar matahari se- bagai sumber pencahayaan dan me- nerapkan solar panel sebagai cadan- gan listrik untuk lambu buatan.
Orientasi dan bentuk bangunan akan mengikuti atau merespon arah mata angin dan lintasan matahari
Menggunakan material yang ramah lingkungan serta dapat dimanfaat- kan secara berkelanjutan atau sus- tainable
Bangunan dan site dapat semaksimal mungkin merespon seluruh kegiatan pengguna yang ada di dalamnnya.
Bagaimana cara merancang seko- lah alam dengan menyeimbangkan kondisi alam dan pengguna dengan membertimbang- kan kondisi tapak atau site
DESIGN PROPOSAL
5200911283 SYARIEF NUR HIDAYAT ASDOS : Geodaineviolinsky Sarangnga. DOSEN : Muh. Arief Kurniawan S. T., M. T.
Sekolah Alam memberikan pengalaman pendidikan yang unik dan memperkaya dengan menggabungkan mata pelajaran akademik tradisional dengan pembela- jaran lingkungan dan pengalaman. Ini bertujuan untuk mengemban kan individu yang tidak hanya berpengetahuan, tetapi juga sadar lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial.
PENERIMAAN
PEMBELAJARAN
PENGELOLA
SERVICE
PENUNJANG
LANSCAPE
PENERIMAAN PEMBELAJARAN PENGELOLA
SERVICE PENUNJANG LANSCAPE
Entrance Hall Kelas Laboratorium
Ruang seni Perpustakaan Area penelitian
Ruang Informasi Ruang Kelapa sekolah
Ruang Guru Ruang staff
Gudang Dapur Ruang serbaguna UKS
Masjid Koperasi Kantin
Kebun Kolam
Lapangan Area parkir Ruang utilitas
GOALS
Membangun koneksi yang kuat antara siswa dan lingkungan alam untuk mendukung perkembangan holistik dan kesadaran lingkungan mereka dengan fasilitas yang ada diharapkan siswa dapat nyaman dan aktif dalam proses pembelajaran
5200911283 SYARIEF NUR HIDAYAT ASDOS : Geodaineviolinsky Sarangnga. DOSEN : Muh. Arief Kurniawan S. T., M. T.
KONSEP TEMATIK, TAGLINE
“BELAJAR DARI ALAM, MERAJUT TRADISI, MENGUKIR MASA DEPAN”
“BELAJAR DARI ALAM, MERAJUT TRADISI, MENGUKIR MASA DEPAN”
BREAKDOWN CONCEPT BREAKDOWN CONCEPT
CULTURE GREEN
Locality Rooted Inovation Sustain
hubungan antara kearifan lokal den- gan kreatifitas yang diimplementasikan dalam bangunan, bisa berupa bentuk , wajah ataupun fungsi pada bangunan.
menciptakan bangunan yang berkelanjutan dengan menye- suaikan aspek lingkungan sekitar.
Bangunan dapat bertahan dalam jang- ka panjang dengan penggunaan en- ergi terbarukan sehingga bangunan lebih adapif terhadap lingkungan.
V E R N A KU L A R V E R N A KU L A R
material fasade layout material function energy material
geometri Point of
interest connection
room renewable open space
energy green
space
environmet friendly multipur-
pose room space zon-
ing geometri
function
local prod- uct
SPACE Sekolah Alam memberikan pengalaman pendi-
dikan yang unik dan memperkaya dengan meng- gabungkan mata pelajaran akademik tradisional dengan pembelajaran lingkungan dan pengala- man. Ini bertujuan untuk mengemban kan indivi- du yang tidak hanya berpengetahuan, tetapi juga sadar lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial.
EDUCATION GREEN
TAGLINE
mencerminkan misi sekolah alam yang berupaya menggabungkan pembelajaran dari alam dan pelestarian tradisi lokal untuk membentuk gen- erasi yang siap mengukir masa depan dengan bijak dan bertanggung jawab
KONSEP SIRKULASI & ZONASI
5200911283 SYARIEF NUR HIDAYAT ASDOS : Geodaineviolinsky Sarangnga. DOSEN : Muh. Arief Kurniawan S. T., M. T.
IN OUT
area parkir
sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi dengan menggunakan pola LINEAR, merupakan
tipe sirkulasi di mana rute pergerakan orang di dalam bangunan mengikuti jalur lurus yang se- derhana dan langsung
Karakteristik Sirkulasi Linear
- Jalur Lurus: Rute pergerakan mengiku- ti garis lurus, sering kali melalui koridor atau lorong yang panjang.
- Akses Langsung: Pengguna dapat bergerak langsung dari satu titik ke titik lain tanpa banyak belokan atau perubahan arah.
- Efisiensi: Sirkulasi linear memaksimal- kan efisiensi dalam pergerakan, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain
GARIS LINEAR
area lanscape GARIS LINEAR
1 2
AREA BANGUNAN
MASSA BANGUNAN 1.
area ruang guru & staff, utilitas, area service, ru- ang serbaguna, musholla
MASSA BANGUNAN 2.
area ruang kelas, laboratorium, area penelitian, ruang seni
KONSEP MATERIAL
5200911283 SYARIEF NUR HIDAYAT ASDOS : Geodaineviolinsky Sarangnga. DOSEN : Muh. Arief Kurniawan S. T., M. T.
Di wilayah Bantul, Yogyakarta, konsep vernaku- lar dapat diterapkan dengan memanfaatkan material dan teknik yang sudah dikenal dan digunakan oleh masyarakat setempat, berupa;
1. Kayu Jati dan Kayu Kelapa 2. Bambu
3. Tanah Liat
4. Genteng Tanah Liat 5. Batu
Dengan mengintegrasikan material dan teknik vernakular dalam pembangunan sekolah hijau di Bantul, dapat tercipta lingkungan belajar yang berkelanjutan, efisien energi, dan harmonis den- gan budaya serta lingkungan setempat.
` BAMBU
TANAH LIAT
MOODBOARD
5200911283 SYARIEF NUR HIDAYAT ASDOS : Geodaineviolinsky Sarangnga. DOSEN : Muh. Arief Kurniawan S. T., M. T.
1
3 2
1 STRUKTUR BANGUNAN
Penggunaan Material kayu pada strutur kolom dan balok bangunan. bisa berupa kayu jati/ bambu.
2 FACADE BANGUNAN 3
Penggunaan Material batu bata pada dinding bangunan.
SELIMUT BANGUNAN
Penggunaan Material kaca tempered/
anyaman bambu sebagai reduksi sinar matahari dan juga sebagai tambahan estetika pada bangnunan.
KONSEP FACADE
Di wilayah Bantul, Yogyakarta, konsep vernaku- lar dapat diterapkan dengan memanfaatkan material dan teknik yang sudah dikenal dan digunakan oleh masyarakat setempat, berupa;
1. Kayu Jati dan Kayu Kelapa 2. Bambu
3. Tanah Liat
4. Genteng Tanah Liat 5. Batu
KONSEP LANSKAP
5200911283 SYARIEF NUR HIDAYAT ASDOS : Geodaineviolinsky Sarangnga. DOSEN : Muh. Arief Kurniawan S. T., M. T.
HARDSCAPE
merupakan perkerasan pada tanah
aspal paving beton
SOFTSCAPE
penataan tanaman dalam site
rumput pohon palm pohon pule
BLUESCAPE
area air pada dalam site
Kolam ikan reflecting pond
1 3 2
3 1
2
2 1
3
2
1 1
HARDSCAPE SOFTSCAPE BLUESCAPE
2 3
1 2 3
1 2
ASPAL PAVING BETON
RUMPUT POHON PALM POHON PULE
KOLAM IKAN REFLECTING POND
5200911283 SYARIEF NUR HIDAYAT ASDOS : Geodaineviolinsky Sarangnga. DOSEN : Muh. Arief Kurniawan S. T., M. T.
2 3
ZONING SITE
1 4
5 8 6
10
7
9
10 1. IN/ OUT BANGUNAN
2. AREA PARKIR 3. DROP OFF
4. MASSA BANGUNAN 1 5. MASSA BANGUNAN 2 6. LAPANGAN
7. AREA PERKEBUNAN 8. KOLAM IKAN 9. AREA PETERNAKAN 10. REFLECTING POND
KONSEP UTILITAS
5200911283 SYARIEF NUR HIDAYAT ASDOS : Geodaineviolinsky Sarangnga. DOSEN : Muh. Arief Kurniawan S. T., M. T.
POMPA
GWT POMPA
DISTRIBUSI
DISTRIBUSI SUMUR
SKEMA AIR BERSIH
SUMUR POMPA GWT
POMPA AIR
DISTRIBUSI
SKEMA AIR KOTOR
AIR LIMBAH SEPTIC
TANK RESAPAN
SALURAN TERTUTUP
RIOL KOTA
AIR HUJAN SALURAN TER-
BUKA
AIR BERSIH AIR KOTOR
RESAPAN
RIOL KOTA
VOLUMETRIK
5200911283 SYARIEF NUR HIDAYAT ASDOS : Geodaineviolinsky Sarangnga. DOSEN : Muh. Arief Kurniawan S. T., M. T.
1
Membagi gubahan menjadi 3 massa bangunan guna mengoptimalkan sirkulasi udara yang datang dari sisi selatan site.
2
Membagi bangunan berdasarkan elevasi lantai.
3
Memaksimalkan sirkulasi akses jalan menuju ke se- tiap bangunan.
4
Menambahkan atap sebagai respon terhadap terik sinar matahari guna mengurangi hawa panas dalam bangunan.
5
Menambahkan selubung/ selimut bangunan sebagai respon terhadap panas & angin guna mengurangi in- tensitas yang masuk ke dalam bangunan.
6
Penggunaaan material pada bangunan didasarkan pada respon analisa site dan juga konsep. Dimana ma- terial utama yang digunakan ada 3 item, antara lain;
1. kayu 2. concrete 3. kaca 4. tanah liat Pemetaan lahan pada site, seluas 3.451 m
1
2 dengan KDB 60% didapatbatas bangunan maksimal seluas 2.040 m2
Memaksimalkan Elevasi lantai setinggi per 4m. didapatkan tinggi
2
bangunan 12m.
Mengoptimalkan bentuk guna pembagian zonasi bangunan.
3
Membagi gubahan menjadi 3 massa bangunan berdasar fungsi pada
4
setiap area bangunan.
3 lantai
2 lantai 1 lantai
OPSI DESAIN 1
OPSI DESAIN 1
VOLUMETRIK
5200911283 SYARIEF NUR HIDAYAT ASDOS : Geodaineviolinsky Sarangnga. DOSEN : Muh. Arief Kurniawan S. T., M. T.
1
Membagi gubahan menjadi 3 massa bangunan guna mengoptimalkan sirkulasi udara yang datang dari sisi selatan site.
2
Membagi bangunan berdasarkan elevasi lantai.
3
Memaksimalkan sirkulasi akses jalan menuju ke se- tiap bangunan.
4
Menambahkan atap sebagai respon terhadap terik sinar matahari guna mengurangi hawa panas dalam bangunan.
5
Menambahkan selubung/ selimut bangunan sebagai respon terhadap panas & angin guna mengurangi in- tensitas yang masuk ke dalam bangunan.
6
Penggunaaan material pada bangunan didasarkan pada respon analisa site dan juga konsep. Dimana ma- terial utama yang digunakan ada 3 item, antara lain;
1. kayu 2. concrete 3. kaca 4. tanah liat Pemetaan lahan pada site, seluas 3.451 m
1
2 dengan KDB 60% didapatbatas bangunan maksimal seluas 2.040 m2
Memaksimalkan Elevasi lantai setinggi per 4m. didapatkan tinggi
2
bangunan 12m.
Mengoptimalkan bentuk guna pembagian zonasi bangunan.
3
Membagi gubahan menjadi 3 massa bangunan berdasar fungsi pada
4
setiap area bangunan.
3 lantai
2 lantai 1 lantai
OPSI DESAIN 2
OPSI DESAIN 2