PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sikap siswa untuk berbagi ide dalam hal belajar dengan temannya masih belum terlihat. Demikian pula mata kuliah IPS bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan dasar berpikir logis dan kritis (Depdiknas 2008:162). Gambaran proses pembelajaran tematik yang diuraikan di atas belum menggunakan pembelajaran kolaboratif Think Pair Share (TPS), sehingga keterampilan sosial siswa belum berkembang.
Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan proses pembelajaran tematik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS di kelas III SD Negeri 19 V Koto Kampungdalam Kabupaten Padangpariaman. Proses pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS di kelas bawah (kelas III) SD Negeri 19 V Koto Kampungdalam Kabupaten Padangpariaman. Pengetahuan baru diperoleh pada pembelajaran tematik dengan model kooperatif tipe TPS di kelas III SD Negeri 19 V Koto Kampungdalam Kabupaten Padangpariaman.
KAJIAN PUSTAKA
Landasan Teoretik
- Pembelajaran Tematik
- Pembelajaran Bahasa Indonesia
- Pemebelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
- Pembelajaran Matematika
- Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
- Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
- Pembelajaran Koperatif
- Pembelajaran Koperatif Tipe TPS
Berdasarkan beberapa pemikiran di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik memiliki banyak manfaat bagi siswa dan guru. Mata pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum Tingkat Satuan (UTL) bertujuan agar siswa memiliki keterampilan sebagai berikut Miftahul juga menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah pembelajaran yang dimulai dengan menugaskan siswa untuk duduk berpasangan.
Penelitian yang Relevan
Berpedoman pada pendapat para ahli di atas maka penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penggunaan pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS), beberapa data menunjukkan bahwa pembelajaran tematik dengan cara ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan penelitian terhadap model pembelajaran tipe TPS menunjukkan bahwa respon guru sangat baik dan diharapkan penerapannya tidak hanya diterapkan dalam pembelajaran IPS dan IPA saja, tetapi juga untuk pelajaran lainnya model ini dapat digunakan dalam pembelajaran. sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti tertantang untuk mengkaji penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran kooperatif TPS pada pembelajaran tematik di kelas III SD.
Kerangka Teori
Pelaksanaan pembelajaran dengan model Think-Pairs-Share (TPS) mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: (1) mendengarkan materi klasikal, (2) menerima masalah/problem yang diberikan guru (Think), (3) mendesain. kelompok dengan teman sebangku (2 orang dalam satu kelompok) (Berpasangan), (4) diskusi dalam kelompok untuk memecahkan masalah yang ada (Berpasangan), (5) presentasi hasil kerja kelompok secara bergiliran/sharing dengan kelompok lain (Bagian), ( 6) menyelesaikan kuis secara individu, (7) menerima hadiah bagi siswa terbaik, (8) evaluasi. Sejalan dengan pembahasan kerangka teori di atas, maka peneliti menyusun kerangka konseptual seperti pada Gambar 2 di halaman berikutnya. Keterampilan sosial siswa seperti saling berbagi/kerjasama, toleransi, komunikasi dan daya tanggap terhadap ide-ide asing serta keberanian mengemukakan pendapat kurang berkembang dengan baik.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
- Tempat Penelitian
- Subjek Penelitian
- Waktu Penelitian
Siklus I. dijadwalkan pada 12 dan 13 Mei 2014, II. siklus pada tanggal 26 dan 28 Mei 2014, jika II. siklus tidak akan berhasil, kita lanjutkan dengan III.
Rancangan Penelitian
- Pendekatan dan Jenis Penelitian
- Alur Penelitian
Menurut penelitian tindakan kelas, masalah yang ingin dipecahkan berasal dari masalah praktek profesional di kelas, prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas sudah umum. Penelitian tindakan kelas yang menitikberatkan pada upaya mengubah keadaan saat ini ke arah yang diharapkan. Menurut Suharsimi, penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktik pengajaran.
Lebih lanjut, menurut Mansur, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan secara terencana dan sistematis serta kesadaran diri. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian di bidang pendidikan dan pelatihan yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan untuk memecahkan masalah pendidikan serta memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, model kooperatif tipe Think, Pairs, and Share (TPS) dalam pembelajaran tematik digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan pembelajaran tematik siswa kelas III SD Negeri 19 V Koto Kampungdalam Kabupaten Padangpariaman.
Alur penelitian adalah langkah-langkah yang diambil dan dilaksanakan dalam setiap bagian penelitian tindakan. Berdasarkan pendapat ahli, alur penelitian tindakan kelas dikembangkan secara berurutan, dimulai dari studi pendahuluan, persiapan tindakan, pelaksanaan tindakan dan refleksi. Selanjutnya desain penelitian ini dapat digambarkan dalam alur penelitian seperti pada Gambar 3 di halaman berikutnya.
Berdasarkan temuan tersebut, peneliti bersama guru menyusun rencana tindakan untuk diimplementasikan dalam pembelajaran tematik.
Prosedur Penelitian
- Refleksi Awal/Studi Pendahuluan
- Tahap Perencanaan
- Tahap Pelaksanaan
- Tahap Pengamatan (Observasi)
- Refleksi
18. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang tempo lagu dan cara menyanyikannya. 23. Guru menugaskan siswa dalam kelompoknya untuk mendiskusikan masalah dalam teks bacaan sesuai tema. 27. Guru menugaskan siswa membuat gambar lapangan pada beberapa bagian dan menaungi beberapa bagian gambar.
30. Siswa menghitung berapa bagian penjumlahan, berapa bagian yang diwarnai, dan menentukan pecahan sederhana 31. Guru mempersilahkan siswa untuk mewarnai. 35. Guru menginstruksikan siswa untuk menjelaskan ciri-ciri dan kelebihan orang yang memiliki semangat kerja. 43. Guru mengajak siswa mendemonstrasikan cara membuat dan menentukan lambang pecahan sederhana dari gambar lapangan.
Data dan Sumber Data
- Data Penelitian
- Sumber Data
Kelemahan dan keterbatasan yang ditemukan pada siklus I, direkomendasikan untuk perbaikan pada siklus II, disusun kembali perencanaan pelaksanaan siklus II, refleksi dan evaluasi siklus II, direkomendasikan untuk disempurnakan pada perencanaan dan pelaksanaan siklus III. , dan seterusnya sampai siklus kesembilan sampai penelitian ini berhasil. Data hasil belajar siswa merupakan hasil dari proses pembelajaran, baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik dengan menggunakan model kolaboratif Think Pairs Share (TPS). Sumber data penelitian diperoleh dari guru dan siswa kelas III SD Negeri 19 V Koto Kampungdalam Padangpariaman Semester II Kabupaten Tahun Pelajaran 2013/2014.
Sumber data penelitian adalah proses kegiatan pembelajaran tematik pada tahap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Think Pairs Share (TPS).
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian …
- Teknik Pengumpulan Data
- Instrumen Penelitian
Observasi dilakukan untuk mengamati lingkungan kelas tempat berlangsungnya pembelajaran tematik dengan menggunakan model kooperatif Think Pairs Share (TPS). Dengan berpedoman pada lembar observasi, peneliti mengamati apa yang terjadi dalam proses pembelajaran. Dengan memberikan checklist pada lembar observasi, peneliti bertindak sebagai pengamat. Wawancara yang dilakukan berupa pertanyaan kepada siswa tentang pembelajaran yang dilakukan dan keterbatasan yang mereka hadapi.
Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui penguasaan materi siswa dan mengidentifikasi hambatan serta solusi untuk mengatasinya. Catatan lapangan, dilakukan terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam proses pembelajaran dan ditulis langsung dalam bentuk catatan lapangan, berupa uraian tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi selama proses pembelajaran. Dokumentasi berupa foto dan video untuk memperkuat data yang merupakan kegiatan pembelajaran, baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa.
Pendokumentasian dilakukan selama proses pembelajaran yaitu pembelajaran tematik dengan model kooperatif Think Pairs Share (TPS). Tes digunakan untuk melihat kemampuan siswa dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pairs Share (TPS), selain untuk memperkuat data observasi yang terdapat di kelas, khususnya pada butir-butir penguasaan materi pembelajaran unsur siswa. Untuk penilaian hasil belajar siswa digunakan berbagai instrumen yang dapat menggambarkan perkembangan prestasi yang dicapai siswa yaitu sebagai berikut.
Melalui format ini akan diperoleh hasil proses pembelajaran bagi setiap siswa yang meliputi kemampuan inteligensi, sikap dan nilai, serta keterampilan bertindak.
Teknik Analisis Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Siklus I
- Tahap Perencanaan
- Tahap Pelaksanaan Siklus I
- Tahap Pengamatan Siklus I
- Tahap Refleksi Siklus I
Kegiatan Pembelajaran Siklus I pertemuan kedua berlangsung sebagai berikut: (1) Generasi skema siswa dengan menyanyikan lagu “Selamat Pagi”. Guru menugaskan siswa untuk mendiskusikan dalam kelompoknya isi teks bahan bacaan “Matahari Bersinar”. Setelah dijelaskan oleh guru, siswa memahami maksudnya. dari pengamatan tersebut, maka untuk kegiatan ini kualifikasinya dianggap cukup.
Menurut penjelasan guru, siswa memahami tujuan observasi, sehingga kualifikasi untuk kegiatan ini dianggap cukup.
Hasil Penelitian Siklus II
- Tahap Pelaksanaan Siklus II
- Tahap Pengamatan Siklus II
- Tahap Refleksi Siklus II
Indikator siklus II pada pertemuan pertama (I) adalah: (1) membuat jadwal siswa dan menyanyikan lagu “Good Morning Sun”. Adapun tujuan pembelajaran Siklus II Sesi I (I) adalah sebagai berikut: (1) Siswa dapat memahami gambar yang berhubungan dengan energi yang berbeda dalam teknologi. 2) Siswa membaca teks “Listrik dalam kehidupan sehari-hari”. Tujuan pembelajaran Siklus II Pertemuan Kedua (II) adalah sebagai berikut: (1) Siswa dapat membentuk kelompok dengan teman sebayanya.
Untuk kegiatan pembelajaran siklus II pada pertemuan kedua (II), proses pembelajaran dilakukan sebagai berikut: (1) Skema generasi siswa dengan menyanyikan lagu “Selamat Pagi Matahari”. Guru menugaskan siswa untuk mendiskusikan dalam kelompoknya isi teks bacaan “Listrik dalam kehidupan sehari-hari”. Selain itu, f) Guru menugaskan siswa untuk menyebutkan ciri-ciri dan manfaat bagi orang yang memiliki semangat kerja. G).
Guru membangunkan skemata siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang menarik perhatian siswa dan menyanyikan lagu “Selamat Pagi. Secara jelas dan sistematis guru menginstruksikan siswa untuk menyebutkan manfaat energi listrik dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu dianggap kualifikasinya baik r). Siswa menyebutkan berbagai manfaat energi listrik dalam kehidupan sehari-hari, serta beberapa contoh yang dilaksanakan dengan baik sehingga kualifikasinya dianggap baik.
Memotivasi siswa, agar selalu rajin memperhatikan manfaat berbagai energi yang ada di sekitar siswa.
Pembahasan
- Penilaian Kognitif Peserta Didik
- Penilaian Afektif Peserta Didik
- Penilaian Psikomotor Peserta Didik
- Hasil Pengamatan Berdasarkan Lembaran Observasi
- Hasil Jawaban Lembaran Pengamatan Langsung
- Hasil Jawaban Lembaran Kerja Siswa (LKS)
- Hasil Jawaban Lembaran Diskusi Kelompok (LDK)
- Hasil Ujian Harian
- Hasil Jawaban Soal Kuis dan Catatan lainnya
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Simpulan
Pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa secara tematik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Think, Pair and Share (TPS). Perencanaan meliputi tahapan pembelajaran, sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan bahan ajar, bahan bacaan dan alat penilaian. Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari beberapa siklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dengan komitmen waktu masing-masing 5 x 35 menit.
Dalam pelaksanaannya peneliti melakukan dua siklus, karena pada akhir siklus II proses peningkatan hasil belajar siswa dinyatakan tuntas, bahkan pada akhir siklus I materi yang berkaitan dengan IPA sudah mencapai kesempurnaan, sehingga untuk materi siklus II, Kompetensi Inti IPA Alam berubah menjadi substansi yang belum tereksplorasi. Peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa, ternyata kualifikasi penilaian untuk kedua mata pelajaran tersebut berada di II. pada siklus I jauh lebih baik daripada pada siklus I. diajak untuk mengamati secara langsung objek-objek yang berhubungan dengan topik pembelajaran, ternyata pada siklus I siswa lebih berorientasi pada bermain, kemudian pada siklus kedua siswa lebih banyak belajar. Sebelum melakukan penelitian, peneliti sengaja mengambil nilai tengah II. semester, kemudian pada setiap akhir siklus diadakan ulangan harian.
Implikasi
Guru menugaskan siswa untuk membuat beberapa soal sekaligus menjawab sesuai dengan bahan bacaan.
Saran