• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tiara Pengantar menciptakan ruang kelas berkarakter.

N/A
N/A
Rafi Abdul Aziz

Academic year: 2025

Membagikan "Tiara Pengantar menciptakan ruang kelas berkarakter."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

A. Pengantar menciptakan ruang kelas yang berkarakter

Keberadaan pendidikan karakter dinilai penting untuk dilaksanakan. Hal ini ditinjau dari kasus banyak ditemukannya peristiwa yang tidak sesuai dengan nilai karakter yang baik. Penekanan pada aspek kemampuan karakter tergambar dalam Undang Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan bertujuan dalam mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,bertanggung jawab.

Berbekal nilai-nilai karakter yang baik sesorang diharapkan akan memiliki wawasan, sikap, dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Lickona (1994), bahwa seseorang bisa dikatakan berkarakter baik dimana orang tersebut dapat memenuhi komponen pengetahuan moral, perilaku yang bermoral dan perasaan moral. Penanaman nilai karakter untuk membentuk perilaku moral yang baik perlu dilakukan sejak usia dini. Pentingnya pendidikan karakter sejak usia dini ini didasari alasan bahwa di masa usia dini terdapat fase usia emas yang perlu dimanfaatkan. Pada fase ini sel-sel otak anak berkembang secara optimal. Untuk dapat mencapai perkembangan yang optimal, maka perlu diberikan stimulus yang tepat disegala aspek perkembangan, termasuk di dalamnya adalah karakter anak.

Keberhasilan pendidikan karakter dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah iklim kelas yang kondusif. Melalui iklim kelas yang berkarakter tentunya memungkinkan siswa untuk membangun kebiasaan berperilaku baik.

Terbentuknya kelas yang berkarakter membutuhkan peran guru. Sebagai seseorang yang banyak menghabiskan waktunya berinteraksi dengan siswa di sekolah tentunya terdapat banyak kesempatan yang dimiliki guru untuk menginternalisasikan nilai-nilai karakter kepada siswa, dalam hal ini melalui penciptaan kelas yang berkarakter. Beberapa hal yang dapat dlakukan guru dalam membangun kelas yang berkarakter antara lain: 1) Membangun ikatan model karakter, 2) mengajarkan tata cara yang baik, mengajarkan akademik bersamaan dengan karakter, mempraktikan disiplin berbasis karakter, 4) mengajarkan tata cara yang baik, 5) mencegah kenakalan teman sebaya dan mengedepankan kebaikan, dan 6) membantu anak-anak bertanggng jawab untuk membangun karakter mereka sendiri. Penguatan karakter di kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya

(2)

adalah guru, siswa, serta fasilitas pendukung. Guru berperan dalam kegiatan mengelola kelas serta perlu memiliki kemampuan manajerial kelas yang baik,berupa pemahaman konsep, keterampilan, serta kemampuan sikap yang patut diteladani.

Selain hal tersebut,untuk menciptakan ruang kelas yang berkarakter dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut :

 Menciptakan lingkungan yang kondusif

Iklim kelas yang kondusif akan mendorong terciptanya masyarakat belajar disekolah, karena iklim belajar yang kondusif merupakan hal penting dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya Tarik tersendiri bagi proses belajar.

 Fasilitas dan sumber belajar yang memadai

Fasilitas dan sumber belajar perlu digunakan seoptimal mungkin, dipelihara dan disimpan dengan sebaik - baiknya. Selain itu kreatifitas guru dan peserta didik perlu ditingkatkan untuk membuat dan mengembangkan alat - alat pembelajaran serta alat peraga yang berguna bagi peningkatan kualitas belajar.

 Tumbuhkan disiplin peserta didik

Disiplin diri peserta didik bertujuan untuk membantu menemukan diri serta berusaha menciptakan suasana aman dan menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran. Sehingga mereka menaati segala peraturan yang ditetapkan. Soelaeman (1985: 77) mengemukakan bahwa guru berfungsi sebagai pengemban ketertiban yang patut digugu dan ditiru tetapi tidak diharapkan sikap yang otoriter.

 Wujudkan guru yang dapat digugu dan ditiru

Guru sebagai fasilitator setidaknya harus memiliki tujuh sikap seperti yang diidentifikasikan oleh Rogers (dalam Knowles,1984) Sebagai berikut :

Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya atau kurang terbuka, mampu mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaannya, mampu menerima ide peserta didik yang inovatif dan kreatif meningkatkan hubungan dengan peserta didik, mampu menerima (feedback), toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik, dan mampu menghargai prestasi peserta didik.

 Libatkan seluruh warga sekolah

Warga sekolah harus terlibat dalam pembelajaran diskusi dan rasa

(3)

memiliki dalam upaya pembentukan pendidikan karakter.

 Penataan ruang kelas

Penataan ruang kelas yang baik bertujuan agar pada proses pembelajaran dapat menciptakan suasana yang kondusif.

Mulyasa,H.E..2013.ManajemenPendidikan Karakter.Bumi.Akasara.(Jakarta:hal 1- 281).

Wuryandani, W. PERAN GURU DALAM MENCIPTAKAN KELAS YANG

BERKARAKTER DI SEKOLAH DASAR. Tata Kelola Guru untuk Meningkatkan Pendidikan yang Memuliakan, 35.

Referensi

Dokumen terkait

sekolah, pelajaran dan waktu sekolah. Metode yang digunakan guru harus bervariasi agar siswa tidak merasa bosan pada pembelajaran. Guru harus berinteraksi

Guru menjelaskan tanda hubung (-) untuk menulis kata ulang Siswa menulis kata ulang dengan menggunakan tanda hubung Siswa membuat kalimat yang di dalamnya terdapat kata

Namun, pada pendidikan formal di sekolah, guru merupakan orang yang memiliki peran sangat penting dalam pembentukan karakter siswa.. Nilai-nilai karakter

Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai siswa yang belum mencapai nilai 66 ( KKM ). Oleh karena itu, peneliti mengadakan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru kelas

Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Nilai-Nilai Keteladanan Guru dan Orangtua pada Siswa Sekolah Dasar.. (Prosiding Seminar Nasional PKn iii

Melalui kemampuan mendongeng guru dapat menerapkan nilai karater pada siswanya Nilai-nilai yang terdapat dalam dongeng menjadikan sebuah perbandingan bagi diri siswa

Sama seperti di kelas konvensional, dalam pembelajaran yang dilakukan di kelas virtual maka siswa dan guru dapat berinteraksi dengan satu sama lain, yang berarti siswa masuk ke kelas

Menurut hemat saya bentuk penanaman nilai akhlak yang dilakukan sekolah kepada siswa cukup efektf, karena dengan tiga langkah tersebut guru dan siswa selalu berinteraksi dengan dalam