• Tidak ada hasil yang ditemukan

tiket masuk kimia organik 4

N/A
N/A
Priyok

Academic year: 2023

Membagikan "tiket masuk kimia organik 4"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

MATERI UJI IDENTIFIKASI ALKOHOL

NAMA : MOCHAMMAD PRIYO UTOMO

NIM : 205100200111004

KELAS : E

KELOMPOK : E1

ASISTEN : DIAPHENIA

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2021

Pas foto 3 x 4

(2)

Nama Moch Priyo Utomo NIM 205100200111004

Kelas E

Kelompok E1

BAB 1

IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL 1. PRE-LAB (maksimal 2 halaman)

1. Jelaskan prinsip dari uji Lucas dan uji Ferri klorida !

Prinsip tes Lucas adalah membedakan alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier dengan menggunakan larutan Lucas. Cara membedakannya yaitu memasukkan larutan Lucas (campuran asam klorida dan seng klorida) ke dalam tabung reaksi yang sudah diisi dengan jenis-jenis alkohol, seperti metanol, etanol, 2-propanol, dan fenol. Jika larutan berubah menjadi keruh dalam waktu yang lama maka menandakan adanya alkohol tersier.

Jika larutan berubah menjadi keruh dalam waktu yang tidak lama maka menandakan adanya alkohol sekunder. Jika larutan tidak berubah warna maka menandakan adanya alkohol primer (Eddy, dkk., 2018).

Prinsip tes Ferri Klorida adalah membedakan alkohol dengan fenol. Cara membedakannya yaitu menggunakan larutan Ferri Klorida 5%. Larutan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah diisi dengan jenis-jenis alkohol, seperti metanol, etanol, 2-propanol, dan fenol. Perubahan warna pada larutan yang menandakan adanya senyawa fenol atau bukan. Warna ungu mengidentifikasi adanya senyawa fenol dalam larutan, jika bereaksi dengan gugus aromatik akan menghasilkan warna hitam, sedangkan jika tidak terjadi perubahan warna mengidentifikasi adanya senyawa alkohol dalam larutan (Cengristitama dan Sari, 2017).

2. Sebutkan dan jelaskan macam jenis alkohol berdasarkan gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon ! (berikan masing-masing 3 contoh)

Berdasarkan letak gugus OH yang terikat pada atom C, alkohol dapat dibedakan menjadi 3, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Alkohol primer adalah atom karbon yang membawa gugus –OH hanya terikat pada satu gugus alkil. Contoh alkohol primer adalah propanol, metanol, dan etanol (Abdillah, 2016). Alkohol sekunder adalah atom karbon yang mengikat gugus –OH berikatan langsung dengan dua gugus alkil. Kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda. Contoh alkohol sekunder adalah isopropanol, isoamil alkohol, dan 2-butanol. Alkohol tersier adalah atom karbon yang mengikat gugus –OH berikatan langsung dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama atau berbeda. Contoh alkohol tersier adalah 2-metil-2-propanol, 2,2-dimetil-etanol, dan 3-etil,3-pentanol (Nidhofatin, 2020).

(3)

Nama Moch Priyo Utomo NIM 205100200111004

Kelas E

Kelompok E1 Gambar 1 Klasifikasi Alkohol

Sumber: Husna, 2019

3. Jelaskan faktor yang mempengaruhi kelarutan alkohol dan fenol pada pelarut polar dan non-polar !

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan alkohol dan fenol pada pelarut polar dan non-polar ada 7 faktor. Pertama, intensitas pengadukan. Pada pengadukan rendah aliran akan bersifat pasif sedangkan pada pengadukan tinggi sistem akan menjadi turbulent. Kedua, jumlah atom karbon. Ketiga, suhu. Pada alkohol kelarutannya akan berkurang jika suhu semakin tinggi (Baker, et al. 2012). Keempat, tekanan. Umumnya, perubahan volume larutan disebabkan karena perubahan tekanan kecil, sehingga diperlukan tekanan yang besar untuk mengubah kelarutan tersebut. Kelima, pH. Keenam, volume zat pelarut dan zat terlarut.

Semakin banyak volume zat pelarut akan mempercepat kelarutannya. Keenam, luas permukaan zat. Semakin besar luas permukaan zat maka akan mempercepat kelarutannya (Rutkowska, et al. 2015).

4. Jelaskan perbedaan yang dapat ditemukan diantara senyawa alkohol alifatik dan alkohol aromatik ! (minimal 4)

Pada umumnya, perbedaan alkohol dan alkohol aromatik/fenol terletak di gugus OH. Pada senyawa alkohol terikat pada atom karbon tetrahedral, sedangkan pada alkohol aromatik/fenol gugus OH terikat pada karbon pada cincin aromatik. Kedua, alkohol aromatik/fenol lebih bersifat asam dibanding dengan alkohol. Hal ini karena anion fenoksida distabilkan oleh adanya resonansi pada inti benzene sehingga berpengaruh pada nilai pKa yang lebih besar daripada alkohol (Koirewoa dan Raunsay, 2016). Ketiga, alkohol aromatik/fenol mempunyai sifat yang toksik pada jaringan daripada alkohol (Aidina, 2016).

Keempat, saat diujikan dengan asam kromat alkohol alifatik mengalami oksidasi sedangkan alkohol aromatik/fenol tidak mengalami oksidasi.

5. Sebutkan peranan alkohol alifatik dan fenol yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari ! (masing-masing minimal 3)

Peranan alkohol alifatik dalam kehidupan sehari-hari sangatlah banyak. Contohnya adalah peran etanol yang digunakan sebagai pelarut, bahan anti septik, bahan baku pembuatan eter, bahan pembuatan minuman keras, dan dapat digunakan senagai bahan bakar alternatif yang relatif aman terhadap lingkungan (Karomi, 2016). Sedangkan metanol digunakan sebagai tambahan untuk pembuatan minuman keras, bahan bakar yang ramah lingkungan, bahan antibeku, sebagai pelarut, dan sebagai bahan additif bagi industri etanol (Yanti, dkk., 2019).

Peranan fenol dalam kehidupan sehari-hari juga sangat banyak. Contohnya adalah bahan baku pembuatan karbol untuk desinfektan atau pembunuh kuman di lantai, bahan pembuatan deodorant, bahan pelarut pemurnian minyak pelumas, dan bahan dasar pembuatan plastik bakelit (Mohammadi, et al. 2015). Dalam bentuk resin, fenol digunakan untuk mengawetkan kayu, membuat konstruksi bangunan, dan digunakan untuk industri sepeda motor. Selain itu, fenol juga dapat digunakan untuk obat dalam menyembuhkan sakit tenggorokan, nyeri mulut, dan iritasi mulut (Kiswandono, 2016).

(4)

Nama Moch Priyo Utomo NIM 205100200111004

Kelas E

Kelompok E1 2. TINJAUAN PUSTAKA (maksimal 2 halaman)

2.1 Fenol

Fenol (C6H6OH) adalah senyawa organik dengan gugus hidroksil yang terikat di cincin benzena. Nama lainnya seperti asam karbolik, benzenol, monofenol, fenil hidrat, fenilat alkohol, dan fenol alkohol. Fenol berwujud padatan bentuk kristal, tidak berwarna dan memiliki bau yang khas. Titik didih fenol berada di 181 °C sedangkan titik lelehnya di 41

°C. Selain itu, fenol bersifat toksik dan korosid terhadap kulit (Permata, 2015).

Gambar 2 Struktur fenol Sumber: Permata, 2015 2.2 Metanol

Metanol berwujud cairan, tidak berwarna, dan sedikit berbau. Rumus kimianya CH3OH.

Metanol memiliki nama lain seperti methyl acohol dan carbinol. Berat molekul metanol sebesar 32,04 gram/mol. Titik didih metanol pada suhu 64,6 °C sedangkan titik lelehnya pada suhu -97,6 °C. Metanol bersifat larut dalam air, etanol, dan eter. Fungsinya untuk cairan pembersih wiper dan cat dan bahan bakar pesawat, (Hamidah dan Yulianti, 2017).

Gambar 3 Struktur Metanol Sumber: Inayah, 2019 2.3 Etanol

Etanol (CH3CH2OH) atau etil alkohol adalah zat kimia yang termasuk ke golongan alkohol. Memiliki sifat mudah menguap, polar, dan tidak berwarna. Sifat polar menyebabkan etanol digunakan sebagai bahan pengawet dalam dunia medis, pelarut obat, desinfektan untuk menghilangkan toksisitas dari metanol dan etilen glikol, dan bahan baku untuk membuat etil ester dan etil amin. Titik didih etanol sebesar 78,4 °C (Inayah, 2019).

Gambar 4 Struktur kimia etanol Sumber: Inayah, 2019 2.4 2-Propanol

Isopropil alkohol atau 2-propanol adalah nama lain dari senyawa kimia dengan rumus molekul C3H8O atau C3H7OH. Senyawa ini merupakan senyawa yang tidak berwarna, mudah terbakar, pH bernilai 7, dan memiliki bau yang menyengat. Titik didih isopropil alkohol sebesar 97,2 °C sedangkan titik lebur sebesar -126,2 °C (Nursyafa’ah, 2016).

(5)

Nama Moch Priyo Utomo NIM 205100200111004

Kelas E

Kelompok E1

Gambar 5 Struktur 2-Propanol Sumber: Nursyafa’ah, 2016 2.5 FeCl3

Besi (III) klorida atau feri klorida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia FeCl3. Digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air minum, dan sebagai katalis di industri maupun di laboratorium. Memiliki titik lebur yang relatif rendah dan titik didih pada 315 °C.

Sedikit berbau seperti HCl (Agustin, 2019). FeCl3 memiliki densitas 2,898 g/cm3. Berat molekulnya sebesar 162, 22 gr/mol (Santoso dan Susanto, 2019).

Gambar 6 Struktur FeCl3

Sumber: Palupi, 2014 2.6 HCl

HCl adalah asam kuat yang tidak berwarna, mempunyai bau seperti klorin pada konsentrasi tinggi, dan bersifat korosif. Sifat HCl antara lain, termasuk senyawa kovalen, larut dalam air, dan memiliki massa molekul relatif (Mr) sebesar 36,45. HCl berfungsi untuk mengawetkan baja, produksi senyawa organik, sebagai pengendali pH dan netralisasi, untuk regenerasi penukar ion, dan untuk pengasaman sumur minyak. (Rokan, 2018)

Gambar 7 Rumus molekul HCl Sumber: Rokan, 2018 2.7 ZnCl2

Seng klorida atau ZnCl2 berwujud solid, berbentuk kristal, tidak berwarna atau putih, dan mudah larut dalam air. Senyawa ini bersifat higroskopis. Berat molekul seng klorida sebesar 136,315 gr/mol. Seng klorida memiliki titik lebur sebesar 292 °C sedangkan titik didih sebesar 756 °C. Seng klorida ini dapat diaplikasikan atau digunakan secara luas dalam pengolahan tekstik, fluks metalurgi, dan sintesa kimia (Anggraeni dan Yuliana, 2015).

2.8 Aquades

Aquades atau air suling adalah pelarut yang penting dan memiliki kemampuan untuk melarutkan zat kimia seperti garam-garam, gula, dan asam. Oleh karena itu, dapat dikatakan sebagai pelarut universal. Aquades berasal dari air murni yang mengalami penyulingan dan bebas dari kotoran maupun mikroba. Aquades tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.

pH bernilai 7 atau netral (Bernad, 2019). Aquades merupakan substansi kimia dengan rumus kimia H2O, satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen (Hasanah, 2016).

(6)

Nama Moch Priyo Utomo NIM 205100200111004

Kelas E

Kelompok E1 3. DIAGRAM ALIR

3.1 Uji Lucas

Dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi berbeda dan diberi label sesuai nama sampel uji

Tabung ditutup

Dikocok

Diamati terbentuknya kabut selama 5 menit

Jika larutan tidak berkabut selama 5 menit, maka dihangatkan/dipanaskan dengan media air suhu 60 °C selama 10 menit

0,5 ml Sampel

Hasil

2 ml Reagen Lucas

(7)

Nama Moch Priyo Utomo NIM 205100200111004

Kelas E

Kelompok E1 3.2 Uji Ferri Klorida

Dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi berbeda dan diberi label sesuai nama sampel uji

Dikocok

Diamati perubahan warna

Dicatat ada tidaknya perubahan warna

Dilakukan secara duplo 1 ml Aquades

Hasil

2 tetes FeCl, 5%

5 tetes sampel

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Mohammad Noufal. 2016. Rancang Bangun Alat pendeteksi Kualitas Tape Singkong dengan Sensor MQ 3 dan Sensor LDR Berbasis Fuzzy Logic. Skripsi. Jember:

Universitas Jember

Agustin, Wahyu Reni. 2019. Sintesis dan Karakterisasi MnO2 dengan Pendopingan Fe3+

Sebagai Elektroda Penyimpan Energi. Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Aidina, Melanta Lara. 2016. Pemanfaatan Limbah Karbit Sebagai Adsorben untuk Mengurangi Kandungan Fenol pada Limbah Cair Kain Jumputan Menggunakan Proses Continue.

Skripsi. Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang

Anggraeni, Ika Silvia dan Linda Eka Yuliana. 2015. Pembuatan Karbon Aktif dari Limbah Tempurung Siwalan (Borassus Flabellifer L.) dengan Menggunakan Aktivator Seng Klorida (ZnCl2) dan Natrium Karbonat (Na2CO3). Skripsi. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Baker, Maribel I., et al. 2012. A Review of Polyvinyl Alcohol and Its Uses in Cartilage and Orthopedic Applications. Journal of Biomedical Materials Research Part B: Applied Biomaterials, 100(5), 1451 – 1457

Bernad, Laurensius Frans. 2019. Validasi Metode Analisis Flavonoid dari Ekstrak Etanol Kasumba Turate (Carthamus Tinctorius L.) Secara Spektrofotometri UV-Vis. Skripsi.

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma

Cengristitama dan Yuanita Intan Purnama Sari. 2017. Identifikasi Formalin pada Ikan Laut yang Dijual di Pasar Antri Cimahi. Jurnal TEDC, 11(2), 126 – 130

Eddy, Diana Rakhmawaty, Sanidya Saraswati, dan Rustaman. 2018. Uji Fotokatalisis Reduksi Bezaldehida Menggunakan Titanium Dioksida Hasil Sintesis. PENDIPA Journal of Science Education, 2(2), 158 – 162

Hamidah, Masnu’atul dan Kunthi Yulianti. 2017. Temuan Post Mortem Akibat Keracunan Metanol. E-Jurnal Medika, 6(7), 1 – 7

Hasanah, Faridatul. 2016. Desain Sensor Kapasitif untuk Penentuan Level Aquades. Skripsi.

Jember: Universitas Jember

Husna, Zahra Razani. 2019. Pengembangan Sensor untuk Mendeteksi Alkohol Berbasis Polyvinylidene Fluoride (PVDF). Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Inayah, Ilul. 2019. Uji Total Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Biji Gayam (Inocarpus fagiferus (Park.) Forst.) Menggunakan Pelarut yang Berbeda. Skripsi.

Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Karomi, Arief Abi. 2016. Pengaruh Penambahan Etanol dalam Bahan Bakar Pertalite terhadap Performa dan Emisi Gas Buang Mesin 4 Silinder. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Kiswandono, Agung Abadi. 2016. Metode Membran Cair untuk Pemisahan Fenol. Analit:

Analytical and Environmental Chemistry, 1(1), 74-88

Koirewoa, Dolfina dan Edoward Krisson Raunsay. 2016. Status Pencemaran Senyawa Fenol pada Beberapa Sumber Air di Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura. Novae Guinea Jurnal Biologi, 8(2), 91 – 98

Mohammadi, Shohreh, et al. 2015. Phenol Removal from Industrial Wastewaters: A Short Review." Desalination and Water Treatment, 53(8), 2215 – 2234

Nidhofatin, Naily. 2020. Sintetis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks Fe(II) dengan Ligan Turunan Triazol Sebagai Sensor Alkohol. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Nursyafa’ah, Millahi. 2016. Stufy Kultivasi dan Ekstraksi Lipid Mikroalga Chrolla vulgaris dengan Metode Maserasi Menggunakan Aseton, Etanol, Isopropanol, Khlororm- Metanol, dan N-Heksana Sebagai Pelarut. Skrispi. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya

Palupi, Yunita Indah. 2014. Uji Stabilitas Warna Hasil Reaksi Parasetamol Tablet dengan FeCl3

Menggunakan Metode Spektrofotometri Visible. Skripsi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

Permata, Dessy Gilang. 2015. Degradasi Fotokatalik Fenol Menggunakan Fotokatalis ZnO dan Sinar UV. Skripsi. Bukit Jimbaran: Universitas Udayana

Rokan, Heri Latif. 2018. Pengaruh Perbandingan Volume Asam Klorida (HCl) 33% pada Sweet Water untuk Meningkatkan Kualitas Gliserin dari CPKO. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara

Rutkowska, B., et al. 2015. Soil Factors Affecting Solubility and Mobility of Zinc in Contaminated Soils. International Journal of Environmental Science and Technology, 12(5), 1687 – 1694

Santoso, Angela Vionna dan Alex Susanto. 2019. Prarencana Pabrik Monoklorobenzena Kapasitas Produksi: 23.100 ton/Tahun. Skripsi. Surabaya: Universitas katolik Widya Mandala

Yanti, Arisma, dkk. 2019. Optimalisasi Metode Penentuan Kadar Etanol dan Metanol pada Minuman Keras Oplosan Menggunakan Kromatografi Gas (KG). Indonesia Journal of Chemical Science, 8(1), 53 – 59

Referensi

Dokumen terkait

Dimasukkan 4 tetes sample (toluena, aseton, etanol, bensaldehida) ke dalam tabung reaksi bersih dan kering, kemudian ditambahkan 2 mL n-oktanol, dikocok

Dilarutkan 4 tetes heksena atau sampel lainnya yang disediakan, misalnya toluena, aseton, etanol, bensaldehida ke dalam sedikit mungkin aseton atau air di dalam tabung