• Tidak ada hasil yang ditemukan

Timbang terima pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Timbang terima pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi pelayanan kesehatan yang promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Rumah Sakit menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat dimana keadaan klinis pasien yang gawat darurat membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut (UU RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit).

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap tahun terjadi peningkatan kebutuhan akan tenaga kesehatan salah satunya tenaga keperawatan. Berdasarkan data dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK), persentase jumlah perawat adalah yang terbesar diantara tenaga kesehatan lain yaitu 29,66% dari seluruh rekapitulasi tenaga kesehatan di Indonesia per Desember 2016. Legalitas dan pengakuan profesi keperawatan menjadi lebih jelas setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang keperawatan. Perawat juga dapat di bagi menjadi beberapa jenis yaitu: perawat Vokasional; Lulusan minimal D3 Keperawatan, perawat professional; Lulusan S1 Keperawatan, perawat professional terdiri dari Ners dan Ners Spesialis (Info DAATA, 2016)

Sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien menggunakan pendekatan keperawatan. Hal ini meliputi pengkajian, menegakkan diagnosis keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah

(2)

yang muncul dan membuat langkah atau cara pemecahan masalah dan kemudian melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Nursalam & Efendi, 2018)

Keselamatan pasien dengan meningkatkan komunikasi antara perawat pada saat pergantian Shift agar tidak terjadi miskomunikasi antar perawat pada saat timbang terima.

Timbang terima pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum, dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna, dilakukan oleh perawat yang dinas sebelumnya kepada perawat yang dinas selanjutnya secara tertulis dan lisan (Nursalam, 2016).

Masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan timbang terima pasien merupakan keprihatinan internasional. Hal ini dilaporkan Cohen & Hilligos (2013) dalam studinya yaitu dari 899 kejadian malpraktek ditemukan (32%) kesalahan penggunaan komunikasi.

Dirincikan dalam komunikasi terapeutik dalam timbang terima pasien yang menimbulkan kesalahan dalam menyampaikan informasi, kesalahan tentang rencana keperawatan (54,7%), kesalahan pada tes penunjang (10%), ketidakefektifan pengawasan kepala ruangan dalam proses timbang terima (51,2%).

Dari hasil penelitian Morika (2017) dengan judul hubungan beban kerja perawat dengan timbang terima pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina dapat di lihat bahwa lebih dari separuh (65.6%) didapatkan timbang terima pasien kurang baik.

(3)

Adapun di RS Panti Waluyo didapatkan beberapa temuan angka insiden keselamatan pasien dalam bulan Juli s/d Desember 2014, yang disebebkan oleh proses timbang terima pasien yang tidak sesuai prosedur, diantaranya jadwal operan yang mundur Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) 5 kejadian, pemberian obat yang tidak sesuai intruksi dokter Kejadian Nyaris Cedera(KNC) 2 kejadian, pemeriksaan labolatorium dan pemeriksaan radiologi yang tertunda Kondisi Potensial Cedera(KPC) 1 kejadian. Meskipun angka kejadian insiden keselamatan pasien kecil, namun dampak yang diakibatkan di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta oleh sangat besar, misalkan jadwal operan yang mundur bisa mengakibatkan kematian apabila pasien dengan apendik perforasi, atau misal pasien denga minum obat yang kontra indikasi dengan penyakitnya.(Marjani, 2015).

Fenomena saat ini yang dijumpai dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit terkait dengan komunikasi perawat dalam kegiatan timbang terima pasien adalah kurang informasi yang di sampaikan, sering terjadi salah persepsi, isi (content) komunikasi yang tidak fokus tentang masalah pasien, sehingga perawat harus menanyakan ulang kepada perawat yang bertugas sebelumnya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya diambil (omission). Fenomena tersebut apabila tidak diatasi akan berdampak pada beberapa masalah, diantaranya keterlambatan dalam mendiagnosa dan peningkatan kemungkinan efek samping, juga konsekuensi lain termasuk biaya yang lebih tinggi, perawatan kesehatan dan ketidak puasan pasien (Kemenkes, 2011)

Hal ini dikarenakan dahulu timbang terima menggunakan metode tradisional, yaitu dilakukan hanya di meja perawat, menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi. Ada pengecekan ke pasien

(4)

hanya sekedar memastikan kondisi secara umum, tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date. (Kaasean M, Jagoo ZB , 2015)

Dokumentasi dalam timbang terima berguna sebagai validasi asuhan keperawatan, sebagai sarana komunikasi antar tim dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Komponen penting dalam pendokumentasian adalah komunikasi, proses keperawatan, dan standar asuhan keperawatan. Efektifitas dan efisiensi sangat bermanfaat dalam mengumpulkan informasi yang relevan serta akan meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan (Nursalam 2016).

Salah satu rumah sakit yang sudah menerapkan timbang terima ke pasien adalah Rumah Sakit Umum Daerah kelas B Kabupaten Subang. Rumah Sakit Umum Daerah Subang merupakan milik pemerintah Daerah Kabupaten Subang dinyatakan lulus Akreditasi untuk 12 bidang pelayanan. Kemudian pada tahun 2017 Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Subang dinyatakan lulus akreditasi versi tahun 2012 dengan prediksi Paripurna yang dikeluarkan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). RSUD Subang sudah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) tersendiri untuk acuan dalam melakukan timbang terima yang di lakukan setiap pergantian shift. Pelaksanaan timbang terima di Ruang Rawat Inap RSUD Subang di lakukan oleh semua perawat yang bertugas.

Rumah Sakit Umum Daerah Subang memiliki ruang rawat inap 13 dimana masing-masing ruagan mempunyai jumlah perawat yag berbeda-beda adapun datanya dapat dilihat pada table berikut :

(5)

Tabel 1.1 Jumlah perawat peruangan di Ruang Rawat Inap RSUD Subang

Peneliti mengambil ruang Bedah(Dahlia) dan Penyakit Dalam (Mawar). Hal ini dikarenakan jumlah perawat dan pasien tidak seimbang, dan pihak diklat mengatakan di kedua ruangan tersebut belum melakukan timbang terima sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh RSUD subang, melainkan hanya melalui dokumentasi data yang sudah di tulis dalam buku oleh perawat yang shift sebelumnya dan hanya antar satu perawat.

No Ruangan Jumlah perawat Bed pasien

1 Kemuning 14 perawat 8

2 Teratai bawah 13 perawat 10

3 Tulip 17 perawat 16

4 Teratai atas 16 perawat 20

5 Aster 13 perawat 18

6 Bugenfil 16 perawat 23

7 Mawar (penyakit dalam)

17 perawat 32

8 Asoka bawah 17 perawat 37

9 Asoka ats 17 perawat 37

10 Dahlia (bedah) 22 perawat 36

11 Anggrek 15 perawat 22

12 Cempaka 22 perawat 23

13 Flamboyant 24 perawat 28

Total 223 perawat 310

(6)

Hasil wawancara dengan kepala ruangan bedah dan penyakit dalam di dapatkan bahwa jumlah tenaga perawat yang bertugas setiap shift terdiri dari 4-6 orang dengan rasio perawat : pasien setiap ruangan berbeda dari mulai 1 : 4 sampai 1 : 10, dan menggunakan metode kerja tim.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada bulan april 2019 dengan observasi langsung di ruang Bedah dan ruang Penyakit Dalam dan wawancara kepada kepala ruangan, perawat pelaksana dan pasien. menurut penuturan kepala ruang timbang terima yang di lakukan di ruangan tersebut sudah sesuai dengan SOP yang di tetapkan oleh Rumah Sakit di mulai dengan berkumpul di nurse station dan di pimpin oleh kepala ruangan atau ketua tim ataupun penanggung jawab shift membuka proses timbang terima lalu ke bed pasien satu persatu sambil mengenalkan ke pasien untuk perawat yang merawat selanjutnya lalu kembali lagi ke nurse station dan menutupnya. Namun menurut penuturan perawat di ruangan tersebut tidak semua shift melakukan timbang terima sesuai SOP yang sudah di tetapkan Rumah Sakit. Untuk shift siang dan malam biasanya melakukan timbang terima hanya melalui dokumentasi yang sudah di tuliskan perawat yang shift sebelumnya. Menurut pasien perawat jarang mengenalkan perawat yang bertugas selanjutnya ataupun berkunjung ke ruangan pada saat pergantian shift.

Menurut data yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan perawat pelaksana di ruangan tersebut pernah terjadi pergantian perban tidak tepat waktu, penjadwalan ulang pasien yang akan operasi, salah pemberian obat, salah membawa pasien untuk pemeriksaan radiologi karena timbang terima yang hanya lewat pendokumentasian perawat sebelumnya. Hasil wawancara pada pasien di ruang tersebut pada saat setiap pergantian shift perawat tidak selalu ke kamar pasien hanya di pagi hari saja dan siang hari tidak selalu dan setiap mendatangi pasien perawat selalu mengenalkan perawat selanjutnya yang akan bertugas dan pamitan. Dan hasil

(7)

observasi peneliti timbang terima yang dilakukan di shift siang hanyalah antar satu perawat sebelumnya dan selanjutnya melalui dokumentasi yang di tulis di buku yang telah di isi oleh perawat shift sebelumnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang di atas maka masalah penelitian ini adalah

“Penerapan timbang terima pasien oleh perawat pelaksana di ruang Bedah dan Penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Subang”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui “Penerapan timbang terima pasien oleh perawat pelaksana di Ruang Bedah dan Penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Subang”

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi penerapan timbang terima pasien oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap bedah dan penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Subang pada shift pagi

b. Mengidentifikasi penerapan timbang terima pasien oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap Bedah dan Penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Subang pada shift siang

c. Mengidentifikasi penerapan timbang terima pasien oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap bedah dan penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Subang pada shift malam.

D. Manfaat Penelitian

(8)

1. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk peneliti berikutnya terutama yang berhubungan dengan penelitian tentang Penerapan timbang terima pasien oleh perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Subang

2. Praktek keperawatan

Hasil penelitian ini dapat di gunakan untuk mengevaluasi kinerja perawat dalam melakukan Penerapan timbang terima pasien oleh perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Subang

3. Rumah sakit

Dengan diketahuinya Penerapan timbang terima pasien oleh perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Subang dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perawat dan Rumah sakit tersebut agar dapat melakukan timbang terima sesuai dengan SOP yang di tetapkan RSUD Subang.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup tempat dan waktu a) Tempat

Tempat penelitian ini di ruang rawat inap bedah dan penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Subang

b) Waktu

Pelaksanaan penelitian ini yaitu pada bulan Maret - Agustus 2019 2. Ruang lingkup materi

(9)

Materi dalam penelitian ini adalah Penerapan timbang terima pasien oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap bedah dan penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Subang yang termasuk dalam bidang Management Keperawatan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari daya terima dan konsumsi pasien rawat inap penderita penyakit dalam terhadap menu makanan yang disajikan di rumah sakit

Ruang rawat inap ICU/ICCU RSI Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi hanya memiliki draft SOP timbang terima pasien sehingga proses timbang terima dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

PENGEMBANGAN KONSEP TIMBANG TERIMA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP ICU/ICCU RSI IBNU SINA YARSI

Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD Raden Mattaher Jambi... How to create a positive work

Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara beban kerja perawat pelaksana terhadap penerapan keselamatan pasien di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam, Paru-paru, Bedah dan

Pada tahap post timbang terima, unsur yang digunakan untuk mengobservasi perawat dalam melakukan timbang terima terdiri dari 2 item prosedur, yaitu mendiskusikan dengan

Fenomena yang terjadi perilaku caring perawat dirumah sakit “T” Jakarta di ruangan rawat inap bedah dan penyakit dalam ternyata masih belum tinggi, hal ini

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari daya terima dan konsumsi pasien rawat inap penderita penyakit dalam terhadap menu makanan yang disajikan di rumah sakit