Landasan hukum hukum kepailitan di Indonesia tidak hanya diatur dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 saja, namun segala sesuatu yang berkaitan dengan kepailitan diatur dan tersebar dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Asas hukum hukum kepailitan Indonesia secara umum diatur dalam Pasal 1131 KUHPerdata, dan asas khusus terdapat dalam Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.14. Mengenai hal tersebut, penjelasan umum Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 menunjukkan beberapa faktor yang memerlukan aturan mengenai kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang.
Undang-Undang Kepailitan Indonesia sebagaimana dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 mengatur baik mengenai kepailitan orang perseorangan. Jika undang-undang no. 37 Tahun 2004 tidak cukup mengatur tentang kepailitan orang perseorangan atau badan hukum, maka digunakan peraturan perundang-undangan lain sebagai landasan hukumnya. Debitur adalah orang yang berhutang karena suatu perjanjian atau undang-undang, yang pelunasannya dapat dimintakan melalui pengadilan.
Kreditur preferen adalah kreditur yang mempunyai keistimewaan khusus, yaitu suatu hak yang diberikan oleh undang-undang kepada seorang kreditur agar kedudukannya lebih tinggi dari pada orang lain. Hak tanggungan diatur dalam undang-undang nomor 4 tahun 1996 tentang hak tanggungan atas tanah dan segala sesuatu yang berkaitan dengan tanah yang merupakan jaminan hak. Hak fidusia diatur dalam undang-undang nomor 42 tahun 1999 tentang jaminan fidusia, yang obyeknya adalah agunan berupa barang-barang yang tidak dapat dijamin dengan gadai, hak tanggungan, dan hak tanggungan.24.
Pengertian utang dalam Kitab Undang-Undang Kepailitan memperjelas bahwa pengertian utang harus ditafsirkan secara luas dan tidak hanya mencakup utang yang timbul karena perjanjian debitur saja.
Pihak Yang Dapat Dinyatakan Pailit
27 perjanjian pinjam-meminjam dan perkreditan, tetapi juga utang-utang yang timbul karena undang-undang atau perjanjian-perjanjian yang dapat dinilai dengan sejumlah uang tertentu. Syarat agar suatu utang dapat ditagih dan ditagih adalah cukup. Syarat bahwa utang itu harus dapat ditagih dan dapat ditagih menunjukkan bahwa kreditur berhak menuntut agar debitur memenuhi prestasinya. Menurut Jonos, kondisi ini menunjukkan bahwa utang harus timbul dari suatu perjanjian yang sempurna (adanya schuld dan haftung).
Dengan demikian jelas bahwa utang yang timbul karena kewajiban kodrat (adanya schuld tanpa haftung) tidak dapat diajukan pailit. Sekalipun hutang akibat perjudian telah jatuh tempo, hal ini tidak memberikan hak kepada kreditur untuk menagih hutang tersebut. Dalam hal ini berlaku ketentuan mengenai kewenangan masing-masing badan hukum sebagaimana diatur dalam anggaran dasar.
Pihak-Pihak Yang Dapat Mengajukan Permohonan Pailit
Kepailitan berarti bahwa segala harta kekayaan debitur dan segala sesuatu yang diperoleh selama kepailitan, dapat disita secara umum sejak putusan pailit diumumkan, kecuali. Pasal 41 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 dengan tegas mengatur bahwa untuk kepentingan harta pailit, segala perbuatan hukum debitur yang telah dinyatakan pailit, yang merugikan kepentingan kreditur, dilakukan di hadapan para kreditur. putusan pailit dinyatakan, pengadilan dapat meminta pembatalan. Dari ketentuan Pasal 41 dan 42 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pembuktian yang digunakan adalah sistem pembuktian terbalik, artinya beban pembuktian mengenai perbuatan hukum debitur (sebelum putusan) menyatakan pailit untuk menyatakan) terletak di pundak debitur pailit dan pihak ketiga yang bersangkutan akan melakukan perbuatan hukum dengan debitur apabila perbuatan hukum debitur itu dilakukan dalam jangka waktu 1 tahun sebelum putusan pailit, sehingga merugikan kepentingan para kreditor.
Lain halnya jika perbuatan hukum tersebut dilakukan oleh debitur dengan pihak ketiga dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun sebelum putusan dinyatakan pailit, dimana kurator berpendapat bahwa perbuatan hukum tersebut merugikan kepentingan kreditur atau kepentingan kreditur. kebangkrutan. harta warisan, maka kurator wajib membuktikannya.35. Dari bunyi Pasal 43 UUK-PKPU nampaknya beban pembuktian ada di pundak kurator, namun ternyata jika dibaca lebih lanjut Pasal 44 UUK-PKPU beban pembuktian justru ada pada debitur (pailit) dengan ketentuan putusan itu dilakukan dalam jangka waktu 1 tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan. 2) Perjanjian Sewa. Apabila sewa telah dibayar di muka, maka perjanjian sewa tidak dapat diakhiri lebih awal sebelum berakhirnya jangka waktu pembayaran sewa.
Dalam hal debitur telah membayar uang sewa terlebih dahulu (lunas), maka perjanjian sewa tidak dapat diakhiri lebih awal sebelum berakhirnya jangka waktu pembayaran sewa. Dalam hal ini sewa dari debitur akan menjadi utang dari harta pailit (Pasal 38 (ayat 4) No. 37 UU. Apabila dalam kontrak disepakati bahwa barang-barang yang biasa diperjualbelikan itu diserahterimakan) jangka waktu tertentu, maka pihak tersebut harus menyerahkan barangnya. Sebelum dilakukan peralihan, dinyatakan pailit akad, akad menjadi batal demi hukum dengan diucapkannya perintah pailit dan dalam hal pihak yang lain mengalami kerusakan akibat penghapusan, maka yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan ganti rugi sebagai kreditur rangkap.
Apabila wali amanat tidak memenuhi undangan atau menolak untuk mengambil alih perkara, maka tergugat berhak meminta agar perkara itu dihentikan, tetapi bila ia tidak memintanya maka perkara itu dapat dilanjutkan antara debitur (pailit). ) dan tergugat, di luar tanggung jawab harta pailit. 2) Dalam hal debitur (pailit) menjadi tergugat. Putusan menyatakan pailit mengandung arti bahwa segala putusan pengadilan terhadap setiap bagian harta debitur yang telah dimulai sebelum kepailitan harus dihentikan. Debitur yang berada dalam tahanan (sandera) harus segera dibebaskan setelah dinyatakan pailit, dengan tidak berlakunya Pasal 93 Undang-Undang Kepailitan.
Dalam keadaan pailit, debitur tidak dikenakan pembayaran denda, bahkan pembayaran denda yang dikenakan sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan. 51 Segala utang dan tagihan yang diambil alih setelah keputusan menyatakan pailit tidak dapat dikompensasikan (Pasal 52 ayat 2 UU Kepailitan). Apabila penerima barang tidak dapat mengembalikan barang yang diterima itu seperti semula, maka debitur harus membayar ganti rugi kepada ahli waris.
Dalam hal ini, jika ada orang yang membayar kepada debitur pailit untuk menuruti suatu perjanjian yang dikeluarkan sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan, maka orang tersebut dikecualikan dari harta pailit sepanjang tidak terbukti bahwa yang bersangkutan mengetahui adanya hal tersebut. keputusan untuk menyatakan pailit. Dalam hal ini sistem pembuktian yang digunakan adalah sistem pembuktian biasa, artinya bila wali mencurigai orang yang melakukan pembayaran mengetahui akan putusan dinyatakan pailit, maka orang yang melakukan pembayaran itu tidak dibebaskan dari tanggung jawabnya. harta pailit tidak, maka kurator harus membuktikannya. Dalam hal ini bila ada orang yang melakukan pembayaran kepada debitur pailit untuk memenuhi suatu perjanjian yang telah dibuat sebelum putusan pernyataan pailit, maka orang yang membayar itu tidak dikecualikan dari harta pailit, kecuali orang yang membayar itu dapat membuktikan pernyataan itu.
Dalam hal ini sistem pembuktian yang digunakan adalah sistem pembuktian terbalik, artinya apabila wali mencurigai orang yang melakukan pembayaran itu mengetahui adanya putusan pernyataan pailit pada tempat tinggal itu, maka menunjukkan orang yang membayar itu. dalam harta pailit, dia (yang membayar)lah yang harus membuktikan bahwa dia tidak mengetahui tentang putusan yang menyatakan pailit itu.
Pemberesan Harta Pailit
Kemudian pada bagian penjelasan Pasal 61 Kitab Undang-undang Kepailitan disebutkan: “Hak untuk menahan harta debitur tetap berlaku sampai utang itu dilunasi.” Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sekalipun ada putusan pailit, kreditor yang mempunyai hak gadai atau hak untuk menahan harta debitur pailit belum dibayar lunas. Undang-undang Kepailitan mewajibkan wali amanat untuk menyerbu benda-benda milik kreditur dengan membayar tagihan kreditur.
Hal ini secara tegas dinyatakan dalam ayat 4 Pasal 18 Undang-Undang Kepailitan, antara lain, bahwa wali amanat wajib membayar tagihan para kreditur yang mempunyai hak dari pemilik barang, agar barang itu dikembalikan dan memberi manfaat bagi yang bersangkutan. harta pailit. .40. Wali Amanat adalah suatu lembaga pengesahan hakim atau orang yang ditunjuk oleh pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta kekayaan debitur pailit di bawah pengawasan hakim pengawas sesuai dengan Undang-undang ini. Balai Harta Peninggalan merupakan suatu badan negara di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang memberikan pelayanan hukum di bidang kepailitan dan PKPU serta bidang lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BHP dapat ditunjuk oleh pengadilan niaga dengan putusan memberikan jasa hukum di bidang kepailitan dan PKPU. Apabila BHP menangani perkara kepailitan disebut wali amanat, sedangkan apabila BHP mengurus harta kekayaan debitur bersama-sama dengan debitur PKUP disebut pengurus. 59 tidak berwenang menjual harta debitur PKPU, sedangkan wali amanat berwenang menjual harta debitur pailit.42.
Orang perseorangan atau persekutuan perdata yang bertempat tinggal tetap di Indonesia yang mempunyai keahlian khusus yang diperlukan dalam penatausahaan dan/atau penyelesaian harta pailit. Dimasukkan dalam daftar pada kementerian yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang peraturan perundang-undangan.43. Hakim pengawas adalah hakim yang ditunjuk oleh pengadilan dengan putusan pailit atau putusan penundaan pembayaran kewajiban, Pasal 1 angka 8 UUK-PKPU.
Hakim pemeriksa pada hakikatnya adalah wakil pengadilan yang mengawasi pengurusan dan penyelesaian harta pailit oleh kurator. Di bidang penyelesaian dan pengurusan harta pailit, kurator bekerja setelah hakim menyatakan pailit, putusan pailit dimulai pukul 00.00 waktu setempat. Pada saat dinyatakan pailit, debitur pailit tidak lagi mempunyai wewenang menurut undang-undang untuk menguasai dan mengurus harta kekayaannya.45.
Berakhirnya Kepailitan