1 Diketahui kepemilikan saham suatu perusahaan terdiri dari 40% dimiliki oleh A, 30% oleh B, 10% oleh C, dan sisanya 20% dimiliki oleh publik. Jumlah lembar saham yang beredar adalah sebanyak 1 juta lembar. Perusahaan kemudian menambah saham sebanyak 200.000 lembar saham. Jika seluruh saham dibeli oleh B sebagai manajer perusahaan, berapa susunan kepemilikan saham setelah penambahan saham?
Jawaban :
Jumlah saham yang dimiliki oleh publik sebanyak 20% dari 1 juta lembar saham, yaitu 0.2 x 1.000.000 = 200.000 lembar saham.
Sebelum penambahan saham, kepemilikan saham A sebanyak 40% x 1.000.000 = 400.000 lembar saham, kepemilikan saham B sebanyak 30% x 1.000.000 = 300.000 lembar saham, kepemilikan saham C sebanyak 10% x 1.000.000 = 100.000 lembar saham, dan kepemilikan saham publik sebanyak 20% x 1.000.000 = 200.000 lembar saham.
Setelah penambahan saham sebanyak 200.000 lembar saham, jumlah total saham yang beredar menjadi 1.200.000 lembar saham.
Jika B membeli seluruh saham tambahan 200.000 lembar saham, maka kepemilikan saham B akan bertambah menjadi 500.000 lembar saham (300.000 lembar saham sebelumnya
ditambah dengan 200.000 lembar saham yang baru dibeli). Sementara itu, kepemilikan saham A, C, dan publik tidak berubah.
Sehingga susunan kepemilikan saham setelah penambahan saham menjadi:
A: 400.000 lembar saham (40% x 1.200.000)
B: 500.000 lembar saham (41.67% x 1.200.000)
C: 100.000 lembar saham (8.33% x 1.200.000)
Publik: 200.000 lembar saham (16.67% x 1.200.000)
2 Bagaimana cara menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik saham dengan menggunakan metoda relatif dan berapakah nilai intrinsik saham dengan metoda relatif jika diketahui Price Earnings Ratio (PER) suatu perusahaan adalah sebesar 10x serta laba bersih yang diperoleh perusahaan diperkirakan akan sebesar Rp500,- per lembarnya per tahun?
Jawaban :
Metode relatif dapat digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan
membandingkan rasio valuasi suatu saham dengan rasio valuasi saham sejenis di industri yang sama. Salah satu metode relatif yang sering digunakan adalah Price Earnings Ratio (PER).
Untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan metode relatif, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Cari PER dari perusahaan sejenis di industri yang sama dengan perusahaan yang akan dinilai.
2. Hitung rata-rata PER dari perusahaan-perusahaan tersebut.
3. Hitung nilai intrinsik saham dengan mengalikan rata-rata PER dengan laba bersih per lembarnya.
Misalnya, jika rata-rata PER perusahaan sejenis di industri yang sama adalah 15x, maka nilai intrinsik saham dengan metode relatif adalah: 15x x Rp500,- = Rp7.500,- per lembar saham Dengan asumsi bahwa B membeli seluruh saham tambahan sebanyak 200.000 lembar, maka kepemilikan saham setelah penambahan saham adalah sebagai berikut:
A: 40% x 1.000.000 = 400.000 lembar
B: 30% x 1.000.000 + 200.000 = 500.000 lembar
C: 10% x 1.000.000 = 100.000 lembar
Publik: 20% x 1.000.000 = 200.000 lembar
Dalam hal ini, B membeli semua saham tambahan sehingga kepemilikan saham B akan bertambah menjadi: 30% x 1.000.000 + 200.000 = 500.000 lembar + 200.000 lembar = 700.000 lembar
Sedangkan kepemilikan saham yang lain tidak berubah. Oleh karena itu, susunan kepemilikan saham setelah penambahan saham adalah sebagai berikut:
A: 40% x 1.000.000 = 400.000 lembar
B: 700.000 lembar
C: 10% x 1.000.000 = 100.000 lembar
Publik: 20% x 1.000.000 = 200.000 lembar
3 Obligasi pemerintah diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. Obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) dapat berupa Surat Utang Negara (SUN). SUN diatur oleh Undang-Undang No. 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. Untuk itu, a. Jelaskan tujuan pemerintah menerbitkan SUN!
b. Jelaskan macam bentuk SUN yang diterbitkan oleh pemerintah!
Jawaban :
a. Pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) atau obligasi pemerintah dengan tujuan untuk memperoleh sumber pendanaan guna membiayai berbagai program
pembangunan dan kegiatan negara, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan,
kesehatan, dan sebagainya. SUN juga digunakan untuk membantu menutupi defisit anggaran negara atau kekurangan dana negara dalam membiayai berbagai kegiatan. Dalam pengelolaan utang negara, SUN menjadi salah satu instrumen utama yang dikeluarkan pemerintah untuk memperoleh pinjaman dari masyarakat dan lembaga keuangan, baik di dalam maupun luar negeri. Melalui penerbitan SUN, pemerintah dapat menawarkan imbal hasil atau bunga kepada investor sebagai pengganti atas pinjaman yang diberikan. Dengan demikian, penerbitan SUN dapat memberikan manfaat ganda bagi pemerintah dan investor, yaitu memperoleh pendanaan dan keuntungan finansial.
b. Pemerintah Indonesia menerbitkan beberapa macam bentuk Surat Utang Negara (SUN), antara lain:
1. Obligasi Negara (ORI): merupakan SUN jangka panjang dengan jangka waktu lebih dari 5 tahun. ORI diterbitkan dengan tujuan untuk membiayai proyek-proyek strategis dan pembangunan infrastruktur, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
2. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN): merupakan SUN yang diterbitkan dengan prinsip syariah dan berdasarkan pada akad-akad yang diakui oleh hukum Islam. SBSN dapat berupa obligasi atau sukuk.
3. Surat Utang Negara Ritel (SUN Ritel): merupakan SUN yang diterbitkan dengan nilai kecil dan dijual langsung ke masyarakat melalui bank-bank umum. SUN Ritel
bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membeli SUN serta meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
4. Surat Utang Negara LBU (Lembaga Keuangan Bank Umum): merupakan SUN yang diterbitkan oleh pemerintah dan dijual kepada lembaga keuangan bank umum. SUN LBU biasanya memiliki jangka waktu yang pendek dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas lembaga keuangan bank umum.
Dengan menerbitkan SUN dalam berbagai macam bentuk tersebut, pemerintah dapat memperoleh dana untuk membiayai berbagai program pembangunan dan kegiatan
pemerintahan, sambil memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan yang relatif aman dan stabil.
4 Set efisien (efficient set) berisi dengan portofolio-portofolio efisien (efficient portfolios). Apa itu portofolio efisien (efficient portfolio)? Jelaskan!
Jawaban :
Portofolio efisien (efficient portfolio) merupakan suatu kombinasi portofolio aset investasi yang memberikan tingkat keuntungan yang optimal dengan risiko yang minimal, atau sebaliknya memberikan tingkat risiko yang optimal dengan tingkat keuntungan yang minimal. Portofolio efisien dapat dicapai dengan memilih kombinasi optimal antara aset investasi yang berbeda, seperti saham, obligasi, dan instrumen keuangan lainnya, dengan mempertimbangkan risiko dan keuntungan masing-masing aset.
Dalam konteks set efisien, portofolio efisien merupakan salah satu dari beberapa portofolio yang terletak pada frontier efisien atau garis batas efisien. Garis batas efisien menunjukkan kombinasi portofolio efisien yang dapat dicapai pada setiap tingkat risiko yang mungkin, dan merupakan target bagi investor yang ingin memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan risiko dalam portofolio mereka.
5 Model pemilihan portofolio dari Markowitz mengidentifikasikan portofolio-portofolio yang berada di efficiet set. Bagaimana langkah-langkah untuk memilih portofolio optimal menggunakan metoda Markowitz? Jelaskan!
Jawaban :
Langkah-langkah untuk memilih portofolio optimal menggunakan metode Markowitz adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data historis tentang return (imbal hasil) dan risiko dari setiap aset yang akan dipilih. Data historis ini dapat digunakan untuk memperkirakan nilai rata- rata (mean) dan simpangan baku (standard deviation) dari return setiap aset.
2. Menghitung matriks kovariansi dari return setiap aset. Matriks kovariansi ini
menunjukkan seberapa erat hubungan antara return dua aset atau lebih. Semakin besar kovariansi antara dua aset, semakin erat pula hubungan antara keduanya.
3. Menentukan tingkat keuntungan yang diharapkan atau target return dan tingkat risiko yang dapat diterima atau toleransi risiko investor. Investor harus mempertimbangkan profil risiko dan tujuan investasi untuk menentukan tingkat risiko yang dapat diterima.
4. Memilih portofolio yang optimal dengan mengoptimalkan rasio antara return dan risiko. Langkah ini dilakukan dengan memilih portofolio dengan rasio return dan risiko yang paling tinggi (atau paling efisien) dari seluruh portofolio yang ada di efficient set.
5. Menghitung alokasi optimal untuk masing-masing aset dalam portofolio. Alokasi ini didasarkan pada proporsi dari nilai total portofolio yang dialokasikan untuk masing- masing aset.
6. Memantau dan mengevaluasi portofolio secara berkala untuk memastikan bahwa portofolio masih sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko investor.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, investor dapat memilih portofolio yang optimal dan sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko mereka.