Menurut pemerintah, tujuan pemindahan ibu kota adalah untuk mewujudkan “Visi Indonesia Emas 2045” melalui transformasi ekonomi dan memastikan pemerataan pembangunan di seluruh negeri, bukan hanya terkonsentrasi di wilayah barat Indonesia.Menurut teori pusat pertumbuhan, mengingat IKN sebagai wujud pemerataan pembangunan, maka kehadiran modal akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.Oleh karena itu, pemindahan ibu kota diyakini dapat mengimbangi keterbelakangan pembangunan di wilayah tersebut.Pemerataan penduduk melalui pemindahan ibu kota juga akan mengurangi tekanan penduduk di Jakarta dan memberikan peluang pembangunan yang lebih adil bagi daerah lain.
Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan dapat meningkatkan arus masuk masyarakat ke ibu kota baru sehingga menciptakan aktivitas perekonomian baru. Hal ini dapat mendorong migrasi dan perluasan penduduk ke wilayah Kalimantan dan sekitarnya. Karena beban yang dihadapi Jakarta dan Jawa sudah terlalu tinggi, pemerintah juga dapat menawarkan insentif dan fasilitas untuk mendorong warganya pindah dan menetap di ibu kota baru.
Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus Penduduk (SUPAS) tahun 2015, 56,56 persen penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa.Namun di pulau lain proporsinya kurang dari 10%.
Persaingan yang ketat dapat menyebabkan pengangguran. Pemerintah merencanakan pemindahan ibu kota secara bertahap ke Kalimantan Timur.Dari sisi perekonomian, tantangan situasi perekonomian dan situasi dunia perlu menjadi pertimbangan dalam menetapkan peraturan mengenai pengembangan dan pengalihan IKN yang dilaksanakan secara bertahap.Perlu diketahui bahwa diperlukan pendanaan yang besar untuk memastikan seluruh tahapan pembangunan IKN terlaksana.Namun mengingat dampak positif dari pembangunan dan relokasi IKN, maka besaran dana/dana yang dibutuhkan menjadi kurang penting dalam mengukur tingkat pengorbanan yang perlu dilakukan.
Sumber Referensi BMP ESPA4535