TUGAS II
ANALISIS DERET WAKTU
Oleh
Nama : Elisabeth Evelin Karuna
NPM : F1F019025
Dosen Pengampu : Dr. Fanani Haryo Widodo, M.Sc.
PROGRAM STUDI STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BENGKULU
2023
ASSIGNMENT II ANALISIS DERET WAKTU
1. Berikut ini adalah hasil deskriptif dan identifikasi awal dari suatu data time series (Gambar 1-S32 dan Gambar 1-S33) tentang demand produk “Z” dengan size data observasi time series N = 72, mean = 750, dan St.Deviasi = 25,5.
Gambar (1-S32). ACF untuk 𝑍𝑡 Gambar (1-S33). PACF untuk 𝑍𝑡 a. Berdasarkan bentuk ACF dan PACF diatas, model ARIMA order berapa yang
sesuai untuk data tersebut. Jelaskan alasan anda.
Jawab :
Berdasarkan plot ACF dan PACF dari data demand produk “Z” dapat dilihat bahwa model yang cocok adalah AR(2) atau ARIMA (2,0,0). Hal ini dikarenakan berdasarkan plot ACF terlihat bahwa bentuk grafik yang berpola dies down (menurun) mengikuti pola eksponensial atau gelombang sinus dan berdasarkan plot PACF terlihat bahwa lag 1 dan lag 2 signifikan, serta grafik PACF cut off (terputus) setelah lag ke 2.
b. Tentukan taksiran parameter-parameter model dugaan dengan menggunakan metode Yule-Walker atau metode momen. Tulis secara lengkap persamaan model ARIMA dugaan anda.
Jawab :
Model AR(2) : 𝑍𝑡 = 𝜙1𝑍𝑡−1+ 𝜙2𝑍𝑡−2+ 𝑎𝑡
Dalam metode momen, 𝜌1 ditaksir dengan 𝑟1, yaitu sampel autokorelasi pada lag 1.
Berdasarkan plot ACF dan PACF, diperoleh nilai 𝑟1 = 0.90 dan 𝑟2 = 0.69.
Sehingga, taksiran parameter untuk model AR(2) dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
𝜙̂1 =𝑟1(1 − 𝑟2)
1 − 𝑟12 𝜙̂2 =𝑟2− 𝑟12 1 − 𝑟12
 𝜙̂1
𝜙̂1 = 𝑟1(1 − 𝑟2) 1 − 𝑟12
= 0.90(1 − 0.69) 1 − (0.90)2
= 0.90(0.31) 1 − 0.81
= 0.279 0.19
= 1.4684
 𝜙̂2
𝜙̂2 = 𝑟2− 𝑟12 1 − 𝑟12
= 0.69 − (0.90)2 1 − (0.90)2
= 0.69 − 0.81 1 − 0.81
= −0.12 0.19
= −0.6316
Sehingga model AR(2) atau ARIMA(2,0,0) adalah sebagai berikut:
𝑍𝑡 = 𝜙1𝑍𝑡−1+ 𝜙2𝑍𝑡−2+ 𝑎𝑡
= 1.4684𝑍𝑡−1− 0.6316𝑍𝑡−2+ 𝑎𝑡
Jadi, model AR(2) atau ARIMA(2,0,0) yang terbentuk adalah 𝑍𝑡 = 1.4684𝑍𝑡−1− 0.6316𝑍 + 𝑎 .
c. Hitung pula berapa nilai taksiran dari 𝜎2 untuk model ini.
Jawab :
Diketahui: 𝑆 = 25.5 Ditanya: 𝜎2 = ⋯ ? Penyelesaian:
𝜎2 = (1 − 𝜙̂1𝑟1− 𝜙̂2𝑟2) 𝑆2
= (1 − ((1.4684)(0.90)) − ((−0.6316)(0.69))) (25.5)2
= (1 − (1.3216) − (−0.4358)) (650.25)
= (0.1142) (650.25)
= 74.2872
Jadi, nilai taksiran dari 𝜎2 adalah sebesar 74.2872.
2. Berikut adalah hasil deskriptif dan identifikasi awal dari suatu data time series sebagaimana diberikan Gambar (1-S35) dan Gambar (1- S36).
Gambar (1-S35). ACF untuk 𝑍𝑡 Gambar (1-S36). PACF untuk 𝑍𝑡 a. Apa dugaan model yang sesuai untuk data ini.
Jawab :
Berdasarkan plot ACF dan PACF dari data yang ada dapat dilihat bahwa model yang cocok adalah MA(1) atau ARIMA (0,0,1). Hal ini dikarenakan berdasarkan plot ACF terlihat bahwa lag 1 signifikan dan grafik ACF cut off (terputus) setelah lag ke 1 dan berdasarkan plot PACF terlihat bahwa bentuk grafik yang berpola dies down (menurun) mengikuti pola eksponensial atau gelombang sinus.
b. Tentukan taksiran parameter-parameter model dugaan dengan menggunakan metode Yule-Walker atau metode momen.
Jawab :
Model MA(1) : 𝑍𝑡 = 𝑎𝑡− 𝜃1𝑎𝑡−1
Dalam metode momen, 𝜌1 ditaksir dengan 𝑟1, yaitu sampel autokorelasi pada lag 1.
Berdasarkan plot ACF dan PACF, diperoleh nilai 𝑟1 = −0.452. Sehingga, taksiran parameter untuk model MA(1) dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
𝜃̂1 = −1 ± √1 − 4𝑟12 2𝑟1
 𝜃̂1
𝜃̂1 = −1 ± √1 − 4𝑟12 2𝑟1
= −1 ± √1 − (4(−0.452)2) 2(−0.452)
= −1 ± √1 − (4(0.2043))
−0.9040
= −1 ± √1 − 0.8172
−0.9040
= −1 ± √0.1828
−0.9040
= −1 ± 0.4275
−0.9040
Sehingga diperoleh nilai estimasi parameter model MA(1) adalah sebagai berikut:
𝜃̂1 = −1 + 0.4275
−0.9040 atau 𝜃̂1 = −1 − 0.4275
−0.9040
= 0.6333 = 1.5791
Berdasarkan hasil estimasi parameter yang ada, diperoleh dua solusi atau dua nilai estimasi parameter dan hanya satu dari dua solusi itu yang akan memenuhi syarat
invertibilitas, yaitu ketika:
|𝜃1| < 1
Sehingga, nilai estimasi parameter model MA(1) yang memenuhi |𝜃1| < 1 adalah ketika nilai 𝜃̂1 = 0.6333, dengan model MA(1) adalah sebagai berikut:
𝑍𝑡 = 𝑎𝑡− 𝜃1𝑎𝑡−1
= 𝑎𝑡− 0.6333𝑎𝑡−1
Jadi, model MA(1) atau ARIMA(0,0,1) yang terbentuk adalah 𝑍𝑡 = 𝑎𝑡− 0.6333𝑎𝑡−1.
c. Hitung pula berapa nilai taksiran dari 𝜎2 untuk model ini.
Jawab :
Diketahui: 𝑆 = 1.209 Ditanya: 𝜎2 = ⋯ ? Penyelesaian:
𝜎2 = 𝑆2 1 + 𝜃̂12
= (1.209)2 1 + (0.6333)2
= 1.4617 1 + 0.4011
= 1.4617 1.4011
= 1.0433
Jadi, nilai taksiran dari 𝜎2 adalah sebesar 1.0433.
3. Hasil identifikasi suatu data time series tentang penjualan harian suatu produk dengan MINITAB menghasilkan dugaan model seperti output di Gambar (1- S37).
Gambar (1-S37)
a. Apa dugaan model yang sesuai untuk data ini. Tuliskan bentuk model matematis beserta nilai taksiran parameternya berdasarkan output tersebut. Kemudian interpretasikan arti model itu dikaitkan dengan penjualan harian produk Y.
Jawab :
Berdasarkan Gambar (1-S37), diperoleh bahwa:
 Nilai Estimasi Parameter
𝜇′= 20 𝜙1 = 0.6000 𝜙2 = 0.2000
 Model Matematis
Model ARIMA(2,1,0) sebagai berikut:
𝑍𝑡 = 𝜇′+ 𝜙1𝑍𝑡−1+ 𝜙2𝑍𝑡−2+ 𝑎𝑡
= 20 + 0.6000𝑍𝑡−1+ 0.2000𝑍𝑡−2+ 𝑎𝑡
 Interpretasi
Berdasarkan model ARIMA (2,1,0) yang ada, diperoleh nilai konstanta sebesar 20, nilai koefisien AR(1) sebesar 0.6000, dan nilai koefisien AR(2) sebesar 0.2000. Untuk nilai koefisien AR(1) sebesar 0.6000, artinya jika terjadi peningkatan sebuah nilai pada satu periode sebelumnya (𝑡 − 1) sebesar 1 satuan, maka penjualan harian produk Y pada periode t akan meningkat sebesar 0.6 satuan,
𝜇′= Konstanta
dimana yang lain dianggap konstan. Untuk nilai koefisien AR(2) sebesar 0.2000, artinya jika terjadi peningkatan sebuah nilai pada satu periode sebelumnya (𝑡 − 2) sebesar 1 satuan, maka penjualan harian produk Y pada periode t akan meningkat sebesar 0.2 satuan, dimana yang lain dianggap konstan.
b. Jika diperoleh nilai sampel ACF lag 1 s.d. 6 dari residual (error) model seperti ditunjukkan Tabel (1-S38), lakukan diagnostic checking untuk mengetahui apakah residual telah white noise. Apakah model sudah sesuai? Jelaskan.
Tabel (1-S38)
Jawab:
Diketahui:
𝑛 = 200 𝑘 = 1,2,3,4,5,6
Ditanya: Apakah model sudah sesuai?
Penyelesaian:
Untuk mengetahui model yang diperoleh telah sesuai atau belum dapat dilakukan dengan uji kesesuaian model, yaitu uji apakah residual telah white noise. Uji yang digunakan adalah uji Ljung-Box, dengan langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:
a) Hipotesis
𝐻0 ∶ 𝜌1 = 𝜌2 = ⋯ = 𝜌𝑘 (Residual memenuhi syarat white noise)
𝐻1 ∶ Minimal ada 𝜌𝑖 ≠ 0 untuk 𝑖 = 1,2, … , 𝑘 (Residual tidak white noise) b) Taraf pengujian
𝛼 = 5%
b) Statistik Uji
𝑄∗ = 𝑛(𝑛 + 2) ∑ 𝑟𝑘2 𝑛 − 𝑘
𝐾
𝑘=1
= 200(200 + 2) ∑ 𝑟𝑘2 𝑛 − 𝑘
6
𝑘=1
= 200(202) ( 𝑟12
200 − 1+ 𝑟22
200 − 2+ 𝑟32
200 − 3+ 𝑟42
200 − 4+ 𝑟52
200 − 5+ 𝑟62 200 − 6)
= 200(202) ((0.06)2
199 +(0.05)2
198 +(−0.01)2
197 +(−0.04)2
196 +(−0.06)2
195 +(−0.07)2 194 )
= 40400 (0.0036
199 +0.0025
198 +0.0001
197 +0.0016
196 +0.0036
195 +0.0049 194 )
= 3.3575
d) Kriteria Penolakan
Tolak 𝐻0 jika 𝑄∗> 𝜒𝛼;𝑑𝑓=𝐾−𝑝−𝑞2 Terima 𝐻0 jika 𝑄∗< 𝜒𝛼;𝑑𝑓=𝐾−𝑝−𝑞2 dimana:
𝜒𝛼;𝑑𝑓=𝐾−𝑝−𝑞2 = 𝜒0.05;𝑑𝑓=6−2−02 = 𝜒0.05;42 = 9.48773 e) Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji Ljung-Box yang ada, maka dapat dilihat bahwa nilai 𝑄∗ = 3.3575 < 𝜒𝛼;𝑑𝑓=𝐾−𝑝−𝑞2 = 9.48773, maka terima 𝐻0. Artinya, pada taraf nyata pengujian 5%, residual memenuhi syarat white noise. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang diperoleh sudah sesuai.