TUGAS INDIVIDU BERPIKIR KRITIS
ARTIKEL HEPATITIS B PADA IBU HAMIL Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Berpikir Kritis
Dosen Pengampu :
1. Siti Rofi’ah, S.ST,Bdn, M.Kes.
2. Sri Widatiningsih, M.Mid, Bdn.
Di Susun Oleh : Nur Khofifah Taufik
P1337424520019
PROGRAM STUDI KEBIDANAN MAGELANG PROGRAM SARJANA TERAPAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2024
Artikel Kebidanan
HEPATITIS B PADA IBU HAMIL Hepatitis in pregnant women
Nur Khofifah Taufik1
Prodi Sarjana Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang Email: [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang: Hepatitis B merupakan penyakit endemis di Asia dan Afrika. Gejalanya dapat berat menjadi fulminan hepatitis. Penyakit yang disebabkan oleh virus, bersifat akut, terutama ditularkan secara parenteral tetapi dapat juga secara oral, melalui hubungan yang erat antara penderita dengan orang lain, dari ibu ke bayinya. Infeksi virus hepatitis B (VHB) merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di seluruh dunia, berdasarkan WHO angka kejadian infeksi virus hepatitis B (VHB) dan hepatitis C tahun 2023, sekitar 350 juta orang hidup dengan infeksi virus hepatitis kronis, menyebabkan 1,1 juta kematian dan 3 juta infeksi baru setiap tahun.
[ CITATION WHO24 \l 1033 ]. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2023, sekitar 7,1% atau 18 juta masyarakat Indonesia terinfeksi hepatitis B. Dari jumlah tersebut, 50%
diantaranya berisiko menjadi kronis dan 900.000 dapat menjadi kanker hati. Bersama 20 negara lain di dunia, Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka kasus penyakit hepatitis tertinggi di dunia. Secara global prevalensi hepatitis B mencapai 2 miliar kasus. Sebanyak 240 juta di antaranya adalah carrier kronis dan berisiko berkembang menjadi kanker hati. Hepatisis B menyebabkan angka kematian yang tinggi, sekitar 500-700 ribu per tahun. Infeksi akut VHB pada kehamilan trimester III sering berkembang menjadi/menyebabkan hepatitis fulminant dan persalinan prematur sedangkan pada persalinan dapat menyebabkan perdarahan postpartum terutama bila terjadi gangguan fungsi hati. Tingginya prevalensi Hepatitis B di Indonesia, sifat virus Hepatitis B yang sangat infeksius, dan kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang Hepatitis B. Penanganan Hepatitis B di Indonesia secara umum dapat dibagi menjadi upaya memutus rantai penularan virus Hepatitis B dan penanganan secara tepat penderita Hepatitis B. Pemutusan rantai penularan virus Hepatitis B bisa dilakukan secara vertikal maupun horizontal.
Kata kunci : Virus hepatitis B (VHB), hepatitis pada ibu hamil, pencegahan, penanganan.
PENDAHULUAN
Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang di dunia, termasuk di Indonesia. Infeksi virus hepatitis B (VHB) merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di seluruh dunia, berdasarkan WHO angka kejadian infeksi virus hepatitis B (VHB) dan hepatitis C tahun 2023, sekitar 350 juta orang hidup dengan infeksi virus hepatitis kronis, menyebabkan 1,1 juta kematian dan 3 juta infeksi baru setiap tahun.[ CITATION WHO24 \l 1033 ]. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2023, sekitar 7,1% atau 18 juta masyarakat Indonesia terinfeksi hepatitis B. Dari jumlah tersebut, 50% diantaranya berisiko menjadi kronis dan 900.000 dapat menjadi kanker hati[ CITATION Tar23 \l 1033 ]. Bersama 20 negara lain di dunia, Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka kasus penyakit hepatitis tertinggi di dunia. Secara global prevalensi hepatitis B mencapai 2 miliar kasus.
Sebanyak 240 juta di antaranya adalah carrier kronis dan berisiko berkembang menjadi kanker hati. Hepatisis B menyebabkan angka kematian yang tinggi, sekitar 500-700 ribu per tahun[ CITATION Zuh23 \l 1033 ].
Hepatitis B merupakan penyakit endemis di Asia dan Afrika. Gejalanya dapat berat menjadi fulminan hepatitis. Penyakit yang disebabkan oleh virus, bersifat akut, terutama ditularkan secara parenteral tetapi dapat juga secara oral, melalui hubungan yang erat antara penderita dengan orang lain, dari ibu ke bayinya. Penyakit ini dapat terjadi dalam bentuk akut, subklinis dan kronik. Merupakan Jenis hepatitis yang berat dan dapat mengakibatkan kematian bagi penderitanya akibat sirosis atau kerusakan fungsi hati dan kanker hati[ CITATION Ros192 \l 1033 ].
Virus Hepatitis B dapat ditularkan melalui darah, transmisi vertikal, dan hubungan seksual.
Tingkat infeksinya cukup tinggi, dan insiden kasus akut sangat tinggi pada orang dewasa.
Walaupun lebih dari 90% penderita infeksi akut virus Hepatitis B dapat sembuh dan pada akhirnya membentuk kekebalan alami terhadap virus ini, namun sisanya akan menjadi penderita infeksi virus Hepatitis B kronik. Penderita infeksi kronik ini akan menjadi carrier seumur hidup dan menjadi sumber penularan bagi orang-orang disekitarnya. Selain itu, mereka berisiko besar mengalami penyakit keganasan pada hati, yaitu karsinoma hepatoseluler. Masalahnya adalah umumnya penderita infeksi hepatitis B kronik adalah mereka yang terinfeksi pada masa bayi atau anak-anak, dengan sumber penularannya adalah dari ibu. Transmisi vertikal virus Hepatitis B dari ibu ke bayi, merupakan kontributor tertinggi terjadinya hepatitis B kronik pada masa dewasa yang dapat berakhir dengan kanker hati atau sirosis[ CITATION Jal18 \l 1033 ].
Penanganan Hepatitis B di Indonesia adalah masalah yang rumit dan membutuhkan koordinasi dari banyak pihak. Sulitnya penanganan ini antara lain disebabkan karena tingginya prevalensi Hepatitis B di Indonesia, sifat virus Hepatitis B yang sangat infeksius, dan kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang Hepatitis B. Penanganan Hepatitis B di Indonesia secara umum dapat dibagi menjadi upaya memutus rantai penularan virus Hepatitis B dan penanganan secara tepat penderita Hepatitis B. Pemutusan rantai penularan virus Hepatitis B bisa dilakukan secara vertikal maupun horizontal. Penanganan penderita Hepatitis B secara tepat, selain berguna untuk menekan angka kejadian sirosis dan kanker hati, juga berguna untuk mencegah penularan dengan cara mengurangi tingkat infeksiusitas penderita[ CITATION Nov \l 1033 ].
PEMBAHASAN Virus Hepatitis B
Hepatitis B merupakan jenis hepatitis yang berbahaya. Jenis hepatitis ini merupakan jenis yang paling mudah menular dibanding jenis hepatitis yang lain. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus DNA berselubung ganda berukuran 42 nm yang memiliki lapisan permukaan dan bagian inti. Virus hepatitis B (HBV) merupakan penyebab hepatitis akut pada kehamilan yang paling sering. Masa inkubasi rata-rata adalah sekitar 60 hingga 90 hari. Masa inkubasi dari waktu terpapar sampai muncul gejala adalah 6 minggu sampai 6 bulan. Di Amerika Serikat sebagian besar infeksi terjadi akibat hubungan seksual. Tipe B (serum atau hepatitis dengan masa inkubasi panjang) juga banyak diderita oleh pengidap virus HIV-positif. Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan dapat mengurangi kasus yang disebabkan oleh transfusi[ CITATION Ros192 \l 1033 ].
Angka Kejadian Virus Hepatitis B (VHB)
Berdasarkan WHO angka kejadian infeksi virus hepatitis B (VHB) dan hepatitis C tahun 2023, sekitar 350 juta orang hidup dengan infeksi virus hepatitis kronis, menyebabkan 1,1 juta kematian dan 3 juta infeksi baru setiap tahun.[ CITATION WHO24 \l 1033 ]. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2023, sekitar 7,1% atau 18 juta masyarakat Indonesia terinfeksi hepatitis B. Dari jumlah tersebut, 50% diantaranya berisiko menjadi kronis dan 900.000 dapat menjadi kanker hati[ CITATION Tar23 \l 1033 ]. Bersama 20 negara lain di dunia, Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka kasus penyakit hepatitis tertinggi di dunia. Secara global prevalensi hepatitis B mencapai 2 miliar kasus. Sebanyak 240 juta di antaranya adalah carrier kronis dan berisiko berkembang menjadi kanker hati. Hepatisis B menyebabkan angka kematian yang tinggi, sekitar 500-700 ribu per tahun[ CITATION Zuh23 \l 1033 ].
Penyebab Penyakit Virus Hepatitis B (VHB)
Penyebab penyakit adalah virus Hepatitis B (VHB) yang termasuk family Hepadnavirus dan berukuran sangat kecil (42nm). VHB merupakan virus DNA dan sampai saat ini terdapat 8 genotip VHB yang telah teridentifikasi, yaitu genotip A-H. VHB memiliki 3 morfologi dan mampu mengkode 4 jenis antigen, yaitu HBsAg, HBeAg, HBcAg, dan HBxAg[CITATION Nov \l 1033 ].
Penularan Virus Hepatitis B (VHB)
VHB dapat ditemukan dalam darah, air liur, air susu ibu, cairan sperma atau vagina penderita.
Penularan hepatitis B terjadi melalui kontak darah, cairan tubuh ataupun material lain yang terinfeksi seperti jarum suntik, alat-alat bedah yang tidak steril, peralatan dokter gigi yang tidak steril, jarum akupunktur, jarum tato, jarum tindik yang tidak steril, transfusi darah dan gigitan manusia. Penggunaan bersama alat-alat yang dapat menimbulkan luka dapat menjadi media penularan VHB, sepeti pisau cukur, sikat gigi, gunting kuku, pisau yang terkontaminasi dan lain- lain. Penularan hepatitis B dapat juga terjadi dari ibu yang menerita hepatitis B kepada janin yang dilahirkannya. Karena VHB dapat ditemukan di sperma maupun cairan vagina, maka penularan dapat terjadi pula melalui hubungan seksual[ CITATION Ros192 \l 1033 ].
Ada 2 golongan cara penularan infeksi VHB, yaitu penularan horizontal dan penularan vertikal.
Cara penularan horizontal terjadi dari seorang pengidap infeksi VHB kepada individu yang masih rentan di sekelilingnya. Penularan horizontal dapat terjadi melalui kulit atau melalui selaput lender, sedangkan penularan vertikal terjadi dari seorang pengidap yang hamil kepada bayi yang dilahirkannya[ CITATION Nov \l 1033 ].
Bahaya Virus Hepatitis B (VHB) Pada Ibu Hamil
Infeksi akut VHB pada kehamilan trimester III sering berkembang menjadi/menyebabkan hepatitis fulminant dan persalinan prematur sedangkan pada persalinan dapat menyebabkan perdarahan postpartum terutama bila terjadi gangguan fungsi hati. Dikarenakan adanya gangguan pada fungsi hati maka terjadi perpanjangan waktu protrombin dan waktu aktivasi parsial tromboplastin yang dapat menyebabkan kecenderungan perdarahan, terutama perdarahan post partum[ CITATION Nov \l 1033 ].
Bahaya Virus Hepatitis B (VHB) Bagi Janin Yang Dikandungnya
Pada infeksi VHB akut insidensi untuk terjadinya berat bayi lahir rendah dan prematur lebih tinggi. Dimana diabetes gestasional, perdarahan antepartum dan persalinan prematur lebih
sering terjadi pada infeksi VHB kronik. Kelahiran prematur meningkat sebesar 1535%, yang kemungkinan disebabkan karena keadaan penyakitnya yang berat, pengaruh virus pada janin atau plasenta. Diperkirakan bahwa kenaikan kadar asam empedu dan asam lemak bebas bersama dengan timbulnya ikterus dapat meningkatkan tonus otot uterus dan memulai persalinan[ CITATION Nov \l 1033 ].
Langkah Penanganan Virus Hepatitis B (VHB)
Langkah Penanganan Virus Hepatitis B (VHB) menurut Rafhani[ CITATION Ros192 \l 1033 ], meliputi :
1. Mendapat kombinasi antibodi pasif (immunoglobulin) dan imunisasi aktif vaksin hepatitis B
2. Tidak minum alcohol
3. Menghindari obat-obatan yang hepatotoksis seperti asetaminofen yang dapat memperburuk kerusakan hati
4. Tidak mendonor darah, bagian tubuh dan jaringan
5. Tidak menggunakan alat pribadi yang dapat berdarah dengan orang lain misalnya sikat gigi dan pisau cukur
6. Menginformasikan pada Dokter Anak, Kandungan Kebidanan dan perawat bahwa mereka carrier hepatitis B
7. Memastikan bahwa bayi mereka mendapat vaksin hepatitis B waktu lahir, umur 1 bulan, dan 6 bulan
8. Kontrol sedikitnya setahun sekali ke dokter
9. Mendiskusikan resiko penularan dengan pasangan mereka dan mendiskusikan pentingnya konseling dan pemeriksaan
Cara Pencegahan Penularan Virus Hepatitis B (VHB)
Pemeriksaan HBsAg dianjurkan pada semua perempuan hamil, baik yang sudah pernah melakukan pemeriksaan sebelumnya maupun yang telah melakukan vaksinasi. Mengidentifikasi VHB positif pada perempuan hamil merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah transmisi pada bayi baru lahir dengan pemberian profilaksis secara aktif maupun pasif segera setelah lahir[ CITATION Nov \l 1033 ].
Pencegahan virus hepatiis B (VHB) menutur Rafhani [ CITATION Ros192 \l 1033 ] :
1. Melakukan imunisasi hepatitis sebelum melakukan perjalanan ke daerah endemis HBV 2. Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari hari.
3. Rumah sehat dan lingkungan sehat sangat efektip dalam pencegahan.
4. Dengan BAB ( Buang Air Besar) di jamban akan membantu pencegahan penularan penyakit Hepatitis B.
5. Infeksi oleh virus hepatitis B dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi hepatitis B pada individu yang belum terjangkit virus hepatitis B.
6. Imunisasi bayi dengan Vaksin Hepatitis B sebanyak 3 kali. America College of Obstetricians and Gynecologists dan Centers for Disease Control and Prevention merekomendasikan penapisan rutin virus hepatitis B untuk HbsAg bagi semua wanita- wanita yang carrier kronis hepatitis B. Wanita-wanita yang uji HbsAB negatif harus diberi vaksinasi jika mereka sebelumnya belum divaksinasi. Kehamilan bukan merupakan kontradikasi untuk vaksin hepatitis B atau HBIG. Jika wanita yang rentan belum pernah divaksinasi untuk hepatitis A atau Hepatitis B, sekarang tersedia vaksin kombinasi (TWINRIX), yang diberikan dalam jadwal 3 dosis yang akan memberi imunitas terhadap kedua virus. Advisory Committee on Immunization Practies (ACIP) dan American Academy of Family Physicians (AAFP) merekomendasikan jadwal 3 dosis vaksinasi hepatitis B berikut:
a. Dosis awal Hepatitis B : saat melahirkan sebelum pemulangan dari rumah sakit dengan interval minimum ke dosis berikutnya 4 minggu.
b. Dosis kedua Hepatitis B : 1 sampai 4 bulan ; interval minimum ke dosis berikutnya 8 minggu.
c. Dosis ketiga Hepatitis B : 6 sampai 18 Bulan; sebaiknya tidak diberikan sebelum usia 6 bulan.
Pemberian imunisasi hepatitis B sebaiknya sedini mungkin yaitu saat bayi hendak pulang dari rumah bersalin.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada daerah endemis seperti Indonesia dengan angka transmisi hepatitis B secara vertikal yang tinggi diperlukan upaya pencegahan penularan sejak hamil agar menurunkan angka transmisi hepatitis B.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin, S. (2018). Transmisi Vertikal Virus Hepatitis B. UIN Alaudin Makassar (pp. 1-191). Makassar:
UIN Alaudin Makassar.
Noviani, W. (2017). Hepatitis dalam Kehamilan. Universitas Abulyatama (pp. 1-32). Aceh: Universitas Abulyatama.
Rosidah, Rafhani & Nurul Azizah. (2019). Buku Ajar Obstetri Pathologi. Sidoarjo: UMSIDA Press.
Tarmizi, S. N. (2023, Mei 17). Perilaku Beresiko Merupakan Penularan Hepatitis Lebih Dari 35 Ribu Bayi. Retrieved Maret 24, 2024, from Kemenkes: https://www.kemkes.go.id/id/rilis-kesehatan/prilaku- beresiko-merupakan-penularan-hepatitis-lebih-dari-35-ribu-bayi
WHO. (2024). World Hepatitis Day. Retrieved Maret 24, 2024, from World Health Organiation:
https://www.who.int/indonesia/news/events/world-hepatitis-day/2023
Zuhdi, N. (2023, Mei 16). Indonesia Termasuk 20 Negara dengan Angka Hepatitis yang Tertinggi Global. Retrieved Maret 24, 2024, from Indonesia Termasuk 20 Negara dengan Angka Hepatitis yang Tertinggi Global: https://mediaindonesia.com/humaniora/581686/indonesia-termasuk-20- negara-dengan-angka-hepatitis-yang-tertinggi-global